LOGINTania dan Ryan saling pandang, ekspresi mereka berdua campur aduk. Tania merasa kebingungan, perasaannya campur aduk antara kecemburuan dan perasaan ingin tahu. Sedangkan Ryan merasa ketidaknyamanan dan kecemburuan melihat Robi yang kini berkencan dengan Rani, mahasiswi yang pernah menjadi bagian dari hidupnya.
Ryan: (berusaha menjaga ketenangan) Robi, apa yang kau harapkan dengan mengatakan ini?
Robi: (berusaha jujur) Aku ingin kalian tahu kebenarannya, dan aku ingin menempuh hidup baru dengan Rani. Aku tahu ini rumit, tapi aku tidak ingin ada ketidakpahaman di antara kita.
Tania: (menggigit bibir) Jadi, kau dan Rani... serius?
Robi: (mengangguk) Ya, Tania. Kami serius.
Tania merasakan kecemburuan dalam hatinya, walaupun dia tahu bahwa Robi dan dia hanya punya masa lalu bersama. Namun, melihat Robi bisa melanjutkan hidupnya dengan seseorang yang lain membuat perasaannya terombang-ambing.
Ryan: (menghela nafas) Ini memang urusan pribadimu, R
“Eshhh...arghhh...arghhh....masss...Ryanii...arhhhh!” serangan ganas Ryan mulai membuat Tania mendesah dan melenguh lagi, tubuh telanjang keduanya terus bergerak mencari sensasi nikmatnya di atas ranjang itu.“Berbalik sayangggg!” Ryan meminta Tania untuk tengkurap dan begitu Tania membalikkan badannya Ryani pun kembali menindih tubuh montok istrinya itu dengan menciumi leher bagian belakang serta bagian belakang telinga Tania.“Awww...geliii...masss...arghhh....eshhh....! Hihihi” ucap Tania beregerak kegelian tapi sambil tertawa kecil mengikuti percumbuan suaminya itu.Tubuh bugil Ryan masih terus menindih dengan bagian rudalnya menempel di sela-sela pantat semok sang istri. Tania bisa merasakan ada batang tegang dan hangat milik Ryan menghimpit ditengah kedua belahan pantatnya. Rasanya ia tak sabar untuk dimasuki kembali oleh rudal Ryan itu.Setelah puas menciumi leher belakang Tania, Ryan pun bergerak ke bawah dengan
Setelah hari yang penuh makna berkunjung ke rumah Maya dan melihat bayinya Maya yaitu Raffi, Ryan dan Tania akhirnya pulang ke rumah mereka sendiri. Tania merasa hangat melihat Ryan memegang tangannya saat mereka berjalan menuju rumah. Mereka berbicara tentang berbagai hal, termasuk kesan mereka saat bertemu dengan Maya dan bayi Raffi.Ketika mereka tiba di rumah, suasana tenang dan nyaman seolah menyambut kedatangan mereka. Bayi Ara Sukma sudah tertidur pulas di kamarnya, sehingga Ryan dan Tania pun memiliki waktu untuk diri mereka sendiri. Tania merasa senang dengan momen seperti ini, di mana mereka bisa melupakan sejenak segala kegiatan dan rutinitas harian.Saat mereka berdua duduk di sofa, Ryan tiba-tiba menatap Tania dengan tatapan penuh kehangatan. "Tania, apa kamu ingin menghabiskan malam ini bersamaku dengan cara yang istimewa?" tanya Ryan dengan senyuman lembut.Tania tersenyum dan merasa jantungnya berdetak le
Hari itu, kabar bahagia melintas di tengah kehidupan Tania dan Ryan. Mereka menerima undangan pernikahan dari Maya, teman lama Ryan yang pernah menjadi bagian dari kisah hidup mereka. Maya akan menikah dengan Setyo, pria yang kini telah menjadi pendampingnya.Tania dan Ryan duduk di ruang tamu, membuka undangan pernikahan tersebut. Wajah mereka berdua memancarkan rasa bahagia dan haru atas kebahagiaan Maya. "Siapa sangka, Maya akan menemukan kebahagiaannya sendiri," ucap Tania dengan senyum tulus.Ryan mengangguk setuju. "Ya, ini sungguh berita yang menggembirakan. Setyo adalah pria yang baik, dan Maya pasti akan bahagia bersamanya."Mereka merenung sejenak, mengenang masa-masa dulu ketika Maya adalah bagian dari perjalanan hidup mereka. Kini, segala sesuatu telah berubah, dan mereka merasa senang melihat Maya menemukan kebahagiaan yang baru."Apakah kita akan datang?" tanya Ryan, melihat ke arah Tan
Suatu hari Tania merasa sedikit pusing saat dia bangun pagi. Beberapa hari terakhir, dia merasa ada yang berbeda dengan tubuhnya. Mual dan muntah terjadi pada pagi hari, dan beberapa makanan yang biasanya dia nikmati, kini terasa tidak enak di lidahnya.Ryan, yang selalu peka terhadap perubahan di tubuh Tania, melihat keanehan ini. Setelah sarapan, Ryan meraih tangan Tania dengan lembut. "Tania, apa yang terjadi? Kau tidak kelihatan baik".Tania tersenyum lemah. "Aku merasa mual dan pusing beberapa hari ini, Ryan. Aku tidak tahu apa yang terjadi".Wajah Ryan langsung bersinar. "Kau tahu apa yang bisa ini tandakan, kan?".Tania terkejut. "Maksudmu?".Ryan tersenyum lebar. "Mungkin kau sedang hamil, Tania".Tania terdiam sejenak, matanya berkaca-kaca. Dia tak menyangka bahwa ini bisa menjadi kenyataan. "Kau yakin?".Ryan mengangguk dengan p
"Kita tidak punya waktu untuk pindah ke kasur," Ryan menggeram, ia mengangkat tubuh Tania sedikit, meminta Tania melingkarkan kakinya di pinggangnya.Tania mengangkangkan pahanya, melingkarkan kakinya di pinggang Ryan. Ryan memegang pinggul Tania erat-erat. Dengan satu dorongan kuat, penisnya menghujam masuk ke dalam vagina Tania."Aaaaaahhh!" Mereka berdua melenguh keras, menikmati sensasi penetrasi dalam posisi berdiri."Aku mencintaimu, Sayang! Sentuhan di pagi hari ini gila!" bisik Ryan, mencium bibir Tania berulang kali sambil menggenjot pinggulnya."Aku suka kegilaanmu, Ryan! Keras lagi! Lebih cepat!" pinta Tania, ia mencengkeram bahu Ryan erat-erat.Suara ‘plok plok plok’ tubuh mereka yang beradu terdengar jelas, bercampur dengan suara cipratan air shower. Sesi ‘standing sex’ pertama mereka begitu intim dan mendesak.Setelah beb
Ryan memulai cumbuannya dengan ganas. Ia menjilati leher Tania, menghantarkan sengatan listrik ke sekujur tubuh istrinya. Tangan Ryan menjelajahi setiap lekuk tubuh Tania, meremas buah dada dan pantatnya."Aku merindukan sentuhanmu yang seperti ini, Ryan," desah Tania. "Sentuhanmu yang liar ini..."Ryan tidak membuang waktu lama. Ia memposisikan dirinya di antara kedua kaki Tania. Dengan satu dorongan kuat dan pasti, penisnya menghujam masuk ke dalam vagina Tania."Aaaaaahhh!!!" Tania menjerit, merasakan kekerasan dan kepenuhan penis Ryan di dalam dirinya."Uunghh! Kau ketat sekali, Sayang!" Ryan melenguh, memejamkan mata sejenak, menikmati jepitan hangat itu.Sejak saat itu, irama penetrasi Bayu menjadi musik di kamar mereka. Suara plok plok plok tubuh yang beradu, desahan Tania yang keras, dan lenguhan Ryan yang mendominasi."Ryan! Aku suka sekali di posisi







