Share

43. Misi Baru

last update Last Updated: 2025-11-11 14:34:39

Halim berdiri di depan pintu kamar Rael, mengetuk dua kali dengan ritme yang hanya mereka berdua pahami. Pintu terbuka sedikit; Rael mengintip dari balik celah, rambutnya berantakan, wajahnya tetap tenang seperti biasa.

“Rael,” kata Halim pelan, “Baginda mengirim pesan penting. Ada misi baru.”

Rael menghela napas.

“Aku baru saja selesai menekan keluarga Yubi dengan bukti kejahatan mereka. Tidak bisakah aku istirahat sehari saja?”

Halim masuk dan menutup pintu. “Situasinya mendesak. Ada serangkaian perampokan besar di pusat kota. Pelakunya tidak biasa—mereka sangat terlatih, sangat cepat, dan tidak meninggalkan jejak. Baginda curiga ada kelompok yang sengaja mengacaukan stabilitas kota.”

Rael duduk di tepi kasur, menggerak-gerakkan jarinya sambil berpikir.

“Mengacaukan pusat kota… berarti seseorang sedang menguji kekuatan kerajaan,” gumamnya.

“Baginda ingin kau turun tangan,” lanjut Halim. “Ia percaya hanya kau yang bisa mengurai pola para perampok itu.”

Rael terdiam sebentar, kemudian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   43. Misi Baru

    Halim berdiri di depan pintu kamar Rael, mengetuk dua kali dengan ritme yang hanya mereka berdua pahami. Pintu terbuka sedikit; Rael mengintip dari balik celah, rambutnya berantakan, wajahnya tetap tenang seperti biasa.“Rael,” kata Halim pelan, “Baginda mengirim pesan penting. Ada misi baru.”Rael menghela napas.“Aku baru saja selesai menekan keluarga Yubi dengan bukti kejahatan mereka. Tidak bisakah aku istirahat sehari saja?”Halim masuk dan menutup pintu. “Situasinya mendesak. Ada serangkaian perampokan besar di pusat kota. Pelakunya tidak biasa—mereka sangat terlatih, sangat cepat, dan tidak meninggalkan jejak. Baginda curiga ada kelompok yang sengaja mengacaukan stabilitas kota.”Rael duduk di tepi kasur, menggerak-gerakkan jarinya sambil berpikir.“Mengacaukan pusat kota… berarti seseorang sedang menguji kekuatan kerajaan,” gumamnya.“Baginda ingin kau turun tangan,” lanjut Halim. “Ia percaya hanya kau yang bisa mengurai pola para perampok itu.”Rael terdiam sebentar, kemudian

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   42. Tekanan Piskologi

    Yubi menggigit bibirnya, ketakutan semakin menusuk ke dalam dada. Ia menatap ibunya dengan mata merah.“Bu… kita tidak bisa menyentuh Rael,” katanya dengan suara pecah.“Sekarang dia didukung oleh Raja. Bahkan para penasehat pun takut padanya.”Sang Nyonya mendengus pelan, namun ada keraguan di matanya.“Dukungan raja bukan berarti dia kebal.”“Tidak, Bu!” Yubi hampir berteriak. “Kau tidak mengerti! Rael bukan hanya punya bukti kejahatan kita… dia punya pengaruh sekarang. Raja memercayainya, Halim melindunginya, pasukan kerajaan siap bergerak hanya dengan satu kata dari mereka!”Sang Nyonya terdiam.Yubi melanjutkan, suaranya bergetar hebat,“Bu… kita sentuh dia sedikit saja, kita tidak akan sempat melarikan diri!”Sang Nyonya menatap anaknya lama.“Jadi… apa yang kau usulkan, Yubi? Diam saja dan menunggu kita diseret keluar dari kediaman ini?”Yubi menggeleng, napasnya berat.“Tidak. Tapi membunuh Rael sekarang… itu bunuh diri. Nama itu… bahkan disebut saja membuat para pejabat membe

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   41. Bayangan Yang Mengancam

    Gerva mulai kehilangan kendali. “Itu… manipulasi data, Baginda! Halim sedang menjebak saya! Dia ingin menguasai posisi saya di dewan kerajaan!”Halim tetap tenang.“Jika hamba berniat mengambil jabatanmu, aku sudah melakukannya sejak dulu. Tapi aku bukan penjilat. Aku hanya melindungi kerajaan dari pengkhianat.”Suasana balairung mendadak mencekam. Para pengawal saling berpandangan, tak berani bergerak.Raja turun dari singgasana, berjalan mendekati meja. Ia membuka satu gulungan terakhir yang Halim keluarkan — daftar nama pasukan bayangan yang dibayar Gerva untuk mencari seseorang di luar istana.“Ini daftar pasukan bayanganmu, Gerva. Untuk apa kau memburu anak bernama Rael?”Nada suara Raja kini bergetar antara amarah dan kecurigaan.Gerva berusaha tenang, tapi keringat dingin mulai menetes di pelipisnya.“Itu perintah keamanan, Baginda. Anak itu… mencuri dokumen negara—”Halim memotong keras.“Bohong! Anak itu bekerja di bawah perintahku, atas seizin istana! Ia justru menemukan dok

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   40. Penangkapan Pengkhianat

    Derap langkah para pengawas menggema keras. Rael menuruni bukit kecil, tubuhnya terhuyung, napasnya semakin cepat. Ia menuju hutan tipis di sisi barat—tempat satu-satunya yang bisa memberinya waktu.Namun dua orang pengawas muncul dari arah depan, mengayunkan tongkat untuk menghalangi.“Dia di sini!”Rael menghindar ke kanan, tapi satu tangan berhasil menangkap ujung bajunya dan menarik kuat.“Ketangkap kau, bocah—”Rael berputar cepat, melepas jubahnya sehingga pengawas itu hanya mencengkeram kain kosong. Ia kembali berlari meski lututnya gemetar.Darmel yang berada tepat di belakangnya mengayunkan tongkat ke arah kaki Rael.BRUK!Tongkat itu mengenai betisnya. Rael hampir jatuh tersungkur tapi berhasil menahan diri pada batang pohon.Darmel tertawa rendah. “Berani sekali mencampuri milik bangsawan Gerva. Kau pikir kau siapa?”Rael terpincang, mundur perlahan. Matanya menatap sekeliling, mencari celah.“Hentikan, Darmel. Aku hanya membuka saluran untuk rakyat—”“Rakyat tidak penting!

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   39. Dalam Pengejaran

    Di balik pintu besi berukir naga perak, Gerva duduk di meja kayu gelapnya. Lilin-lilin menyala redup, menampilkan bayangan wajahnya yang tampak murka dan penuh siasat. Gulungan surat Rael yang dicuri pandang oleh pengawalnya tergeletak di meja.Gerva menampar meja itu keras.“Anak kecil… berani sekali mencampuri urusan bangsawan sepertiku.”Pengawal pribadinya, seorang pria bertubuh kekar bernama Varron, melangkah mendekat.“Apa perintah Tuan?”Gerva mengusap wajahnya pelan lalu tertawa pendek, getir.“Halim selalu menghalangi. Dan sekarang dia mengirim anak bawahan untuk merusak rencanaku.”Ia berdiri, berjalan ke arah jendela yang menghadap kota. Cahaya bulan menyinari sebagian wajahnya.“Kita tidak bisa menyentuh Halim secara langsung. Dia terlalu mulia, terlalu bersih, terlalu dipercaya Raja.”Gerva mendengus.“Tapi anak itu… Rael. Tidak ada yang mengenalnya. Tidak ada yang akan mempersoalkan jika dia… hilang.”Varron menunduk sedikit. “Apakah ingin saya kirim orang untuk mengurus

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   38. Meledakan Bendungan

    Ia mulai memutar baut besi dengan hati-hati. Bunyi krek... krek... terdengar keras di tengah keheningan malam. Setiap putaran membuat air di balik jeruji bergetar semakin kuat. Leri menahan napas, sementara Rael terus fokus, keringat menetes dari pelipisnya.Lalu—klik!Satu tuas longgar. Air mulai merembes, lalu menyembur kecil. Rael bergerak cepat ke baut berikutnya. Begitu tuas terakhir terlepas, suara gemuruh mengguncang terowongan.“Lari, Leri!” teriak Rael.Mereka berlari sekuat tenaga, melewati genangan air yang mulai mengalir deras di belakang mereka. Suara air meledak dari balik dinding—DUARR!—menerobos ke bawah lembah, menembus tanah kering yang selama ini menunggu kehidupan.Mereka keluar tepat sebelum air menyapu jalur terowongan. Leri terjatuh di tanah, tubuhnya basah kuyup, tapi wajahnya berseri. “Kau berhasil, Tuan Rael! Airnya mengalir lagi!”Rael berdiri, menatap dari kejauhan ke arah lembah di bawah. Sungai yang tadinya kering kini mulai terisi kembali. Cahaya bulan m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status