Kimmy sedang duduk di sofa ruang tengah apartemen tunangannya, masih dengan mengenakan jubah mandi. Karena memang hanya benda itu yang dia temukan untuk membungkus tubuhnya dan kabur dari hotel mengunakan taksi. Kimmy memiliki akses untuk masuk ke apartemen tersebut dan saat dia datang tempat itu sedang sepi. Hanya ada kaus kaki anak perempuan dan topi bulu kuda poni yang masih tergeletak di sofa. Kimmy sengaja menunggu, entah untuk apa jika sebenarnya dia sudah tahu jika hanya akan membuat dirinya marah. Perasaannya sedang campur aduk dan tidak bisa ditata lagi.
Setelah menunggu hampir satu jam akhirnya Hanif datang. Kimmy melihat bang Hanif sangat terkejut ketika melihatnya. Sepertinya mereka tadi memang tidak sadar jika ada Kimmy yang sedang menunggu karena itu mereka masih terdengar bercanda ketika baru membuka pintu.
Mereka datang bertiga, terlihat manis seperti keluarga sempurna yang baru pulang dari pantai mengajak putrinya bermain pasir. Kimmy melihat mer
Hanif sedang dalam perjalanan kembali dari Bandung setelah mengantar adik laki-lakinya kembali ke asrama. Sebenarnya Hanif tidak menyangka jika bakal bertemu dengan Kimmy. Entah kebetulan atau takdir ketika dia tidak sengaja melihat Kimmy yang sedang duduk di ruang tunggu stasiun yang sedang agak sepi karena kereta jurusan Jakarta yang baru saja berangkat. Hanif pun sebenarnya juga baru saja ketinggalan kereta dan terpaksa harus menunggu kereta selanjutnya.Rasanya memang masih agak ajaib dan mengejutkan karena wanita yang samar-samar Hanif kenali dari kejauhan tadi ternyata memang benar-benar Kimmy. Gadis itu terlihat buruk seperti sedang menangis, karena walaupun sambil menunduk Hanif tahu jika Kimmy beberapa kali mengusap air matanya. Terakhir mereka berkomunikasi adalah seminggu yang lalu saat Kimmy memutuskan pertunangan mereka melalui panggilan telpon. Hanif sengaja pulang un
"Anggap saja aku tidak pernah mencintaimu dan tidak akan pernah bisa mencintaimu, jika itu bisa membuatmu lebih nyaman untuk bisa melihatku kembali seperti dulu," kata Hanif setelah mereka sampai di penginapan.Karena melihat kondisi Kimmy yang masih labil, Hanif memutuskan untuk mencari penginapan dan mereka bisa pulang besok pagi."Aku tetap keluargamu, Kim. Kau tetap seperti adik perempuanku dan tidak ada yang bisa menghapus itu. Ingat bagaimana kita dulu sering ribut dan saling mengejek tapi tetap berbaikan lagi. Ibuku juga sudah seperti ibumu demikian juga dengan orang tuamu yang juga sudah seperti orang tuaku."Kimmy pikir mungkin Hanif memang benar, meskipun pria itu tidak pernah atau tidak bisa mencintainya, mereka tetap keluarga. Kimmy menghapus benih air matanya sebelum kemud
Dua hari setelah menikah Hanif langsung membawa Kimmy kembali ke Singapore. Sebenarnya Kimmy ingin menyewa tempat tinggal sendiri tapi Hanif berkeras melarangnya, karena memang mustahil dia tega membiarkan wanita yang sedang hamil muda tinggal seorang diri.Tapi bayangkan bagaimana sekarang mereka harus tinggal satu rumah. Rumah yang dulu memang bang Hanif siapkan untuk masa depan mereka berdua. Bahkan kamar mereka yang sudah Hanif siapkan sedemikian rupa sesuai permintaan Kimmy sekarang akhirnya hanya dibiarkan terkunci rapat. Karena Kimmy dan Hanif tetap tidur di kamar mereka masing-masing. Sebenarnya terlalu banyak hal menyakitkan yang harus Kimmy ingat jika dirinya harus tinggal di sini. Tapi bang Hanif benar-benar tidak mengijinkan dirinya tinggal sendiri paling tidak sampai anaknya lahir nanti."Makanlah, Kim. Aku tidak mau kau sampai kekurangan nutrisi.""Nanti saja aku masih belum bisa makan." Kimmy mulai merasa tidak beres dengan perutnya beberapa hari
"Jadi wanita itu sudah menikah," kata Pamela sambil melirik Tristan yang berlagak mengabaikannya."Apa kau tidak merasa dikhianati sama sekali?"Tristan baru kembali melempar berkas yang baru ia terima di atas mejanya."Menikah dengan pria yang sekarang juga mengambil beberapa proyek besarmu."Sepertinya Pamela memang sengaja hanya ingin membuat Tristan kesal.Kehilangan beberapa proyek sebenarnya tidak terlalu masalah bagi Tristan. Tristan juga tahu jika Hanif tidak bermain curang, tapi tetap saja kesannya di mata publik akan seperti itu. Karena dia mendapat banyak pekerjaan besar setelah lepas dari perusahaan yang juga membesarkan namanya. Tristan memilih diam karena memang tidak mau mengomentari rumor apapun."Sejak awal aku sudah tidak suka kau bergaul dengan mereka.""Sebaiknya pulang lah dari pada kau hanya menggerutu di ruang kerjaku."Pamela langsung berjengit, karena begitu bicara Tristan juga hanya selalu balik membuatnya kes
"Kimmy..."Lilian kembali berkunjung dengan membawa bocah kecil bersamanya."Dia tidak sabar ingin melihatmu." Lily melepas putri kecilnya untuk berlari pada Kimmy."Your baby will be my brother?" tanya gadis kecil berambut ikal itu sambil menyentuh perut besar Kimmy."Yea...sure." Kimmy mengangguk dan tersenyum karena kagum dengan kelincahan dan keceriaan bocah kecil berpipi merah itu."Sofia, kemari ajak Kimmy duduk." Lilian menepuk sofa di sebelahnya sambil membiasakan putrinya berbahasa Indo."Where's dady?""Masih belum pulang, bukan kah tadi kau bilang hanya ingin buru-buru b
Kimmy mulai pindah ke tempat tinggalnya sendiri sejak bayinya berusia tiga bulan untuk memulai hidup barunya yang sesungguhnya tanpa bergantung pada siapapun. Kimmy sudah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan periklanan. Sebenarnya Hanif menawarkan pekerjaan di perusahaannya tapi kimmy menolak karena tidak akan ada bedanya dengan numpang di rumahnya. Jika bukan karena sudah sangat mengenal sifat keras kepala Kimmy pasti Hanif sudah tersinggung dengan semua penolakannya. Tapi sepertinya dia lebih mengerti dengan tekat Kimmy dan akan selalu mendukungnya.Hanif senang karena sekarang Kimmy benar-benar sudah menjadi wanita yang mandiri, tangguh dan dewasa. Bahkan dia mendapatkan dua kali promosi jabatan di tahun pertamanya. Meski dengan kesibukannya yang luar biasa sebagai ibu muda dan wanita yang bekerja, tapi sepertinya energinya juga tidak pernah surut dan hal itu lah yang membuat Ha
Sepulang dari presentasi Kimmy tidak ikut kembali ke kantor dan hanya minta langsung di antar untuk menjemput putranya."Turunkan aku disini saja! " perintah Kimmy yang memang sudah membuat janji dengan bang Hanif untuk menunggu di sana.Begitu Kimmy keluar dari mobil, Hanif langsung membawa Al untuk menghampirinya."Momy... Momy... "Mulut kecilnya masih belepotan Es krim ketika tangannya ingin meraih Kimmy.Kimmy langsung mengambil tisu dari dalam tasnya untuk mengelap bibir dan tangan putranya yang ikut belepotan."Kemari anak pintar apa kau menyusahkan paman Hanif?" tanya Kimmy sambil mencium pipi merahnya dengan gemas."Apa dia sudah makan? " tanya Kimmy pada bang Hanif."Menurut susternya sudah makan tapi tidak banyak. ""Oh...apa perutmu masih sakit? "Bocah laki-laki itu langsung menggeleng kemudian mencium ibunya."Bagaimana jika kita makan dulu? " tanya Hanif dan si kecil Al langsung menganggu
Karena hampir tidak tidur semalaman akhirnya Kimmy bangun kesiangan, dan mungkin juga masih belum bangun jika bukan karena telpon dari rekan kerjanya yang sudah berteriak tidak sabaran."Tolong jangan terlalu heboh ini masih pagi.""Apa saja yang kau lakukan, Kim? Ini sudah hampir jam sepuluh! " triak suara dari sebrang telpon."Oh, Tuhan! " Kimmy baru sadar ketika menengok jam di dinding."Jangan bilang kau baru bangun! "Kimmy tidak menjawab."Kau pasti juga belum mendengar jika presentasi kita kemarin berhasil dan kita mendapatkan kontraknya! " triak Keyla dengan girang.Tapi ti