Share

BAB VII DRAMA

Anita sudah tiba dirumahnya Dinda memapahnya ke dalam kamar, rumah peninggalan ayahnya memang tidak terlalu besar tapi nyaman untuk ditempati, sejak ayah Anita dan Dinda meninggal rumah itu ditempati oleh Anita, karena Dinda sudah memiliki rumah bersama suaminya Heru. Heru dan Dinda hidup berkecukupan, dindalah yang menanggung biaya pengobatan ayahnya dulu dan juga sekolah Anita.

"kak, apa Kaka sudah tahu apa yang sekarang bisa kita lakukan"

"sudah, kamu sudah siap mendengar rencana Kaka?"

Anita mengangguk tanda setuju dengan Dinda.

"Anita, Kaka punya rencana besar, ini satu-satunya cara agar kamu bisa terhindar dari aib mengerikan itu, dengarkan baik-baik"

"Kaka, akan pura-pura hamil pada Mas Heru, usia kehamilan akan mba kurangi satu bulan, jadi nanti ketika mba lahiran, mas Heru gak akan curiga, dia mengira satu bulan lagi kaka melahirkan, jadi Kaka akan mensetting seolah, Kaka tidak sengaja dan melahirkan anak tidak sesuai Hari perkiraan Lahir, kakak sudah pikirkan ini dengan matang dan rencana kepergian mas Heru untuk bekerja semuanya sudah mba atur dengan baik, gimana?" Dinda begitu semangat mengatakan rencananya.

bak disambar petir Anita sama sekali tidak menyangka rencana yang dilontarkan kakanya bukan rencana yang menguntungkan baginya, ini artinya dia akan kehilangan bayinya saat bayinya lahir nanti.

"tapi kak, semua orang akan tahu Nita hamil, apalagi Anita harus berhenti sekolah kan? "

"mba akan kesekolah kamu dan bilang kamu akan pindah sekolah ke Yogyakarta, dan mas Heru mba akan bilang ke mas Heru kamu ikut dengan Bu Ami ke Yogyakarta untuk sekolah disana, Bu Ami cukup dekat dengan keluarga kita karena dia satu-satunya sahabat ibumu yang paling baik. jadi pasti mas Heru akan mengerti, semua kebutuhan kamu, makanan dan minuman semuanya akan mba sediakan. jadi kamu hanya perlu diam di dalam rumah dan jangan pernah keluar dari pintu sejengkal pun, paham?" Dinda merentet rencananya pada Anita.

Anita masih mematung, tidak menyangka nasib buruk menimpanya, atas dosa yang Ia lakukan bersama Andre kini ia harus menanggungnya sendirian, kenapa cuma Andre yang mati pikirnya, kenapa tidak aku saja, Anita mulai melamunkan hal-hal yang tidak seharusnya.

"Anita, jawab lah, lagipula Mas Heru pernah bilang dia akan pindah kerja ke luar negeri, bukankah itu bagus, berarti anak ini tidak akan menjadi aibmu"

Anita kemudian menghempaskan tubuhnya di kasur kecil miliknya, Ia hanya pasrah dengan keadaanya sekarang, Ia berharap bisa menghentikan semuanya namun, takdir berkata lain atas hidupnya yang kini snagat rumit tanpa Andre.

"terserah Kaka saja.." Anita menjawab dengan sangat lemas, Ia merasa kini kemanapun langkah yang dituju tidak pernah menguntungkan baginya. jadi Ia memilih berdiam saja, dan menjalani semuanya dengan ikhlas.

"Yasudah kalau begitu Kaka akan segera menelepon mas Heru, sebelumnya Kaka minta tolong kamu ke kamar mandi dan isi tespek ini, ayolah Nit, tidak akan sempurna kalau hanya omongan saja, ya Nita, Cantikk kaka akan memberikan kejutan pada mas Heru dengan kehamilan ini, Kaka sudah bisa bayangkan betapa bahagianya mas Heru kalau tau Kaka hamil" rengek Dinda saat itu, terlihat berbeda raut Dinda, amarah yang kemarin memuncak berubah menjadi manis dan baik.

Anita bangun dari tidurnya lalu mengambil tiga tes kehamilan yang dipegang Dinda. Ia segera memasuki kemar mandi, air mata jatuh menghujani pipinya, Ia merasa kini Ia tidak berguna sebagai manusia, apalagi sebagai ibu bagi anak dirahimnya, sehingga Ia terpaksa seolah sebagai rahim pengganti bagi kalanya Dinda yang memang sudah divonis tidak dapat memiliki keturunan. Kenapa Anita percaya Dinda Akan membantunya, kalau ternyata bantuan yang dimaksud Dinda adalah bantuan seperti ini, bahwa Dinda akan meminta anaknya untuk menjadi miliknya, Dinda akan mengatur sebuah drama besar yang sebetulnya tidak menguntungkan Anita sama sekali, Anita pasrah dan mengisi tes kehamilan yang diberikan Dinda dengan sampel urinnya, garis dua terlihat dalam tespek itu, ia lalu keluar dari kamar mandi.

dengan wajah yang masih sembab dia menyerahkan Alat tes kehamilan itu pada Dinda. Dinda mengambilnya dengan sangat ceria, raut wajah Dinda begitu bahagia, dia akhirnya bisa mempunyai kesempatan memiliki bayi, dan ini akan menyelamatkan rumah tangganya bersama Heru, perjodohan Heru yang menghantuinya selama ini akan berakhir begitu saja, dan kini dialah pemenangnya, Heru akan sangat mencintainya, ini semua adalah akhir yang sempurna untuk Dinda.

"Anita mulai hari ini sembunyikan perutmu itu, ingat janganlah keluar rumah sama sekali sampai kau melahirkan, Kaka akan belajar bagaimana cara persalinan mulai sekarang, supaya nanti bisa membantumu bersalin, sehingga tidak ada satupun yang tahu tentang ini semua, lalu satu lagi Anita Kaka mohon jangan beritahu drama ini pada siapapun juga, cukup kita berdua yang tahu" Dinda berkata pada Anita yang tengah mematung karena masih tidak percaya dengan drama yang dibuat Dinda akan seperti ini. Dinda memeluk Anita dengan sangat bahagia. Anita masih mematung, sulit rasanya menerima keadaan yang memojokkannya, andai Andre tidak meninggalkan dirinya mungkin hari ini ia akan sangat bahagia karena akan segera menjadi pengantin dari laki-laki yang paling dicintainya.

"Kak, lakukanlah apa yang Kaka suka, aku akan mengikutinya. " Anita membisik dalam pelukan Dinda, Dinda tersenyum dengan lebar senang bukan main dengan apa yang dikatakan oleh Anita.

"Bagus, nanti Kaka akan datang kesini setiap hari makanan dan nutrisi kehamilan akan Kaka siapkan setiap harinya, kamu tenang saja. kalau kamu butuh apa pakaian, make up apapun yang kamu mau cukup SMS saja Kaka, Kaka akan menyiapkan semuanya, smeua yang terbaik untuk kamu akan Kaka belikan. Kaka mohon jagalah bayi ini dengan baik Anita, biarkan dia tumbuh menjadi anak yang hebat, Kaka akan memberikan smeua hidup Kaka untuknya, Kaka akan sangat menyayangi anak ini" suara Dinda dengan penuh keceriaan, ini menandakan Ia tidak main-main dengan drama besar yang akan dibuatnya.

"karena anak dirahimku akan menyelamatkan rumah tangga Kaka bukan? " Anita yang mematung tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tidak terduga.

Dinda mulai menekuk wajahnya, dia tersentak dengan perkataan Anita.

"aku menolongku dan kamu mencoba mengolok-olok aku Nita? kamu berusaha mengingatkan betapa tidak berdayanya aku sebagai perempuan? merasa suci dengan ini semua?" Dinda sedikit terpancing amarah akibat perkataan Anita.

"aku tidak menghinamu, aku hanya menebaknya, aku tahu Kaka akan memilih hal paling beresiko ini karena Kaka butuh bayi ini, tapi tenang saja kak jangan takut, aku tidak akan bicara pada siapapun mulai detik ini"

"cukup,,, aku tidak mau membahas hal bodoh seperti ini, Kaka akan datang besok dengan stok makanan dan pakaian hamil untukmu, tolong janganlah kemana-mana"

" terserah Kaka saja"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status