Esme terbangun dari tidurnya karena tiba tiba handphone nya yang terus bergetar sedari tadi. Esme melirik sedikit jam yang ditampilkan layar handphonenya, lalu mematikan alarmnya. Kali ini Esme tidak tidur di Kasur kesayangannya melainkan di sebuah sofa yang sangat tidak nyaman untuk di tiduri. Esme berjalan sedikit menuju kamarnya dan mendapati ketiga temannya yang masih nyenyak sekali dalam tidurnya. Untung sekali sedari awal Esme memesan Kasur dengan ukuran king size sehingga masalah model seperti hari ini tidak membuatnya pusing.
Setelahnya Esme pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena jam delapan nanti ia harus pergi bekerja. Esme meninggalkan ketiga temannya berada di apartemennya dan hanya meninggalkan secarik kertas kecil yang menginfokan kalau Esme tidak akan pulang untuk beberapa bulan kedepan. Ketiga teman Esme akan selalu mengerti Ketika Esme sudah mendapatkan project, jangan berharap Esme akan balik dalam waktu 1-3 hari melainkan berbulan bulan. Karena setiap project yang Esme dapatkan tidaklah gampang.
Esme melajukan mobilnya untuk segera menuju ke kantornya di jam tujuh. Sesampainya di kantor, Esme langsung menuju ke ruang kerja Ray yang ternyata atasannya sudah berada di ruang kerjanya. Esme berjalan masuk tanpa mengetuk pintu ruang kerja atasannya sendiri seperti biasa.
“Morning, Ms. Fatale. Bukankah hari ini hari yang cerah ?” sapa Ray yang cukup bertele tele bagi Esme
“Bukankah kemarin malam adalah malam yang indah dan menyenangkan ?” tanya Esme balik bertele tele
“Terimakasih untukmu karena setelah kau telepon aku langsung mendapat malam yang sangat menyiksa.” Ucap Ray memutar bola matanya
“Senang untuk mendengarnya,” balas Esme tersenyum ceria dan duduk di sofa
“Sorry I’m late.” Ucap TJ yang tiba tiba datang
“Bisakah kita langsung membahasnya ?” tanya Esme yang sudah menyadari semuanya telah hadir.
“Sure, lanjutkan.” Ucap Ray mempersilahkan Esme untuk berbicara
“Ini adalah data dan juga informasi yang baru saja aku dapatkan kemarin malam, Dan dari hasil pengamatanku sepertinya hari ini kita sudah bisa berangkat.” Ucap Esme menjelaskan sambil memberikan selembaran kertas yang sudah ia cetak kemarin malam
Ray dan juga TJ mengambil sebuah kertas yang sudah Esme taruh di atas meja. Keduanya tampak meneliti tiap tiap data dan juga informasi yang di tuangkan diatas kertas putih ini. Tidak tampak wajah kebingungan di wajah Ray tetapi berbeda dengan TJ.
“Dari mana kau mendapat informasi se komplit ini ?” tanya TJ yang ternyata penasaran dengan cara mendapat informasi.
Esme akan selalu membalasnya dengan memutar bola matanya Ketika ada seorang partner yang selalu menanyakan bagaimana dirinya menemukan sebuah data dan informasi yang lebih berguna dan bermanfaat. Menurut Esme bagaimana cara ia mendapatkannya bukanlah hal yang penting, yang terpenting adalah langsung bergerak.
“Perlu diingat TJ, Ms. Fatale tidak akan menjawab bagaimana dia mendapatkannya. Makanya dia adalah Agent wanita terbaik yang kita punya selama ini.” Jelas Ray berusaha untuk mencairkan suasana
“Baiklah, kalau begitu aku setuju dengan ucapan Ms. Fatale. Kita bisa berangkat hari ini,” ucap TJ sedikit dengan nada cerianya
“Nice, kalau begitu berikan aku waktu lima menit untuk ku berikan ke atasanku.” Ucap Ray dan langsung pergi meninggalkan Esme dan juga TJ berduaan di ruang kerjanya.
“So…Ms. Fatale. Ini adalah pertama kaliku bekerja sama denganmu, apakah kau merasa gugup?” tanya TJ yang masih mencoba untuk dekat dengan Esme
‘Pertanyaannya cetek sekali’ Ucap Esme di dalam benaknya
“Apa kau gugup ?” Esme balik bertanya dengan pertanyaan yang tidak berbobot
“Ah iya aku lupa, tidak mungkin juga kau gugup untuk project sekecil ini.” Balas TJ sedikit ciut mentalnya dengan balasan Esme
“Kita akan lakukan sesuai dengan prosedur yang dibilang oleh Ray. Kau hanya akan bekerja dari luar, dan aku yang akan bergerak di situasi dalam.” Jelas Esme mengingatkan
“Got it,” ucap TJ sambil memberikan sebuah jempol
Lalu detik setelahnya Ray kembali ke ruang kerjanya sambil membawa dua buah amplop putih.
“Ini untukmu Ms. Fatale dan ini untukmu TJ.” Ucap Ray memberikan dua buah amplop ke Esme dan juga TJ
Esme dan TJ membuka amplop putih mereka masing masing yang ternyata isinya adalah sebuah tiket penerbangan pesawat yang dijadwalkan hari ini di malam hari. Mereka berdua akan terbang ke Macau, karena dari data serta informasi yang didapat bahwa ketua mafia yang mereka incar sedang berada di Macau. Seperti biasanya seorang mafia yang akan Esme cari informasinya ini akan terus berpindah pindah lokasi tiap dua bulan sekali, entah untuk apa orang itu berpindah pindah. Esme menebak agar tidak meninggalkan jejak untuk orang orang yang mengincarnya.
“Kalian bersiap siaplah malam ini. Dan diingat kembali tugas tugas kalian, TJ ... kau hanya akan memantau dari luar jadi usahakan untuk tidak ketahuan oleh Four. Dan Ms. Fatale kau yang akan terus memantau setiap langkahnya, Pastikan cari informasi yang baik dan benar.” Jelas Ray Panjang lebar
“Sampai jumpa lain waktu,” ucap Esme berpamitan dan langsung meninggalkan ruang kerja Ray
Ketika Esme sudah tidak ada lagi di pandangan TJ dan juga Ray. TJ langsung berjalan menghapiri Ray dan menutup pintu ruang kerja Ray dengan sangat rapat.
“Apakah dia memang seperti itu ?” tanya TJ
“Indeed.” Ucap Ray
(Betul.)
“Menurutmu, dia tidak akan terganggu dengan kehadiranku ? Sepertinya sedari awal dia tampak tak senang dengan ku.” Ucap TJ sedikit takut dengan sifat Esme seperti tidak menyukai kehadirannya
“Perasaan kau saja, kalau kau sudah mengenalnya sebenarnya dia jauh berbeda dari yang dia tunjukkan di depan orang orang.” Jelas Ray sesuai dengan pengalamannya
“Baiklah, kalau begitu aku akan pergi dulu.” Ucap TJ pamit dan juga ikut keluar dari ruang kerja Ray
TO BE CONTINUED ----
____________________Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini. Jangan lupa untuk masukkan Novel Bet On Me ke dalam Libary kalian dengan klik tanda + ya. Dan jangan lupa juga untuk meninggalkan komentar untuk memberi semangat kepada Author juga Hehehe. Jika kalian berkenan, boleh di request a friend di F* author @Heiikez. Terimakasih
Esme langsung melajukan mobilnya dan segera keluar dari Gedung CIA. Esme berjalan ke arah pulang menuju apartemennya karena ia akan segera mengemas barang barangnya, karena malam ini ia akan segera pergi dan tidak tahu akan balik kapan. Esme selalu berharap untuk bisa menyelesaikan project dengan cepat dan tepat sehingga tidak perlu berlama lama, biasanya Esme memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga bulanan untuk menyelesaikan sebuah project. Saat berada di lampu merah, Esme menghentikan mobilnya sehingga sekarang posisi mobilnya berada di paling depan sebelum batas lampu merah. Ada cukup banyak orang yang akan menyebrang jalan dan salah satunya sempat menarik perhatian Esme. Yang mana dan tak lain adalah mantan kekasihnya dulu, Fontainez. Esme melepaskan kacamata hitamnya dan melihat dengan menyuluruh Fontainez yang sudah sangat berubah, Badannya tampak begitu kurus dan lemah. Esme menghela nafas Panjang jika mengingat kejadian malam i
Esme langsung terbangun Ketika merasakan sebuah goncangan yang cukup besar yang datang dari pesawat yang Esme tumpangi. Esme akui bahwa ia akan merasa sangat takut Ketika berada di pesawat, Sebagian orang akan mengira ia akan takut pada ketinggian tetapi sebenarnya bukan itu yang Esme takutkan. Esme memejamkan matanya dan memegang erat kedua sisi tempat menaruh tangannya. Pesawat terus bergoncang selama kurang lebih 20 menit, dan setelah itu pesawat kembali normal. Esme menghela nafas yang begitu Panjang setelah pesawat sudah berada di atas awan. Tidak ada yang mengetahui ketakutan Esme kecuali teman temannya. Bahkan Elanor dan Frederick pun tidak mengetahui kalau Esme takut berada di dalam pesawat terlebih terhadap goncangan yang cukup keras. Untung saja kursi penumpang yang diberikan oleh ticketing sangat jauh, sehingga TJ berada di kursi business class sedikit kebelakang sedangkan Esme lebih ke arah depan. “Fear of high ?” tanya salah
18 Jam perjalanan sudah ditempuh oleh Esme untuk sampai ke Macau. Esme meminum kopi yang sudah ia pesan sebelum pesawat landing. Esme juga sudah membereskan kembali beberapa perlengkapan yang dibutuhkan sebelumnya. Esme begitu menyukai bau wangi kopi oleh karena itu Esme salah satu pecinta kopi. “Coffee addicted ?” tanya laki laki itu yang masih saja tidak bisa berhenti menganggu Esme ’19 jam penerbangan dan tidak ada sedikitpun laki laki ini tidak berhenti bertanya’ batin Esme ngelus dada “Seperti yang kau lihat,” ucap Esme kembali meminum secangkir kopinya “Ada tujuan apa ke Macau ?” tanya laki laki itu sedikit penasaran “Having fun.” balas Esme sangat singkat “Berapa lama akan liburan di Macau ?” tanya laki laki itu terus memancing ‘Lord, sekarang dia menginterogasiku.’ Batin Esme “Masih tidak tahu,
Esme dan TJ diantar ke sebuah hotel bintang lima yang ada di kota Macau. Dan pas kebetulan Esme mendapat kamar yang cukup besar untuk dirinya sendiri, sama hal nya dengan TJ yang juga mendapat model kamar yang sama seperti Esme hanya berbeda beberapa lantai saja. Esme segera masuk ke kamarnya dan begitu pula dengan TJ yang berada tiga lantai diatas Esme. Ketika sudah sampai di depan ruang kamar Esme, Esme segera masuk menggunakan kartu access lalu mengunci pintunya. Seperti biasanya Esme akan mengecek ke seluruh ruangan jika terdapat penyudup suara atau kamera tersembunyi di dalam ruangan Esme. Ketika sudah mengecek ke seluruh ruangan Esme tidak mendapat kamera atau penyudup suara apapun dari kamar ini, dan disitulah Esme baru merebahkan tubuhnya di atas Kasur ukuran Queen size. Malam ini Esme harus datang ke sebuah club malam, tempat dimana ia akan bertemu dengan salah seorang lain yang sama sama menjadi incerannya. Dari informasi yang
Esme diantar untuk menuju ke sebuah ruangan VVIP yang letaknya begitu privasi dari di lantai dasar. Dan Esme tidak melihat banyak orang yang berlalu lalang di lantai VVIP ini, hanya wanita wanita yang memang bekerja di The Box Club saja. Mereka pun sudah didandan sedemikian rupa sampai harus mengenakan pakaian yang begitu terbuka seperti itu, Mungkin salah satu tempat yang akan Esme akan masuki adalah salah satu tempat yang sudah pernah ada orang yang berhubungan badan disitu. Charles mempersilahkan Esme untuk masuk terlebih dahulu ke sebuah ruangan yang begitu gelap, redup dan dingin. Entah ruangan ini bisa dibilang sebuah ruangan atau untuk bersantai atau lebih ke kamar tempat untuk berhubungan badan, karena sekilas Esme dapat melihat beberapa alat yang memang sering digunakan ketika sedang bermain. Di dalam hati Esme, ia sedikit takut jika Charles berani mengambil sesuatu yang sudah Esme jaga jaga. Walaupun Esme bisa saja menghajarnya sampai mati tetapi tet
Ketika sudah sampai di ruang kamar Hotel, Esme langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Esme menghabiskan banyak waktu berada di dalam kamar mandi dengan berendam dirinya di dalam bathup hotel bintang lima, sampai tiba tiba kegiatannya harus terhenti akibat bunyi bel pintu kamarnya yang berbunyi. Mau tidak mau, Esme harus keluar dari dalam bathup untuk membuka pintu dan mengetahui orang yang sudah menekan bel pintu kamarnya. Dan ketika sudah dibuka ternyata yang muncul di depan Esme sudah ada TJ yang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "Kenapa lama sekali ?" tanya TJ yang langsung nyelonong masuk begitu saja ke dalam ruangan Esme Esme langsung menutup pintu dan langsung duduk di sebuah sofa yang sedikit berjauhan dengan TJ yang sudah lebih dulu duduk disana. "Ada apa datang kemari ?" tanya Esme langsung tanpa basa basi lagi "Bagaimana bisa kau mel
Esme langsung dibawa pergi oleh Charles entah kemana pagi pagi seperti ini, awalnya Esme mengira kalau orang bermain judi adalah di malam hari tetapi tidak disangka mereka berjudi di pagi hari. Esme yang sama sekali tidak bertanya atau berencana ingin mencari tau ia akan dibawa kemana setelah ini, Esme hanya diam saja di kursi penumpang disaat Charles begitu focus dengan jalanan yang ada di depannya. "Kenapa ya ? kau itu begitu berbeda dengan wanita yang akan selalu aku bawa ketika ingin ke Sixth Sense." ucap Charles memulai obrolan "Apa maksudmu aku berbeda ?" tanya Esme bingung "Aku tidak akan pernah melakukan hal ini sebelumnya kepada perempuan one night standku." ucap Charles 'Yak dia menganggapku wanita one night stand. Tidak salah juga sih perkataannya,' batin Esme merasa janggal ketika dirinya dianggap wanita one night stand "Kalau begitu, aku dengan rasa yang sa
Esme memandangi pemandangan luar dan dapat melihat Gedung Venetian Macau yang tidak akan lama lagi mereka akan sampai di dalam sana. Charles langsung menaruh kembali alat vape yang sempat ia gunakan sejak awal berangkat ke salah satu meja kecil yang ada di mobil limosin tersebut. Ia sedikit merapikan jasnya baru turun dari mobil limosin miliknya dan membuka pintu Esme untuk menyambutnya. Esme menerima uluran tangan Charles dan langsung masuk ke dalam Gedung Venetian Macau. Malam ini suasana begitu ramai dan begitu padat dengan banyak orang orang yang asik bermain banyak permainan judi di dalamnya. Tetapi Esme tidak diajak ke tempat yang ramai tersebut melainkan mereka malah berbelok ke arah kiri dan memasuki sebuah lorong yang begitu gelap hingga diujung dapat Esme lihat terdapat sebuah lift yang begitu menyilaukan mata karena lift tersebut begitu kekar dan dilapisi oleh warna emas yang terang berderang dicampur emas gelap. Tentu saja dijaga dengan penjagaan y