Share

Bab 4

Author: Sexy Lexy
last update Last Updated: 2023-02-07 16:45:41

"Fuck!"

"Fuck!"

Berkali-kali dia menendang ban mobil miliknya sendiri walau kakinya yang berakhir sakit.

Auden tak tahu untuk melampiaskan semua ini. Dia dan Sandra selama bertahun-tahun mencoba untuk punya anak tapi tak pernah berhasil dan hal yang tak diharapkan terjadi, bagaimana mungkin?

Berkali-kali pria itu membanting pintu mobil tapi kepalanya masih saja ribut. Ayla masih pingsan, gadis bodoh itu sudah berada di dalam mobil.

Auden termasuk orang yang tenang menghadapi masalah apa pun, tapi jika sudah begini otak cerdasnya mendadak freeze. Seperti tak ada jalan keluar untuk semua masalah ini.

Jadi sekarang apa?

Pria itu kembali masuk ke dalam mobil sambil mengembuskan napas berkali-kali dengan kasar. Melirik ke samping pada gadis bodoh yang terisak. Dia sudah bangun rupanya.

Ayla hanya menunduk sambil meremas seatbelt. Dunianya yang kelam kian terasa gelap sekarang. Tak ada jalan keluar untuknya.

"Kamu punya pacar?"

Ayla tidak menjawab pertanyaan tersebut. Memangnya kalau dia punya kekasih, apa yang akan pria ini lakukan?

"Kalau kamu punya kekasih, saya akan beri uang padanya dan biarkan dia mengaku sebagai anaknya." Ucapan Auden membuat Ayla sadar jika harga dirinya hanya sebatas keset, diinjak seenak jidat para orang kaya.

"Saya tidak se murahan itu untuk hamil dari laki-laki. Tuan yang memperkosa saya sampai hamil." Ayla bicara terang-terangan sekarang. Harusnya memang dia melaporkan laki-laki ini ke polisi.

"Listen!" ucap Auden dengan kasar sambil memegang kedua bahu Ayla bahkan mencengkeram dengan kasar.

Ayla menepis kedua tangan kekar tersebut.

"Tidak ada yang menginginkan anak ini. Aku sudah punya istri, Sandra adalah cinta pertama dan akan terus seperti itu. Jadi, Sandra tak boleh tahu kamu hamil, atau tahu apa pun yang terjadi."

Tangannya terkepal tanpa sadar, andai menebas kepala orang bisa mengembalikan kewarasan dirinya Ayla akan menebas kepalanya.

"Tidak perlu, Tuan! Saya akan pergi jauh."

"Nope! Jangan pergi, aku akan mencari kamu kemana pun kamu pergi bahkan ke lubang semut sekalipun, so don't try me."

Ayla sebenarnya tak bisa menemukan solusi untuk masalahnya sekarang, yang terpikirkan adalah pulang ke rumah orang tuanya mengaku apa yang terjadi dan kembali hidup dari nol membesarkan anak, walau ayahnya bisa membunuh dia detik itu juga.

Tidak! Auden tidak akan pernah dia laporkan ke polisi, dia tak punya uang dan juga power untuk melawan sang majikan.

"Saya tak bisa berpikir apa-apa sekarang. Tapi, sebaiknya kamu makan dulu. Tubuhmu sangat mengenaskan seperti ranting kayu yang rapuh, sekali kena injak hancur."

Dia juga tak peduli dengan penampilannya sekarang karena hidupnya sudah rusak, Ayla seperti tak punya harapan lagi. Mau menangis rasanya juga percuma, menyesal juga untuk apa? Otaknya masih berfungsi setengah menyuruh dirinya untuk pulang ke rumah orang tuanya. Hanya itu satu-satunya.

Auden beneran membawa gadis bodoh ini makan. Jika Ayla tidak mau makan dia akan memaksanya.

Keduanya masuk ke sebuah restoran yang sudah sepi karena lewat jam makan siang, hanya ada dua—tiga pelanggan.

Detik-menit berlalu Ayla selalu membenci kenyataan jika dirinya terlahir miskin. Kenapa dia bukan anak orang kaya, dan bisa melaporkan pria sialan ini ke polisi? Kenapa dia tak punya power dan uang untuk membungkam mulut Auden?

Auden memesan soup ayam untuk pembantunya, kuah hangat mungkin bisa menghangatkan perut gadis ini agar dia sedikit punya tenaga, bukan seperti hidup segan mau mati nanggung.

"Makan! Jangan banyak melamun," perintah Auden.

Segala sumpah serapah dia keluarkan, tapi tertahan di bibirnya.

"Ck! Kenapa kamu lelet sekali?" tanya Auden dengan jengkel. Pria itu menggeser bangku miliknya dan menyuapi Ayla dengan paksa, melihat tatapan penuh intimadasi membuat Ayla membuka mulut setengah menerima suapan itu.

Selain tak berselera makan, dia memang sangat sensitif pada bau. Rasanya semua hal tak menyenangkan.

"Setelah makan minum obat yang dokter beri tadi." Ayla mengangkat kepalanya menatap laki-laki dewasa tampan di depannya.

Sebenarnya, sejak awal dia selalu kagum dengan kharisma dan pesona sang majikan ini. Dia adalah laki-laki yang begitu sayang pada istri dan sangat menghargai perempuan, kenapa sekarang jadi bejat seperti ini? Kesalahan satu malam yang merubah pandangan Ayla selamanya.

Ponsel Auden berdering. Mi Amor yang menelponnya. Pria itu tersenyum refleks, detik berikutnya rahangnya mengetat tahu apa yang terjadi.

"Bagaimana hasilnya ke dokter?"

"Ehem! She's fine. Memang perlu banyak istirahat, mungkin bisa kita beri waktu istirahat satu minggu," dusta Auden. Tangan kanan pria itu masih berusaha untuk terus menyuapi Ayla walau gadis itu sudah menggeleng berkali-kali.

"Thank God! Mungkin memang Ayla bisa cuti selama satu bulan." Ucapan pasal cuti membuat otak cerdas Auden mulai menemukan titik terang sekarang.

"S-sudah, Tuan." Auden melotot, dia harus memaksa gadis ini makan banyak.

"C-cukup."

Auden masih memaksa Ayla untuk menghabiskan makanannya.

Uweeee!!!!

Ayla muntah karena terlalu dipaksa makan. Tepat di baju Auden.

"Shit!" umpat pria itu dengan amarah besar.

"Nanti aku telepon lagi."

"Fuck! Apa yang kamu lakukan, gadis bodoh?!"

Ayla menggeleng sambil menutup mulutnya masih menahan rasa mual. Auden menarik napas panjang mengambil tisu sambil membersihkan diri. Entah kenapa emosinya terus diuji sedari tadi.

Uweeee!

Ayla kembali muntah, kali ini dia mengotori sepatu mahal majikannya. Auden melotot, dengan cepat dia memanggil waiters untuk membersihkan muntahan gadis bodoh ini.

Dengan membayar sepuluh kali lipat dari harga makanan, karena waiters telah membersihkan muntahan Ayla pria itu segera menyeret sang pembantu yang menyusahkan ini. Seharusnya sedari awal dia membuang gadis ini jurang dan membiarkan dirinya membusuk di sana.

"Fuck! Fuck!" desisnya kesal sambil memukul kemudi.

Ayla terus saja menutup mulutnya rasa mual itu masih terasa, sekali saja pria ini bicara tak benar dia akan muntah di wajahnya.

Mata cantik itu melotot tatkala Auden tanpa rasa bersalah membuka pakaian miliknya.

"Sil! Sial! Saya bisa masuk angin jika begini."

Ayla memilih untuk tidak peduli, sambil menutup matanya. Rasa mual masih menderanya.

"Huh!" Auden menghela napas kasar sambil melirik pada gadis bodoh penyusah di depannya.

Beruntung Sandra sering meninggalkan kaos di dalam mobil. Dengan asal-asalan, Auden memakai kaos sambil berpikir ke mana seharusnya?

Satu-satunya hal yang terpikirkan oleh otak cerdas otak Auden adalah membiarkan gadis bodoh ini cuti satu bulan, dan bisa mengaku pada Sandra dan semua orang jika Ayla hamil dari kekasihnya. Mungkin dia bisa mencari seseorang yang menjadi kambing hitam yang mau jadi kekasih Ayla, dia yakin pemuda miskin manapun pasti mau saja jika uang berbicara.

"Jadi, sekarang kamu mau apa?"

"Saya mau pulang."

Sebenarnya Ayla tak yakin bisa selamat di rumahnya yang seperti neraka. Dia punya banyak adik, ibunya suka berteriak begitu juga ayahnya. Bekerja di luar kota adalah salah satu pelarian terbaiknya, jika sudah begini dia kembali masuk ke dalam neraka.

"Saya yang akan mengantarkan kamu."

Rumah Ayla berkisar lima jam dari kota.

Walau tubuhnya sangat lemah, tapi masalah berat yang dihadapi membuat Ayla tak ingin terus-terusan bermanja. Mungkin dia bisa memikirkan untuk menggugurkan anak ini.

Tanpa sadar air matanya memanas, apa dia jadi ibu jahat membunuh anak sendiri?

Auden mengantarkan Ayla ke rumah terlebih dahulu untuk mengambil pakain gadis itu. Benar-benar tak punya lagi harapan untuk bertahan hidup.

____

Rasa mual kembali menderanya, kembali ke gubuk reot yang penuh dengan kebisingan.

Ayla adalah anak pertama dan punya banyak sekali adik berjumlah lima orang.

Ketika melihat ibunya yang sedang menyiram cabe di samping rumah dia tahu neraka seperti apa yang akan dijalani, apalagi pulang dengan keadaan hamil seperti ini.

"M-mama." bahkan lidahnya terasa seperti kelu karena memanggil ibu sendiri.

"Oh, kau pulang rupanya! Itu bapakmu sedang pergi ke rumah tetangga ada hajatan, kebetulan kau pulang, jadi bisa kita sumbang duit."

Tidak ada penyambutan penuh rindu, tapi terus saja uang dan uang yang membuat Ayla begitu muak.

"Ma, aku hamil," aku Ayla dengan jujur.

"APA KAU BILANG?" Suara pekikan hingga membuat satu kampung bisa mendengarnya.

"Bicara sekali lagi!" Wanita berumur itu mendekat, garis-garis keriput di wajahnya kian terlihat selaras dengan amarah yang sudah menguasai dirinya.

"H-hamil."

BRAKKK!!!

Pot berisi cabe di depannya sudah melayang di kepala sang putri.

"Anak sialan! Kenapa tidak mati aja dari dulu! Hanya bisa nyusahin."

Dengan jurus seribu bayangan Mala menendang putri sulungnya hingga terjatuh di lantai.

"Tak usah hidup lagi kau, anjing! Hanya bisa menyusahkan dari kecil!"

"M-ma." Bibir Ayla bergetar sambil memeluk perutnya menahan dari serangan amukan sang ibu.

Tak puas dengan satu pot, sekarang tiga pot sudah melayang di tubuh Ayla.

"Siapa laki-laki bajingan itu? Biar kupatahkan terongnya."

Mala terus saja mengamuk, tak puas dia menarik rambut anaknya yang membuat rambut Ayla tercabut berserta nyawanya.

"M-ma."

"Ahhhh!" Ayla kembali terpekik karena sang ibu sudah menendang tubuhnya layaknya bola.

Auden yang tadinya ingin segera pergi mengurungkan niatnya dan jadi tahu bagaimana tidak harmonisnya keluarga ini.

Dia tahu, faktor kemiskinan membuat orang miskin suka berbuat di luar nalar.

Tak lama, pria itu melihat Ayah Ayla yang menggendong beberapa anaknya yang masih kecil, satu di belakang, dua orang bergelantungan seperti anak monyet.

"Ada apa ini?" tanya Prana melihat sang istri sudah mengamuk.

"Bagaimana mungkin anak sial ini pulang-pulang bilang hamil! Bukannya kerja di sana, tapi sibuk melonte."

Auden segera turun dari mobilnya, dan mendekat ke arah kerumunan.

"Saya yang akan menikahinya," ucapnya mantap.

Ayla yang hampir pingsan sekarang kembali pingsan.

Entah bagaimana nasib sial selalu berada di pihaknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 61

    "Semoga Edde suka." Ayla tersenyum sembari memeluk sebuah boneka beruang kecil menggemaskan.Tak ada filosofi khusus tentang boneka itu, dia hanya ingin memberikannya. Auden telah punya segalanya, dan juga bukan wanita atau anak kecil yang butuh boneka, tapi Ayla hanya ingin memberinya.Hidup sial yang selalu dia rasakan dulu perlahan terberkati dengan kehidupannya sekarang, bahkan terkadang Ayla sampai lupa daratan jika kehidupan nyaman bersama Auden sekarang adalah merampas milik orang lain."Hanya dua jam, aku tidak bisa meninggalkan bayiku." Ayla terus berkata pada diri sendiri, sebenarnya dia tak bisa meninggalkan anak sebarang lima menit saja, tapi Delisha memaksa kali ini agar dia bisa menikmati waktu berduaan karena selama ini mereka terus fokus ke anak.Pipinya terus terangkat ke atas hingga terasa pegal sendiri karena terlalu banyak tersenyum, tapi Ayla bahagia. Dia bahagia dengan hidup yang dijalani sekarang."Terima kasih Heaven karena kehadiran kamu dan abang buat Emme ba

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 60

    Suara tawa yang jernih itu membuat suasana hatinya ikut bahagia.Auden sedang menunggu Ayla yang rencananya ingin berkencan berdua tanpa anak sebagai hadiah karena sudah menjadi orang tua yang hebat untuk kedua anak mereka, terutama merawat Eden.Laki-laki itu masih menopang dagu sudah mengirim pesan untuk istri kecilnya, terus tersenyum gemas melihat Eden yang tumbuh menjadi bayi paling menggemaskan yang pernah dia tahu."Terima kasih Eden sudah menjadikan Edde proud dad," ujar Auden. Tak ada lagi yang dia kejar di dunia, sekarang fokusnya adalah pada keluarga kecilnya yang sudah lengkap.Hidupnya telah sempurna.Auden kembali memutar video interaksi Ayla dan Eden yang tertawa begitu merdu. Dia takkan bosan seumur hidup melihat video ini."Makhluk-makhluk menggemaskan," geleng Auden gemas.Terlalu sibuk dengan dunianya hingga laki-laki itu sadar sosok yang ditunggu tak kunjung datang dan dia menjemput ketakutan di depan mata.Kursi itu berderit seiring dengan gerakan sang empu yang b

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 59

    "Cinta bisa memudar dan hilang, obsesi akan melekat selamanya. Porsi cinta Auden telah habis dan hanya tersisa aku di sini. Hanya aku," jelas Karel mengelilingi tubuh Sandra yang menangis tersedu-sedu karena dia tidak menyangka Auden sialan itu benar-benar sudah melupakannya, padahal mereka telah hidup bersama selama bertahun-tahun dan digantikan oleh orang baru secepat ini, mana hanya pembantu yang tidak akan pernah sebanding dengan dirinya.Saat mengangkat kepalanya lagi-lagi muka Karel. Muak sebenarnya, tapi ada satu titik di mana Sandra sadar jika hanya laki-laki ini yang akan terus menemani di saat-saat di terpuruk. Tapi tunggu! Dia terpuruk juga karena laki-laki sial ini."Lagian apa lagi yang kamu harapkan darinya? Melihatnya kamu akan terus mengingat pengkhianatan itu, apalagi melihat bukti nyata itu berkeliaran di sekitar. Melihat anak Auden tumbuh kamu akan terus tersiksa."Sandra kembali menunduk, semua penjelasan itu terasa masuk akal, tapi rasanya masih belum percaya jika

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 58

    "Kok bisa-bisanya kau hamil lagi! Kau kan masih punya banyak adik dan mereka semua tanggung jawab kau!"Bukan kata sapaan yang menyenangkan, tapi selalu saja caci maki yang dia dapat.Ayla hanya terdiam saat ibunya melirik tak senang ke arah perutnya, dia harus ingat jika dirinya adalah generasi roti lapis yang harus menghidupi seluruh keluarga.Mana orang tuanya benar-benar tak punya otak dengan anak banyak dan bermain judi setiap saat.Auden mengetatkan rahangnya. Dasar orang miskin tak guna! Inilah orang miskin tak pernah bisa keluar dari kemiskinan.Mara yang melirik pada pria tampan tetap di samping Ayla dan wajahnya langsung berubah menjadi senyuman. Sumber uangnya datang, dari kejauhan pria ini sudah bau uang, jadi mereka tidak perlu ngutang sana-sini lagi karena kesusahan saat kalah bermain judi. Sebenarnya Ayla benar-benar tak enak hati pada Auden karena laki-laki ini tak punya tanggung jawab pada kelakuan orang tuanya. "Mana check? Mau Mama tukar ke bank biar bapakmu kelu

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 57

    "Sabar, Edde sebentar sampai."Suara Auden terdengar panik di ujung telepon karena Ayla yang terus menangis saat menelponnya.Ayla menangis ketakutan seperti melihat monster menyeramkan yang siap memakan dirinya dan anak dalam perutnya.Saat Auden tiba Ayla meringkuk di kamar sembari memeluk perutnya melindungi bayi."You okay?" tanya Auden mengulurkan tangannya dan Ayla menerima dengan lemah sambil menggeleng."Emme takut, Edde kenapa lama?" ujar Ayla dengan tubuh gemetaran.Laki-laki itu membawa istri kecilnya dalam dekapannya dan menenangkan Ayla yang terus saja menggeleng dan terisak."Edde ada sedikit kerjaan dan sekarang Edde ada di sini," jelas Auden sembari mengecup kepala Ayla berkali-kali yang masih menangis ketakutan."Jangan pergi," lirih Ayla mencengkram kaos yang Auden kenakan.Dia takut! Benar-benar takut, padahal Ayla tidak pernah bersikap manja yang menjijikkan seperti ini, tapi saat radarnya mendeteksi keberadaan Auden dan laki-laki itu tidak ada, semua ketakutan dan

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 56

    "HOW THE FUCK! AUDEN SIALAN ITU BENERAN BERUBAH. SUNGGUH MENJIJIKKAN DIA BISA TAKLUK SAMA PEMBANTU ITU. BENAR-BENAR DUNIA TERBALIK. LAKI-LAKI HINA, RENDAHAN, COCOKNYA SAMA PEMBANTU. MENJIJIKKAN!"Sandra masih misuh-misuh dengan perasaan berdarah-darah mendapati fakta selang beberapa bulan pembantu itu melahirkan dan sekarang hamil lagi. Kenapa hamilnya kayak model kejar tayang sinetron?Dia sungguh sakit hati dengan kenyataan ini. Kenyataan aneh bahwa laki-laki yang paling dia percaya di dunia ini, saling bucin, tumbuh bersama, dewasa bersama, hidup bersama mendadak jadi asing tersingkirkan oleh pembantu miskin yang hanya memasang wajah polos, tapi aslinya munafik.Sandra masih belum menerima kenyataan bahwa dia kalah dari seorang pembantu."Bagaimana mungkin Auden nafsu sama pembantu miskin, hina yang tidak menarik sama sekali?" Wanita itu menunduk merasa jijik dan merinding di seluruh tubuh."Dua-duanya sama-sama menjijikkan kayak binatang!"Menarik napas panjang dengan perasaan yan

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 55

    Pagiku cerahku, matahari bersinar. Seharusnya suasana hati Ayla ikut cerah seperti matahari pagi, tapi wanita itu hanya terdiam berdiri dengan tubuh gemetaran. Sedikit banyak trauma itu masih membekas. Hamil! Satu kata berjuta makna. Hamil membawa trauma baginya, saat hamil pertama dia tidak menginginkan sama sekali karena diperkosa. Saat dia mulai membangun kepercayaan pada laki-laki yang menghamilinya Ayla pikir trauma itu akan hilang, nyatanya masih ada. Seharusnya dia senang, inilah yang dia tunggu-tunggu, tapi Ayla ketakutan sendiri saat melihat dua garis biru di testpack itu. "Bayiku masih bayi, bagaimana dengan Eden?" tanya Ayla dengan suara gemetaran, bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan? "Eden baru 3 bulan." Ayla masih gemetaran di tempat tak percaya jika dia benar-benar hamil! "Aku kan punya suami kenapa harus takut?" "Suami?" Ayla kaget mendengar suaranya, mengangkat kepala cepat sambil berkaca dan meralat kalimat tadi sambil menggeleng cepat. Tidak ada

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 54

    Ayla terdiam menelan ludah kasar dengan dada yang terasa menyempit dan panas. Dia takut! Dulu, Ayla ingin berlari sejauh mungkin dari Auden, sekarang... Ayla telah menggantungkan hidupnya bersama laki-laki ini dan anak mereka. Tanpa sadar gendongan Ayla pada bayinya mengetat, mudah saja bagi Auden untuk kembali pada Sandra. Saat merasakan bokong bulat mungil Eden, Ayla kian ketakutan. Tak ada yang bisa dipercaya dan satu-satunya yang dia punya adalah anaknya. Auden merasa masih terlempar ke dunia mimpi. Memandangi Ayla yang menggendong Eden. Gadis ini hanya pembantu. Laki-laki itu kembali didaratkan pada kenyataan. Ayla telah memberinya seorang anak. Pandangan laki-laki itu menurun pada bayi Eden yang dalam gendongan ibunya. Kenapa dia harus bermimpi jika Eden sudah besar dan bersama Sandra? Apa maksud mimpi itu? Keadaan hening dan awkward tercipta. Saat teringat ucapan ibunya tentang menjaga perasaan Ayla yang sudah jadi ibu dari anaknya, Auden menghela napas. Ini sungguh aneh!

  • BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU   BAB 53

    "Eden! Ayo, lempar bola ke Emme!" "No! Kita kan satu tim, Edde kan yang mengajarkan Eden untuk bermain bola!" "Ayo, Eden! Jangan dengarkan Emme!" Sang bocah hanya tertawa sembari menendang bola dengan kaki kecilnya dan terus tertawa. Auden berdiri berkacak pinggang sambil menarik napas panjang, karena tendangan itu menuju ke arah lawan, permainan bola kali ini bukan tentang bola mana yang masuk ke gawang dan menang, tapi kepada siapa Eden menendang bola yang menentukan siapa yang menjadi favorit Eden. "Terima kasih, Sayang. Emme jadi favorit Eden." Eden tertawa saat tubuhnya dipeluk dan dicium berkali-kali. "Aku menang, Mi Amor. Aku jadi favorit Eden. Wleeekk!" ejek Sandra. Auden menggeleng gemas dengan tingkah ibu dan anak yang tertawa, laki-laki itu tertawa dan mengejar kedua manusia kesayangan. Mereka sedang bermain di taman samping rumah yang sengaja ditanami rumput hijau agar menjadi tempat hiburan keluarga, entah bermain bola atau camping, atau kegiatan outdoor bersama Ed

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status