Wanita SPG yang bernama Elina Burnett itu menatap Dylan dengan tatapan penuh kesombongan.Menurutnya walaupun dulu dia begitu bersemangat mengajar Dylan namun kali ini keadaan malah berbalik 180°."Sekarang aku sudah menjadi senior SPG di showroom ini, gaji bulananku juga tinggi." kata Elina dengan sedikit sombong di wajahnya."Jangan pernah bilang bahwa kamu sengaja datang ke sini untuk mengejarku karena aku tidak pernah ingin memiliki suami yang miskin." tambah wanita itu kepedean.Menurutnya Dylan sekarang hanyalah pria miskin.Dengan pakaiannya yang hanya kaos oblong seharga kurang dari 50 ribu rupiah membuatnya tidak layak untuk bisa mendekatinya."Terserah saja apa katamu." kata Dylan dengan cuek."Aku datang kesini tidak untuk mencarimu namun hanya untuk membeli sebuah mobil." tambahnya sambil menunjuk ke arah mobil Honda Jazz berwarna kuning paling ujung."Apakah mobil itu bisa ditest drive?" tanya Dylan mengkonfirmasi."Tidak ada test drive untuk pria miskin sepertimu." jawab
"Iya 2 unit." "Satu untukku yang berwarna putih dan satu lagi untuk temanku yang berwarna hitam." kata Dylan dengan ekspresi santai seolah itu bukan hal yang besar.SPG tersebut lebih syok lagi, mobil yang seharga ratusan juta rupiah hanya diberikan secara cuma-cuma.Azen yang dari tadi diam saja juga kaget seperti hendak batuk darah, dia tidak menyangka Dylan akan membelikannya mobil, bahkan dengan harga yang selangit.Mimpi pun tidak pernah sampai ke sana.Dari kejauhan terlihat beberapa SPG saling berbisik memandangi Dylan dan juga SPG Clara itu seolah iri dengan bonus yang akan didapatkan oleh Clara setelah menjual 2 unit kendaraan tersebut."Tentu saja tuan.""Kami akan menyiapkan dua unit kendaraan yang kamu inginkan." kata SPG Clara itu dengan senyum lebar di wajahnya.Wanita itu sudah dapat menghitung bonus dari penjualan dua mobil besar itu yang pasti lebih tinggi daripada gaji bulanannya.Bahkan sales manager juga mendekat ke tempat itu sambil tersenyum dengan ramah kepada
Wanita itu mengetuk pintu sebelum masuk.Tokkk tookk..."Silakan masuk." terdengar suara dari dalam ruangan.Elina Burnett pun segera masuk ke dalam ruangan sales manager itu, dia berjalan dengan sopan dan tampak anggun seolah dia adalah wanita paling sopan di dunia ini."Maaf tuan manager, saya dari showroom sebelah ditugaskan oleh manajer kami untuk memberikan sedikit hadiah ini kepada pelanggan VIP Black Diamond Card itu." kata Elina Burnett memberitahukan niatnya.Sebagai seorang sales manager senior dia bahkan merasa tidak segan sama sekali dengan semua orang yang berada di tempat itu."Aku tidak memiliki maksud lain, hanya ingin memberikan hadiah jam tangan limited edition ini kepada beliau dan...." namun sebelum wanita itu dapat menyelesaikan kalimatnya, matanya melirik ke arah Dylan yang tampak duduk santai sambil menyeruput secangkir kopi.Srupppp ..."Dylan, kamu ngapain di sini?" bentak Elina melihat pria mantan teman SMA nya itu.Di matanya, Dylan hanyalah orang miskin dan
Mendengar jawaban itu membuat hati Elina Burnett menjadi hancur.Wanita itu sadar bahwa dia telah melakukan hal yang begitu keterlaluan pada Dylan hingga membuat pria itu sulit untuk memaafkannya.Meskipun begitu wanita itu tidak menyerah dengan mudah.Setelah mendapat penolakan maaf, Tiba-tiba....Dukk...Duk...Elena Burnett segera bersujud dan membenturkan dahinya beberapa kali ke lantai hingga terdengar sedikit keras.Hanya dalam beberapa saat saja, tampak darah merembes keluar dari dahinya."Maafkan aku Tuan Dylan, tolong ampuni aku. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf dari teman sekolahmu dulu." "Aku berjanji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi." kata wanita itu memelas sambil terus membenturkan dahinya ke lantai.Suasana di tempat itu pun terlihat sekilas sedikit kejam seolah Dylan adalah pria yang antagonis namun dia hanya ingin memberi pelajaran kepada wanita itu agar tidak mengulangi lagi sikap buruknya di masa depan."Berhenti!" kata Dylan singkat membuat SPG El
Dylan tampak penasaran dengan geng nomor satu yang paling ditakuti di kota Valley ini."Geng nomor 1 di kota ini adalah Geng Black Tiger, nyaris tidak ada yang berani macam-macam dengan mereka." jawab Azen.Namun Dylan tidak ingin memikirkan hal lain terlebih dulu."Aku akan mengatasi Geng Kapak Naga karena mencari masalah denganku." kata Dylan."Baiklah, namun aku akan menemanimu kemanapun kamu pergi." "Aku siap untuk bertarung bersamamu meskipun kemampuan bela diri ku tidak hebat sepertimu, Dylan." kata Azen dengan mantap."Tentu saja kamu boleh ikut tapi kamu di belakang." Dylan memperbolehkan.Mereka berdua segera bergegas membereskan rumah mess itu dari pecahan kaca jendela yang berantakan di lantai.Setelah semuanya selesai mereka pun beristirahat sebelum makan malam pada pukul 19.00 malam.Waktu menunjukkan pukul 20.30 dan mereka siap untuk berangkat ke gudang blok M kota Valley.Keduanya sepakat untuk menggunakan mobil milik Azen yang berwarna hitam sekaligus untuk berkamufla
Suasana di ruangan itu kembali menjadi menegangkan ketika Dylan mencoba memprovokasi mereka.Meskipun begitu, pria paruh baya yang bernama Axe dragon itu malah tidak tampak marah sama sekali.Dia malah terbahak-bahak dengan keberanian pria muda di depannya itu."Hahahaha...""Kamu sungguh menarik anak muda.""Sudah sangat lama tidak ada orang yang berani sombong di depanku." ekspresi Axe Dragon tertawa tapi menyeramkan.Aura membunuh sangat terasa darinya."Aku adalah pria yang mendapat julukan sebagai Raja Senjata Kapak dari kota Valley.""Dengan kapakku ini, aku telah membunuh ratusan musuh dalam berbagai perang antar geng." kata Axe Dragon menunjukkan prestasinya dengan sedikit sombong.Memang benar bahwa seorang raja senjata pasti memiliki kemampuan bertempur jauh di atas manusia normal."Terus kenapa jika kamu adalah Raja Senjata Kapak?" tanya Dylan tetap dengan sikap cuek."Karena kamu telah mengalahkan putraku dan orang kepercayaanku maka berarti kamu telah menantang Geng Kapak
Gerakan Axe Dragon semakin lama memang semakin cepat dan kuat, namun Dylan tetap berhasil menghindarinya dengan santai seolah serangan itu hanya seperti serangan anak-anak.Menyadari serangannya sia-sia membuat pria paruh baya itu berhenti menyerang beberapa saat kemudian."Bagaimana mungkin kamu bisa menghindari semua seranganku dengan mudah seperti itu anak muda?" "Di mana kamu mempelajari ilmu bela diri seperti itu?" tanya Axe sedikit penasaran.Dylan hanya sedikit tersenyum mendengar pertanyaan itu.Tidak mungkin dia mengatakan bahwa dia adalah pelatih dari perguruan beladiri tersembunyi Super Fast yang begitu disegani di negara Moonland ini."Aku hanya belajar otodidak." kata Dylan dengan santai."Sepertinya kamu memang memiliki rahasia, anak muda. Namun itu semua tidak akan berguna di hadapanku.""Selain itu aku tidak peduli lagi dari mana kamu belajar ilmu bela diri. Dengan beberapa teknik andalanku maka aku akan mematahkan beberapa tulang di tubuhmu dan menjadikanmu sebagai m
Dylan hanya sedikit tersenyum dengan sikap tenangnya."Baiklah jika itu keinginanmu, aku tidak akan keberatan untuk menjatuhkanmu." kata Dylan dengan santai."Menarik, kita lihat apa kamu bisa mengalahkanku atau kamu memilih menghindari jurus andalanku ini.""Selama aku menguasai jurus ini, hanya ada satu orang yang bisa menghindarinya yaitu pimpinan gyeng Black Tiger." ucap Axe percaya diri.Dia memasang kuda-kuda sedikit jongkok dan memejamkan matanya sebentar.Pria paruh baya itu pun menarik nafas dalam sebanyak tiga kali dan menghembuskannya dengan pelan.Wajahnya sedikit menunduk dengan menatap tajam ke arah Dylan seolah sedang mengunci target.Aura membunuh terasa sangat kuat dari pria itu.Bahkan Jack dan Bane yang melihat posisi Axe Dragon seperti ini tampak tersenyum kegirangan."Ini adalah posisi ultimate jurus andalan pimpinan Axe. Dylan pasti akan mati dengan serangan ini." kata Jack dengan bangga."Tidak ada seorangpun yang bisa bertahan dengan serangan ini, bahkan jika p