Share

BAB V HAMIL

“dasar pelacur, gila kamu….“ tiga bulan pasca kejadian itu Anita mengetahui bahwa dirinya tengah hamil, Ia memeriksa tes kehamilan ditangannya garisnya memang dua, Dinda menangis dan menyalahkan Anita atas kehamilannya, dia menganggap aib yang selama ini selalu dijaga olehnya, kini harus dibuat oleh adik semata wayangnya itu.

“aku minta maaf ka…. (hiks) Andre bilang dia akan menikahiku, dan akan bertanggungjawab sepenuhnya, orangtuanya cukup berada punya Ruko yang bisa kami tempati untuk memulai usaha, dia anak yang baik ka, dia pasti akan membahagiakanku“ rengek Anita dengan meyakinkan kakanya kalau perbuatannya itu akan dipertanggung jawabkannya.

“dasar pelacur murahan kamu, kamu pikir dosa yang kamu tanam ini hanya selesai dengan begitu. Taubat nita, perempuan ga bener kamu, nyesel mba biayayain sekolah kamu. kamu tau mba selama ini anti pacaran, mba menjauhi segala hal yang berhubungan dengan hal nista semacam ini, mba ga pernah lebih kecewa dari ini semua dan lihat apa yang kamu buat kamu benar-benar gila Nita“ bentak Dinda pada adiknya itu, sebagai kaka ia merasa malu memiliki adik yang demikian.

Dinda, keluar dari kamar adiknya dan mengambil hp ditangannya, lalu menghubungi seseorang.

Anita yang termenung mencoba menghubungi Andre, dan andre menjawab telponnya.

“Dre, ka Dinda marah besar, kamu janji kan akan menikahi aku, aku gamau menanggung ini semua Dre aku mohon kita harus segera menikah“

“baik, sayang, jangan takut ya, aku akan segera bilang pada orangtuaku hari ini juga, aku janji akan segera menikahi kamu, kamu jangan khawatir“

“makasih ya Dre, banyak hal buruk yang terjadi pada keluargaku, Kaka pasti akan membunuh aku kalau sampai aku hidup dengan aib seperti ini, dia adalah ibu setelah kematian ibuku, aku gamau semuanya menjadi berantakan gara-gara aku, aku takut banget“

“gausah takut sayang, ada aku, inget apa yang aku bilang dulu aku akan melindungi kamu membahagiakan kamu bahkan aku mampu berikan semua hidup aku buat kamu, jangan nangis ya sayang inget kamu ga sendiri ada nyawa yang harus kamu jaga, dan itu adalah anak aku… aku akan segera menemuimu ya, malam ini aku akan bilang pada orangtuaku, dan mungkin bulan depan kita akan segera menikah ya sayang, aku akan tetap sekolah untuk menuntaskan studyku, dan kita berdua akan mengelola perusahaan ayah, ayah selalu bilang kalau aku harus menjadi pimpinan diperusahaanya. semua yang saat ini dibangun nantinya akan diwariskan padaku, tenang saja sayang, kau tidak akan kelaparan bersamaku, selama aku masih bernafas aku pastikan aku akan selalu menjagamu dan melindungimu. “ Andre mencoba menenangkan anita, betapa rasa yang saat ini bercampur aduk dalam diri Anita, ia tahu masa depannya telah hancur, tapi setitik harapan dari Andre adalah nafas yang saat ini mampu membuatnya tidak menipis dan terluka, Anita merasa lebih baik dengan Andre disampingnya. bagaimanapun ia melakukan semuanya karena cinta, bukan terpaksa, janin yang dikandungnya adalah buah cinta mereka.

“Nita, suruh Andre kerumah sekarang juga, mba mau bicara, sekarang juga, tidak ada kecuali“ Dinda tiba-tiba masuk dan berteriak ke adiknya. matanya terlihat mengernyit, dia seakan ingin menerkam adiknya saat itu juga.

"cepat Anita, Kaka sudah habis kesabaran, Kaka mau si Andre datang sekarang juga, detik ini juga" Dinda membuyarkan lamunan Anita yang terpaku dengan apa yang diucapkan Dinda, tanpa sadar bahwa sebetulnya ia masih menelpon Andre diujung sana.

“Halo, sayang.. aku dengar ucapan ka Dinda, kamu jangan sedih ya, aku akan segera kesana sekarang. Tunggu ya, mau apa sayang biar sekalian aku bawakan, pastisekarang kamu mulai ngidam yah,kamu mau buah-buahan atau apa sayang?" jawab Andre disebrang telpon, ia sangat mencintai Anita sudah pasti Ia akan mengusahakan yang terbaik untuknya. Andre tau apa yang harus ia lakukan untuk Anita.

"aku mau rujak Ndre, kalau kamu ga keberatan" pinta Anita pada Andre diseberang sana.

"baik sayang tenang saja ya, kamu jangan takut" Andre berkata pada Anita diseberang sana.

POV DINDA

Sudah beberapa hari sejak mas Heru pulang dari Kalimantan, dia berubah, dingin seperti tidak ada hasrat padaku, dia beberapa kali mengacuhkanku dikamar ketika aku berbaring disampingnya. ia seperti tidak peduli lagi padaku.

"mas, sudah satu Minggu kau tidak bicara apapun padaku, bahkan menyentuhku, aku tidak tahu apa salahku, tolong jangan siksa aku seperti ini mas"

rengekku pada suamiku yang terbaring membelakangiku

"Dinda, orangtua mas menjodohkan mas dengan wanita lain"

"apa????"

"Dinda, dengarkan"

"mas tega ya, setelah apa yang aku lakukan selama ini, semua pengorbananmu hingga kamu sukses seperti sekarang dengan mudahnya kamu mau mencampakkan aku? tega kamu mas, " ucap Dinda pada suaminya.

"Dengarkan Dinda, mas dipaksa untuk melakukan ini, karena mereka ingin punya keturunan, mas anak satu-satunya dan mereka sudah mulai tua, siapa lagi yang akan memberikan cucu kalau bukan mas, kita sudah empat tahun berumah tangga dan kamu tidak kunjung hamil Dinda aku mohon mengertilah"

ucapan mas Heru bagai petir disiang bolong padaku, ingat sekali dulu ia begitu terpesona padaku, karena tahu aku adalah gadis lugu yang bahkan anti sekali untuk bersentuhan dengan lelaki manapun, mas Heru adalah anak seorang pengusaha yang sangat sukses, namun bersamaku mas Heru memulai semuanya dari bawah, hingga orangtuanya akhirnya mempercayakan seluruh perusahaannya pada mas Heru, akulah yang selama ini mencukupi kehidupan keluargaku ayah dan Anita, mas Heru sangat menghormati ayah, hingga tuhan memanggil ayah dengan cepat karena sakit yang dideritanya, sejak saat itu mas Heru seperti berlaku berbeda, yang ia tanyakan hanya anak dan anak. mas Heru mungkin tidak tahu, kalau aku menderita penyakit serius yang akhirnya memaksa dokter mengangkat rahimku untuk menyelamatkan hidupku saat aku masih muda. aku takut untuk jujur pada mas Heru kalau aku sebenarnya tidak mungkin Memiliki keturunan. aku menangis dengan sekeras-kerasnya, aku sadar nasib rumah tanggaku diujung tanduk, andai mas Heru tahu rahasiaku, dia akan meninggalkan aku detik ini juga.

"Nda, kita coba lagi ya, mas mohon kita usaha lagi, kalau kamu hamil mas pasti akan menolak perjodohan itu, dan mas yakin mereka akan mengerti. kita harus berusaha lagu ya" mas Heru mengusap air mataku dan memelukku dengan erat, aku tahu rasa yang tidak bisa diungkapkan olehnya, tapi aku tidak tahu harus berbuat apa atas semua kekuranganku. aku malu pada suamiku, suatu saat dia pasti akan meninggalkanku andai ia tahu, apa yang saat ini aku alami.

"sayang, mas akan tinggal di Jakarta lebih lama, kita akan berusaha lagi untuk punya anak ya,kalau perlu kita akan datang dan berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan untuk mengikuti program kehamilan ya" mas Heru begitu berambisi dengan terus mendekap ku,

"aku yang akan ke dokter mas, mas tenang saja, aku besok akan meminta resep dokter, mas tenang saja ya" ucapku meyakinkan mas Heru, karena aku takut bila kami berdua ke dokter, dokter akan mengatakan kalau rahimku sebetulnya sudah diangkat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status