Share

13. Luka dan Hujan

Ava berjalan pelan mengikuti langkah kaki Deon yang membawanya menuju lantai bawah Mal. Perkataan Deon beberapa menit yang lalu masih terus terngiang memenuhi isi kepala Ava sekarang.

Dada Ava terasa sesak, semua perlakuan Deon mulai berputar bagai kaset rusak di kepalanya. Membuat Ava ingin berteriak, memaki dan mengumpat kepada Deon. Tetapi yang Ava lakukan hanyalah diam, menerima semua perlakuan Deon yang menyakitinya.

"Woy!" 

Ava terperanjat. "I-iya Tuan?" sahut Ava ketika sudah sadar dari keterkejutannya.

Deon berdecak. "Mau makan nggak?"

"Ti-tidak Tuan."

"Gue nggak lagi nawarin!"

"Ma-mau Tuan,"

"Makan di mana?"

"Terserah Tuan saja."

"Gue nggak lagi nanya!"

Ava langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Kenapa diam?!" bentak Deon emosi. "Lo pintar banget mancing emosi gue

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status