Share

BAB 2. SAMPO BAYI

“Sedekat apa kamu sama Mbak Nilam, Mas!” 

Begitu sampai di rumah, aku langsung mencecar Mas Bayu dengan pertanyaan yang sedari tadi berputar-putar di kepala. Untung saja ibu mertua dan adik iparku sedang ke luar rumah, jadi aku lebih leluasa menginterogasi suamiku.

“Kamu ngomong apa sih, Dek, dari tadi ngelantur terus? Kamu kelelahan ya?” ucap Mas Bayu sambil tangannya berusaha menyentuh keningku, tapi aku menghindar.

“Enggak usah mengalihkan topik, tinggal jawab saja,” sahutku ketus sembari menyilangkan tangan di depan dada.

“Jawab apaan sih?” tanya Suamiku pura-pura bodoh. 

“Sedekat apa kamu dan Mbak Nilam?” ulangku kemudian. 

“Ya biasa,” jawab Mas Bayu sambil menjatuhkan bobot pada sofa ruang tamu. Aku pun segera melakukan hal yang sama, tapi berseberangan arah. 

“Biasa bagaimana, Mas?” buruku. 

“Ya biasa, kayak tetangga pada umumnya,” sahut Mas Bayu. 

“Lalu kenapa dia berani minta kamu menjaga anaknya? Seharusnya Mbak Nilam minta tolongnya sama aku. Kan aku yang perempuan.” 

Dengan nafas tak beraturan, aku menyampaikan kecurigaanku pada Mas Bayu. 

“Kan kamu baru pulang. Mungkin Mbak Nilam takut anaknya menangis kalau kamu yang jaga. Soalnya anak itu selalu rewel jika dekat sama orang yang jarang membopongnya,” jelas Mas Bayu panjang lebar. 

Dengan cermat aku mendengarkan kalimat yang diucapkan suamiku. Mencerna lalu menyimpulkan. 

“Berarti Mas sering membopongnya? Mas sering ke rumah Mbak Nilam?” tuduhku. 

Mas Bayu tampak kaget dengan ucapanku. Mungkin dia tidak menyangka aku akan bertanya seperti itu. 

“Enggak gitu, Dek. Namanya juga tetangga. Wajar dong kalau aku sesekali main ke sana. Itu pun kalau suaminya ada di rumah,” ujar Mas Bayu sedikit tergagap.

Aku terdiam. Yang dikatakan Mas Bayu ada benarnya juga, tapi entah kenapa aku masih saja curiga sama suamiku? Apa karena terlalu banyak membaca cerita perselingkuhan?

“Kamu jangan cemburu begitu, Dek. Mas enggak mungkin mengkhianati kamu. Hanya kamu yang Mas cinta, Dek,” tambah Mas Bayu. 

Inilah kelemahanku. Selalu tak berdaya tiap kali mendengar kata cinta dari Mas Bayu. Kecurigaan yang tadi sempat mendominasi perasaan, kini menguap entah ke mana. Apa ini yang namanya cinta buta?

Perlahan, Mas bayu menggeser duduknya ke sebelahku, kemudian mendekatkan wajahnya pada keningku. Mengecup sekali lalu menarik ke dalam dekapannya. Tangannya bergerak lincah membelai mahkota kepalaku. Membuat hatiku merasa nyaman. 

“Bagaimana mungkin aku bisa mendua, sedangkan aku telah memiliki bidadari secantik kamu. Di dunia ini tak ada wanita yang mampu menggantikanmu dari singgasana hatiku.” 

Perempuan mana yang tak merasa bangga mendapat pujian seperti itu dari suami yang sangat dicinta? Mas Bayu memang selalu bisa membuatku terbuai. 

Tanpa di minta, aku membalas pelukan Mas Bayu. Ada sedikit rasa lega setelah mendengar tutur lembutnya. Dalam hati aku berharap semoga suamiku benar-benar setia. 

“Aku mandi dulu ya, Mas,” ujarku setelah pelukan kami terurai.

“Ya sudah sana, biar pikiran kamu fresh. Jadi enggak curiga melulu,” sindirnya, 

Aku hanya menanggapi ucapannya dengan sebuah senyuman, lalu beranjak ke kamar menyambar handuk yang tercantel di balik pintu.

Di rumah ini hanya ada satu kamar mandi yang di pakai satu keluarga.  letaknya bersebelahan dengan dapur. Jadi, kalau mau mandi aku harus keluar kamar. 

Baru saja masuk ke kamar mandi, aku langsung dikejutkan oleh benda asing yang tergeletak di antara peralatan mandi. Gegas kudekati benda tersebut lalu mengambilnya. Dari aromanya, aku bisa memastikan kalau ini memang sampo bayi. 

Penghuni rumah ini semuanya dewasa. Lalu, siapa pemilik sampo ini? Apa jangan-jangan...

Tak ingin terus menduga-duga, kubatalkan niatku untuk mandi lalu membawa benda tersebut dengan perasaan tak menentu. Biar Mas Bayu yang menjelaskan semuanya. 

“Ini punya siapa, Mas?” tanyaku sambil menunjukkan benda yang sedari tadi kugenggam.

Mas Bayu yang masih bersantai di ruang tamu, langsung terperanjat saat melihat benda di tanganku. Wajahnya tampak memucat, seperti sedang ketakutan.

“Kenapa diam, Mas? Ini punya siapa?” 

Kali ini, aku mengulang pertanyaan dengan nada suara lebih tinggi. Kecurigaan semakin tak terelakkan, apalagi melihat Mas Bayu yang tampak kebingungan.

“Itu... itu punya Sarah. Iya, punya Sarah,” sahutnya gugup. 

“Jangan bohong! Adikmu itu sudah perawan, jadi enggak mungkin pakai sampo kayak gini!” seruku. 

“Ada apa sih, kok teriak-teriak begitu? Entar tetangga dengar kan malu,” 

Ibu mertuaku yang baru saja masuk rumah langsung nimbrung. Kedua tangannya tampak menenteng kantong belanjaan, lalu meletakkannya di atas meja.

“Ini punya siapa, Bu?” tanyaku. 

Dia tampak kaget saat melihat benda di tanganku, tapi berusaha menyembunyikannya.

“Oh, itu punya Ibu. Soalnya ibu suka aromanya,” jawab Ibu tak terlalu gugup.  

Mas Bayu bilang ini punya Sarah, sedangkan ibu bilang benda ini miliknya. Sebenarnya siapa pemilik sampo ini?

“Tadi Mas Bayu bilang ini punya Sarah. Sekarang ibu mengaku punya Ibu. Mana yang benar?” tanyaku pada mereka. 

“Itu memang punya Ibu kok,” sahut Ibu terdengar meyakinkan.

“Kok Aneh sih? Masa Ibu pakai kayak gini. Enggak mungkin deh,” protesku tak percaya.

“Sudah! Timbang sampo saja dibikin masalah. Kayak enggak ada kerjaan saja! Mending sekarang kamu mandi sana,” gerutu Mas Bayu. Dari mimik mukanya aku tahu dia tak mau membahas ini lagi. 

Sebenarnya aku masih penasaran siapa pemilik benda ini, tapi karena tak ingin terus berdebat, akhirnya aku beranjak meninggalkan mereka.

Meski hanya diam, bukan berarti percaya. Terus bertanya juga tak berguna. Mereka pasti tak akan jujur. Aku sangat yakin ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku. 

“Baiklah! Aku akan menyelidiki semua ini. Jika sampai Mas Bayu bermain api, kupastikan dia akan terbakar sendiri,”  gumamku sembari meremas benda di tanganku. 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yung
biar kan aja mereka buat dosa biar dapat karma nya tunggu aja
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Semua co selingkuh klo ditanya pasti jawabannya yah itu blgnya mencintai pasangannya ujung2nya yah selingkuh. Basi bgt. Jd ce kok digombalin malah seneng yah? Klo w mah udah w kemplang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status