Share

Bab 2

Author: Siti_Rohmah21
last update Last Updated: 2022-01-03 00:12:44

Bab 2 

Aku terpaksa meletakkan ponselnya kembali, dan ikut tidur di sebelahnya. Sebab, ponselnya dikunci, aku tak mampu melakukan apa-apa. Namun, dari sini saja seharusnya aku mencurigainya. Kenapa segala dikunci handphonenya?

Sudah delapan tahun lamanya kami menikah, tapi baru kali ini aku mengintai semua yang dilakukan Mas Dafa, itu semua dikarenakan kecurigaan bonus yang ia sebutkan jauh berbeda dengan yang didapatkan temannya.

Anak kami sedang berada di rumah neneknya, seperti biasa jika sudah liburan sekolah, Kiana selalu diajak neneknya untuk tinggal di sana hingga liburan selesai.

***

Pagi telah mengeluarkan sinarnya, aku pun mencoba merayu Mas Dafa untuk ikut dalam touring hari ini.

"Mas, aku mau ikut touring boleh, nggak?" tanyaku sambil merapikan tas yang akan ia bawa.

"Ngapain si? Ke rumah Mama saja, kamu nggak kangen sama Kiana?" tanya Mas Dafa balik sambil menyisir rambutnya yang klimis. Aku perhatikan ia memang sedikit genit, setiap hari setelah mandi ia sisiran hingga terlihat rapi sekali layaknya bujang yang mengalami pubertas.

"Aku kan kepengen liburan, Mas," sahutku lagi.

"Sudahlah, Aura, kamu di sini saja, sebentar lagi Mama datang nememin kamu," ucap Mas Dafa membuatku terkejut. Mertuaku hingga didatangkan ke sini? Untuk apa? Kan Kiana ada di rumah neneknya.

Akhirnya aku tak mampu menahan ia pergi maupun turut ikut dalam touringnya. Hanya bisa pasrah dan berusaha menepis rasa curiga.

Ting ... tong ....

Suara bel telah berbunyi, ini pasti mertuaku datang. Mas Dafa yang telah bersiap-siap pun berdiri.

"Aku saja yang buka pintunya, itu pasti Mama," ucapnya sambil berdiri. Kemudian melangkahkan kakinya dan membuka pintu lebar-lebar.

"Mah, temani Aura, ya. Kiana di rumah neneknya," pesan Mas Dafa sambil merangkulnya.

"Manja istri kamu minta temani, tapi cuma sampai siang ya, sore ini Mama ada arisan, nanti malam juga Papa kamu ngajakin keluar, besok ada pengajian pula," jawab mama diiringi dengan celetukan sederet kegiatannya.

"Mah, seharusnya tak usah repot-repot ke sini, aku sudah biasa sendirian kok," ucapku sembari meraih punggung tangannya.

"Itu Dafa tadi subuh-subuh nelponin Mama terus untuk temani kamu pagi ini, biar kamu nggak ikut," celetuk Mama Kinan.

"Mah, ember banget sih mulutnya," celetuk Mas Dafa dengan raut wajah sinisnya.

"Sudah sana pergi, nanti keburu macet," suruh mama pada anaknya. Aku hanya menghela napas berat, dan memasrahkan semuanya. Aku yakin rahasia sekecil apapun akan terbongkar pada waktunya.

***

Aku bercermin di depan kaca, delapan tahun menikah akhirnya ia mulai bosan denganku, apa karena tubuhku yang semakin hari kian melebar? 

Aku berdiri di depan kaca sambil berputar-putar mengukur lekuk tubuh ini. 'Tubuhku biasa saja, tidak gemuk-gemuk amat, alasan bosan dari lekuk tubuh yang tak indah lagi, rasanya itu mustahil, sebab aku tetap menjaga tubuh ini sesekali untuk perawatan,' gumamku dalam hati.

Tok ... tok ....

"Aura!" Mama mengetuk pintu sambil berteriak. Kemudian, aku segera membuka pintunya.

"Ada apa, Mah?" tanyaku setelah membuka sedikit pintu kamar.

"Mama pulang sekarang, ya. Teman-teman Mama sudah chat nih untuk bagi-bagi tugas bebelian untuk arisan," pamitnya. Aku sontak melihat ke arah jam dinding, ternyata memang sudah sore, pantas saja ia sudah dichat oleh teman-teman sosialitanya.

"Hati-hati ya, Mah." Mama mengangguk dan menyodorkan punggung tangannya sendiri lalu balik badan untuk pergi.

***

Mencurigai suami sendiri tapi tak dapat melakukan apa-apa karena terlalu mepet juga mengetahui apa yang terjadi. Semoga saja ada keajaiban untuk membongkar rahasia suamiku dan teman-temannya.

Ting ... tong ....

Lagi-lagi bel berbunyi, kuharap bukan mama yang balik lagi karena ada yang tertinggal. Kulangkahkan kaki ini menuju pintu lalu membukanya dengan lebar.

"Sore," ucap wanita cantik yang berdiri tepat di hadapanku. Rambutnya terurai, make up bak artis ibukota, dan usia sepertinya seumuran denganku.

"Sore, maaf Anda siapa, ya? Sepertinya kita pernah ketemu sebelumnya," ucapku sambil mengingat wajah wanita cantik yang kini ada di hadapanku.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN   Bab 27 Ending

    Bab 27 EndingPOV AuraTiba-tiba aku tersadar sudah berada di sebuah gudang. Tanganku diikat, mulutku dilakban. Mataku melihat samar-samar, masih berbayang karena pengaruh bius.Tidak lama setelah aku membuka mata. Tiba-tiba muncul Pak Gilang dan Ayumi. Aku terkejut dibuatnya, ternyata mereka yang telah menyekapku."Kalian?" Aku bertanya-tanya masih dalam keadaan dilakban.Mereka menghampiriku seraya tak ada rasa takut. Kemudian, Pak Gilang duduk sejajar di hadapanku."Ya, ini saya. Rasanya sudah terlanjur kalian mengetahui semuanya. Tidak ada yang harus ditutupi lagi," ucap Pak Gilang sembari membelai daguku.Kemudian, ia melepaskan lakban yang menempel di mulutku dengan kasar. Lelaki yang sungguh-sungguh mencintai wanita, tidak mungkin memperlakukan wanitanya dengan k

  • BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN   Bab 26

    Bab 26POV AuraSetelah mama sudah tenang, ia pun melanjutkan menyampaikan pesan dari Mama Erlin."Dafa ngedrop lagi, Aura. Kondisinya sudah sangat tidak memungkinkan," tutur mama membuatku terbelalak. Apa? Kok bisa separah itu. Memang Mas Dafa mengidap sakit apa?Aku segera meraih tas, lalu hendak pergi ke rumah sakit. Papa pun bersedia mendampingiku, tentunya dengan didampingi bodyguard yang dikirim Pak Andreas juga. Namun, kali ini aku menolaknya, rasanya terlalu berlebihan jika tiap saat di buntuti oleh dua orang bodyguard. Aku seperti artis yang bersuamikan orang penting."Tapi, Mbak. Ini perintah dari Pak Andreas, saya tidak berani melanggar. Jika Mbak Aura keberatan, silakan hubungi langsung Pak Andreas," ungkapnya.Aku pun segera menghubungi Pak Andreas, meminta untuk

  • BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN   Bab 25

    Bab 25Sebelumnya, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini. Sejak menikah dengan Mas Dafa hidupku tentram dan damai. Namun, setelah Mas Dafa kenal dengan Pak Gilang, dan sering ikut club mobil yang dipimpin olehnya, sejak itulah rumah tanggaku mulai tidak sehat.Meskipun dulu aku tak pernah mengetahui perbuatannya di belakangku, meskipun dulu bangkai ia tutup sebegitu rapatnya. Namun, kini semua terkuak satu demi satu, termasuk siapa Pak Gilang sebenarnya.Aku dan papa sedikit tak percaya ia tega melakukan hal ini terhadapku. Namun, kenyataannya, itu sudah ia lakukan hingga kini sudah sangat berantakan.Papa turun dengan perasaan sedikit was-was. Ia mematikan mesin lalu dengan sengaja mengunci pintu mobil dengan jendela sedikit terbuka. Ini semua ia lakukan demi melindungiku dari lelaki yang pernah kutolak mentah-mentah.

  • BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN   Bab 24

    Bab 24POV AuraFlashback"Aura, kamu bisa tolongin Papa nggak?" tanya papa ketika aku pulang sekolah. Hari kelulusanku tiba, jadi pulang agak lebih awal. Bersyukur ternyata aku lulus dengan nilai yang memuaskan."Ada apa, Pah?" tanyaku."Papa ingin menjodohkan kamu dengan anak dari teman Papa, ia punya nama di sebuah pabrik besar. Kalau Papa jadi besannya, nanti ia akan bawa Papa jadi team management." Aku menghela napas panjang ketika papa bicara tentang perjodohan."Nggak!" jawabku lantang."Kenapa tidak mau, Nak? Kamu tidak ingin membahagiakan Papa?" tanya Papa penasaran.Ini bukan zaman Siti Nurbaya. Tidak bisa diterapkan lagi di zaman yang sudah modern seperti ini."Pah, aku sudah punya pilihan hidup sendiri,

  • BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN   Bab 23

    Bab 23POV Aura"Bagaimana dengan kerjaan anak buah saya, Pak? Lalu apa yang harus saya lakukan lagi setelah ini? Dafa sudah habis hartanya, dan sudah dibenci istrinya pula," ucap Ayumi kudengar dengan lantang.Maksudnya apa? Kenapa bawa namaku dalam misi mereka?"Saya belum puas, apa Aura sudah merasa trauma? Belum, kan? Saya ingin dia trauma berat," ungkap Pak Gilang. Kenapa ia seperti itu? Apa motifnya ia mengganggu hidupku?Kemudian, mereka pergi dari tempat yang sengaja aku buntuti. Mereka berpisah, kulihat Ayumi pergi dengan menggunakan jasa taksi online. Sementara Pak Gilang pergi dengan mengendarai mobilnya.Aku kembali ke mobil yang kutumpangi. Lalu melanjutkan perjalanan yang hampir tiba.Setibanya di kantor, aku lebih murung dari biasanya. Di pikiran ini terbayang ucapan Pak Gilang yang ingin membuatku trauma, apa jangan-jangan orang yang kemarin yang pura-pura jadi pembeli rumah adalah orang s

  • BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN   Bab 22

    Bab 22POV Aura"Cukup, Mas. Jangan sampai kamu malu dengan tingkahmu sendiri," celetukku ketika mendengar tuduhan Mas Dafa. Kenapa ia tak pernah berubah? Selalu memutar balikkan fakta, dari dulu selalu seperti itu."Lalu kamu ke sini mau apa? Mau pamer punya kekasih baru yang lebih mapan?" sindir mama mertuaku sambil menyorot Pak Andreas dari ujung kaki ke ujung kepala."Mah, bisa nggak jangan ikut campur urusan anak!" Tiba-tiba papa mertuaku datang dari belakang, hingga mengejutkan kami semua.Aku segera mengecup punggung tangannya seraya masih menghargainya. Sebab, semenjak ada persoalan dengan Mas Dafa, tersisa papa mertuaku yang masih care dan tidak terlalu ikut campur dengan masalah kami.Papa melangkah ke sebelah mama, lalu menarik lengan mama mertuaku dan menyeretnya keluar.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status