Share

Bab 254

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2025-08-29 14:38:13

"Ketemu nggak?!" tanya seorang ibu-ibu dengan suara meninggi, napasnya tersengal karena ikut mengorek tumpukan plastik.

Seorang pemuda tiba-tiba berseru, "Eh! Ini, ini! Amplop putih!" Tangannya terangkat tinggi, kertas itu penuh noda sayur dan sisa nasi kotak.

Semua mata langsung menoleh. Beberapa orang bertepuk tangan lega, meski amplop itu tampak kusut dan kotor.

Pak Bagus buru-buru menghampiri. "Alhamdulillah… akhirnya ketemu juga amplopnya."

Keya menatap nanar. Hatinya campur aduk, antara lega sekaligus getir.

Tetangga-tetangga serentak heboh.

"Ya ampun, ketemunya di tempat sampah!"

"Astaga, sepuluh juta dibuang begitu saja. Kayak nggak butuh duit saja."

"Kalau nggak ketemu, bisa gawat. Gitu aja sok banget."

Bu Marya gemetar, wajahnya merah padam. Ia menunduk dalam, lalu menoleh ke Keya. "Maafkan saya, Keya… saya terlalu gegabah dan merasa tak baik terus sama kamu. Kalau nggak ada uang dari kamu, entah bagaimana."

"Sudahlah, Bu. Ngak apa-apa. Saya bisa maklumi walau mulanya saya m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dwiindah Wahyuni
lanjut kak tmbah seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 284. Pesan WA

    "Nak, masuk duluh, sholat di rumah," ajak Bu Asiyah pada Najla pelan, setelah mobil travel yang membawa Nabil lenyap di balik tikungan.Najla tersenyum canggung. "Ngak usah, Bu. Saya,..""Biar Najla ikut aku ke rumah aku saja, Mi. Beberapa menit udah sampai kok," ucap Liam.Sheryn sudah lebih dulu menggandeng tangan Tante-nya itu. "Ayo, Tante, ke rumahku! Bunda pasti kaget lihat Tante datang."Najla menoleh ke arah H Darman dan Bu Aisyah "Saya pamit dulu ya, Pak, Bu. Kapan-kapan balik lagi."H Darman tersenyum. "Iya, Nak. Terimakasih banyak sudah pagi-pagi datang kemari."Bu Aisyah mendekat, menepuk pundak Najla menatapnya dengan sorot mata dalam. "Kalau bisa, bantu runtuhkan pikiran Nabil. Jangan biarkan dia terus keingat Keya. Sudah cukup yang lalu."Najla mengangguk, wajahnya menegang sejenak. "InsyaAllah, Mi."Najla menaiki motornya, Sheryn melompat kecil ke motor ayahnya, wajahnya berseri. Dua motor itu meluncur perlahan meninggalkan halaman rumah.Begitu suara mesin lenyap, H

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 283. Ngantar

    " Ayah... bangun, sudah azan Subuh!"Suara nyaring Sheryn membuat Nabil tersentak.Dengan mata masih berat, Nabil menoleh. "Azan Subuh? Serius, Sheryn?"Anak itu mengangguk penuh semangat, tapi senyum jahilnya tak bisa disembunyikan. "Iya, aku dengar azan, Ayah."Nabil duduk, mengusap wajah. Suara azan samar terdengar dari masjid, tapi bukan subuh. Itu azan pertama, pertanda masih ada waktu sebelum fajar benar-benar menyingsing. Ia terkekeh kecil. "Itu azan pertama, Sayang. Belum Subuh."Sheryn manyun. "Tapi Elin kila sudah Subuh benelan."Nabil menarik tubuh mungil itu ke pelukannya. "Nggak apa-apa. Bangunin Ayah sebelum waktunya juga nggak bikin Ayah marah. Malah Ayah seneng, bisa Tahajut duluh, Ayah juga bisa lihat senyum Sheryn lebih cepat."Sheryn tersipu, lalu menempelkan pipinya ke dada Nabil. "Aku kangen Ayah Nabil telus, takut nanti Ayah pelgi lagi aku nggak tahu."Kata-kata polos itu menusuk. Nabil terdiam sejenak sebelum mengusap rambut Sheryn lembut. "Ayah memang harus pe

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 282. Kenapa?

    "Ayah, kenapa Ayah nangis?"Pertanyaan polos Sheryn menembus keheningan malam itu. Mata bulatnya menatap wajah Nabil yang meneteskan air mata. Lelaki itu buru-buru mengusap pipinya, tapi terlalu terlambat.Nabil menarik napas panjang lalu memeluk anak kecil itu erat-erat. Suaranya bergetar saat membisikkan, "Kamu yang sayang sama Bunda, sayang sama Ayah Liam yang nyayangi kamu lebih dari apapun, ya?"Sheryn mengangguk cepat. "Iya, aku sayang Ayah Liam sama kayak aku sayang Ayah Nabil."Pelukan mereka kian rapat. Bahu Nabil gemetar, tapi ia tersenyum paksa di hadapan Sheryn. "Sekarang bobok ya, Sayang. Biar nanti kalau Ayah Liam datang, kamu bisa pulang.""Tapi Elin malam ini pingin bobok sama Ayah Nabil," rengek gadis itu sambil mengusap mata. "Soalnya tiap hali aku udah bobo sama Ayah Liam sama Bunda. Boleh ya?"Nabil menatap wajah mungil itu lama, hatinya teriris. "Harus pulang, Sayang."Sheryn cemberut, bibirnya maju. "Kalau pulang, aku besok nggak tahu Ayah pelgi. Elin ingin lihat

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 281. Saat menatapmu

    "Assalamualaikum!" Setelah menajawab salam, Keya akhirnya membuka pintu.“Ayah!”Tangisan Sheryn berubah jadi sorak ketika sosok tinggi tegap muncul di depan pintu dengan plastik putih dan kotak kertas di tangan. Senyum lebar langsung merekah, seakan semua air mata barusan hanya ilusi.“Maaf ya, dari Semarang nggak bawa oleh-oleh. Jadi Ayah belikan ini di pasar sore.” Nabil mengangkat kotak terangbulan manis yang masih hangat, uapnya mengepul tipis.Sheryn berlari menubruk pinggang ayahnya. “Aku tahu! Pasti ada oleh-oleh. Bunda bohong, katanya Ayah istilahat kalna mau pelgi jauh.”Keya berdiri kaku, belum sempat menyusun kata. Di samping Nabil, Surya mengangkat tangan menyapa sambil tergelak kecil. "Bu Keya, tadi Om Nabil bingung mau beliin mainan atau martabak. Aku bilang, pilih yang manis biar bisa dimakan rame-rame.”"Bener kamu, Surya. anak pinter. Mainan Sheryn udah banyak, lihat itu," ucap Keya sambil menunjuk rumah yang berantakan penuh mainan Sheryn.Liam keluar dari kamar, m

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 280. Memancing

    "Sepertinya karena hari ini hujan rintik ya, hinggah wajahmu terlihat sumringah, Ey." Suara Liam terdengar setengah bercanda ketika mereka baru saja sampai di rumah. Ia menaruh kunci mobil di meja kecil dekat pintu lalu melirik istrinya."Sumringah bagaimana?"Liam mengerling. "Sheryn, kayaknya ada yang lagi berbunga-bunganih hatinya habis ketemuan."Gadis kecil yang diharap jadi support itu terkekeh.Bi Ira yang melintas ikut menahan senyum juga biingung, takut Liam cemburu dengan Nabil.Keya sedang mengganti sandal rumah, langsung menoleh. "Maksudnya apa nih kok anak sama Ayah ngerjain Bunda?" tanyanya dengan senyum seolah tak tahu."Sheryn kok yang lagi berunga-bunga. Lihat aja bagaimana dia tadi jadi anak heboh sekali pas ketemu Nabil. Nggak mau lepas." Liam nyandar santai di sofa, mengibaskan rambutnya yang sedikit lembap terkena gerimis.Keya menahan senyum, padahal ia paham arah ucapan Liam. "Oh, kirain kamu maksudnya aku yang lagi berbunga-bunga," pancingnya sambil menaruh t

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 279. Yakin

    “Pak, Bu… saya pamit duluan. Terima kasih sudah diajak makan bersama,” ucap Nabil sembari sedikit menunduk ke arah Bu Neina dan Pak Chandra."Ngak kita kok yang bayarin makan," ucap Pak Chandra tersenyum."Saya tahu, pasti Kak Liam, Terimakasih."Liam tersenyum. "Emang kamu nggak ke Petissari, Bil?""Iya, Kak. Saya pulang dari kemarin.""Kak Najla nggak bilang-bilang, tahu gitu Kak Nabil bisa bareng kita. Iya kan, Kak?" tanya Keya mengerling pada Liam yang hampir tersedat.“Pulang hati-hati ya, Nabil,” pesan Bu Neina ramah, mencoba mengalihkan tatapan tajam Liam pada Keya.“Jangan ngebut, jalanan rawan habis hujan,” tambah Pak Chandra dengan nada tenang."Tapi kapan balik? Tuh Sheryn masih kangen," celetuk Bi Ira.Nabil tersenyum tipis. “BesokSsubuh saya baru berangkat lagi ke Semarang. Doakan lancar."Sheryn langsung meraih lengan Nabil, wajahnya cemberut. “Aku ikut, Yah… jangan tinggalin aku.”Keya terkekeh kecil sambil mengusap rambut putrinya. “Nak, ayahmu kan cuma pamit. Kapan-ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status