Share

Bab 18

"Bu, kemana Naya?" tanyaku pelan. Sejak membuka mata dari tadi siang, diri ini belum melihat wanita yang telah aku halalkan setahun yang lalu.

"Nak, kamu harus banyak istirahat. Jangan banyak bergerak dulu." Bukan menjawab pertanyaanku, bu Widya malah menyuruhku untuk beristirahat. Masak baru bangun dari tidur aku disuruh tidur lagi?

Ada apa ini? Aku curiga seakan ada sesuatu yang sedang ditutupi dariku.

"Bu, saya hanya menanyakan kemana istri saya. Apakah itu tidak boleh?"

"Bukan gitu, Bayu. Pesan dokter kamu tidak boleh banyak pikiran dulu!" Lagi-lagi jawaban yang diberikan oleh bu Widya tidak membuatku puas. Aku semakin yakin mereka menyimpan sesuatu dan aku tidak boleh mengetahuinya.

"Bu, Pak. Saya mohon beritahukan dimana istri saya? Jika sudah ada jawabannya pasti saya tidak akan menanyakan lagi." Segala pikiran buruk menari-nari dalam kepala ini. Semoga saja Naya ikut di bebaskan saat disekap oleh preman.

"Apa Naya tidak terselamatkan saat penyekapan itu?" Berbagai pikiran buru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
YaniWuri62819
faxe, dari jaman jahailiyah gak ada rumah sakit yang menyediakan bantal guling, beritau kami rumah sakit mana yang menyediakan bantal guling? Dan orang bangun dari koma bberapa bulan gak mungkin langsung sehat kayak bayu pasti harus menjalani serangkain tes kesehatan .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status