Home / Romansa / BIRAHI SANG DOSEN / Bab 3 Gairah Papa Mama (1)

Share

Bab 3 Gairah Papa Mama (1)

Author: Irbapiko
last update Last Updated: 2025-09-06 18:17:07

Senin pagi seperti yang dijanjikan oleh Rani salah satu mahaiswinya Ryan untuk hadir menemui Ryan di kampus ternyata benar ditepati oleh Rani. Pukul 10 tepat ia sudah di depan pintu ruangan kerja Ryan di Kampus Guna Belia. Rani ini datang ke kampus dengan kebiasaannya menggunakan baju yang agak ketat membentuk tubuhnya terutama di bagian atasnya sehingga dadanya yang meski tidak terlalu besar tapi cukup menarik perhatian mata lelaki yang memandangnya akan tergiur. Rambutnya yang tergurai sebahu dan bibirnya yang tebal menambah keseksian penampilan Rani pagi ini.

“Tok...tok...tok, selamat pagi pak Ryan...!” seru Rani sambil mengetuk pintu

‘”Oiya...silakan masuk!”  perintah Ryan

“Terima kasih pak!” kata Rani lagi

Ryan belum menyadari penampakan di depannya karena matanya masih menatap layar Laptop sambil memeriksa hasil pekerjaan para anak didik di mata kuliah yang ia ampu.

“Saya gak disuruh duduk nih pak?” tanya Rani sambil tertawa kecil.

“Owhhh..yayaya...silakan duduk..maaf saya tadi lagi fokus cek-cek tugas masuk!” seru Ryan sambil menatap kaget melihat penampilan Rani. Sambil menelan ludah Ryan terpana meihat gadis cantik di hadapannya.

“Gimana jadinya Rani?” tanya Ryan sambil berlagak menatap layar laptop padahal Ryan masih mencoba mengatasi kegugupannya karena masih kaget melihat penampilan mahasisiswinya ini.

“Ehmmm...gini pak! ...ehmmm...boleh gak saya minta diperpanjang deadline pengumpulan tugasnya?” tanya Rani to the point.

“Lohhh...kenapa minta diperpanjang lagi?” tanya Ryan keheranan. “Kan sudah lewat ini masa deadlinenya!” tegas Ryan lagi.

“Ehmmmm....soale saya lom bisa fokus ke tugas-tugas kuliah pak. Maaf!” jelas Rani

“Saya masih perlu bolak-balik ke Bandung urus ibu saya yang masih belum pulih bergantian dengan KK perempuan saya pak!” Rani menjelaskan lagi

“Dah gitu saya masih butuh waktu tuk memahami tugas yang bapak kasih!” bilang Rani sambil memasang wajah memelas.

Dalam hati Ryan berkata. Aihhh. Cantik dan seksi sekali mahasiswiku ini?....hmmm andai saja....!

“Gimana Pak Ryan? Apa masih bisa?” tRani Rani seolah membangunkan keterbengongan Ryan karena mulai menghayal jorok tentang Rani.

“Memangnya yang mana saja yang menurutmu masih kurang jelas?’ Ryan keheranan

“Banyak pak...ehmmm...baiknya gimana yah?” Rani kebingungan

“Ehmmm...gini aja kita cari waktu untuk saya jelaskan ulang terkait tugas-tugas itu. Besok kamu ikut saya kita cari tempat yang nyaman untuk saya jelaskan tugas-tugasmu. Gimana?” tanya Ryan sambil mengatur siasat untuk bisa berduaan dengan mahaisiwi cantik dan seksi ini.

‘Owh...ok pak..saya malah seneng banget bapak ngajak saya untuk bisa saya mengerti tugas-tugas dari bapak! Kata Rani kegirangan.

Dalam hati Rani berkhayal bisa berduaan dengan dosen pria yang cakep dan ganteng ini di sebuah tempat yang nyaman untuk berdiskusi.

“Nanti malam kamu saya WA ya untuk saya infokan tempat kita berdiskusi,” beritahu Ryan

“Ok siap, Pak Ryan yang baek hatiii...!” Rani tersenyum manis sambil mengedipkan matanya

Awww...cantik dan semakin seksi sekali gadis ini. Gak sabar untuk melahapnya besok. Seru Ryan dalam hati.

“Kalo gituh, saya ijin pergi dulu ya pak untuk menemui dosen lainnya yang tugasnya jaga belum saya rampungkan. Saya juga mo koordinasi ke bu Ratih dulu ya pak Ryan yang ganteng!” kata Rani sambil setengah merayu sang dosen.

“Ok, Rani yang seksiii....! Jangan lupa besok ya!” tegas Ryan gak kalah merayunya sambil tertawa kecil

“Baik pak Ryan...!” sambil menghilang dibalik pintu.

Ryan langsung berkutat lagi dengan data-data yang terpambang di layar laptopnya. Waktu terus bergulir tanpa terasa sudah masuk waktu irahat siang dan jadwal tugas Ryan siang itu kebetulan sedang kosong dari tugas mengajar di ruang kuliah. Sehingga Ryan langsung siap-siap menuju ke rumah papa mamanya yang jaraknya sekitar 20 menitan dari Kampus Guna Belia itu.

Seketika Ryan telah memacu mobilnya menuju sebuah perumahan yang cukup mewah ketika melalui gerbang depan sapaan pak Marno satpam perumahan itu membuat Ryan tertawa karena perawakan pak Marno yang sungguh kocak setiap bertegur sapa.

“Halllooooo...pak Ryan...lama gak kliatan nih! Mentang-mentang penganten baru jadi jarang ke sini toh yoooo!” sambil teriak dan terkekeh Pak Marno menyapa Ryan

“Halahhhh...kayak aku dah pergi bertahun-tahun aja nihhh!” Ryan tergelak

“Oiya, Pak Marno! Mama ada di rumah gak?” tanya Ryan

“Kayaknya ada sih, papamu juga kayaknya juga gak kemana-mana ituh...kan mobil mereka juga masih ada tuh di depan!” tunjuk Pak Marno seraya menunjuk sebuah mobil hitam di depan rumah yang paling pojok di perumahan itu.

“Yoo...wisss...aku kesana dulu yooo...nanti kita ngopi bareng lagi yo!” seru Ryan sambil kembali memacu mobilnya perlahan.

“Okehhh..bos Ryan...!” teriak Pak Marno lagi

Sesaat kemudian mobil Ryan sudah berhenti di depan rumah mewah papa mamanya itu. Terlihat lengang tidak terlihat juga aktivitas para pembantu maupun pengurus taman rumah yang biasanya suka nampak di sekitar depan rumah. Mungkin karena sudah siang hari sehingga pada Istirahat di kamarnya masing-masing, pikir Ryan.

Ryan memencet tombol bel rumah papa mamanya dan tak lama kemudian keluarlah Muti membuka pintu besar di bagian depan rumah. Muti adalah sang asisten rumah tangga yang biasa mengurus rumah papa mamanya Ryan.

“Owhhh..ada den Ryan toh...!” seru Muti pelan

“Silakan masuk den Ryan...!” Muti mempersilakan Ryan masuk.

“Mama mana mbak Muti?” tanya Ryan

“Anu....sepertinya sedang di kamar atas den!” Muti menjelaskan

Papa ada di rumah juga yak?” tanya Ryan lagi

“Ada den..yaa..itu mungkin sedang dengan ibu di kamar atas!” terang Muti lagi.

“Den Ryan mo ngaso dulu di kamar den Ryan yang dulu?” tanya Muti.

“Khawatir Bapak Ibu sedang istirahat tidur di kamar’” kata Muti lagi

“Owh, boleh deh mbak....siapin aja dulu kamarku itu ya!’ perintah Ryan.

“Baik den....!” kata Muti yang segera berlalu naik tangga menuju kamar Ryan yang sewaktu Ryan belum menikah.

Muti langsung mengambil sapu dan kaen pel dan sapukan dulu lantai kamar Ryan karena sudah beberapa hari ini tidak ditempati sehingga debu cukup tebal d lantai kamar.

Sementara itu Ryan mengambil HP dari saku celananya dan mengirim pesan WA ke Rani sang mahasiswa cantik nan seksi itu untuk mengkonfirmasi lokasi tepat pertemuan mereka yang katanya untuk membahas tugas kuliah Rani.

“Rani, jangan lupa besok jam 13 di Cafe Casanova yak, tunggu di lobi cafe saja nanti. Biar saya yang cari dan pesankan meja makan kita nantinya!” pesan Ryan

Seketika HP Rani ada notif masuk di WA nya. Begitu ia melihat HP nya teryata itu pesan japri dari Pak Ryan.

“Awww.....yesss....!” seru Rani dalam hati kegirangan ternyata harapannya untuk bisa berduaan dengan dosen menawan yang tampan itu akan terwujud besok siang.

“Siap pak Ryan....gantenggg!” balas Rani sambil mengirim ikon hati.

Di taman kampus si Rani meloncat kegirangan sendiri sambil berlari kecil menuju parkiran sepeda motornya menuju ke rumah kos tempat ia menginap tidak jauh dari kampus Guna Belia itu untuk beristirahat.

Sementara itu tiba-tiba mbak Muti memanggil Ryan untuk dipersilakan untuk naek ke atas karena kamar Ryan sudah ia bereskan.

“Den Ryan...monggo silakan, kamarnya sudah saya bereskan!” seru Muti

“Owh, terima kasih mbak!” Ryan sambil menaiki tangga rumah mewah papa mamRani itu.

Tibalah Ryan di kamarnya yang dulu sejak kecil ia tempati hingga sebelum menikah dengan Tania. Di kamar itulah Ryan sering tidak sengaja mengintip aktivitas papa mamanya kala sedang bercumbu alias melakukan hubungan suami istri.

Sejak kecil kala papa Sudono dan mama Tyas bercumbu memang sering tidak dikunci pintu kamar mereka yang luas itu sehingga Ryan sering secara leluasa untuk sekedar mengintip aktivitas papa mamRani kala sedang di kamar. Bahkan Ryan pernah masuk hingga ke depan pintu kamar mandi yang ada bathuub dan shower milik ortunya itu.

Para asisten rumah tangga memang tidak bisa sembarangan ke lantai atas rumah itu jika sedang ada tuan rumah di kamar mereka yang sedang beristirahat.

Kira-kira papa mama sedang apa yah? Tanya Ryan dalam hati.

Seketika Ryan mengetuk pintu kamar papa mamRani itu perlahan karena takut mengganggu jika mereka memang sedang tertidur. Karena tidak ada sahutan dari dallam kamar, pelan-pelan akhirnya Ryan membuka sedikit pintu kamar ortunya itu dan nampaklah suguhan dahsyat dari papa mamanya yang ternyata sedang bercumbu ganas di pinggir ranjang besar bernuansa putih itu.

Jarak pintu kamar dengan ranjang memang cukup jauh sehingga kehadiran Ryan tidak terlihat itu pun karena Ryan sekedar membuka sedikit daun pintunya untuk sekedar mengintip.

Terlihat dua insan manusia tanpa sehelai benangpun sedang bertempur di pinggir ranjang besar itu.

Keringat nampak ngucur di sekujur tubuh papa Sudono dan mama Tyas yang nampaknya sudah cukup lama berpeluh memacu birahi di kamar besar itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 87 Kejutan dari Raffi

    Ara Sukma dan teman-temannya, Raffi, Dendy, dan Sinta, akhirnya berhasil menyelesaikan perjalanan kuliah mereka dengan sukses. Sidang skripsi mereka menjadi penanda akhir dari masa-masa indah di perguruan tinggi. Kini, terbuka di depan mereka dengan berbagai pilihan dan impian yang siap dikejar.Saat mereka berkumpul di salah satu kafe kesayangan mereka untuk merayakan pencapaian ini, perbincangan pun beralih ke masa depan."Kalian sudah punya rencana setelah ini?" tanya Raffi, ekspresi penuh semangat.Dendy memandang keluar jendela, merenung sejenak. "Aku berencana mencari pekerjaan terlebih dahulu. Keluargaku telah memberikan dukungan besar selama kuliah, dan sekarang saatnya aku berkontribusi."Sinta mengangguk setuju. "Aku juga akan mencari pekerjaan. Selain itu, ada beberapa kursus pendek yang ingin kucoba untuk meningkatkan keterampilanku."Semua mata tertuju pada Ara, yang

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 86 Dilema Ara Sukma (2)

    Di tengah kehangatan keluarga, Ara Sukma merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk membicarakan sesuatu yang telah lama mengganjal hatinya. Ia duduk di ruang keluarga bersama kedua orangtuanya, Ryan dan Tania, sambil memegang secangkir teh hangat."Ayah, Ibu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," ucap Ara dengan nada serius.Ryan dan Tania saling pandang, lalu mengangguk. "Tentu, Nak. Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Ryan.Ara menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai. "Jadi, seperti yang kalian tahu, aku dekat dengan Raffi dan Dendy di kampus. Tetapi, belakangan ini aku merasa seperti dihadapkan pada situasi yang sulit."Ryan dan Tania mendengarkan dengan penuh perhatian, memberi Ara kesempatan untuk berbicara."Aku menyadari bahwa baik Raffi maupun Dendy memiliki perasaan khusus terhadapku," lanjut Ara. "Dan, aku merasa sangat bingung. Aku suka Raffi, tetapi di saat yang s

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 85 Dilema Ara Sukma (1)

    Hari-hari di kampus semakin membawa kedekatan di antara Ara, Sinta, Dendy, dan Raffi semakin mendalam. Mereka menjadi sahabat-sahabat yang tidak hanya bersama di dalam kelas, tetapi juga berbagi waktu di luar kampus. Setiap akhir pekan, mereka sering menghabiskan waktu bersama, entah itu untuk belajar bersama atau sekadar jalan-jalan.Namun, di tengah persahabatan yang begitu akrab, perasaan yang lebih dalam mulai tumbuh di antara beberapa dari mereka. Terutama di antara Ara dan Raffi. Mereka menjadi semakin dekat, saling menemani saat lembur mengerjakan tugas kuliah, berbagi cerita di taman kampus, hingga mendukung satu sama lain dalam kesulitan akademis.Ara merasa kenyamanan yang berbeda saat bersama Raffi. Matanya, senyumnya, dan suaranya mampu membuat hatinya berdebar lebih kencang. Namun, ia tidak menyadari perasaan Raffi yang semakin tumbuh untuknya. Di sisi lain, Dendy juga memiliki perasaan terhadap Ara, meskipun lebih diam-diam.

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 84 Ara Sukma Kebanggaan Ortunya

    Beberapa tahun telah berlalu sejak perjalanan panjang Ryan dan Tania dalam membangun kehidupan bersama. Ara Sukma, putri semata wayang mereka, telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, cerdas, dan penuh semangat. Hari itu, di sebuah gedung yang megah, mereka berkumpul untuk merayakan momen penting dalam hidup Ara: wisuda SMA.Ryan dan Tania duduk di antara para tamu yang hadir, wajah mereka berbinar-binar penuh kebanggaan dan harap-harap cemas. Mereka tak sabar ingin melihat Ara di panggung, mengenakan toga dan topi wisuda. Hati mereka penuh kebahagiaan, karena mereka tahu betapa kerasnya Ara bekerja selama ini untuk mencapai prestasi yang gemilang.Suasana di ruangan itu penuh dengan semangat. Musik berhenti saat pembawa acara mengumumkan tiba-tiba, "Dan sekarang, mari kita sambut para siswa lulusan terbaik dari angkatan ini!" Sorak-sorai dan tepuk tangan riuh mengiringi para siswa yang berjalan dengan bangga menuju panggung. Dan di a

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 83 Gelora Pagi di Rumah Maya

    Pukul 4 pagi, suara adzan subuh bergema lembut di udara. Di dalam kamar yang tenang, Maya merasakan pelukan hangat Setyo yang masih lelap. Meskipun matahari belum menyinari langit, namun Maya sudah merasa segar dan terjaga. Ia memutuskan untuk bangun perlahan, tak ingin mengganggu Setyo yang masih tidur nyenyak.Maya menggeser perlahan tangan Setyo yang terletak di pinggangnya dan beranjak dari tempat tidur. Cahaya bulan yang redup menyinari kamar, menciptakan suasana tenang. Dengan langkah hati-hati, Maya berjalan menuju jendela dan membukanya sedikit. Udara segar subuh menyapa wajahnya, membuatnya merasa lebih segar.Ia menatap langit yang masih gelap, dipenuhi oleh gemerlap bintang-bintang. Pemandangan seperti ini selalu membuatnya merasa dekat dengan alam dan semesta. Ia menghela nafas dalam, merasa bersyukur atas segala kebahagiaan dan kedamaian yang ia miliki saat ini.Saat ia berbalik untuk kembali ke tempat tidur

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 82 Kebahagiaan Maya dan Setyo

    Disaat Tania merengkuh kebahagiaan dengan telah berhasil mendapatkan kembali Ryan yang sesungguhnya, di tempat lain Maya pun merasakan hal yang tak jauh beda ditambah lagi dengan kehadiran bayi Raffi di tengah-tengah keluarga mereka. Setyo nampak makin sayang kepada Maya yang telah memberinya anak kedua setelah Tasya dari istrinya yang pertama.Hari-hari berikutnya diisi dengan momen-momen indah bersama Maya dan Setyo bergantian merawat dan menjaga bayi Raffi kecil ini. Meskipun ada tantangan dan keterbatasan, mereka merasa begitu bahagia dengan keluarga yang mereka bangun bersama.Kehadiran Raffi semakin memperkuat hubungan Maya dan Setyo. Mereka bekerja sama dalam merawat dan mendidik anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang. Tania dan Ryan, yang juga telah memiliki bayi mereka sendiri, sering berkunjung dan bertukar cerita tentang peran sebagai orang tua.Suatu hari, di tengah canda tawa anak-anak yang r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status