Esme langsung melajukan mobilnya dan segera keluar dari Gedung CIA. Esme berjalan ke arah pulang menuju apartemennya karena ia akan segera mengemas barang barangnya, karena malam ini ia akan segera pergi dan tidak tahu akan balik kapan. Esme selalu berharap untuk bisa menyelesaikan project dengan cepat dan tepat sehingga tidak perlu berlama lama, biasanya Esme memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga bulanan untuk menyelesaikan sebuah project.
Saat berada di lampu merah, Esme menghentikan mobilnya sehingga sekarang posisi mobilnya berada di paling depan sebelum batas lampu merah. Ada cukup banyak orang yang akan menyebrang jalan dan salah satunya sempat menarik perhatian Esme. Yang mana dan tak lain adalah mantan kekasihnya dulu, Fontainez. Esme melepaskan kacamata hitamnya dan melihat dengan menyuluruh Fontainez yang sudah sangat berubah, Badannya tampak begitu kurus dan lemah.
Esme menghela nafas Panjang jika mengingat kejadian malam itu yang membuat dirinya terpuruk dan mengurungkan dirinya selama berhari hari. Tanpa disadari lampu sudah berubah menjadi warna hijau tetapi Esme masih berada di lamunannya sampai akhirnya mobil yang ada di belakang Esme menyadarkannya karena membunyikan klakson mobilnya dengan kencang. Esme tersadar dan langsung melajukan mobilnya dengan cukup kencang yang akhirnya sepuluh menit perjalanan langsung sampai di depan apartemennya.
Esme segera memakirkan mobilnya dan segera naik ke lantai tempat ruang apartemennya berada. Ketika Esme membukan pintu apartemennya ia langsung melihat ketiga temannya yang sangat sedang menikmati hidup dan membuat seluruh Apartemennya begitu berantakan.
“Katanya tidak akan balik untuk beberapa bulan kedepan, ternyata sebegitunya kau merindukan kami.” Ucap Sabrina yang menyadari kehadiran Esme sambil memakan snack yang Esme beli
“Kau pergi pasti belom sarapan, ini makanlah sedikit.” Ucap Candace yang sudah berada di dapur
“Aku pinjam bajumu ya,” ucap Amber yang sedang selonjoran di atas sofa sambil menonton acara TV Keeping up with the Kardashians
“Tidakkah kalian memiliki kesibukan lain ?” tanya Esme yang langsung menutup pintu apartemennya
“Inilah kesibukan kami semua, bukan begitu babys…”ucap Sabrian dan langsung di di dukung dengan jawaban oleh Amber dan juga Candace secara berbarengan
Esme langsung menggelengkan kepalanya dan berjalan kearah dapur untuk mencicipi masakan yang Candace buat. Dari ketiga temannya hanya Candace lah yang memiliki rasa masakan yang layak untuk dimakan, kalau Sabrina dan Amber tidak perlu ditanya lagi. Kalau bisa dikatakan dengan Bahasa lain, hanya Candace lah yang sangat memiliki perasaan keibuan.
“Bagiamana ? Enak tidak ?” tanya Candace sedikit penasaran dengan masakan yang baru pertama kali ia coba
“Tidak ada masakanmu yang tidak enak Candy,” ucap Esme sambil memakan makanan yang dibuat oleh temannya dengan sangat lahap
“Eh iya ngomong ngomong, kemarin malam apa dia menanyakanku ?” tanya Candace sedikit penasaran
“Ada dua orang, yang mana yang kau maksud ?” tanya Esme sedikit penasaran apakah mantan kekasihnya adalah simpenan Candace atau bukan
“Dua orang ?! Apa ada perempuan di rumahnya ?” tanya Candace yang langsung ngegas
“Tidak ada, jangan bilang simpananmu adalah anak kecil itu ?” tanya Esme menebak nebak
“Dugaanmu emang tidak pernah salah.” Ucap Candace
"Dia bahkan belum bekerja ... sepertinya ia masih anak kulaih semester enam. Tidakkah kau takut dia akan berbuat yang aneh aneh padamu ?" tanya Esme sedikit memperingati temannya yang satu ini
"Aku memegang titik kelemahannya jadi kau tidak perlu khawatir," balas Candace lalu mengedipkan sebelah matanya
Ketiga temannya memanglah sangat menyukai brondong terlebih Candace. Hanya dialah yang banyak sekali mengoleksi simpenan dengan brondong dan jarang sekali yang lebih tua darinya entah apa alasannya. Kalau Sabrina dan Amber memang pernah mengencani brondong tetapi bukan berarti mereka sangat tertarik dengan brondong hanya pas kebetulan saja karena secara keseluruhan mereka berdua mencari yang lebih tua darinya. Terlebih Sabrina dan Amber lebih memilih laki laki yang bisa membuat mereka senang dan bebas sepenuhnya.
“Kapan kau akan pergi melakukan project lagi ?” tanya Sabrina yang ikutan duduk di sebelah Esme
“Nanti malam aku berangkat,” ucap Esme masih lahap dengan makanan di depannya
“Aku akan bantu Packing barangmu,” ucap Sabrina inisiatif
“Aku juga…” ucap Amber yang tiba tiba ikutan padahal jelas jelas ia sedang asik menonton TV
“Eh..Ehm tolong masukkan beberapa obat atau kotak obatnya sekalian. Aku pergi dengan partner kali ini, akan sangat meribetkan kalau dia sampai kenapa napa.” Ucap Esme mengingatkan kedua temannya
“Partner ? Baiklah, akan aku masukkan nanti.” Ucap Amber dari dalam kamar Esme
*Lima jam kemudian*
Esme sudah bersiap siap untuk pergi, ia memakai pakaian yang serba hitam dari hoodie hingga celana training miliknya. Walaupun terlihat seperti baju tidur tapi apapun yang Esme kenakan akan terlihat bagus dan juga keren. Dari awal, Esme tidak ada menyentuh kedua kopernya karena kerjaan Sabrina dan Amber yang mem packingnya.
“Aku pergi dulu, jangan lupa bersikan apartemenku.” Ucap Esme sebelum pergi sepenuhnya dari apartemen miliknya sendiri
“Got it Ms. Fatale” ucap Sabrina
Esme segera pergi menggunakan taksi yang sudah menunggu di lobby. Ketiga temannya akan sering menggunakan apartemennya Ketika Esme sedang tidak ada, oleh karena itu Apartemennya tidak pernah sepi. Esme segera masuk ke dalam taksi pesananya dan memberikan sebuah pesan kepada TJ bahwa ia sudah berangkat.
Esme berpikir akan memakan waktu yang cukup lama untuk sampai bandara ternyata tidak begitu lama hanya 30 menit saja sudah sampai biasanya akan memakan waktu satu atau dua jam. Esme segera turun dan langsung menuju ke boarding pass. dua jam Esme menunggu TJ akhirnya ia pun sampai dan langsung menyusul Esme.
“Kurang mepet datangnya,” ucap Esme Ketika TJ datang menghampirinya
“Maaf, terjebak macet.” Ucap TJ dengan nafas ngos ngosannya akibat berlarian mengejar pesawat
“Sudahlah, kita sudah harus masuk pesawat. Dari tadi sudah dipanggil” ucap Esme
Esme dan juga TJ langsung berangkat dan berjalan masuk ke arah pesawat yang akan mengantar mereka berdua ke Macau. Penerbangan kali ini dipesan oleh atasannya dengan menggunakan pesawat yang cukup mahal dengan Business class. Perjalanan kali ini akan memakan waktu sekitar 19 jam untuk sampai ke Macau, oleh karena itu Esme sudah menyiapkan beberapa perlengkapan tidurnya.
Tapi sebelum Esme tidur ia merasakan sesuatu yang cukup membuatnya kaget dan sedikit takut…
TO BE CONTINUED ----
____________________Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini. Jangan lupa untuk masukkan Novel Bet On Me ke dalam Libary kalian dengan klik tanda + ya. Dan jangan lupa juga untuk meninggalkan komentar untuk memberi semangat kepada Author juga Hehehe. Jika kalian berkenan, boleh di request a friend di F* author @Heiikez. Terimakasih
Esme langsung terbangun Ketika merasakan sebuah goncangan yang cukup besar yang datang dari pesawat yang Esme tumpangi. Esme akui bahwa ia akan merasa sangat takut Ketika berada di pesawat, Sebagian orang akan mengira ia akan takut pada ketinggian tetapi sebenarnya bukan itu yang Esme takutkan. Esme memejamkan matanya dan memegang erat kedua sisi tempat menaruh tangannya. Pesawat terus bergoncang selama kurang lebih 20 menit, dan setelah itu pesawat kembali normal. Esme menghela nafas yang begitu Panjang setelah pesawat sudah berada di atas awan. Tidak ada yang mengetahui ketakutan Esme kecuali teman temannya. Bahkan Elanor dan Frederick pun tidak mengetahui kalau Esme takut berada di dalam pesawat terlebih terhadap goncangan yang cukup keras. Untung saja kursi penumpang yang diberikan oleh ticketing sangat jauh, sehingga TJ berada di kursi business class sedikit kebelakang sedangkan Esme lebih ke arah depan. “Fear of high ?” tanya salah
18 Jam perjalanan sudah ditempuh oleh Esme untuk sampai ke Macau. Esme meminum kopi yang sudah ia pesan sebelum pesawat landing. Esme juga sudah membereskan kembali beberapa perlengkapan yang dibutuhkan sebelumnya. Esme begitu menyukai bau wangi kopi oleh karena itu Esme salah satu pecinta kopi. “Coffee addicted ?” tanya laki laki itu yang masih saja tidak bisa berhenti menganggu Esme ’19 jam penerbangan dan tidak ada sedikitpun laki laki ini tidak berhenti bertanya’ batin Esme ngelus dada “Seperti yang kau lihat,” ucap Esme kembali meminum secangkir kopinya “Ada tujuan apa ke Macau ?” tanya laki laki itu sedikit penasaran “Having fun.” balas Esme sangat singkat “Berapa lama akan liburan di Macau ?” tanya laki laki itu terus memancing ‘Lord, sekarang dia menginterogasiku.’ Batin Esme “Masih tidak tahu,
Esme dan TJ diantar ke sebuah hotel bintang lima yang ada di kota Macau. Dan pas kebetulan Esme mendapat kamar yang cukup besar untuk dirinya sendiri, sama hal nya dengan TJ yang juga mendapat model kamar yang sama seperti Esme hanya berbeda beberapa lantai saja. Esme segera masuk ke kamarnya dan begitu pula dengan TJ yang berada tiga lantai diatas Esme. Ketika sudah sampai di depan ruang kamar Esme, Esme segera masuk menggunakan kartu access lalu mengunci pintunya. Seperti biasanya Esme akan mengecek ke seluruh ruangan jika terdapat penyudup suara atau kamera tersembunyi di dalam ruangan Esme. Ketika sudah mengecek ke seluruh ruangan Esme tidak mendapat kamera atau penyudup suara apapun dari kamar ini, dan disitulah Esme baru merebahkan tubuhnya di atas Kasur ukuran Queen size. Malam ini Esme harus datang ke sebuah club malam, tempat dimana ia akan bertemu dengan salah seorang lain yang sama sama menjadi incerannya. Dari informasi yang
Esme diantar untuk menuju ke sebuah ruangan VVIP yang letaknya begitu privasi dari di lantai dasar. Dan Esme tidak melihat banyak orang yang berlalu lalang di lantai VVIP ini, hanya wanita wanita yang memang bekerja di The Box Club saja. Mereka pun sudah didandan sedemikian rupa sampai harus mengenakan pakaian yang begitu terbuka seperti itu, Mungkin salah satu tempat yang akan Esme akan masuki adalah salah satu tempat yang sudah pernah ada orang yang berhubungan badan disitu. Charles mempersilahkan Esme untuk masuk terlebih dahulu ke sebuah ruangan yang begitu gelap, redup dan dingin. Entah ruangan ini bisa dibilang sebuah ruangan atau untuk bersantai atau lebih ke kamar tempat untuk berhubungan badan, karena sekilas Esme dapat melihat beberapa alat yang memang sering digunakan ketika sedang bermain. Di dalam hati Esme, ia sedikit takut jika Charles berani mengambil sesuatu yang sudah Esme jaga jaga. Walaupun Esme bisa saja menghajarnya sampai mati tetapi tet
Ketika sudah sampai di ruang kamar Hotel, Esme langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Esme menghabiskan banyak waktu berada di dalam kamar mandi dengan berendam dirinya di dalam bathup hotel bintang lima, sampai tiba tiba kegiatannya harus terhenti akibat bunyi bel pintu kamarnya yang berbunyi. Mau tidak mau, Esme harus keluar dari dalam bathup untuk membuka pintu dan mengetahui orang yang sudah menekan bel pintu kamarnya. Dan ketika sudah dibuka ternyata yang muncul di depan Esme sudah ada TJ yang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "Kenapa lama sekali ?" tanya TJ yang langsung nyelonong masuk begitu saja ke dalam ruangan Esme Esme langsung menutup pintu dan langsung duduk di sebuah sofa yang sedikit berjauhan dengan TJ yang sudah lebih dulu duduk disana. "Ada apa datang kemari ?" tanya Esme langsung tanpa basa basi lagi "Bagaimana bisa kau mel
Esme langsung dibawa pergi oleh Charles entah kemana pagi pagi seperti ini, awalnya Esme mengira kalau orang bermain judi adalah di malam hari tetapi tidak disangka mereka berjudi di pagi hari. Esme yang sama sekali tidak bertanya atau berencana ingin mencari tau ia akan dibawa kemana setelah ini, Esme hanya diam saja di kursi penumpang disaat Charles begitu focus dengan jalanan yang ada di depannya. "Kenapa ya ? kau itu begitu berbeda dengan wanita yang akan selalu aku bawa ketika ingin ke Sixth Sense." ucap Charles memulai obrolan "Apa maksudmu aku berbeda ?" tanya Esme bingung "Aku tidak akan pernah melakukan hal ini sebelumnya kepada perempuan one night standku." ucap Charles 'Yak dia menganggapku wanita one night stand. Tidak salah juga sih perkataannya,' batin Esme merasa janggal ketika dirinya dianggap wanita one night stand "Kalau begitu, aku dengan rasa yang sa
Esme memandangi pemandangan luar dan dapat melihat Gedung Venetian Macau yang tidak akan lama lagi mereka akan sampai di dalam sana. Charles langsung menaruh kembali alat vape yang sempat ia gunakan sejak awal berangkat ke salah satu meja kecil yang ada di mobil limosin tersebut. Ia sedikit merapikan jasnya baru turun dari mobil limosin miliknya dan membuka pintu Esme untuk menyambutnya. Esme menerima uluran tangan Charles dan langsung masuk ke dalam Gedung Venetian Macau. Malam ini suasana begitu ramai dan begitu padat dengan banyak orang orang yang asik bermain banyak permainan judi di dalamnya. Tetapi Esme tidak diajak ke tempat yang ramai tersebut melainkan mereka malah berbelok ke arah kiri dan memasuki sebuah lorong yang begitu gelap hingga diujung dapat Esme lihat terdapat sebuah lift yang begitu menyilaukan mata karena lift tersebut begitu kekar dan dilapisi oleh warna emas yang terang berderang dicampur emas gelap. Tentu saja dijaga dengan penjagaan y
Akhirnya permainanya pun dimulai, berhubung urutan Esme adalah yang terakhir sehingga Esme dapat melihat lebih dulu mengenai permainan yang mereka semua mainkan di ruangan ini. Waktu terus berjalan dengan begitu cepat bagi Charles dan giliran akan terus berputar dan terus berjalan, Esme terus mendapati para wanita malam yang sudah dibawa harus dilepas dan diberikan kepada lawan mereka masing masing. Tapi dari wajah mereka semua, sama sekali tidak terlihat seperti wajah yang sedih, kesal ataupun wajah mesemnya. Tetapi berbeda dengan Charles yang terus menunjukkan wajah mesam, tajam dan terlebih ekspresi kesalnya. Yang lain sama sekali biasa saja dan tidak mempermasalahkan mereka menang atau kalah tetapi kenapa Charles harus menunjukkan ekspresi wajah yang seperti itu ? Setelah menunggu sekian lama akhirnya yang dinanti nanti oleh banyak orang pun tiba. Sekarang giliran Charles dan juga Four yang bermain, Esme sempat melirik ke arah Four dan juga Charles secara