Home / Urban / BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM / 3. ADA ALASAN LAIN UNTUK PERGI

Share

3. ADA ALASAN LAIN UNTUK PERGI

Author: Blue Sky
last update Last Updated: 2024-03-03 09:40:02

Suara gerimis hujan malam menjadi musik yang menemani makan malam keluarga ini. Walau hanya makan nasi putih dengan ikan asin, namun itu sudah lebih dari cukup untuk mengisi perut.

"Makannya yang banyak, Nak." kata Pak Adam sambil menambahkan nasi ke piring pria itu.

"Iya, Pak." jawabnya singkat sambil tersenyum sedikit menahan malu.

Sambil makan, pria itu menatap dua orang tua itu dalam diam. Faktanya, dia sudah mengingat apa yang dialaminya sampai bisa menetap di rumah ini. Dan dia juga harus membalas dendam kepada orang yang telah membuatnya mengalami penderitaan sebanyak ini.

Nama aslinya adalah Dylan Abraham, pria yang merupakan pangeran sekaligus pemimpin dari Keluarga Tersembunyi Abraham yang merupakan salah satu dari lima keluarga teratas di Negara Moonland ini.

Karena persaingan curang untuk menjadi pemimpin keluarga Abraham tersebut, dia pun akhirnya dikhianati dan hendak dibunuh namun akhirnya diselamatkan oleh keluarga Pak Adam.

Dylan pun mempunyai identitas lain yang dirahasiakan yaitu Pangeran Tangan Kilat, yang merupakan kemampuan bertarung dengan gerakan secepat kilat, bahkan menjadi pelatih perguruan beladiri rahasia Super Fast yang terkenal di negara Moonland.

Meskipun begitu hanya beberapa orang saja yang tahu tentang identitas rahasia tersebut.

"Pak, rencananya saya mau merantau minggu depan ke kota Valley untuk merubah nasib." kata Dylan dengan pelan tiba-tiba meminta izin.

"Karena bapak sekarang sudah tua dan sakit-sakitan, izinkan saya yang bekerja mencari uang untuk membantu keluarga ini." tambah Dylan.

"Lho kenapa, apa kamu sudah tidak betah lagi untuk tinggal dengan keluarga ini?" tanya Pak Adam.

"Bukan seperti itu pak, izinkan saya gantian membalas budi untuk keluarga ini yang sudah merawat saya selama beberapa bulan dengan bekerja mencari uang untuk keluarga ini."

"Bapak kan sudah tua dan sakit-sakitan, jadi saya berinisiatif untuk bekerja ke kota Valley karena ada teman yang mengajak kerja di salah satu pabrik yang berada di kota itu." jawab Dylan kembali dengan tegas.

Tampak wajah sedih bapak dan ibu angkat Dylan, mereka yang sudah menganggapnya sebagai anak kandung mereka walaupun hanya ditemukan beberapa bulan yang lalu.

Meskipun begitu mereka bahkan tidak bisa menahannya karena tentu saja apa yang dikatakan oleh Dylan itu adalah benar dan masuk akal.

Pak Adam yang sudah tambah tua dan mulai sakit-sakitan tentu saja tidak bisa lagi untuk mencari nafkah keluarga.

Selain itu, Dylan memang bukan putra aslinya hingga membuat mereka merasa tidak berhak menahan pria kesayangan keluarga itu untuk tetap tinggal bersama dengan mereka selama-lamanya.

Keesokan paginya, Dylan tampak menghubungi teman yang mengajaknya merantau untuk bekerja di sebuah pabrik di kota Valley, katanya pekerjaannya mudah dan hasilnya lumayan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Azen adalah sahabat satu-satunya Dylan dari desa itu. Dia adalah orang yang membantu merawat Dylan saat proses penyembuhannya dulu karena rumahnya tidak terlalu jauh dengan rumah Pak Adam. Ketika berhasil membalas dendam nanti, Dylan pasti tidak akan melupakan jasanya.

"Masih ada nggak lowongan kerja di tempatmu yang kamu katakan kemarin itu?" tanya Dylan kepada Azen di telepon. "Aku sudah minta izin sama bapak dan ibu untuk berangkat ke sana."

Temannya yang bernama Azen dari seberang telepon pun menjawab dengan suara jelas. "Ada Dylan, kerja di pabrik sini gajinya lumayan, 3 juta rupiah untuk satu bulan."

"Syaratnya pun juga mudah karena aku memiliki orang dalam di sini, jadi semuanya aman." jawab Azen dengan mantap.

"Terima kasih atas bantuanmu ya. Suatu saat nanti aku pasti akan membalas semua kebaikanmu." kata Dylan sambil menutup telepon.

Ibu Adam pun keluar dari dapur dengan membawa teh panas dan diletakkan di atas meja depan Dylan.

"Diminum dulu tehnya mumpung masih hangat, nak Dylan." katanya pelan.

"Iya terima kasih bu." jawab Dylan.

Srupppp...

Dylan pun segera menyeruput teh hangat yang diberikan oleh bu Adam itu.

"Bapak dan ibu sudah mengizinkan kamu untuk merantau, Nak." kata bu Adam.

"Hati-hati di sana, jangan lupa makan dan jaga kesehatan." tambah wanita tua itu dengan wajah tampak sedih.

Bagaimanapun juga dia telah merawat lelaki yang dianggap sebagai putranya itu selama beberapa bulan hingga membuatnya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika akan berpisah dengan Dylan.

Ada alasan lain yang membuat Dylan merantau ke kota Valley namun tidak disampaikannya ke bapak dan ibunya karena itu berkaitan dengan awal mula rencananya bangkit untuk membalas dendam dan mengambil haknya kembali sebagai seorang pangeran di keluarga tersembunyi yang begitu disegani di Negara Moonland itu.

''Aku akan membalas kebaikan kalian semua pak, bu." kata Dylan.

'Selain itu aku juga akan membalas kalian semua yang telah membuatku menderita seperti ini.' tambah Dylan bergumam dalam hati sambil membayangkan orang yang telah menghianatinya dan membuatnya bahkan nyaris mati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 88

    Benn Backman segera menghindar dengan menggulingkan badannya ke kiri sejauh 3 meter.Dhuarrr...Tanah tempatnya berdiri sebelumnya itu segera meledak akibat teknik pukulan dari seorang Huang Do.Semua orang yang menyaksikan pertarungan itu tampak menatap kagum.Menurutnya tentu saja itu adalah kemampuan yang mengerikan dari seorang yang pernah belajar teknik kungfu Budha.Jika pukulan itu mengenai lawannya maka tentu saja dia akan segera hancur menjadi rempeyek seketika."Ini adalah ahli bela diri sejati.""Kekuatan yang benar-benar mengerikan." Kata para pendukungnya dengan tatapan kagum.Meskipun begitu tentu saja seorang Benn Backman bukanlah pria yang bodoh.Sebagai seorang pria yang memimpin gangster paling ditakuti nomor 3 di ibukota Vegas ini, tentu saja dia adalah pria yang cerdas.Menurutnya melawan orang dengan kekuatan mengerikan seperti Huang Do itu harus menggunakan strategi yang tepat.Tiap mencegah mengambil pistol khusus dari samping tubuhnya.Pistol itu terlihat unik

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 87

    Pria dengan pedang besar di tangannya itu tentu saja hendak menang ke serangan itu, tapi sayang kecepatan pria itu terlalu tinggi.Srrtttt...Brukkkkkk...Pria itu pun segera jatuh ke tanah dengan goresan besar di dadanya yang membentuk huruf x.Darah pun mengalir deras keluar dari luka itu.Dia pun menyerah karena sudah tidak berdaya bahkan hanya untuk mengangkat kepalanya.Pria itu segera dikeluarkan dari lapangan pertarungan."Aku adalah Steven Guard, salah satu gangster dari pinggiran Utara ibukota Vegas.""Aku datang ke sini untuk menang dan akan mengalahkan siapapun yang akan menjadi lawanku.""Jika masih ada yang berani melawanku maka majulah!" "Aku akan mencincang kalian hingga menjadi 1000 bagian." Kata Steven Guard dengan wajah angkuh.Dia memang bukan berasal dari sebuah gangster yang terkenal namun semua orang menyadari bahwa dia memiliki talenta yang harus diperhitungkan.Mendengar dan melihat kemampuan pria itu, beberapa peserta pun bahkan tampak mengurungkan niatnya un

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 86

    Di padepokan beladiri Ilmu Langit itu tampak beberapa orang dengan pakaian rapi, beberapa diantaranya juga terlihat menggunakan pakaian mewah dengan banyak emas di sekujur tubuhnya.Dylan mulai menyadari bahwa turnamen antar gangster ini tidak hanya melibatkan para gangster saja namun juga melibatkan para elit yang berasal dari dunia bawah tanah ibukota Vegas ini.Di tengah tempat itu terdapat sebuah arena pertandingan dengan lokasi seluas 10 meter x 10 meter dengan dikelilingi oleh pagar tali.Lantai dari tempat itu juga sengaja berlantai tanah hingga atmosfer pertandingan beladiri terasa begitu kental.Setelah menunggu waktu yang cukup lama, seorang pria berusia sekitar 40 tahun dengan badan tegap tiba-tiba masuk ke dalam arena pertandingan.Semua orang yang berada di tempat itu tampak menatap pria itu dengan tatapan kagum."Aku adalah Leon, pemimpin dari perguruan bela diri Ilmu Langit ini." Kata pria itu memperkenalkan diri dengan nada terdengar begitu berwibawa.Semua orang yang

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 85.

    Vrommmm..Mobil yang mereka kendarai tampak melaju dengan lincah melewati berbagai macam kemacetan yang ada di ibukota Vegas tersebut.Setelah melewati 1 jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di sebuah padepokan beladiri yang bernama Ilmu Langit.Di sana terlihat mobil ramai berjejeran mulai dari mobil biasa hingga mobil paling mewah semuanya ada di tempat itu.Tentu saja tempat itu merupakan tempat diadakannya turnamen antar gangster terbesar di ibukota Vegas ini."Ayo kita turun, Tuan Dylan." Kata King Lion."Tentu saja." Jawab Dylan dengan singkat.Namun ketika mereka hendak turun dari mobil, tiba-tiba saja handphone King Lion berdering menandakan seseorang sedang menghubunginya.Tring...Tring....Tring....'Siapa yang menghubungi ku disaat penting seperti ini?' gumam King Lion dalam hatinya sendiri.Tampak jelas wajah jengkel di pria itu pada orang yang menghubunginya karena mengganggu perhatiannya ketika berada di acara penting seperti ini.Dia pun dengan sigap mengangkat pangg

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 84

    Dylan tampaknya sudah bersiap untuk mengikuti turnamen antar gangster terbesar di ibukota Vegas itu. Dia berharap di sana dapat bertemu dengan Antonio Hernandez dan juga kerabat jauh dari keluarga tersembunyi Abraham seperti yang dikatakan oleh King Lion. "Suzy, aku mau keluar dulu dengan teman." "Sepertinya sedikit lama karena aku akan melihat sebuah sebuah turnamen gangster." "Aku ingin mengajakmu tapi sepertinya lebih baik kamu tidak terlibat dalam hal seperti ini." "Kamu tidak masalah kan?" Tanya Dylan salah sedang meminta izin. Mendengar itu, Suzy tampak hanya menganggukkan sedikit kepalanya. Terlihat jelas kepercayaan wajah wanita itu terhadap suaminya. "Tentu saja tidak apa-apa sayang." "Namun kamu harus berjanji akan pulang dalam keadaan baik-baik saja. "Aku akan menunggumu pulang untuk makan malam bersama." jawab Suzy. Meskipun begitu, terlihat jelas wajah Suzy sedikit cemberut. Dia bisa membayangkan akan bosan seharian di dalam hotel ini sendirian. O

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 83

    Dylan menyadari bahwa SMS tadi hanyalah pengalihan untuk menjauhkan dirinya dari keluarga Dunn.Dia tahu target mereka sebenarnya adalah keluarga nomor satu di ibukota Vegas itu.Dylan pun segera berlari ke atas lantai tersebut lewat tangga agar lebih cepat."Ada apa ini?" tanya Dylan kepada Tuan Jhonny Dunn dan juga Livvy Dunn yang tampak syok di tempat itu."Aku tidak tahu, Dylan.""Tiba-tiba saja putriku ini pingsan.""Kaki dan tangannya tiba-tiba berubah menjadi begitu dingin hingga seperti.""Dia bahkan tidak bangun ketika aku meneriakinya." kata Livvy Dunn menjelaskan kronologinya.Terlihat jelas kekhawatiran di wajah wanita itu seolah khawatir Putri tunggalnya itu akan kenapa-napa.Seorang ibu mana yang tidak khawatir jika tiba-tiba putrinya mengalami hal yang mengerikan seperti ini, bahkan hampir semua ibu di dunia ini pasti juga akan merasakan hal yang sama.Mengetahui hal ini, Dylan segera memeriksa nafas dan hati Jennifer Dunn di bagian lehernya dengan cepat.Tk...Tk ..Tk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status