BANGKITNYA SANG MENANTU HINA

BANGKITNYA SANG MENANTU HINA

Oleh:  Trinagi  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.5
9 Peringkat
105Bab
18.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sebagai menantu laki-laki yang miskin, Bayu sering kali diabaikan, diremehkan, dan dianggap tidak pantas oleh keluarga Naya. Segala hinaan dan cacian sering sekali ditujukan kepadanya. Seakan dia itu hanya benalu dalam rumah tangganya. Mereka menunjukkan sikap superioritas dan meragukan kemampuan Bayu untuk memberikan kehidupan yang layak bagi Naya. Meskipun terluka oleh perlakuan tersebut, Bayu tidak menyerah pada keadaan dan bertekad untuk membuktikan dia juga bisa sukses seperti yang diinginkan mertuanya.

Lihat lebih banyak
BANGKITNYA SANG MENANTU HINA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Koko Pratomo
nice story....
2024-03-28 04:39:02
0
user avatar
Didin Dino
cerita yang bagus
2023-12-02 12:48:34
0
user avatar
Fakhrish Maz
Baru nk start baca harap syokla, nanti komen lg
2023-10-08 12:59:30
0
user avatar
agus sogama
bagus ceritanya
2023-10-06 17:00:44
1
user avatar
Angsa Kecil
Bagus ... lain dari yang lain wajib diikuti
2023-10-01 07:42:08
1
user avatar
Didin Dino
cerita yang menarik
2023-09-19 13:28:41
1
user avatar
Zuroidaa
bagus kak lanjut updatenya
2023-09-19 09:18:24
1
user avatar
Rose_roshella
ceritanya sangat bagus, wajib mampir nih.
2023-09-19 08:58:34
1
user avatar
Dedi Mustakim
terlalu banyak kedengkian di banding dengan kebikan dan ke bahagiaannya
2023-11-12 00:40:03
0
105 Bab
Bab 1. Mertua Kejam
"Dasar benalu. Menantu tidak berguna! Seharusnya kamu ngaca. Anak saya tidak pantas menikah dengan kamu!" Teriak mertua saat melihat aku masih di kamar. Beliau berdiri di pintu bilik sembari berkacak pinggang, dengan mata melotot bagaikan singa kelaparan yang siap menerkam mangsanya."Maaf, salah saya apa, Bu?""Kamu tidak tau dimana salahmu? Makanya ngaca, Kau ... ngaca?" Begitulah omelan yang setiap hari aku dengar dari mulut ibu mertua. Membuat kupingku selalu panas dan emosiku sangat membara. Sebagai seorang laki-laki aku merasa harga diriku sudah diinjak-injak."Ibu selalu saja menghina dan memaki saya. Emang saya ada salah apa?" Sudah bosan rasanya diri ini dimaki-maki oleh mertua, aku bagaikan sampah di matanya."Tidak perlu dijelasin. Manusia otak udang kayak kamu tidak akan faham apa-apa." Hinaan demi hinaan terus dilancarkan untukku."Bu, apa gunanya ibu marah-marah sementara saya tidak tau salah saya dimana?"Sudah lelah berlemah lembut dengan mertua tapi tidak a da gunanya
Baca selengkapnya
Bab 2. Mertua Pilih Kasih
"Keluar kau dari rumahku. Aku tak sudi mempunyai menantu tidak berguna seperti kamu. Kalau mau makan gratis, bukan disini tempatnya." Ibu mertua mendorong tubuhku ke depan halaman rumah. Bruk Tubuhku jatuh tersungkur, untung bibir tidak mengenai sudut teras rumah. Semua mata menatapku penuh dengan kehinaan. Sakit tubuh ini tidak sebanding dengan rasa malu karena diperlakukan tidak manusiawi. "Ibu ..." Naya menangis tersedu melihat sang ibu begitu tega mendorong tubuh suaminya hingga tersungkur ke tanah. "Gak apa, Nay. Mas pantas diperlakukan begini!" ujarku menengahi. "Saya akan pergi dari rumah ini. Maafkan segala kesalahan saya selama ini." Ujarku seraya menangkupkan kedua tangan di dada, memohon maaf karena sudah menyusahkan keluarga ibu mertua selama ini. "Mas, jangan pergi!" Naya menahan lembut tubuh ini yang hendak masuk ke kamar untuk membereskan baju. Untuk apa bertahan sementara mereka membenci. Bagaimana pun berusaha menjadi menantu baik, tetap saja tidak di anggap. T
Baca selengkapnya
Bab 3. Hampir Putus Asa
"Jadi kamu menuduh suamiku gonta ganti pasangan? Halah ... paling kamu itu iri sama aku kan? Makanya cari suami yang bisa dibanggakan jangan kayak suami sampah mu itu." ejek kak Melly dengan begitu percaya dirinya.Padahal kelakuan lelaki yang berstatus abang iparku itu, sangat buruk diluar sana."Semoga Kakak gak malu jumpa Naya, jika mengetahui bagaimana mas Andre yang sebenarnya." sindir Naya. Nampaknya perselisihan kakak beradik ini harus segera dihentikan. Aku tidak ingin terjadi konflik diantara mereka berdua."Apa maksudmu, Nay!" Kak Melly mendorong tubuh Naya sehingga wanitaku jatuh terjerembab ke tanah. Di luar para tetangga sudah mulai berkumpul untuk melihat perseteruan kakak beradik tersebut."Nay ... kamu jangan memfitnah Kakakmu ya! Heran ibu lihat. Maumu apa sih. Biar Melly bernasib buruk seperti kamu juga? Atau jangan-jangan benar kata Melly. Kamu itu iri terhadapanya!" Ibu mertua bukannya menengahi pertikaian anak-anaknya, malah mengompori dan hanya berpihak sebelah s
Baca selengkapnya
Bab 4. Korban Perampokan
"Tolong ... tolong." Dari kejauhan terdengar suara seseorang minta tolong. Naya menatapku dengan wajah pucat pasi, nampaknya dia sangat ketakutan."Mas, kita harus segera pergi dari sini. Tempat ini tidak aman bagi kita." Naya menarik paksa tanganku untuk segera menjauh pergi dari sini.Belum selesai Naya berbicara tiba-tiba datang seorang bapak tua menghampiri kami yang masih terpaku di taman kota."Nak, bisa minta tolong?" Seorang bapak tua dengan pakaian compang camping datang dengan tergopoh-gopoh, beliau menjumpai kami berdua yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi."Insya Allah, jika kami mampu, pasti akan kami bantu," ujar Naya sambil menyuruh si bapak itu untuk duduk. "Saya dirampok dan ponsel untuk menghubungi anak saya pun diambil oleh mereka." ujarnya sendu.Tubuhnya gemetar terlihat bulir bening menetes membasahi kedua pipinya."Apa yang bisa saya bantu, Pak?" tanyaku dengan menatap manik mata tuanya."Saya gak tau mau pulang kemana, Nak. Nomor ponsel anak saya pun
Baca selengkapnya
Bab 5. Keluarga Yang Baik
"Assalamualaikum." Seorang wanita paruh baya dan seorang wanita masih muda berhamburan memeluk pak Herman yang sedang tergolek lemas diranjang pasien. "Papa kenapa bisa terjadi begini. Huhuhu." Wanita berjilbab maroon memeluk dan menangis terus seakan tidak mau melepaskan Pak Herman. Kurasa beliau istrinya."Papa ... mana yang sakit, Pa." Wanita muda berambut golden brown juga ikut menangis sambil terus meracau entah apa yang dikatakannya. Kaki pak Herman dipijat."Ini sakit, Pa?""Gak, Nak. Papa tidak mengalami cedera kok. Cuma syok aja. Untung aja ada nak Bayu yang menolong Papa. Kalo gak entah bagaimana nasib Papa sekarang." Kata pak Herman sambil berusaha bangkit dari tidurnya dan bersandar di dinding ranjang pasien."Bayu. Naya. Sini, Nak!" Pak Herman melambaikan tangannya kearah kami berdua yang masih duduk diatas sofa kamar pasien. Sebenarnya aku tidak suka terlalu berlebihan dipuja puji begini. Aku jadi salah tingkah dengan segala sanjungan dari pak Herman.Empat pasang mata
Baca selengkapnya
Bab. 6
"Terima kasih, Pak. Sudah menerima saya menjadi salah satu karyawan Bapak." ucapku sambil menangkupkan tangan di depan dada sebagai wujud rasa terima kasihku dan penghormatan atas kebaikan pak Herman."Sama-sama, Bay. Semoga kamu betah bekerja dengan saya." "Tentu, Pak. Tentu saya sangat betah kerja disini. Saya tau saya ini bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Pengalaman dalam bekerja pun saya sangat minim. Suatu kehormatan saya diterima disini. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak." Aku bangkit dan berdiri seraya membungkukkan tubuh ini."Bapak berharap kamu bisa bekerja dengan rajin dan tidak curang.""Tentu, Pak. Saya berjanji akan terus berusaha dan belajar. Saya berjanji tidak akan mengecewakan Bapak yang sudah menerima saya bekerja disini." Lanjutku lagi. "Harus ... kamu jangan buat saya kecewa. Walaupun belum berpengalaman kamu bisa membuktikan jika kamu lebih dari yang lain.""Baik, Pak." jawabku antusias. Jangan tanya bagaimana perasaanku saat ini, bercampur aduk a
Baca selengkapnya
Bab 7.
"Mungkin dosa dia terlalu banyak dikantor ini. Denger-denger sih, pak Andre menggelapkan uang perusahaan dan juga beliau ketauan berselingkuh."Aku tidak heran dengan informasi yang diberikan bu Mita. Diri ini sering melihat Andre menghambur-hamburkan uang. Pernah terpikir olehku, dari mana kekayaan karyawan sekelas mas Andre kalau bukan dari korupsi? "Mungkin, uang perusahaan habis untuk berfoya-foya dengan selingkuhannya atau untuk menutup mulut istri sahnya, biar gak melapor ke atasan, karena kalau ketahuan ada karyawan yang berselingkuh pasti di pecat." Ujar Mita memelankan suaranya tetapi sangat jelas terdengar di telingaku. "Betulkah begitu, Bu?" tanyaku tidak percaya.Sebenarnya bukan sekali dua kali aku melihat mas Andre check in di hotel dengan wanita simpanannya tetapi entah kenapa, aku masih juga tidak percaya mendengar berita pengkhianatan itu.Lelaki berusia tiga puluh tahun itu belum juga berubah, seharusnya dia bersyukur, sangat disayangi oleh mertuanya. Beda dengan
Baca selengkapnya
Bab 8.
"Nanti akan tau sendiri siapa itu Haris." ucap pak Arman tenang."Kita ke ruang meeting." titah pak Arman seraya bangkit dari kursinya dan menuju ke ruangan meeting yang berada diujung lorong.Setelah kejadian tadi pagi aku jadi merasa malu menjadi bahan gosip karyawan dikantor. Aku melangkah canggung dibawah tatapan mata banyak orang. Namun aku berusaha tampil percaya diri.Ruang meeting seluruhnya berdinding kaca dan diisi dengan sebuah meja kayu panjang berwarna coklat mengkilap dengan dua puluh kursi di masing-masing sisi menjadi bagian utama ruangan."Pak Bayu, duduk disini. Sebentar ya, kita tunggu yang lainnya masuk semua." Pak Arman menarik kursi yang berada di kepala meja.Setahuku itu kursi untuk pemimpin rapat. Kenapa pak Arman menyuruh aku duduk dikursi tersebut? Aku tidak sanggup lagi untuk berfikir, kepala ini rasanya mau meledak saja, begitu banyak kejutan-kejutan yang aku terima hari ini.Satu per satu karyawan masuk ke ruangan meeting, tidak terkecuali mas Andre. Tata
Baca selengkapnya
Bab.9
Hari ini seharian aku habiskan waktuku di kamar untuk mempelajari berkas-berkas yang diberikan oleh pak Herman. Terlalu banyak kejanggalan dalam dokumen tersebut. Ternyata banyak kecurangan yang dilakukan mereka selama ini. Pantas saja mas Andre tidak pernah kehabisan uang. Ternyata dari sini asal uangnya lelaki yang selalu dielu-elukan mertuaku. Yang konon katanya kaya tujuh turunan. Begitulah ulah maling berdasi. Hidup selalu dipuja-puji. Berpakaian selalu rapi dan bersih. Memakai dasi, berwibawa dan selalu dihormati padahal hidup dari hasil mencuri. Gaya elit, kemana-mana memakai mobil. Gak kena panas dan hujan. Dan selalu disegani dan dihormati. Siapa sangka kerjaannya dari mencuri uang negara, sangat hina dan menurutku lebih hina dari aku yang selalu di katai sebagai benalu. Walaupun uang perusahan yang di tilep tetap juga namanya tikus. Tikus kantor ini namanya. Aku tidak main-main dalam memberantas kecurangan di perusahaan yang dipinpin pak Herman. Makanya aku harus punya bu
Baca selengkapnya
Bab 10
"Nay, ayo kita pulang. Tinggalkan laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu." Tiba-tiba saja ibu mertua sudah masuk ke kamar tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu. Kedatangan beliau telah membuat kami berdua sangat kaget. Karena tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja beliau ingin menjemput Naya, istriku. "Untuk apa Naya pulang ke rumah sementara Naya punya suami, biarlah Naya disini saja. Tugas istri hanya tunduk dan patuh kepada suami. Jadi kemana saja mas Bayu pergi, Naya akan selalu ikut untuk mendampinginya, Bu." Ucap Naya berusaha membela aku sebagai suaminya. "Suami yang bagaimana sekarang yang wajib kita patuhi? Kamu menyiksa diri, Nay. Lelaki benalu seperti itu kamu bela? Naya ... Naya. Kau sudah di guna-gunai sama parasit itu. Percaya sama Ibu. Anak itu hanya menjadi sampah saja dalam rumah tangga kalian." Hinaan ibu mertua entah yang keberapa kali tetap saja ku terima dengan lapang dada. "Selama ini Naya tidak pernah merasakan jika mas Bayu sebagai sampah, Bu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status