Share

7

Author: Devi Citra
last update Last Updated: 2025-06-18 14:55:24

Malam sudah berganti dini hari, tetapi seorang lelaki yang berada di balkon apartemennya masih belum memejamkan matanya.

Yah, dia Akmal, mantan kekasih Ayunda.

Masih teringat dengan jelas pesan dari David kala itu, setelah dirinya mengantarkan Ayunda pulang dari acara aqiqah anak dari bosnya.

> "Kau memang mantan kekasihnya, tapi aku suaminya. Jadi aku lebih berhak atasnya daripada dirimu. Jadi jangan pernah berharap pada istriku lagi, karena apa pun yang terjadi, aku tidak akan melepaskannya."

Kira-kira itulah pesan yang dikirim David kepada Akmal.

"Hah..." Akmal menghela napasnya.

"Apa aku sudah tidak ada harapan lagi untuk memilikimu, Bee? Aku sangat terluka melihat kau diduakan oleh David. Jika saja David tidak menduakanmu, apa pun yang terjadi pasti aku tidak akan mengharapkanmu lagi, Bee... Tapi sekarang, apa aku salah jika aku ingin merebutmu kembali dan membahagiakanmu dengan caraku sendiri?" gumam Akmal dalam kesendiriannya.

---

Pagi ini, Ayunda kembali beraktivitas seperti biasa, membantu menyiapkan sarapan lalu bersiap.

Setelah dirasa penampilannya sudah siap, Ayunda kembali turun ke meja makan untuk sarapan. Dan seperti biasa, di sana sudah ada suami, madu, dan mertuanya.

"Pagi semua," sapanya dengan senyuman yang selalu ditampilkan seolah-olah dirinya baik-baik saja.

Dan untuk pertama kalinya juga, David tidak menjawab sapaannya.

Setelah berbasa-basi menyapa, Ayunda lalu duduk menikmati sarapan yang entah bagaimana rasanya. Sungguh sangat menyesakkan dada bagi Ayunda, orang yang seharusnya menjadi penguat untuknya malah mengacuhkannya.

Setelah sarapan selesai, akhirnya David bersuara.

"Biar kuantar," ucap David ketika Ayunda akan melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu.

"Iya," jawabnya.

Lalu David segera beranjak setelah sebelumnya mencium kening dan mengusap perut istri keduanya itu. Ayunda yang melihat itu langsung memalingkan wajahnya agar tidak melihat pemandangan yang membuatnya semakin sesak.

Bolehkah Ayunda merasa iri...?

"Ayo," ajak David kepada Ayunda setelah berpamitan kepada istri keduanya.

Di dalam mobil, keduanya tidak ada yang membuka suara. Biasanya, jika di dalam mobil seperti ini, David selalu menggoda Ayunda entah itu dengan mengenang masa-masa mereka semasa sekolah dulu.

Paling tidak diiringi dengan obrolan, tapi sekarang David berubah.

Hingga akhirnya mereka tiba di parkiran kafe milik Ayunda.

"Terima kasih, Mas," ucap Ayunda ketika hendak turun.

"Turunlah," ucap David tanpa menjawab ucapan Ayunda.

Lalu Ayunda segera turun dari mobil milik David. Sampai mobil suaminya itu pergi meninggalkan parkiran, barulah Ayunda masuk ke dalam kafenya.

Di dalam ruangannya, Ayunda kembali melamun.

Apa hanya karena dirinya diantar pulang oleh Akmal, yang notabenenya mantan kekasihnya, jadi David marah?

Apa berarti David cemburu? Dan artinya David masih mencintainya?

Jika benar begitu, alangkah senangnya Ayunda. Memikirkan bahwa David masih mencintainya saja, Ayunda tersenyum.

---

Sedangkan David dalam ruangannya pun bergumam sendiri.

"Aku tidak akan melepaskan Ayunda apa pun yang terjadi. Karena aku sudah berjuang hingga sampai ke tahap ini. Dan kau, Akmal, tidak akan bisa memilikinya kembali," gumam David sambil mengepalkan tangannya.

---

Hari terus berganti. Tidak terasa kandungan Bella sudah memasuki bulan kesembilan, yang artinya sebentar lagi akan melahirkan.

Semakin hari, perhatian David hanya tercurahkan untuk istri kedua dan calon anaknya saja.

Ayunda yang melihat perlakuan suaminya itu merasa bukan seperti istrinya lagi.

Lebih tepatnya hanya untuk mengurusnya dan memberikan haknya saja.

Bolehkah Ayunda merasa iri...?

Bolehkah Ayunda merasa kecewa...?

Tapi yang bisa Ayunda lakukan hanya menerima semua perlakuan David yang sepertinya sudah tidak mencintainya lagi.

Ayunda hanya bisa menangis di kala malam hari.

---

Siang ini, Ayunda pulang cepat dari kafenya.

Sesampainya di rumah, sepi. Tidak ada suaminya, Bella, ataupun mertuanya.

Lagi jalan-jalan, pikir Ayunda.

Kebetulan hari ini weekend, jadi mungkin seperti biasa mereka keluar untuk jalan-jalan.

Ayunda sudah tidak heran lagi akan hal itu.

Ayunda terus menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya, tetapi belum juga sampai di depan pintu, bibi memanggilnya.

"Mbak Ayu," panggil bibi dari belakang Ayunda, lalu Ayunda menolehkan kepalanya.

"Iya, Bi," jawab Ayu sambil menghentikan langkahnya.

"Itu... saya cuma mau menyampaikan pesan Den David, kalau Nona Bella sedang melahirkan di Rumah Sakit Harapan Bunda," ucap bibi memberi tahu Ayunda.

"Melahirkan sekarang, Bi?" tanya Ayunda memastikan.

"Saya kurang tahu, Mbak... Tadi sih seperti biasa mereka pamitnya mau jalan, tapi tidak lama malah Den David mengabari sedang di rumah sakit, kalau Non Bella mau melahirkan," jelas bibi.

"Oh, ya sudah. Nanti saya ke sana jenguk Bella. Terima kasih ya, Bi," ucap Ayunda.

"Iya, Mbak. Mari," pamit bibi.

Setelah bibi pergi, Ayunda melanjutkan langkahnya untuk masuk ke kamarnya.

Ayunda dengan segera membersihkan tubuhnya, karena setelah ini Ayunda akan menjenguk Bella dan anaknya.

Setelah selesai bersiap, Ayunda bergegas untuk segera berangkat ke rumah sakit.

---

Sebelum ke rumah sakit, Ayunda menyempatkan diri untuk membeli buah tangan untuk Bella dan anaknya.

Sesampainya di rumah sakit, Ayunda segera mencari ruang perawatan Bella.

Di sana ada David yang tengah duduk di samping Bella sambil mengelus punggung tangannya. Tapi Ayunda tidak melihat mertuanya. Mungkin ada di ruang perawatan bayi, pikir Ayunda.

"Mas," panggil Ayunda kepada suaminya, dan David hanya menoleh sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke arah Bella lagi.

Sungguh sangat sakit yang Ayunda rasakan—diacuhkan oleh orang yang dicintainya.

Ayunda beralih ke arah Bella.

"Selamat ya, Bell," ucap Ayunda sambil mengulurkan tangannya ke arah Bella.

"Terima kasih, Mbak. Semoga Mbak Ayu secepatnya menyusul," jawab Bella sambil menerima uluran tangan Ayunda.

Entah itu sebuah doa atau sindiran, tetapi Ayunda hanya menanggapi dengan senyuman.

"Ini ada hadiah dari aku. Semoga kau suka," ucap Ayunda.

Belum juga Bella menerimanya, sang mertua datang sambil mengambil alih hadiah yang diberikan Ayunda untuk Bella.

"Bella tidak butuh pemberian darimu. Suaminya masih sanggup membelikannya," ucap Bu Ratih sambil melemparkan hadiah itu.

"Maaf..." hanya itu yang diucapkan Ayunda.

"Kau juga tidak perlu ke sini, karena Bella masih menahan sakit. Dengan kedatangan kamu, nantinya dia tidak bisa istirahat. Lebih baik kamu pulang," ucap Bu Ratih dengan sinis.

David yang melihat perlakuan ibunya terhadap istri pertamanya itu hanya diam. Padahal dulu David selalu membelanya jika sang ibu menyudutkannya, tetapi sekarang memandang saja tidak, apalagi membela.

"Bolehkah aku melihat bayinya sebentar saja?" pinta Ayunda.

"Tidak bisa. Sudah, lebih baik kamu pergi dari sini," kata Bu Ratih sambil menunjuk arah pintu.

"Pulanglah," ucap David dingin.

"Baiklah... permisi," pamit Ayunda, lalu melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan itu. Sebelumnya, ia mengambil kembali hadiah yang dilemparkan mertuanya tadi.

Ayunda memutuskan pulang, karena suaminya juga tidak mengharapkan kehadirannya.

---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    40

    Menemukan KedamaianSeiring berjalannya waktu, kehidupan Ayunda dan Akmal semakin berkembang. Setelah menikah, mereka fokus membangun keluarga kecil mereka yang bahagia. Yuda tumbuh menjadi anak yang ceria dan sehat, sementara Aluna semakin pintar dan aktif, membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka berdua. Namun, meskipun segala sesuatunya berjalan dengan baik, mereka sadar bahwa hidup ini tidak pernah benar-benar sempurna tanpa adanya perjuangan yang terus-menerus.Ayunda kini telah melupakan semua luka yang pernah ditinggalkan oleh masa lalunya, meskipun sesekali kenangan tentang David dan perceraiannya datang menghampiri. Ia merasa lega karena akhirnya bisa memaafkan dirinya sendiri, dan lebih dari itu, ia merasa bahagia dengan kehidupan barunya bersama Akmal dan anak-anak mereka. Semua yang telah terjadi, baik yang menyakitkan maupun yang membahagiakan, telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat.Akmal, yang dulu selalu terkesan dengan keteguhan hati Ayunda, semakin meny

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    39

    Sore itu, Akmal dan Ayunda duduk di ruang keluarga mereka yang nyaman. Yuda dan Aluna bermain puzzle di lantai, tertawa bersama saat salah satu potongan tidak cocok. Ayunda menyandarkan tubuhnya di bahu Akmal, menikmati suasana damai."Mas, pernah nggak terpikir kalau hidup kita akhirnya bisa setenang ini?" tanya Ayunda sambil memandang anak-anak mereka.Akmal tersenyum kecil, mengusap lembut rambut istrinya. "Dulu aku nggak pernah membayangkan. Tapi aku selalu berharap. Dan ternyata, doa-doa kita akhirnya terkabul."Mereka terdiam sejenak, menikmati kehangatan suasana. Di luar, hujan mulai turun, menambah kesan tenang pada sore itu.Hari-hari mereka selalu diisi dengan rutinitas sederhana namun penuh makna. Setiap pagi, Ayunda bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Akmal biasanya membantu menyiapkan Yuda ke sekolah, sementara Aluna masih asyik terlelap.“Ayah, hari ini aku mau bawa gambar dinosaurusku ke sekolah. Guruku suka banget sama dinosaurus!” seru Yuda dengan antusias.“B

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    38

    Masa Depan yang Penuh HarapanWaktu terus berlalu, dan keluarga kecil Akmal serta Ayunda semakin harmonis. Kehadiran Yuda, si kecil yang kini mulai aktif berbicara dan belajar banyak hal, menjadi pusat kebahagiaan mereka. Ayunda yang sedang hamil anak kedua tetap terlihat anggun dan sibuk dengan bisnisnya yang semakin berkembang. Sementara itu, Akmal semakin sukses dalam pekerjaannya sebagai konsultan keuangan, dan keuletannya membantu keluarga mereka hidup lebih nyaman.Setiap pagi, Ayunda dan Akmal memiliki kebiasaan sarapan bersama di meja makan. Yuda, meski masih kecil, selalu ingin ikut membantu. Misalnya, ia sering membawa piring kecil ke meja atau mencoba menuang susu ke gelasnya sendiri.“Mas, lihat deh. Anak kita sudah pintar banget,” ujar Ayunda sambil tersenyum melihat Yuda yang bersemangat.“Pintar kayak siapa dulu?” jawab Akmal menggoda.Mereka tertawa bersama, menikmati kehangatan pagi sebelum memulai aktivitas masing-masing. Ayunda sering bekerja dari rumah sambil menga

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    37

    Setelah resmi menikah, Akmal dan Ayunda memulai babak baru dalam kehidupan mereka sebagai pasangan suami istri. Pernikahan yang sederhana namun penuh makna itu menjadi titik balik untuk keduanya. Kehidupan mereka kini lebih harmonis, meski ada beberapa hal yang harus mereka sesuaikan, terutama peran masing-masing dalam mengasuh Yuda dan membangun rumah tangga yang bahagia.Akmal yang kini bekerja sebagai konsultan keuangan memutuskan untuk lebih banyak bekerja dari rumah agar bisa membantu Ayunda merawat Yuda. Sementara itu, Ayunda yang memiliki usaha kecil-kecilan di bidang fashion memilih untuk memperluas bisnisnya melalui platform online.Suatu pagi, Ayunda sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Akmal, yang baru saja selesai mengerjakan laporan untuk kliennya, menghampiri Yuda yang sedang bermain di ruang tengah."Yuda, mau sarapan apa hari ini? Bubur ayam atau roti?" tanya Akmal sambil menggendong putranya."Roti, papah," jawab Yuda dengan senyum polosnya.Ayunda melirik ke ara

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    36

    Ayunda yang saat ini sedang bersantai bersama Lisa di ruang tengah di kejutkan dengan datangnya seseorang yang sudah tidak asing bagi Ayunda."Ayu, tolong mamah Ay!" seru Bu Ratih dari luar berlari menghampiri Ayunda. Yah seseorang itu adalah Bu Ratih, mantan mertua dari Ayunda."Mamah" ucap Ayunda terkejut sambil berdiri dari duduknya begitupun dengan Lisa."Tolong Ay, David di bawa polisi karena melakukan tabrak lari" ujar Bu Ratih sambil menangis."Tabrak lari! Apa mas David yang menabrak Bella?" Ayunda lebih terkejut lagi setelah mendengar sesuatu kebetulan yang sama."Iya Ay, tolong mamah Ayu!" ucap Bu Ratih lirih."Maaf mah, Ayunda tidak bisa melakukan apa-apa, mamah bisa minta kepada pihak keluarga Bella untuk meminta keringanan" Tutur Ayunda.''Mamah sudah memintanya tapi pihak keluarga Bella tidak mau, mereka tetap meminta dengan hukuman penjara seumur hidup. Lalu mamah harus bagaimana Ay, mamah tidak punya apa-apa lagi, hanya David yang mamah harapkan tapi dia harus mendekam

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    35

    "Tidak usah berterima kasih, ini memang sudah tugas kami untuk menjagamu" jawab Leo menghampiri adik dan istrinya."Ayo kita masuk, kita lihat kamar baby boy dulu" ajak Lisa kemudian.Semuanya berkumpul di ruang tengah, setelah menempatkan putra Ayunda di ranjang kecilnya yang sudah di hias sedemikian rupa."Siapa nama putra kamu Ayy?" tanya Lisa pada Ayunda."Yuda Pradana" jawab Ayunda."Nama yang bagus" ucap Leo yang diangguki oleh semuanya."Yuda. Ayu dan David?" tanya Akmal dengan menatap Ayunda."Maksud aku, bukan gitu mas" Ayunda menjawab dengan tidak enak hati."Aku tidak masalah, hanya sebuah nama" ucap Akmal sambil menepiskan senyumnya.Ting tongTing tongTerdengar suara bel di rumah Leo ketika mereka sedang berkumpul. Pintu di bukakan oleh bibi Yani, asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman Leo."Siapa bi?" tanya Leo pada bibi ketika bibi Yani menghampirinya di ruang tengah."Itu katanya mau ketemu sama mbak Ayunda, namanya Bella" ucap Bibi Yani memberitahu."Baik bi,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status