Home / Romansa / BUKAN MEMPELAI IMPIAN / Bab 299. Hanya sebatas ,..

Share

Bab 299. Hanya sebatas ,..

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2025-09-13 14:51:35
"Wah, gimana nih kalau nanti Evan sama Najla satu mobil? Nabil kok nawari bareng sih? Tapi gimana juga, dia kan juga nggak mungkni naik travel ke desanya setelah ke sini hanya untuk menghadiri wisudanya Nabil? Lagian mobil juga masih kosong, masih muat untuk satu orang lagi," bathin Bu Aisyah bingung.

H Darman yang mengetahui kebingungan istrinya menggengam tangannya erat. Baru juga dia bisa bergharap Nabil bisa menemukan pengganti Keya, dan bisa memulai hidup baru, tak terkungkung dengan masa lalunya. tTetapi yang terjadi di hadapannya ini, bisa jadi menggoyahkan semuanya.

"Hanafi, lihat,... itu Najla!" pekik Shanti begitu melihat sosok itu kembali.

Hanafi refleks ikut berseru. "Nah, akhirnya nongol juga. Aku kira udah kabur sama keluarga Rere."

"Dia lumayan berwibawa dengan postur tubuhnya itu. Tapi aku yang hanya tinggi 160 cm kayaknya kejauhan banget sampai mendongak. Sepertinya dia itu tingginya 185-an,. atau lebih ya." Sepangjang jalan Najla membathin.

"Senang bertemu denganmu.
HaniHadi_LTF

Bener Kak Dwi, Jadi mungkin ngak ya? Rey adalah lelaki yang pernah ditampar gadis yang disukainya saat tak sadar mencium gadis itu seusai diajak foto bersama di pelaminan.

| 6
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dwiindah Wahyuni
gak mungkin klu sma rey.... lnjut kak. aq ska novel kakak crita y bagus" mengenah dlm hati. smangat kak aq tunggu karya trbaru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 318. Detak jantung

    Suara detak jam dinding di ruang praktik terdengar teratur, seolah menambah ketegangan suasana. Keya duduk di kursi pasien, tangannya terus meremas jari Liam yang duduk di sampingnya. Wajahnya tampak lebih segar daripada kunjungan pertama, meski masih ada sedikit pucat karena mual yang mulai sering datang."Jadi, ini pemeriksaan lanjutan ya, Bu Keya," ujar Dokter Sinta sambil menyiapkan alat USG. "Usia kehamilan sekitar enam minggu lebih sedikit. Biasanya, di tahap ini, sudah bisa terlihat kantung janin, bahkan detak jantung."Keya menoleh cepat pada Liam, matanya berbinar. "Dengar nggak, Kak? Detak jantung. Aku pengin banget denger itu."Liam tersenyum tipis, meski jelas terlihat ada kecemasan di wajahnya. "Iya, Ey. Semoga semuanya lancar."Keya membalas senyumnya. "Aku yakin, Kak. Bayi kita kuat. Dua jagoan kecil kita pasti sehat."Liam menghela napas dalam, tangannya semakin erat menggenggam. "Kamu masih yakin mau dua cowok, Ey?""Udah bulat tekadku," jawab Keya mantap, meski suara

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 317. Terlambat?

    “Mau aku bawa kamu lagi ke pasar besok?” tanya Ranying sambil melirik Nabil yang duduk termenung di serambi rumah kepala desa.Nabil menoleh pelan. “Pasar lagi?”Ranying mengangguk, wajahnya ceria. “Iya. Kamu kan belum puas kemarin. Sungai itu selalu hidup. Ada saja yang bisa dilihat.”Nabil menimbang. “Kamu seperti hafal betul.”“Tentu. Aku besar di sini.” Suara Ranying ringan, tapi tatapannya menusuk sekejap. “Aku tahu alur mana yang ramai, mana yang sepi.”Nabil menelan ludah. “Sepi? Maksudnya?”“Ah, maksudku jalur tenang. Perahu jarang lewat. Cocok kalau mau lihat burung-burung air.” Ranying tersenyum samar, lalu berbalik masuk.Nabil terdiam. Kata-kata itu berputar di kepalanya. Jalur sepi. Perahu jarang lewat.Keesokan harinya, kabut pagi kembali menggantung. Perahu mereka mengayun pelan. Ranying duduk di depan, matanya hidup penuh antusias.“Lihat sana,” katanya menunjuk sebuah perahu kecil. “Itu yang jual sayur segar dari ladang. Murah, kan?”Nabil tersenyum tipis. “Iya.” Pand

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 316. Tak yakin

    "Kamu nggak keberatan nemenin aku besok pagi?" tanya Ranying lirih, tapi ada nada iseng.Nabil menoleh. "Kemana?""Pasar." Senyum nakal muncul di wajahnya. "Ada pasar apung, seru lho. Kamu belum pernah kan?"Nabil mengerjap. "Pasar apung? ""Asik lho. Perahu-perahu kecil, ibu-ibu jual sayur, ikan, buah. Kalau kamu beruntung bisa lihat mereka tawar-menawar sambil arus sungai jalan terus." Ranying tertawa, matanya berbinar. "Kamu pasti suka."Nabil mengangguk ragu. "Ok, kayaknya asik," ucap Nabil dengan masih melirik ke dalam, berharap dia bertemu Rere. Beberapa hari ini dia tahu, Rere menghindarinya. Dia ingin mengatakan sesuatu secara angsung, tapi setiap ia mendekati Rere, Ranying seolah selalu ada."Kamu akan lihat sendiri suasana asli kampung ini. Jangan cuma dengar cerita orang lain." Nabil tersenyum. Ada rasa hangat sekaligus waspada. Pasar apung—jalur sungai—terdengar sederhana, tapi instingnya mengingatkan sesuatu. Sungai bukan sekadar tempat mancing atau belanja. Sungai bisa

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 315. Senyum

    "Ey, tenang,.." Liam menggenggam tangan Keya yang seolah dingin membeku. Pagi itu mereka di ruang tunggu rumah sakit. Keya membalas genggaman tangan itu erat, seolah mmencari pegangan di sana. Hatinya campur aduk—antara takut dan berharap. Beberapa menit terakhir seolah lebih lama daripada perjalanan bertahun-tahun yang mereka lalui bersama.Pintu ruang dokter terbuka. Seorang perawat tersenyum, mempersilakan mereka masuk. Keya menarik napas panjang, sementara Liam meremas tangannya pelan. “Apapun hasilnya, kita sudah berjuang,” bisiknya. Keya hanya mengangguk, bibirnya gemetar.Dokter menatap mereka dengan senyum menenangkan. Ia membuka map hasil laboratorium, lalu mengangkat wajahnya. “Selamat,” ucapnya pelan, penuh kehangatan. “Tes darah yang kita lakukan hari ini menunjukkan hasil positif. Embrio sudah berhasil menempel. Artinya… program ini berhasil.”Hening sesaat. Keya terpaku, matanya membesar, seolah tak mampu mencerna kata-kata itu. Liam menatap dokter, lalu kembali ke istr

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 314. Maaf,..

    "Lho..Mas Nabil, kok umpannya hilang lagi?" ejekan Haris menggema dari seberang sungai, tawa renyahnya menyusul.Nabil mengangkat kail kosong, wajahnya masam. "Entah ikan di sini pinter atau aku yang sial."Dian menyahut dari tepi. "Mungkin ikannya udah tau kalau umpanmu jebakan."Gelak tawa pecah, air sungai beriak kecil terkena lemparan batu anak-anak. Aroma tanah basah dan daun pisang terbawa angin pagi. Suara burung enggang jauh terdengar, menambah ramai suasana.Nabil duduk di batang kayu melintang, pandangan jatuh pada air tenang. Tangannya memegang pancing seolah itu senjata paling canggih yang pernah ia gunakan, padahal hasilnya nol.Tiba-tiba suara lembut mengalun di sampingnya. "Masang umpan jangan asal tusuk. Lihat, harus begini."Nabil menoleh. Ranying sudah duduk, jilbabnya berkelebat sedikit tertiup angin. Ia meraih kail dari tangan Nabil tanpa ragu. Jemari mungil itu cekatan, menusuk cacing ke mata kail, lalu mengaitkannya rapi."Mau saya ajari?" tanyanya sambil terseny

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 314. Senyum penuh arti

    "Sheryn, kamu udah bangun?" tanya Nabil pelan, nyaris berbisik. Subuh baru saja usai, azan masih menggema samar dari surau desa.Dari seberang, suara mengantuk gadis kecil itu terdengar. "Bangun, Ayah. Anak ayah kan pintar.""Jadi seneng nih Ayah.""Hari ini yang jemput aku sekolah Akung. Bunda sama Ayah Liam ke Surabaya.""Memangnya ada apa?""Mau bikinkan aku adik yang banyak," bisik Sheryn lalu terkikik.Nabil tersenyum kecil, matanya masih menatap jendela rumah kayu yang berembun. "Sholat lalu berdoa ya, semoga mereka pulang bawa kabar gembira. Syukurlah kalau mereka mau mencoba lagi."Sheryn menguap. "Ayah Nabil juga doakan, ya.""InsyaAllah," Nabil menegakkan tubuhnya. "Ayah doakan semoga terkabul. Kamu jangan manja kalau Akung yang jemput, ya. Kalau kamu manja nani ngak jadi-jadi adiknya.""Benar begitu, Yah?" guman Sheryn. "Apa karena aku masih manja sama Ayah Liam, hinggah aku belum punya adik, padahal aku sekarang sudah hampir setinggi Bunda.""Sheryn, ayo bangun, ditunggu A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status