Share

13. Rengekan Nona

Acara benar-benar berlangsung dengan sederhana. Penghulu memberikan wejangan sepatah dua patah kata untuk mempelai. Setelah itu para saksi dan Pak penghulu baru menikmati hidangan yang aku siapkan.

Sementara Sarita langsung berlalu menuju kamarnya Galang. Dirinya sama sekali tidak melirik sajian yang sudah aku tawarkan. Wanita itu tampak cemas dengan keadaan putri sulungnya.

"Aku juga mau lihat kondisi Nona, Bu," pamit Gading ketika kutawari makanan.

"Kamu temani istrimu makan dulu," suruhku saat melihat Bunga duduk sendirian. "Kasihan mungkin dia sudah kelaparan."

"Tapi aku cemas dengan keadaan Nona, Bu."

"Cemaskan saja istrimu. Dia lagi hamil muda. Kasihan kalo sampai kelaparan," tukasku sedikit memaksa.

Gading mendesah pelan. Anak itu memang penurut. Walau pun sangat ingin melihat keadaan Nona. Namun, Gading tidak membantah.

Pria yang kini resmi menyandang status suami itu mendekati Bunga. Gading mengambil makanan ala kadarnya. Lalu duduk di samping Bunga untuk makan bersama.

B
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status