Share

BAB 55: Ikhlas itu: Mudah Diucapkan, Sulit Diterapkan

"Jangan sampai ada keributan. Kumohon," ujarku sedikit memelas.

"Kita lihat nanti. Ada asap api!"

Hadi menggamit lenganku menuju meja kosong di sudut kantin. Ruangan kantin tidak terlalu luas, memudahkan kita untuk memindai wajah siapa saja yang mengunjungi kantin.

Kami duduk berselang beberapa meja dengan Azzam. Lelaki itu duduk sendiri, dia masih terlihat sibuk dengan ponselnya.

"Ganti posisi. Kamu duduk di sini." Hadi memerintah agar aku duduk di sisinya.

"Di sini aja. Susah di situ. Sempit." Aku beralasan.

"Sempit atau karena ingin melihat mantanmu itu dengan jelas?" Hadi berujar ketus.

Aku serba salah. Kali ini Hadi memang berkata benar. Aku memang sedang mengintai Azzam. Bukan berarti meliriknya sesekali karena mencari perhatian, melainkan aku hanya ingin memastikan jika lelaki itu tidak menyadari kehadiran kami. Namun, seperti percuma memberi alasan pada Hadi. Rasa cemburunya tampak lebih besar.

"Di, bisa tidak kamu berpikiran positif untukku?" tanyaku menekan suara.

"Jadi kena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Len Foen Kwok
semakin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status