Suara gerimis hujan malam menjadi musik yang menemani makan malam keluarga ini. Walau hanya makan nasi putih dengan ikan asin, namun itu sudah lebih dari cukup untuk mengisi perut.
"Makannya yang banyak, Nak." kata Pak Adam sambil menambahkan nasi ke piring pria itu."Iya, Pak." jawabnya singkat sambil tersenyum sedikit menahan malu.Sambil makan, pria itu menatap dua orang tua itu dalam diam. Faktanya, dia sudah mengingat apa yang dialaminya sampai bisa menetap di rumah ini. Dan dia juga harus membalas dendam kepada orang yang telah membuatnya mengalami penderitaan sebanyak ini.
Nama aslinya adalah Dylan Abraham, pria yang merupakan pangeran sekaligus pemimpin dari Keluarga Tersembunyi Abraham yang merupakan salah satu dari lima keluarga teratas di Negara Moonland ini.Karena persaingan curang untuk menjadi pemimpin keluarga Abraham tersebut, dia pun akhirnya dikhianati dan hendak dibunuh namun akhirnya diselamatkan oleh keluarga Pak Adam.
Dylan pun mempunyai identitas lain yang dirahasiakan yaitu Pangeran Tangan Kilat, yang merupakan kemampuan bertarung dengan gerakan secepat kilat, bahkan menjadi pelatih perguruan beladiri rahasia Super Fast yang terkenal di negara Moonland.Meskipun begitu hanya beberapa orang saja yang tahu tentang identitas rahasia tersebut."Pak, rencananya saya mau merantau minggu depan ke kota Valley untuk merubah nasib." kata Dylan dengan pelan tiba-tiba meminta izin."Karena bapak sekarang sudah tua dan sakit-sakitan, izinkan saya yang bekerja mencari uang untuk membantu keluarga ini." tambah Dylan."Lho kenapa, apa kamu sudah tidak betah lagi untuk tinggal dengan keluarga ini?" tanya Pak Adam."Bukan seperti itu pak, izinkan saya gantian membalas budi untuk keluarga ini yang sudah merawat saya selama beberapa bulan dengan bekerja mencari uang untuk keluarga ini.""Bapak kan sudah tua dan sakit-sakitan, jadi saya berinisiatif untuk bekerja ke kota Valley karena ada teman yang mengajak kerja di salah satu pabrik yang berada di kota itu." jawab Dylan kembali dengan tegas.Tampak wajah sedih bapak dan ibu angkat Dylan, mereka yang sudah menganggapnya sebagai anak kandung mereka walaupun hanya ditemukan beberapa bulan yang lalu.Meskipun begitu mereka bahkan tidak bisa menahannya karena tentu saja apa yang dikatakan oleh Dylan itu adalah benar dan masuk akal.Pak Adam yang sudah tambah tua dan mulai sakit-sakitan tentu saja tidak bisa lagi untuk mencari nafkah keluarga.Selain itu, Dylan memang bukan putra aslinya hingga membuat mereka merasa tidak berhak menahan pria kesayangan keluarga itu untuk tetap tinggal bersama dengan mereka selama-lamanya.Keesokan paginya, Dylan tampak menghubungi teman yang mengajaknya merantau untuk bekerja di sebuah pabrik di kota Valley, katanya pekerjaannya mudah dan hasilnya lumayan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.Azen adalah sahabat satu-satunya Dylan dari desa itu. Dia adalah orang yang membantu merawat Dylan saat proses penyembuhannya dulu karena rumahnya tidak terlalu jauh dengan rumah Pak Adam. Ketika berhasil membalas dendam nanti, Dylan pasti tidak akan melupakan jasanya."Masih ada nggak lowongan kerja di tempatmu yang kamu katakan kemarin itu?" tanya Dylan kepada Azen di telepon. "Aku sudah minta izin sama bapak dan ibu untuk berangkat ke sana."
Temannya yang bernama Azen dari seberang telepon pun menjawab dengan suara jelas. "Ada Dylan, kerja di pabrik sini gajinya lumayan, 3 juta rupiah untuk satu bulan.""Syaratnya pun juga mudah karena aku memiliki orang dalam di sini, jadi semuanya aman." jawab Azen dengan mantap."Terima kasih atas bantuanmu ya. Suatu saat nanti aku pasti akan membalas semua kebaikanmu." kata Dylan sambil menutup telepon.Ibu Adam pun keluar dari dapur dengan membawa teh panas dan diletakkan di atas meja depan Dylan."Diminum dulu tehnya mumpung masih hangat, nak Dylan." katanya pelan."Iya terima kasih bu." jawab Dylan.Srupppp...Dylan pun segera menyeruput teh hangat yang diberikan oleh bu Adam itu."Bapak dan ibu sudah mengizinkan kamu untuk merantau, Nak." kata bu Adam."Hati-hati di sana, jangan lupa makan dan jaga kesehatan." tambah wanita tua itu dengan wajah tampak sedih.Bagaimanapun juga dia telah merawat lelaki yang dianggap sebagai putranya itu selama beberapa bulan hingga membuatnya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika akan berpisah dengan Dylan.Ada alasan lain yang membuat Dylan merantau ke kota Valley namun tidak disampaikannya ke bapak dan ibunya karena itu berkaitan dengan awal mula rencananya bangkit untuk membalas dendam dan mengambil haknya kembali sebagai seorang pangeran di keluarga tersembunyi yang begitu disegani di Negara Moonland itu.''Aku akan membalas kebaikan kalian semua pak, bu." kata Dylan.'Selain itu aku juga akan membalas kalian semua yang telah membuatku menderita seperti ini.' tambah Dylan bergumam dalam hati sambil membayangkan orang yang telah menghianatinya dan membuatnya bahkan nyaris mati.Satu minggu kemudian berlalu dengan begitu cepat.Setelah Dylan menyiapkan perbekalan untuk merantau, dia pun berpamitan kepada bapak dan ibu angkatnya."Pak, bu aku mau berangkat dulu, bapak dan ibu harus baik-baik di rumah ya.""Aku akan mengirim uang setiap bulannya." kata Dylan sambil berpamitan."Iya nak hati-hati di jalan." kata Bu Adam sambil menetaskan air mata.Tampak kedua orang tua itu bersedih mengantar Dylan berangkat merantau.Dylan berangkat dengan menggunakan bus kelas ekonomi selama sekitar 4 jam perjalanan.Di pintu keluar terminal, tampak Azen sudah menunggu Dylan.Mereka lalu naik taksi menuju tempat Azen, yaitu kos atau mess untuk karyawan security.Azen adalah seorang karyawan security atau satpam di sebuah perusahaan yang bernama Sunrise.Setelah istirahat, Azen pun menyampaikan kepada Dylan tentang pekerjaannya."Aku sudah mendaftarkanmu sebagai seorang security di tempatku bekerja.""Besok kamu bisa berangkat menghadap ke kepala security, Pak Albert dan langsu
Pria yang bernama Jack dari Geng Kapak Naga itu terlihat mengayunkan pukulannya dengan cepat.Wusshhh...Namun Dylan dapat menghindari pukulan tersebut dengan mudah, dan...Plakkkkkkk....Dylan menampar balik wajah Jack hingga membuat pria itu terpental 3 meter dan terjatuh dengan keras.Brukkkkkk..."Akkkhhhhhhh..." teriak pria itu sambil menahan rasa sakit di wajahnya.Cap 5 cari berwarna merah pun kini berada di wajah pria sombong itu."Kurang ajar kau." teriak Jack kembali sambil memegang pipinya yang sakit."Habisi dia..!" seru Jack kepada teman-temannya.Sembilan orang maju secara bersamaan menerkam ke arah Dylan.Melihat hal itu pun membuat seorang Dylan juga melompat ke arah mereka dengan lebih cepat.Plakkk...Plakkk...Plakkk...Dylan menampar semua orang sekaligus hingga membuat mereka tersungkur ke tanah.Keberanian dan kesombongan yang mereka tunjukkan beberapa waktu yang lalu itu ini berubah menjadi rasa kaget bercampur marah melihat Dylan yang tetap berdiri dengan santa
Azen tampak menatap sahabat dari desanya itu dengan tatapan antusias."Aku diajarin dong ilmu bela diri seperti kamu, biar aku bisa mengalahkan banyak lawan seperti tadi." pinta Azen sambil tersenyum."Baiklah, besok aku akan mengajarimu beberapa ilmu bela diri biar kamu tambah jago dalam bertarung." jawab Dylan dengan santai.Setelah menyelesaikan makan sorenya, mereka berdua pun segera pulang kembali ke mes security.Menjelang malam, Azen mengajak Akira keliling kota Valley untuk mengenali lingkungan di sekitar sana."Bagaimana jika kita jalan-jalan sebentar mengelilingi kota Valley ini, Dylan?" tanya Azen dengan nada mengajak."Sebagai seorang yang baru datang ke kota ini maka menurutku ada baiknya jika aku mengajakmu untuk mengenali beberapa tempat penting di kota ini." tambahnya."Sepertinya itu adalah ide yang bagus Azen." jawab Dylan sambil menganggukkan kepalanya menandakan setuju.Hanya dalam beberapa saat kemudian mereka pun bergegas ke pusat kota dengan menggunakan ojek onl
"Itu adalah aku." jawab Dylan sambil maju selangkah dengan santai."Iya itu benar orangnya Tuan Bane, pria yang mematahkan lenganku dan menghina Geng Kapak Naga." kata Jack sambil menunjuk Dylan."Bahkan dia juga mengatakan bahwa dia tidak takut sama sekali dengan Geng Kapak Naga." tambah Jack memprovokasi Bane.Menurutnya ini adalah kesempatan untuk membalas dendam karena dipermalukan kemarin. Dengan adanya Bane, Jack dan pengikut lainnya menganggap bahwa nasib Dylan telah tamat.Bane pun maju selangkah, tangannya yang memakai sarung tangan tinju itu pun dilipat ke depan dada dengan sikap angkuh."Hai kamu yang bernama Dylan, cepat merangkak ke sini dan patahkan tanganmu sama seperti Jack." kata Bane."Jika kamu melakukannya maka mungkin saja aku akan melupakannya dan membiarkanmu hidup.""Namun jika kamu menolak maka jangan salahkan aku saat aku menghancurkan semua tulang di tubuhmu itu hingga membuatmu menjadi pria cacat di sisa umur hidupmu." tambah Bane."Bagaimana menurutmu?" ka
"Cepat bawa dia pergi dari sini!""Jika tidak, maka mungkin aku juga akan mematahkan kedua kakinya." kata Dylan sambil membentak ke arah para pengikut dari pria yang dihajarnya itu.Para pengikutnya pun segera membawa Bane Dragon pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah suram. Bahkan seorang Jack Dragon yang berencana datang ke tempat itu untuk membalas dendam kepada Dylan dengan menggunakan Bane, namun semua rencananya gagal total dan malah mengalami kerugian yang besar.Setelah kepergian rombongan Geng Kapak Naga, suasana di tempat itu kembali kondusif seperti biasanya. Terlihat dari sudut ruangan lantai 2 gedung perusahaan Sunrise, terdapat sepasang mata yang memantau kejadian ini.Ada ketertarikan yang terlihat dari mata itu. Dia ternyata adalah Suzy, putri dari pemilik perusahaan ini.Dylan sebenarnya mengetahui bahwa dia sedang diawasi oleh Suzy namun pura-pura cuek."Syukurlah semua masalah dapat teratasi dengan kepergian para preman itu." kata Albert akhirnya bisa bernafas
"Aku mau mengambil lebih dari 30 juta rupiah." Dylan berkata dengan tenang sambil menatap security."Bukankah hal ini sudah memenuhi syarat untukku masuk ke tempat ini?" tambah Dylan masuk akal.Namun security itu malah tertawa mengejek ke arah Dylan."Hehehehe..." "Apa menurutmu aku adalah pria yang bodoh?""Mana mungkin kamu punya uang sebanyak itu? Sudah pergi sana dan jangan mengganggu pekerjaanku." kata security mengusir."Masih banyak tamu yang harus kulayani." tambahnya singkat sambil memalingkan wajah seolah ingin pergi dari tempat itu.Akan tetapi sebelum security itu dapat melakukan niatnya."Aku di sini mau mengambil Safe Deposit milikku." kata Dylan tanpa melirik ke security."Hah... Kamu memiliki Save Deposit?""Jangan mimpi!" kata security itu tidak percaya."Safe Deposit adalah salah satu layanan khusus dari Bank International Moonland ini dan minimal saldonya pasti miliaran.""Kamu mana mungkin punya saldo sebanyak itu." tambah security itu.Di matanya, Dylan hanyalah
Jeglekkkk....Pintu ruangan itu terbuka, Dylan dan Azen pun segera masuk ke dalam ruangan itu.Tampak seorang pria dengan badan tegap dan perut sedikit buncit sedang duduk santai di kursinya yang bisa berputar.Azen merasa sedikit khawatir jika pria itu akan membentak mereka di tempat ini.Namun semuanya malah berbeda 180 derajat."Silakan masuk tuan Dylan.""Mari silakan duduk." sapa pria tersebut dengan ramah.Setelah kedua tamunya itu duduk, dia pun melanjutkan perkataannya."Aku adalah Leo Henderson, pemimpin dari Bank International Moonland cabang kota Valley ini." kata pria itu memperkenalkan diri.Biasanya hampir semua orang yang datang ke tempat ini harus menaruh hormat kepadanya namun entah kenapa dia tampak begitu hormat kepada Dylan setelah mengetahui tentang Safe Deposit dari pria mantan pemimpin Keluarga Abraham itu."Tadi saya dapat laporan dari teller bahwa anda mau mencairkan Safe Deposit anda, apa itu benar Tuan Dylan?" tanya pimpinan cabang itu dengan sangat sopan.D
Dylan hanya bersikap santai ketika melihat tingkah polos Azen.Menurutnya wajar jika pria itu mengajukan pertanyaan demikian. Walaupun itu adalah pertanyaan yang konyol namun Dylan tampak tidak keberatan."Tentu saja aku sudah memilikinya sejak dulu, Azen." jawab Dylan dengan santai.Azen pun hanya melongo tidak bisa mengeluarkan kata-kata selanjutnya.Beberapa saat kemudian, pimpinan Bank Internasional Moonland cabang kata Valley itu menyerahkan kartu ATM berwarna hitam elit kepada Dylan dengan tangan sedikit gemetar."Baik, terima kasih atas pelayanannya pimpinan Leo.""Semoga kita bisa bekerja sama di masa depan." kata Dylan sambil berdiri dan berjabat tangan dengan pria itu sambil hendak pergi keluar."Tentu saja Tuan Dylan.""Jika kamu memerlukan bantuan maka jangan segan untuk menghubungiku.""Aku pasti dengan senang hati akan membantumu semua urusan yang berkaitan dengan Bank Internasional Moonland ini apapun yang terjadi." kata pimpinan Leo Henderson sambil memberikan kartu n