Share

BIG BOSS SCANDAL
BIG BOSS SCANDAL
Penulis: Selaksa Noktah

1. Kutilang Darat

Sebagai seorang milyuner, hidup mewah nan bergelimangan harta telah menjadi hal yang biasa bagi Jeffrin.

 

Jeffrin Atharic Leonardo. Begitulah nama lengkap dari pewaris tunggal salah satu perusahaan properti terbesar di negaranya, Leonardo Group.

 

Dua bulan lalu, sekretaris pribadinya mengundurkan diri dari perusahaannya karena memutuskan untuk mengabdi menjadi ibu rumah tangga.

 

Jeffrin tak habis pikir, bisa-bisanya para wanita memilih melepaskan karirnya hanya untuk menjadi sosok pembantu yang berkedok ibu rumah tangga.

 

Jalan pikiran wanita memang sulit ia mengerti.

 

Baru sebulan setelah pengunduran diri Claire- sekretarisnya, pilihan Jeffrin jatuh pada sosok wanita yang memiliki pengalaman kerja luar biasa. Dalam CV yang ia ajukan, wanita itu memiliki track record yang bagus ketika menjadi karyawan di perusahaan lain.

 

Bahkan si wanita ini pernah menjadi asisten direktur utama dari perusahaan ternama yang pernah menjalin kerjasama dengan Leonardo Group.

 

Yang begini nih yang bikin silau mata seorang CEO intelektual seperti dirinya. Haus akan kepiawaian seorang karyawan dalam bekerja.

 

Terbukti, baru sebulan menjadi sekretaris Jeff, wanita berusia seperempat abad itu mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik tanpa cacat sedikitpun.

 

Tunggu dulu, Jeff memang seorang bos yang selektif dalam memilih karyawan bagi perusahaannya. Hal itu tak hanya berlaku dari segi akademik, tapi juga fisik.

 

Haha, biasa lelaki. Yang cantik yang dilirik. Yang burik auto skip.

 

Bicara soal cantik, wanita bernama Syahla Monique yang kini menjadi sekretaris pribadi Jeff ini tak begitu mencolok bila dilihat dari parasnya.

 

Biasa saja, bahkan kalah dari para pelacur-pelacur sewaan Jeff dulu. Pun begitu postur tubuhnya.

 

Mau tau? Lihat saja obrolan antara Jeffrin dengan orang kepercayaannya pagi ini.

 

"Jangan begitu Bos! Aku yakin, bila dipoles sedikit saja, mungkin wanita itu akan membuatmu pangling," ucap Marco.

 

Kening Jeff berkerut heran, "Pangling yang bagaimana maksudmu?"

 

"Aku berani bertaruh, Syahla bisa saja menjelma menjadi wanita cantik bak bidadari kerajaan romawi hingga membuatmu terpana melihatnya. Sampai-sampai matamu hampir keluar dari tempatnya karena terus-menerus terjerumus dalam pesonanya."

 

Jeffrin berdecih, "Bangun dari mimpimu, Marco! Aku tak punya waktu untuk meladeni khayalan konyolmu."

 

Jeff bangkit dari kursi kebesarannya, sejurus kemudian menoyor kepala Marco yang lantas mendapat ocehan dari pria itu sambil mengelus kepalanya.

 

"Kenapa bos? Aku serius! Mantan kekasihku dulu punya wajah pas-pasan seperti Syahla, ia juga tampak polos di luar. Dan ketika kubawa ia untuk di-make over atas sampai bawah, oh- betapa terkejutnya aku. Dia menjadi sosok yang luar biasa cantik bahkan mungkin dewi Yunani saja insecure melihatnya," Marco beranjak dari kursi lalu mengekori bosnya di sofa. "Saat itu aku merasa si jhony sesak di dalam sana. Ingin sekali aku menerobos liang surgawinya hingga menembus titik terdalam."

 

"Bagaimana rasanya buka segel?"

 

Marco terdiam sepersekian detik. Matanya mengerjap menatap mata elang Jeff.

 

"Apa?"

 

Si CEO tampan itu terlihat antusias menunggu jawaban Marco. Maklum, sejauh ia berkelana di dunia club malam, Jeffrin belum pernah menjebol perawan.

 

Yah, dewi fortuna belum berpihak padanya.

 

Pandangan Marco beralih menatap tumpukan rak buku di sudut ruangan. "Aku tak jadi menjebolnya."

 

"Why?"

 

Tatapan sendu dapat Jeff tangkap dari pancaran kedua bola mata Marco. "Sesaat sebelum main kuda-kudaan, ia mengakui suatu hal yang membuatku tercengang, terbengong, tertampar, terjungkal, terguling, ter--"

 

"Terbacot-bacot. Langsung pada intinya saja, bodoh!"

 

Bahaha, mampus! CEO tak sabaran macam Jeffrin memang sukar diajak bercanda kalau sedang dalam mode serius.

 

"Ia mengaku sedang bunting 2 bulan dan parahnya ia tak tau kecebong milik siapa yang berhasil berenang hingga ke ovumnya."

 

"Bahahahaha, sialan! Lelucon macam apa ini?!"

 

Gelak tawa seketika dilontarkan Jeff akan cerita asisten bodohnya itu. Cerita dilanjutkan dengan Marco yang dimintai pertanggungjawaban oleh kekasihnya tersebut, padahal ia tak turut menyumbangkan kecebongnya pada si wanita.

 

Hei, yang benar saja! Tak berbuat kok disuruh bertanggung jawab. Orang yang berbuat saja belum tentu mau bertanggung jawab.

 

Manusia-manusia zaman sekarang banyak yang seperti itu, kan?

 

Anyway, kecebong adalah sebutan lain untuk sperma bagi mereka saat sedang membahas hal kotor. Sebetulnya itu bahasa kasar dari Marco sih, hanya saja merembet mengontaminasi otak bosnya. Pun demikian dengan julukan si jhony. Itu adalah kata slang yang diciptakan Marco untuk menyebut aset keperjakaannya.

 

"Terlepas dari itu semua, aku seakan masih terbius oleh bayang-bayang wajah ayunya setelah 2 bulan putus hubungan. Dan semenjak kejadian itu, aku yakin bahwa wanita pada dasarnya cantik. Kalau mereka mau memoles dirinya dengan full riasan make up. Hanya saja, beberapa dari mereka enggan dengan hal ribet seperti berdandan," Marco menatap dalam-dalam kedua mata elang Jeff. "Dan kurasa hal itu juga berlaku bagi Syahla yang berparas pas-pasan saat ini."

 

Haha!

 

Jeff tertawa dalam hati. Si tangan kanannya ini jago kalau untuk hal menasehati dan membaca orang lain. Tak salah lagi ia menjadikan Marco sebagai orang kepercayaan sekaligus asistennya selama kurun waktu hampir 5 tahun bekakangan.

 

Jeff membenarkan argumen Marco yang mengatakan bahwa semua wanita itu cantik. Yayaya, dirinya sering mendengar kata-kata itu.

 

Pada dasarnya semua wanita itu cantik jika berada di tangan yang tepat. Bagaimana diri kita, tergantung dari siapa yang membaca, bukan?

 

Sebab masing-masing orang punya interpretasinya sendiri-sendiri dan orang lain tak berhak mencampuri.

 

"Kamu tertarik padanya?"

 

Marco terperangah, "What the hell?! Pertanyaan macam apa itu?"

 

"Jangan mengumpatiku, bodoh!"

 

"Astaga keceplosan, Bos. Ampun," sang asisten gelagapan sendiri. "Aku tak tertarik pada Syahla. Kalaupun iya, itu mungkin nanti jika bongkahan daging depan belakangnya sudah besar."

 

Marco dan Jeffrin tertawa bersamaan. Ocehan vulgar ini akan selalu menghiasi obrolan keduanya jika membahas tentang wanita.

 

"Aku hanya kasihan pada suaminya kelak. Apa yang bakal ia dapat jika menikahi wanita macam Syahla?"

 

"Entahlah Bos, doakan saja semoga suaminya bisa puas menghadapi Kutilang Darat."

 

"Kutilang Darat? Apa maksudnya?"

 

"KUrus, TInggi, LANGsing, DAda RATa."

 

"Hahahah, Marco si dajjal!"

 

Keduanya kembali tertawa di dalam ruang pribadi Jeff. Si CEO tak henti-hentinya tertawa hingga ia hampir terjungkal dari sofa jika saja tak berpegangan pada nakas.

 

"Lagi pula Bos, mengapa aku harus tertarik pada Syahla jika aku sudah punya Carmelia yang siap sedia melayaniku 24 jam kapanpun aku mau? Yang tentunya lebih seksi dibanding sekretaris barumu itu."

 

Marco menyeringai puas. Tak lama kemudian, raut mukanya memerah seperti menahan sesuatu.

 

"Ah shit man! Si jhony bangun gara-gara membayangkan Carmelia. Aku izin mau ke apartemennya untuk menuntaskan ini dulu, Bos. Jika tidak, maka dipastikan pekerjaanku akan terkena imbasnya nanti."

 

Pria setengah botak itu melenggang keluar dari ruang pribadi CEO di kantor Leonardo Group. Meninggalkan Jeffrin yang tak habis pikir akan kelakuan absurd orang kepercayaannya satu ini.

 

"Punya burung suka berdiri tak tau tempat!" sungut Jeff setengah jengkel.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status