Home / Romansa / BIRAHI SANG DOSEN / Bab 2 Kenikmatan yang Tanggung (2)

Share

Bab 2 Kenikmatan yang Tanggung (2)

Author: Irbapiko
last update Last Updated: 2025-09-06 18:08:05

Tak terasa waktu sudah memasuki malam hari di hari Minggu malam tersebut. Di ruang kerjanya Ryan sedang memeriksa tugas-tugas masuk secara online dari para mahasiswa maupun mahasiswinya. Ryan adalah Dosen matkul Teknologi di kampusnya. Dia mengecek satu per satu siapa saja yang sudah kirim maupun yang belum mengirim tugas yang telah ia berikan sejak pekan lalu kepada para mahasiswanya di kampus.

“Hmmmm....ini ada satu Mahasiswi yang belum mengirim tugas sampe sekarang”, gumam Ryan dalam hati.

Setelah dicek nama mahasiswi tersebut adalah Rani. Ryan langsung mengambil HP nya dan japri dengan berkirim WA ke Rani untuk menanyakan mengapa Ia belum mengirimkan tugas-tugas matkul IT dari Ryan.

“Selamat malam Rani!” begitu Ryan membuka percakapan di WA Anya. Kebetulan terlihat bahwa malam itu Rani masih online.

Tidak berapa lama langsung ada respon dari Rani.

“Malam pak Ryan!” balas Rani di WA

“Rani kenapa belum kirim tugas ya?” tanya Ryan to the point.

“Ehmmm...anu pak Ryan, maaf, saya pekan ini benar-benar terpaksa telat dan kurang bisa fokus urus tugas-tugas kuliah Anya termasuk tugas matkul dari Pak Ryan”, Rani membalas.

“Gak bisa fokus kenapa?” tanya Ryan lagi

“ehmmm ini pak..saya sedang bolak-balik ke Bandung karena mengurus Ibu saya yang sedang sakit. Bergantian dengan kakak saya yang kebetulan kami bergantian beberapa hari dalam menjaga ibu.” Jawab Rani menjelaskan alasannya.

“Tapi saya janji pak Ryan, untuk segera saya kirim tugas secepatnya ke email pa Ryan kalo urusan ibu saya sudah beres!” tutur Rani lagi.

“Ehmmm...bapak besok ada di kampus kah?” tanya Rani lagi

“Ya saya ada sejak jam 10 pagi besok senin”, kata Ryan

“Baik pak, besok saya temui bapak di ruangan bapak”, kata Rani

“Loh, katanya mo kirim lewat email. Koq malah ingin datangi saya?” Ryan heran

“Hmmmm...anu...anu pak...!” Rani terlihat terbata-bata dan ragu

“Anu kenapa?” tanya Ryan lagi.

“Itu pak ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan langsung ke bapak terkait tugasnya, soalnya saya masih ada yang belum paham pak’, Rani menjelaskan

“Owh, baiklah kalo begitu. Saya tunggu ya jam 10 besok di ruangan saya!” perintah Ryan

“Baik pak Ryan. Terima kasih sebelumnya” kata Rani menutup pembicaraan di WA.

 Baru selesai obrolan dengan Rani di WA tiba-tiba ada telpon masuk ke HP Ryan.

“Kringgg...kringggg...kringggg....” bunyi suara HP Ryan memang masih dipilih mode suara telpon model klasik.

Setelah dilihat itu telpon dari sang mama yaitu Tyas.

“Halo anakku sayangggg, Ryan...!” terdengar suara sang mama di ujung telpon begitu Ryan terima telpon sang mama.

“Halo mama, ada apa malam-malam gini telpon Ryan?” Tanya Ryan

“Nggakkk...mama cuma pengen tau kabarmu dan istrimu” kata mama Tyas lagi

 “Kan baru tiga hari lalu mama ketemu kita di pernikahan Ryan dan Tania!” balas Ryan

“Ehmmmm...anu lohhhh..Mama cuma pengen ngecek gimana kesan malam pertama kalian, hehe...!” Sambil tertawa kecil mama Tyas

“Ya ampunnn, ternyata mama cuma mo tanya itu doank?” Ryan tertawa geli mendengar pertanyaan sang mama.

“Bukan begitu Ryan, sebab Mama dan Papa pengen banget segera momong cucu darimu. Gituloh!” seru mama Tyas

“Ow bgitu toh...hehehe..yayaya, mohon bersabar ya maaa...kan baru juga tiga hari nikah masa dah minta cucu segala...hihihi! balas Ryan

“Giniloh, kalo kamu tokcer kan Tania bisa segera hamil. Makanya mama tanya gimana kesan malam pertamamu bersama Tania?” tanya Mama Tyas

“Hmmmm...sebenarnya saya agak males menceritakannya ma!” kata Ryan

“Loh, kenapa?” tanya mama Tyas

“Sebentar ma, Ryan tutup ruangan kerja Ryan dulu ya ma. Soale takut Tania denger pembicaraan kita!” jelas Ryan ke mamanya

Ryan sambil berjalan ke arah pintu ruangan kerjanya

“Ceklekkkk...!” pintu sudah tertutup

Gini mah, sebenarnya Ryan lagi kesel tiga hari ini karena sampe hari ketiga ini Ryan belum bisa meniduri Tania ma!” jelas Ryan

“Hahhh...yang benar, Ryan?” diujung telpon terdengar mama bernada kaget

“Koq bisa gitu?” selidik mama Tyas

“Entah kenapa Tania begitu takut aku gauli ma!” Ryan menjelaskan

“Ya ampunnn...koq Tania bisa takut gitu yah?” seru mama Tyas keheranan

“Iya ma, alasan Tania selalu begitu ma. Takut sakit katanya! Kata Ryan menjelaskan lagi.

“Sudah kamu rayu belum atau kamu bisa pake obat perangsang dari mama mau gak?” tanya mama Tyas.

“Kalo urusan merayu aku sudah berulang kali ma, tapi Tania masih terlihat ragu dan takut ma!” kata Ryan lagi.

“Begini deh, Ryan. Besok sepulang kamu mengajar di kampus, besok usahakan kamu mampir ke rumah mama untuk ambil ramuan perangsang agar istrimu itu mau ‘maen’ dengan mu. Gimana?’ tanya mama Tyas

“Wah, mama punya ramuan gituaan segala yah?” tanya Ryan

“Ok deh, besok Ryan usahain ke rumah mama seusai urusan di kampus,” Seru Ryan

“ditunggu ya nak,” kata mama Tyas menutup pembicaraan di telpon.

Ryan terduduk kembali di kursi depan meja kerjanya sambil teringat bayangan kala ia masih sekolah dulu.

Ryan baru inget kala ia masih duduk dibangku SMA pernah beberapa memergoki dan bahkan beberapa kali mengintip sang papa sedang menunggangi mamanya dengan penuh nafsu. Melihat persetubuhan mama papanya itu beberapa kali menjadikan Ryan makin sering berimajinasi untuk bisa melakukannya segera dengan seorang perempuan. Namun, karena kala itu masih duduk dibangku SMA maka Ryan Cuma bisa onani untuk menyalurkan hasrat menggebunya itu.

Bahkan, ketika beberapa kali sempat mengintip persetubuhan mama papanya, Ryan sambil onani di depan pintu kamar kedua orangtuanya itu.

Terutama kalo malam hari sekitar pukul 22 malam saat papa mamanya sudah masuk kamar. Ryan seringkali sengaja menguping di lubang pintu kamar mereka. Hanya untuk mengetahui apa saja yang kedua orangtuanya perbuat saat sudah di kamar.

Kebetulan kamar Ryan dengan kamar papa mamanya hanya dibatasi oleh satu kamar mandi sehingga Ryan sering melintas di depan kamar mama papanya.

Beberapa kali Ryan nekat ngintip dari bagian atas pintu yang kalo dicek masih bisa melihat isi kamar ortunya itu. Sehingga Ryan dengan leluasa bisa melihat sajian ngentot kedua ortunya.

Kebetulan papa Sudono adalah seorang laki-laki gagah dan sehat rajin olah raga sedangkan mama Tyas adalah wanita cantik nan cerdas yang bertubuh sintal sehingga papa Sudono begitu tergila-gila dengan istrinya itu.

Mama Tyas memang pandai mejaga penampilannya meski sekarang sudah berumur hampir lima puluh tahun namun masih bertubuh aduhai untuk seusianya. Bahkan kabarnya, ada beberapa dosen laki-laki yang naksir dan sering menggoda mama Tyas kalo sedang mengajar di kampus.

Namun, papa Sudono lah yang beruntung mendapatkannya karena mama Tyas juga jatuh cinta dengan papa Sudono yang selain gagah, cerdas juga penuh perhatian dengan sang istri.   

Ryan masih inget dan terangsang banget jika sedang melihat persetubuhan papa mamanya yang begitu membuat ia makin rajin onani. Sebaba gaya persetubuhan papa mamanya sangat menggairahkan. Baik papa dan mamanya sangat agresif kala melakukan hubungan suami istri. Bahkan paling tidak dua hari sekali pasti papa mamanya bersetubuh dengan panas di kamar pada malam hari. Gilanya, Ryan pernah memergoki papa mamanya sedang melakukan persetubuhan di kamar mandi sambil shower dan desahan sang mama saat dientot papa Sudono sangat merangsang Ryan yang sering mendengarnya di balik pintu kamar mandi yang kebetulan letak kamar mandinya ada di antara kamar Ryan dan kamar papa mamanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 87 Kejutan dari Raffi

    Ara Sukma dan teman-temannya, Raffi, Dendy, dan Sinta, akhirnya berhasil menyelesaikan perjalanan kuliah mereka dengan sukses. Sidang skripsi mereka menjadi penanda akhir dari masa-masa indah di perguruan tinggi. Kini, terbuka di depan mereka dengan berbagai pilihan dan impian yang siap dikejar.Saat mereka berkumpul di salah satu kafe kesayangan mereka untuk merayakan pencapaian ini, perbincangan pun beralih ke masa depan."Kalian sudah punya rencana setelah ini?" tanya Raffi, ekspresi penuh semangat.Dendy memandang keluar jendela, merenung sejenak. "Aku berencana mencari pekerjaan terlebih dahulu. Keluargaku telah memberikan dukungan besar selama kuliah, dan sekarang saatnya aku berkontribusi."Sinta mengangguk setuju. "Aku juga akan mencari pekerjaan. Selain itu, ada beberapa kursus pendek yang ingin kucoba untuk meningkatkan keterampilanku."Semua mata tertuju pada Ara, yang

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 86 Dilema Ara Sukma (2)

    Di tengah kehangatan keluarga, Ara Sukma merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk membicarakan sesuatu yang telah lama mengganjal hatinya. Ia duduk di ruang keluarga bersama kedua orangtuanya, Ryan dan Tania, sambil memegang secangkir teh hangat."Ayah, Ibu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," ucap Ara dengan nada serius.Ryan dan Tania saling pandang, lalu mengangguk. "Tentu, Nak. Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Ryan.Ara menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai. "Jadi, seperti yang kalian tahu, aku dekat dengan Raffi dan Dendy di kampus. Tetapi, belakangan ini aku merasa seperti dihadapkan pada situasi yang sulit."Ryan dan Tania mendengarkan dengan penuh perhatian, memberi Ara kesempatan untuk berbicara."Aku menyadari bahwa baik Raffi maupun Dendy memiliki perasaan khusus terhadapku," lanjut Ara. "Dan, aku merasa sangat bingung. Aku suka Raffi, tetapi di saat yang s

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 85 Dilema Ara Sukma (1)

    Hari-hari di kampus semakin membawa kedekatan di antara Ara, Sinta, Dendy, dan Raffi semakin mendalam. Mereka menjadi sahabat-sahabat yang tidak hanya bersama di dalam kelas, tetapi juga berbagi waktu di luar kampus. Setiap akhir pekan, mereka sering menghabiskan waktu bersama, entah itu untuk belajar bersama atau sekadar jalan-jalan.Namun, di tengah persahabatan yang begitu akrab, perasaan yang lebih dalam mulai tumbuh di antara beberapa dari mereka. Terutama di antara Ara dan Raffi. Mereka menjadi semakin dekat, saling menemani saat lembur mengerjakan tugas kuliah, berbagi cerita di taman kampus, hingga mendukung satu sama lain dalam kesulitan akademis.Ara merasa kenyamanan yang berbeda saat bersama Raffi. Matanya, senyumnya, dan suaranya mampu membuat hatinya berdebar lebih kencang. Namun, ia tidak menyadari perasaan Raffi yang semakin tumbuh untuknya. Di sisi lain, Dendy juga memiliki perasaan terhadap Ara, meskipun lebih diam-diam.

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 84 Ara Sukma Kebanggaan Ortunya

    Beberapa tahun telah berlalu sejak perjalanan panjang Ryan dan Tania dalam membangun kehidupan bersama. Ara Sukma, putri semata wayang mereka, telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, cerdas, dan penuh semangat. Hari itu, di sebuah gedung yang megah, mereka berkumpul untuk merayakan momen penting dalam hidup Ara: wisuda SMA.Ryan dan Tania duduk di antara para tamu yang hadir, wajah mereka berbinar-binar penuh kebanggaan dan harap-harap cemas. Mereka tak sabar ingin melihat Ara di panggung, mengenakan toga dan topi wisuda. Hati mereka penuh kebahagiaan, karena mereka tahu betapa kerasnya Ara bekerja selama ini untuk mencapai prestasi yang gemilang.Suasana di ruangan itu penuh dengan semangat. Musik berhenti saat pembawa acara mengumumkan tiba-tiba, "Dan sekarang, mari kita sambut para siswa lulusan terbaik dari angkatan ini!" Sorak-sorai dan tepuk tangan riuh mengiringi para siswa yang berjalan dengan bangga menuju panggung. Dan di a

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 83 Gelora Pagi di Rumah Maya

    Pukul 4 pagi, suara adzan subuh bergema lembut di udara. Di dalam kamar yang tenang, Maya merasakan pelukan hangat Setyo yang masih lelap. Meskipun matahari belum menyinari langit, namun Maya sudah merasa segar dan terjaga. Ia memutuskan untuk bangun perlahan, tak ingin mengganggu Setyo yang masih tidur nyenyak.Maya menggeser perlahan tangan Setyo yang terletak di pinggangnya dan beranjak dari tempat tidur. Cahaya bulan yang redup menyinari kamar, menciptakan suasana tenang. Dengan langkah hati-hati, Maya berjalan menuju jendela dan membukanya sedikit. Udara segar subuh menyapa wajahnya, membuatnya merasa lebih segar.Ia menatap langit yang masih gelap, dipenuhi oleh gemerlap bintang-bintang. Pemandangan seperti ini selalu membuatnya merasa dekat dengan alam dan semesta. Ia menghela nafas dalam, merasa bersyukur atas segala kebahagiaan dan kedamaian yang ia miliki saat ini.Saat ia berbalik untuk kembali ke tempat tidur

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 82 Kebahagiaan Maya dan Setyo

    Disaat Tania merengkuh kebahagiaan dengan telah berhasil mendapatkan kembali Ryan yang sesungguhnya, di tempat lain Maya pun merasakan hal yang tak jauh beda ditambah lagi dengan kehadiran bayi Raffi di tengah-tengah keluarga mereka. Setyo nampak makin sayang kepada Maya yang telah memberinya anak kedua setelah Tasya dari istrinya yang pertama.Hari-hari berikutnya diisi dengan momen-momen indah bersama Maya dan Setyo bergantian merawat dan menjaga bayi Raffi kecil ini. Meskipun ada tantangan dan keterbatasan, mereka merasa begitu bahagia dengan keluarga yang mereka bangun bersama.Kehadiran Raffi semakin memperkuat hubungan Maya dan Setyo. Mereka bekerja sama dalam merawat dan mendidik anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang. Tania dan Ryan, yang juga telah memiliki bayi mereka sendiri, sering berkunjung dan bertukar cerita tentang peran sebagai orang tua.Suatu hari, di tengah canda tawa anak-anak yang r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status