Share

6. Ketakutan terbesar

Esme langsung melajukan mobilnya dan segera keluar dari Gedung CIA. Esme berjalan ke arah pulang menuju apartemennya karena ia akan segera mengemas barang barangnya, karena malam ini ia akan segera pergi dan tidak tahu akan balik kapan. Esme selalu berharap untuk bisa menyelesaikan project dengan cepat dan tepat sehingga tidak perlu berlama lama, biasanya Esme memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga bulanan untuk menyelesaikan sebuah project.

Saat berada di lampu merah, Esme menghentikan mobilnya sehingga sekarang posisi mobilnya berada di paling depan sebelum batas lampu merah. Ada cukup banyak orang yang akan menyebrang jalan dan salah satunya sempat menarik perhatian Esme. Yang mana dan tak lain adalah mantan kekasihnya dulu, Fontainez. Esme melepaskan kacamata hitamnya dan melihat dengan menyuluruh Fontainez yang sudah sangat berubah, Badannya tampak begitu kurus dan lemah.

Esme menghela nafas Panjang jika mengingat kejadian malam itu yang membuat dirinya terpuruk dan mengurungkan dirinya selama berhari hari. Tanpa disadari lampu sudah berubah menjadi warna hijau tetapi Esme masih berada di lamunannya sampai akhirnya mobil yang ada di belakang Esme menyadarkannya karena membunyikan klakson mobilnya dengan kencang. Esme tersadar dan langsung melajukan mobilnya dengan cukup kencang yang akhirnya sepuluh menit perjalanan langsung sampai di depan apartemennya.

Esme segera memakirkan mobilnya dan segera naik ke lantai tempat ruang apartemennya berada. Ketika Esme membukan pintu apartemennya ia langsung melihat ketiga temannya yang sangat sedang menikmati hidup dan membuat seluruh Apartemennya begitu berantakan.

“Katanya tidak akan balik untuk beberapa bulan kedepan, ternyata sebegitunya kau merindukan kami.” Ucap Sabrina yang menyadari kehadiran Esme sambil memakan snack yang Esme beli

“Kau pergi pasti belom sarapan, ini makanlah sedikit.” Ucap Candace yang sudah berada di dapur

“Aku pinjam bajumu ya,” ucap Amber yang sedang selonjoran di atas sofa sambil menonton acara TV Keeping up with the Kardashians

“Tidakkah kalian memiliki kesibukan lain ?” tanya Esme yang langsung menutup pintu apartemennya

“Inilah kesibukan kami semua, bukan begitu babys…”ucap Sabrian dan langsung di di dukung dengan jawaban oleh Amber dan juga Candace secara berbarengan

Esme langsung menggelengkan kepalanya dan berjalan kearah dapur untuk mencicipi masakan yang Candace buat. Dari ketiga temannya hanya Candace lah yang memiliki rasa masakan yang layak untuk dimakan, kalau Sabrina dan Amber tidak perlu ditanya lagi. Kalau bisa dikatakan dengan Bahasa lain, hanya Candace lah yang sangat memiliki perasaan keibuan.

“Bagiamana ? Enak tidak ?” tanya Candace sedikit penasaran dengan masakan yang baru pertama kali ia coba

“Tidak ada masakanmu yang tidak enak Candy,” ucap Esme sambil memakan makanan yang dibuat oleh temannya dengan sangat lahap

“Eh iya ngomong ngomong, kemarin malam apa dia menanyakanku ?” tanya Candace sedikit penasaran

“Ada dua orang, yang mana yang kau maksud ?” tanya Esme sedikit penasaran apakah mantan kekasihnya adalah simpenan Candace atau bukan

“Dua orang ?! Apa ada perempuan di rumahnya ?” tanya Candace yang langsung ngegas

“Tidak ada, jangan bilang simpananmu adalah anak kecil itu ?” tanya Esme menebak nebak

“Dugaanmu emang tidak pernah salah.” Ucap Candace

"Dia bahkan belum bekerja ... sepertinya ia masih anak kulaih semester enam. Tidakkah kau takut dia akan berbuat yang aneh aneh padamu ?" tanya Esme sedikit memperingati temannya yang satu ini

"Aku memegang titik kelemahannya jadi kau tidak perlu khawatir," balas Candace lalu mengedipkan sebelah matanya

Ketiga temannya memanglah sangat menyukai brondong terlebih Candace. Hanya dialah yang banyak sekali mengoleksi simpenan dengan brondong dan jarang sekali yang lebih tua darinya entah apa alasannya. Kalau Sabrina dan Amber memang pernah mengencani brondong tetapi bukan berarti mereka sangat tertarik dengan brondong hanya pas kebetulan saja karena secara keseluruhan mereka berdua mencari yang lebih tua darinya. Terlebih Sabrina dan Amber lebih memilih laki laki yang bisa membuat mereka senang dan bebas sepenuhnya.

“Kapan kau akan pergi melakukan project lagi ?” tanya Sabrina yang ikutan duduk di sebelah Esme

“Nanti malam aku berangkat,” ucap Esme masih lahap dengan makanan di depannya

“Aku akan bantu Packing barangmu,” ucap Sabrina inisiatif

“Aku juga…” ucap Amber yang tiba tiba ikutan padahal jelas jelas ia sedang asik menonton TV

“Eh..Ehm tolong masukkan beberapa obat atau kotak obatnya sekalian. Aku pergi dengan partner kali ini, akan sangat meribetkan kalau dia sampai kenapa napa.” Ucap Esme mengingatkan kedua temannya

“Partner ? Baiklah, akan aku masukkan nanti.” Ucap Amber dari dalam kamar Esme

*Lima jam kemudian*

Esme sudah bersiap siap untuk pergi, ia memakai pakaian yang serba hitam dari hoodie hingga celana training miliknya. Walaupun terlihat seperti baju tidur tapi apapun yang Esme kenakan akan terlihat bagus dan juga keren. Dari awal, Esme tidak ada menyentuh kedua kopernya karena kerjaan Sabrina dan Amber yang mem packingnya.

“Aku pergi dulu, jangan lupa bersikan apartemenku.” Ucap Esme sebelum pergi sepenuhnya dari apartemen miliknya sendiri

“Got it Ms. Fatale” ucap Sabrina

Esme segera pergi menggunakan taksi yang sudah menunggu di lobby. Ketiga temannya akan sering menggunakan apartemennya Ketika Esme sedang tidak ada, oleh karena itu Apartemennya tidak pernah sepi. Esme segera masuk ke dalam taksi pesananya dan memberikan sebuah pesan kepada TJ bahwa ia sudah berangkat.

Esme berpikir akan memakan waktu yang cukup lama untuk sampai bandara ternyata tidak begitu lama hanya 30 menit saja sudah sampai biasanya akan memakan waktu satu atau dua jam. Esme segera turun dan langsung menuju ke boarding pass. dua jam Esme menunggu TJ akhirnya ia pun sampai dan langsung menyusul Esme.

“Kurang mepet datangnya,” ucap Esme Ketika TJ datang menghampirinya

“Maaf, terjebak macet.” Ucap TJ dengan nafas ngos ngosannya akibat berlarian mengejar pesawat

“Sudahlah, kita sudah harus masuk pesawat. Dari tadi sudah dipanggil” ucap Esme

Esme dan juga TJ langsung berangkat dan berjalan masuk ke arah pesawat yang akan mengantar mereka berdua ke Macau. Penerbangan kali ini dipesan oleh atasannya dengan menggunakan pesawat yang cukup mahal dengan Business class. Perjalanan kali ini akan memakan waktu sekitar 19 jam untuk sampai ke Macau, oleh karena itu Esme sudah menyiapkan beberapa perlengkapan tidurnya.

Tapi sebelum Esme tidur ia merasakan sesuatu yang cukup membuatnya kaget dan sedikit takut…

TO BE CONTINUED ----

____________________

Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini. Jangan lupa untuk masukkan Novel Bet On Me ke dalam Libary kalian dengan klik tanda + ya. Dan jangan lupa juga untuk meninggalkan komentar untuk memberi semangat kepada Author juga Hehehe. Jika kalian berkenan, boleh di request a friend di F* author @Heiikez. Terimakasih

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status