Anita sudah tiba dirumahnya Dinda memapahnya ke dalam kamar, rumah peninggalan ayahnya memang tidak terlalu besar tapi nyaman untuk ditempati, sejak ayah Anita dan Dinda meninggal rumah itu ditempati oleh Anita, karena Dinda sudah memiliki rumah bersama suaminya Heru. Heru dan Dinda hidup berkecukupan, dindalah yang menanggung biaya pengobatan ayahnya dulu dan juga sekolah Anita.
"kak, apa Kaka sudah tahu apa yang sekarang bisa kita lakukan""sudah, kamu sudah siap mendengar rencana Kaka?"Anita mengangguk tanda setuju dengan Dinda."Anita, Kaka punya rencana besar, ini satu-satunya cara agar kamu bisa terhindar dari aib mengerikan itu, dengarkan baik-baik""Kaka, akan pura-pura hamil pada Mas Heru, usia kehamilan akan mba kurangi satu bulan, jadi nanti ketika mba lahiran, mas Heru gak akan curiga, dia mengira satu bulan lagi kaka melahirkan, jadi Kaka akan mensetting seolah, Kaka tidak sengaja dan melahirkan anak tidak sesuai Hari perkiraan Lahir, kakak sudah pikirkan ini dengan matang dan rencana kepergian mas Heru untuk bekerja semuanya sudah mba atur dengan baik, gimana?" Dinda begitu semangat mengatakan rencananya.bak disambar petir Anita sama sekali tidak menyangka rencana yang dilontarkan kakanya bukan rencana yang menguntungkan baginya, ini artinya dia akan kehilangan bayinya saat bayinya lahir nanti."tapi kak, semua orang akan tahu Nita hamil, apalagi Anita harus berhenti sekolah kan? ""mba akan kesekolah kamu dan bilang kamu akan pindah sekolah ke Yogyakarta, dan mas Heru mba akan bilang ke mas Heru kamu ikut dengan Bu Ami ke Yogyakarta untuk sekolah disana, Bu Ami cukup dekat dengan keluarga kita karena dia satu-satunya sahabat ibumu yang paling baik. jadi pasti mas Heru akan mengerti, semua kebutuhan kamu, makanan dan minuman semuanya akan mba sediakan. jadi kamu hanya perlu diam di dalam rumah dan jangan pernah keluar dari pintu sejengkal pun, paham?" Dinda merentet rencananya pada Anita.Anita masih mematung, tidak menyangka nasib buruk menimpanya, atas dosa yang Ia lakukan bersama Andre kini ia harus menanggungnya sendirian, kenapa cuma Andre yang mati pikirnya, kenapa tidak aku saja, Anita mulai melamunkan hal-hal yang tidak seharusnya."Anita, jawab lah, lagipula Mas Heru pernah bilang dia akan pindah kerja ke luar negeri, bukankah itu bagus, berarti anak ini tidak akan menjadi aibmu"Anita kemudian menghempaskan tubuhnya di kasur kecil miliknya, Ia hanya pasrah dengan keadaanya sekarang, Ia berharap bisa menghentikan semuanya namun, takdir berkata lain atas hidupnya yang kini snagat rumit tanpa Andre."terserah Kaka saja.." Anita menjawab dengan sangat lemas, Ia merasa kini kemanapun langkah yang dituju tidak pernah menguntungkan baginya. jadi Ia memilih berdiam saja, dan menjalani semuanya dengan ikhlas."Yasudah kalau begitu Kaka akan segera menelepon mas Heru, sebelumnya Kaka minta tolong kamu ke kamar mandi dan isi tespek ini, ayolah Nit, tidak akan sempurna kalau hanya omongan saja, ya Nita, Cantikk kaka akan memberikan kejutan pada mas Heru dengan kehamilan ini, Kaka sudah bisa bayangkan betapa bahagianya mas Heru kalau tau Kaka hamil" rengek Dinda saat itu, terlihat berbeda raut Dinda, amarah yang kemarin memuncak berubah menjadi manis dan baik.Anita bangun dari tidurnya lalu mengambil tiga tes kehamilan yang dipegang Dinda. Ia segera memasuki kemar mandi, air mata jatuh menghujani pipinya, Ia merasa kini Ia tidak berguna sebagai manusia, apalagi sebagai ibu bagi anak dirahimnya, sehingga Ia terpaksa seolah sebagai rahim pengganti bagi kalanya Dinda yang memang sudah divonis tidak dapat memiliki keturunan. Kenapa Anita percaya Dinda Akan membantunya, kalau ternyata bantuan yang dimaksud Dinda adalah bantuan seperti ini, bahwa Dinda akan meminta anaknya untuk menjadi miliknya, Dinda akan mengatur sebuah drama besar yang sebetulnya tidak menguntungkan Anita sama sekali, Anita pasrah dan mengisi tes kehamilan yang diberikan Dinda dengan sampel urinnya, garis dua terlihat dalam tespek itu, ia lalu keluar dari kamar mandi.dengan wajah yang masih sembab dia menyerahkan Alat tes kehamilan itu pada Dinda. Dinda mengambilnya dengan sangat ceria, raut wajah Dinda begitu bahagia, dia akhirnya bisa mempunyai kesempatan memiliki bayi, dan ini akan menyelamatkan rumah tangganya bersama Heru, perjodohan Heru yang menghantuinya selama ini akan berakhir begitu saja, dan kini dialah pemenangnya, Heru akan sangat mencintainya, ini semua adalah akhir yang sempurna untuk Dinda."Anita mulai hari ini sembunyikan perutmu itu, ingat janganlah keluar rumah sama sekali sampai kau melahirkan, Kaka akan belajar bagaimana cara persalinan mulai sekarang, supaya nanti bisa membantumu bersalin, sehingga tidak ada satupun yang tahu tentang ini semua, lalu satu lagi Anita Kaka mohon jangan beritahu drama ini pada siapapun juga, cukup kita berdua yang tahu" Dinda berkata pada Anita yang tengah mematung karena masih tidak percaya dengan drama yang dibuat Dinda akan seperti ini. Dinda memeluk Anita dengan sangat bahagia. Anita masih mematung, sulit rasanya menerima keadaan yang memojokkannya, andai Andre tidak meninggalkan dirinya mungkin hari ini ia akan sangat bahagia karena akan segera menjadi pengantin dari laki-laki yang paling dicintainya."Kak, lakukanlah apa yang Kaka suka, aku akan mengikutinya. " Anita membisik dalam pelukan Dinda, Dinda tersenyum dengan lebar senang bukan main dengan apa yang dikatakan oleh Anita."Bagus, nanti Kaka akan datang kesini setiap hari makanan dan nutrisi kehamilan akan Kaka siapkan setiap harinya, kamu tenang saja. kalau kamu butuh apa pakaian, make up apapun yang kamu mau cukup SMS saja Kaka, Kaka akan menyiapkan semuanya, smeua yang terbaik untuk kamu akan Kaka belikan. Kaka mohon jagalah bayi ini dengan baik Anita, biarkan dia tumbuh menjadi anak yang hebat, Kaka akan memberikan smeua hidup Kaka untuknya, Kaka akan sangat menyayangi anak ini" suara Dinda dengan penuh keceriaan, ini menandakan Ia tidak main-main dengan drama besar yang akan dibuatnya."karena anak dirahimku akan menyelamatkan rumah tangga Kaka bukan? " Anita yang mematung tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tidak terduga.Dinda mulai menekuk wajahnya, dia tersentak dengan perkataan Anita."aku menolongku dan kamu mencoba mengolok-olok aku Nita? kamu berusaha mengingatkan betapa tidak berdayanya aku sebagai perempuan? merasa suci dengan ini semua?" Dinda sedikit terpancing amarah akibat perkataan Anita."aku tidak menghinamu, aku hanya menebaknya, aku tahu Kaka akan memilih hal paling beresiko ini karena Kaka butuh bayi ini, tapi tenang saja kak jangan takut, aku tidak akan bicara pada siapapun mulai detik ini""cukup,,, aku tidak mau membahas hal bodoh seperti ini, Kaka akan datang besok dengan stok makanan dan pakaian hamil untukmu, tolong janganlah kemana-mana"" terserah Kaka saja"Pagi sangat cerah di tempat kediaman Furqon Anita menuju ke bawah di sana seluruh pelayan sudah menyiapkan makanan untuk disantapnya pagi itu." Pagi bu silahkan sarapan, semuanya sudah kami siapkan, Ibu mau sarapan apa pagi ini ?""Oh tidak Saya sedang mencari suami saya dia sudah pergi?"" seperti biasa pagi-pagi sekali Bapak sudah berangkat bu" Anita mendumal dalam hati Bagaimana mungkin Furqon sudah melanjutkan aktivitasnya padahal ini masih momen pernikahan mereka, rasanya sangat mungkin kalau seandainya Furqon itu mengambil cuti untuk menikmati waktu bersama dengannya namun Anita kembali untuk bersikap seolah memang semuanya tidak terjadi apa-apa."Baiklah mungkin Bapak memang sibuk, Oh ya Apa kalian sudah sarapan juga? Aku tidak terbiasa kalau sarapan dilihat oleh banyak orang seperti ini kalau misalkan Kalian mau sarapan bersama, aku juga akan sarapan, ayo duduklah semuanya""Maaf Bu kami tidak terbiasa untuk makan bersama dengan tuan rumah dan Lagi Pak Furqan melarang kami m
Anita telah memakai Gaun kedua, kini Ia memakai pakaian pernikahan berwarna merah, sangat cantik sekali, rambutnya Hair do dan bermahkota silver, membuat wanita itu tampak cantik.Anita menghampiri Furqan, dan Furqan yang sudah menggunakan tuksedo hitam sudah menunggu dengan gagah dan tampan, pernikahan itu private namun sangat Meriah sekali, alunan musik dinyanyikan oleh para Pemusik yang tadi di restoran. Furqan benar benar telah memikirkan detail acara ini dengan baik dan diluar dugaan. suasana dikapal itu ramai sekali. dan semua tertawa dan bersenang senang, Bu Ratna dan Andini tampak bahagia disana, mereka menikmati hidangan pesta dengan sumringah. Santi melambai padanya, dan dia mendekati Harry. anita ikut senang melihat mereka berdua."Kau cemburu melihat Santi dan Harry?""Aku? tidak kenapa berkata begitu?""Harry bilang dia pernah menggodamu, dan mengantarkan kamu pulang sesekali""oh dia sungguh bocor untuk seorang lelaki""tidak apa, aku yang memenangkanmu" Furqan memegan
"Astaga Furqan, sejak kapan kau disini, bukankah kau pulang semalam?""Tadi subuh, aku menunggumu bangun""Oh ya, masa? aku tidak mendengarmu sama sekali ""karena kau tidur terlalu lelah sayang, Ikutilah denganku""Aku belum Mandi lagipula ini kaos tidurku, kumal seperti pembantu""hmmm... ikut saja, aku sudah terlalu lama menunggumu, jadi ikut saja sekarang"" Tapi Fur..." Furqan tidak memperdulikan rengekan Anita, dia terus menarik tangan gadis itu dan menyeretnya ke mobil.sepanjang jalan Anita menyembunyikan wajahnya dibalik kerah kaosnya, Ia malu pada Furqan tapi furqan malah semakin Gemas dibuatnya."Anita, kita sudah sampai, ayo turun""kemana, Fur?"Anita dan Furqan masuk ke sebuah beuaty treatment ternama, dia masuk dan langsung disambut oleh para pelayan disana."buat dia cantik sekali, aku akan menjemputnya dua Jam lagi, pilihkan pakaian terbaik kalian, aku akan membeli sesuatu dulu"pelayan langsung mempersiapkan Anita untuk masuk ke beberapa treatment, dimulai dari Mandi
"Furqan?""tidak usah basa basi, aku kesini karena ingin bertanya hal penting padamu"Pak Gatot masih mematuhi tidak percaya Furqan menghampirinya dikediamannya."ada perlu apa seorang big bos raksasa kemari, kali ini kau akan mengambil Pujo? kau tertarik pada perusahaan keluargaku sendiri?""tidak usah panjang lebar, aku ingin bertanya, apakah Anita pernah tidur bersamamu? jawab Ku dengan jujur?""Kali ini kau ingin tau tentang Anita? apa kalian punya hubungan istimewa?""cukup basa basinya Pa tolong jawab aku, benarkah Anita tidak melakukannya malam itu? membayangkan saja sudah membuatku Jiji"" Kau pasti mulai mencintai Anita, dan saat kau akan menyentuh wanita itu kau membayangkan aku bukan? Tidak Furqan, aku tidak tidur dengannya, dia menangis memohon untuk tidak melakukan apa-apa padanya, akhirnya aku menurut setelah dia bilang andre akan sedih dengan semua ini. lalu aku bertanya panjang padanya, dia terpaksa melakukan itu karena rumah orangtuanya dijual kakaknya, dia meminjam ua
"sayang, siapa Dinda?"" Dinda adalah kakakku, Fur anak Andre masih Hidup, dia dibawa Dinda, aku akan ceritakan semuanya, dinda menikah Dengan Heru, Heru ini pengusaha yang cukup sukses, dan Dinda sangat mencintai Heru karena dinda belum pernah mencintai siapapun sebelumnya benar benar perawan ting ting yang mendapatkan pangerannya, Tapi Dinda sakit, rahimnya diangkat, Heru megancam akan meninggalkannya jika Ia tidak hamil juga, karena orangtua Heru ingin cucu segera, Heru anak satu sayunya artinya hanya dari Heru mereka mengharapkan lahirnya Cucu, Dinda stres berat sering meminum pil dan tempramen padaku, suatu hari aku Hamil anak Andre, namun Andre meninggal, kehamilanku dimanfaatkan oleh Dinda, dia pura pura Hamil pada Heru karena Heru akan berangkat kekalimantan, Dinda merawatku, sampai waktu lahir tiba, Dinda yang pernah belajar kesehatan membantu persalinanku, dia benar benar menyiapkan semuanya, setelah bayinya lahir Dinda membawa bayi itu ke rumahnya dan Heru, lalu Ia menelpo
Mentari masuk disela-sela gorden, aku merasakan hangat sekali. "Astaghfirullah, jam berapa ini? " Anita terkejut terbangun dan mendapati sudah pukul 10 pagi, dia lihat Furqan sudah tidak ada di tepat tidurnya,"aww sakit, ternyata ini bukan mimpi, aku benar-benar berada di rumah Furqan yang megah, aku harus segera bersiap" ucap anita dalam hati sambil mencubit tangannya, Ia mandi dan bergegas turun ke bawah, di bawah beberapa pelayan yang sedang bekerja langsung berdiri tegap saat Anita turun." Tolong bersikaplah biasa, kalian lakukan saja yang tadi kalian lakukan, aku mau ke dapur,sebelah sana kan?" tanya Anita pada salah satu Pelayan disana.pelayan tersebut mengangguk dan mempersilahkan Anita untuk ke dapur." apa perlu ku antar Bu?" tanya seorang pelayan pada Anita yang berlalu ke Dapur." tidak usah, aku bisa sendiri, aku ingin jalan-jalan sedikit disini, kau lakukanlah pekerjaanmu" jawab aita dengan senyuman kepada para pelayan itu, mereka mengangguk dan melanjutkan pekerjaann