Share

SADIS

Di perjalanan, Daffa memelankan laju mobil, mengambil beberapa lembar tisu dari dashboard lalu memberikan padaku tanpa mengucap sepatah kata pun.

Aku sedikit kaget saat menyadari ternyata duduk di jok depan. Kepalang tanggung, kuambil tisu dari tangan Daffa lalu menyeka air mata.

Sebisa mungkin menahan perih di hati. Rasanya canggung menangis di sebelah laki-laki yang bukan siapa-siapaku.

“Kenapa mbak menangis?” Daffa memindai wajahku sejenak lalu kembali menatap pada jalanan.

Aku diam. Ingin bercerita tapi segan. Pada akhirnya hanya mampu membuang pandangan ke samping, berusaha menyembunyikan perih.

“Maaf,” ujarnya kemudian.

Hening. Baik aku ataupun Daffa tak membuka suara. Jauh berbeda saat dengan suasana saat berangkat tadi.

“Bagaimana perasaanmu saat orang yang kamu cintai ternyata tak pernah mencintaimu?” Setelah hati sedikit tenang, aku membuka obrolan.

“Biasa saja. Selama ini perempuan yang kucintai juga tak mencintaiku,” jawabnya tanpa menoleh.

“Tapi bagaimana jika keka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yung
ntah lah aku bingung baca nya hanya selingkuh yg di pikir mereka,usir si rehan itu enak aja dia nyumpah mati anak istri nya,akan dpt batu nya dia nanti tunggu aja,,awas kau rayhan
goodnovel comment avatar
Trisna Wati
Bajingan anak istri dianggap mati ...
goodnovel comment avatar
Revania Miracle
ya udahlah Re sama daffa aja ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status