"Apa tidak ada sarapan?" keluh Ayla jengkel karena Auden terus mengurung dirinya di dalam kamar, dan pria itu seolah tidak pernah puas. Sial! "Memakan tubuhmu lebih nikmat dan bikin kenyang," jawab Auden yang membuat Ayla memasang wajah datar. "Ayo, mandi."Dengan cepat Auden menyeret tubuhnya menuju kamar mandi, membuka perlahan satu persatu pakaian sang pembantu. Ayla hanya berdiri kaku sambil menutupi area private miliknya, karena malu. "Aku sudah lihat semua, apa lagi yang kamu tutupi?" Pertanyaan Auden membuat wajah Ayla kian memerah, gadis itu hanya menggeleng sambil menggigit bibir. "Berbalik!" perintah Auden. Dengan telaten pria itu menyabuni tubuh sang pembantu yang membuat seluruh tubuh Ayla merinding luar biasa, setiap sentuhan lembut di kulitnya kembali membuat gejolak aneh yang membuatnya menggigit bibir kuat. Saat Ayla berbalik seluruh wajah Ayla kian memerah saat melihat tubuh telanjang sang majikan, dengan susah payah dia menelan ludah kasar. "Cepat berbalik!" ge
Lihatlah apa yang terjadi sekarang, tadi pagi laki-laki ini masih mencolok tubuhnya dan sekarang dia sudah bermesraan bersama istrinya. Ayla sedang mengupas buah untuk dua pasangan yang saling bucin ini. Sebenarnya dia sangat suka melihat kedua majikan bermesraan yang menandakan jika cinta keduanya masih tumbuh dan terus tumbuh. Sebagai seorang publik figur yang mengedepankan fisik, Sandra selalu menjaga pola makan. Buah adalah yang paling penting di saat ingin ngemil, tak ada makanan manis, apalagi minuman kekinian. "Mi Amor, aku capek bangat," keluh Sandra pada sang suami. "Nanti dapat pijitan manja," jawab Auden sambil mengecup kedua bahu istri bergantian. Menghirup aroma tubuh wanita jadi energi buat dirinya sendiri. Ayla dengan cepat memalingkan wajahnya. Entahlah dia tak mengerti hidup apa yang sedang dijalani sekarang. Kenapa dia harus terjebak pada lingkaran sial ini! Wanita muda itu menunduk dan melihat gundukan rata di perutnya. Ayla kasihan pada bayi di perutnya tidak
Ayla tidur dengan gelisah, hanya bolak-balik di atas ranjang karena dia merasa tak nyaman dengan kehadiran Auden di kamarnya. Apa yang pria ini lakukan? Padahal istrinya ada di sini. "T-Tuan." Ayla berujar gugup. "Diam! Tidur!" Auden dengan cepat menutup mulutnya yang membuat Ayla melotot. Dia bahkan menahan napas karena Auden memeluk tubuhnya begitu erat. "S-saya tak bisa napas.""Udah! Diam, tidur." "Sesak.""Arghhh!!" Auden menggerang kesal membuat Ayla menelan ludah kasar. Semoga pria ini tidak mengamuk. "Kamu telah membangunkan singa tidur," serak Auden bangkit dari atas ranjang membuat Ayla kian gugup. Apa yang akan pria ini lakukan padanya? "S-saya mau tidur." "Ya sudah tidur." "T-Tuan keluar," usir Ayla. Dia tahu dirinya bersikap keterlaluan, tapi pria keras kepala ini juga seperti enggan untuk meninggalkannya padahal dia tak nyaman satu ranjang bersama sang majikan apalagi ada Sandra di rumah. Apa tidak kejang-kejang wanita itu saat menemukan sang suami memilih tid
Rasa-rasanya Ayla butuh kekuatan kuda untuk menghadapi pria ini, walau dia senang. Masih mengatur napasnya yang tak terkendali, Ayla menatap polos pada majikannya yang sudah bangkit dari atas ranjang. "Kita punya waktu berapa jam sampai pagi?" Pertanyaan itu membuat seluruh tubuhnya merinding. Ingin protes, ingin membuka suara tapi dia tahu semuanya percuma. Ayla hanya terdiam di tempat. Hubungan ini sungguh aneh, dia tahu pria ini menginginkan dirinya hanya sebatas nafsu. Dia sudah dijual orang tuanya, jadi hidup Ayla bergantung sepenuhnya pada Auden. Bahkan jika laki-laki ini menghilangkan nyawanya dia akan pasrah pada nasib. Auden kembali melemparkan tubuh telanjangnya ke atas kasur dan memeluk tubuh kecil Ayla, sampai detik ini dia masih merasa takut dengan pria ini, padahal tubuhnya sudah berkali-kali dicolok. Tangan Auden terulur untuk menyentuh hidung bangir kecil gadis ini. Dia akan melindungi Ayla apa pun yang terjadi. Tidak! Tidak ada cinta di antara keduanya, cinta A
Saat melihat Sandra rasanya Ayla begitu malu hati pada majikan wanitanya. Wanita cantik itu percaya begitu penuh padanya, tapi lihatlah apa balasan yang dia beri? Mengkhianati dan mencuri suaminya. Gadis itu hanya mengangkat barang-barang mereka untuk berlibur selama satu minggu. Menyewa sebuah villa di pinggir pantai dan mereka bisa berjalan kaki ke sana menikmati liburan yang private karena ini adalah villa private. Terlalu banyak berpikir Ayla sampai tersandung kaki sendiri. Perasaan bersalah itu terus menggerogoti dirinya, walau dirinya telah masuk dalam lingkaran setan dan tak ada jalan keluar dari semua ini. "Awhhh!" Gadis itu meringis memeriksa jempol kakinya. Dia sedang membawa masuk koper Sandra berwarna merah ke kamar utama. Bukan hanya mereka bertiga yang liburan karena banyak keluarga Sandra dan Auden turut hadir membawa pasangan masing-masing. "Onty! Onty, oke?" pekik Lionel. Bocah tiga tahun menggemaskan dengan pipi bulat merah seperti tomat mendekati Ayla. Tangan
Auden menarik tubuh kecil Ayla di pangkuannya. Dengan susah payah Ayla menelan ludah, tanpa sadar mengalungkan tangannya di leher Auden. Entah kenapa keintiman ini membuatnya takut, tapi merasa nyaman di saat bersamaan. Tangan Auden terulur sambil menyampir rambut Ayla ke belakang, persis seperti yang laki-laki itu lakukan pada istrinya tadi. Dia selalu tak sanggup berkata-kata saat berhadapan dengan pria ini.Auden menempelkan keningnya dengan kening Ayla. "Dingin?" tanya pria itu. Ayla menggeleng, sebenarnya mulut Ayla ingin sekali bertanya kenapa pria ini menyusulnya daripada bermesraan dengan sang istri. Pertanyaan-pertanyaan ini yang selalu membuatnya ketakutan dan merasa jadi jahat. Ayla tidak pernah menginginkan di posisi seperti ini, alasan keretakan tiang kokoh yang telah lama dibangun. Auden berhasrat untuk gadis ini, walau cintanya untuk sang istri tidak akan pernah pudar. Masih menelan ludah dengan susah payah, kedua insan ini kembali terdiam. Hanya deburan ombak ya
"Fuck! Bodoh! Bodoh!"Berkali-kali dia mengumpat sambil menyugar rambut, terlalu menuruti nafsu hingga tak sadar dengan keselamatan gadis ini."Ahhhh! Sakit!" Ayla masih merintih, meringkuk di atas batu tajam sambil memeluk perut bawahnya.Auden masih saja mengumpati kebodohannya, pergi membawa gadis ini ke rumah sakit dia akan ketahuan, atau membiarkan saja di sekarat dan bersikap semuanya baik-baik saja. Semuanya akan aman, karena setelah gadis ini keguguran dia akan bebas dari tanggung jawab dan Sandra tidak akan pernah tahu apa yang terjadi.Setan dan malaikat beperang sekarang mana yang akan menang.Masih berdiri di kegelapan yang remang-remang."Ahhh! Please," rintih Ayla. Dia sudah tak kuat dengan rasa sakit. Rasanya seperti perut bawahnya disayat-sayat dan juga diblender secara bersamaan.Masih dengan penerangan seadanya keringat sebesar biji kopi membasahi wajah Ayla."Fuck! Persetan dengan semuanya!"Malaikat menang!Dengan cepat Auden langsung membawa tubuh Ayla dengan gaya
Napasnya tercekat, tenggorokan terasa seperti dicekik hingga kesulitan untuk bernapas. Dia benar-benar pasrah pada hidupnya, bahkan sekedar membuka suara saja rasanya sudah tak sanggup. Ayla hanya terdiam di tempat. Tolong cabut nyawanya sekarang, dia tak sanggup saat semuanya sudah terbongkar seperti ini. Hanya dengan gerakan matanya, dia mencoba mencari keberadaan Auden. Mungkin pria itu bisa menolongnya sekarang, sang majikan hanya duduk di pojokan dengan wajah kusutnya. Seluruh pasang mata melihat ke arahnya seolah menanti jawaban, masih dengan susah payah Ayla menelan ludah dengan degupan jantung yang rasanya pindah alam. Kepalanya terasa berdenyut hebat merasa jika ini adalah hari penghakiman. "A-aku—" Mendadak lidahnya kelu, dengan cepat Ayla memalingkan wajah saat sangat majikan wanita menatapnya menanti jawaban. "Sayang, aku pikir biarkan dia beristirahat dulu." Entah harus disebut laki-laki ini malaikat atau setan karena telah menolongnya dari situasi mencekam