Share

3. ADA ALASAN LAIN UNTUK PERGI

Suara gerimis hujan malam menjadi musik yang menemani makan malam keluarga ini. Walau hanya makan nasi putih dengan ikan asin, namun itu sudah lebih dari cukup untuk mengisi perut.

"Makannya yang banyak, Nak." kata Pak Adam sambil menambahkan nasi ke piring pria itu.

"Iya, Pak." jawabnya singkat sambil tersenyum sedikit menahan malu.

Sambil makan, pria itu menatap dua orang tua itu dalam diam. Faktanya, dia sudah mengingat apa yang dialaminya sampai bisa menetap di rumah ini. Dan dia juga harus membalas dendam kepada orang yang telah membuatnya mengalami penderitaan sebanyak ini.

Nama aslinya adalah Dylan Abraham, pria yang merupakan pangeran sekaligus pemimpin dari Keluarga Tersembunyi Abraham yang merupakan salah satu dari lima keluarga teratas di Negara Moonland ini.

Karena persaingan curang untuk menjadi pemimpin keluarga Abraham tersebut, dia pun akhirnya dikhianati dan hendak dibunuh namun akhirnya diselamatkan oleh keluarga Pak Adam.

Dylan pun mempunyai identitas lain yang dirahasiakan yaitu Pangeran Tangan Kilat, yang merupakan kemampuan bertarung dengan gerakan secepat kilat, bahkan menjadi pelatih perguruan beladiri rahasia Super Fast yang terkenal di negara Moonland.

Meskipun begitu hanya beberapa orang saja yang tahu tentang identitas rahasia tersebut.

"Pak, rencananya saya mau merantau minggu depan ke kota Valley untuk merubah nasib." kata Dylan dengan pelan tiba-tiba meminta izin.

"Karena bapak sekarang sudah tua dan sakit-sakitan, izinkan saya yang bekerja mencari uang untuk membantu keluarga ini." tambah Dylan.

"Lho kenapa, apa kamu sudah tidak betah lagi untuk tinggal dengan keluarga ini?" tanya Pak Adam.

"Bukan seperti itu pak, izinkan saya gantian membalas budi untuk keluarga ini yang sudah merawat saya selama beberapa bulan dengan bekerja mencari uang untuk keluarga ini."

"Bapak kan sudah tua dan sakit-sakitan, jadi saya berinisiatif untuk bekerja ke kota Valley karena ada teman yang mengajak kerja di salah satu pabrik yang berada di kota itu." jawab Dylan kembali dengan tegas.

Tampak wajah sedih bapak dan ibu angkat Dylan, mereka yang sudah menganggapnya sebagai anak kandung mereka walaupun hanya ditemukan beberapa bulan yang lalu.

Meskipun begitu mereka bahkan tidak bisa menahannya karena tentu saja apa yang dikatakan oleh Dylan itu adalah benar dan masuk akal.

Pak Adam yang sudah tambah tua dan mulai sakit-sakitan tentu saja tidak bisa lagi untuk mencari nafkah keluarga.

Selain itu, Dylan memang bukan putra aslinya hingga membuat mereka merasa tidak berhak menahan pria kesayangan keluarga itu untuk tetap tinggal bersama dengan mereka selama-lamanya.

Keesokan paginya, Dylan tampak menghubungi teman yang mengajaknya merantau untuk bekerja di sebuah pabrik di kota Valley, katanya pekerjaannya mudah dan hasilnya lumayan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Azen adalah sahabat satu-satunya Dylan dari desa itu. Dia adalah orang yang membantu merawat Dylan saat proses penyembuhannya dulu karena rumahnya tidak terlalu jauh dengan rumah Pak Adam. Ketika berhasil membalas dendam nanti, Dylan pasti tidak akan melupakan jasanya.

"Masih ada nggak lowongan kerja di tempatmu yang kamu katakan kemarin itu?" tanya Dylan kepada Azen di telepon. "Aku sudah minta izin sama bapak dan ibu untuk berangkat ke sana."

Temannya yang bernama Azen dari seberang telepon pun menjawab dengan suara jelas. "Ada Dylan, kerja di pabrik sini gajinya lumayan, 3 juta rupiah untuk satu bulan."

"Syaratnya pun juga mudah karena aku memiliki orang dalam di sini, jadi semuanya aman." jawab Azen dengan mantap.

"Terima kasih atas bantuanmu ya. Suatu saat nanti aku pasti akan membalas semua kebaikanmu." kata Dylan sambil menutup telepon.

Ibu Adam pun keluar dari dapur dengan membawa teh panas dan diletakkan di atas meja depan Dylan.

"Diminum dulu tehnya mumpung masih hangat, nak Dylan." katanya pelan.

"Iya terima kasih bu." jawab Dylan.

Srupppp...

Dylan pun segera menyeruput teh hangat yang diberikan oleh bu Adam itu.

"Bapak dan ibu sudah mengizinkan kamu untuk merantau, Nak." kata bu Adam.

"Hati-hati di sana, jangan lupa makan dan jaga kesehatan." tambah wanita tua itu dengan wajah tampak sedih.

Bagaimanapun juga dia telah merawat lelaki yang dianggap sebagai putranya itu selama beberapa bulan hingga membuatnya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika akan berpisah dengan Dylan.

Ada alasan lain yang membuat Dylan merantau ke kota Valley namun tidak disampaikannya ke bapak dan ibunya karena itu berkaitan dengan awal mula rencananya bangkit untuk membalas dendam dan mengambil haknya kembali sebagai seorang pangeran di keluarga tersembunyi yang begitu disegani di Negara Moonland itu.

''Aku akan membalas kebaikan kalian semua pak, bu." kata Dylan.

'Selain itu aku juga akan membalas kalian semua yang telah membuatku menderita seperti ini.' tambah Dylan bergumam dalam hati sambil membayangkan orang yang telah menghianatinya dan membuatnya bahkan nyaris mati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status