Beranda / Rumah Tangga / BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK! / GODAAN SANG SEKRETARIS!

Share

GODAAN SANG SEKRETARIS!

Penulis: Mithavic Himura
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-13 09:58:47

"Apa? Bikin subur rahim? Memangnya aku perlu melakukan itu? Aku baik-baik, aja, Ma...."

Riska menanggapi apa yang dikatakan oleh sang ibu mertua dengan kening berkerut.

Sementara itu, Rara sang anak mulai merengek karena tidak ditanggapi oleh sang nenek karena, setiap kali ingin memeluk kaki sang nenek dan minta digendong, setiap kali itu pula sang nenek menjauhkan kakinya dan mundur tidak mau didekati.

Ini membuat Riska jadi merasa kasihan dengan sang anak hingga ia yang menggendong anaknya agar Rara tidak menangis.

"Benarkah? Kalau begitu, bagus, dong. Bisa hamil lagi, kan? Kamu tidak menunda kehamilan kamu, kan? Rara juga sudah besar, kok. Jangan ditunda-tunda lagi!"

"Tapi, Ma, aku-"

"Tidak ada tapi-tapian, Mama rasa Ronan juga sudah kasih tau kamu tentang hal ini, kan? Kami ingin cucu laki-laki, Riska, bukan perempuan! Ingat itu!"

Setelah bicara demikian, sang ibu mertua berbalik dan melangkahkan kakinya meninggalkan kamar itu tanpa mempedulikan keinginan sang cucu yang ingin disapa dan digendong oleh dirinya.

Sepeninggal sang ibu mertua, Rara mulai menangis, hingga Riska berusaha menenangkan sang anak agar anaknya itu tidak semakin menangis karena diabaikan oleh neneknya sendiri.

Beberapa saat kemudian, Rara mulai tenang. Riska menurunkan sang anak dari gendongan dan memeriksa keadaan Reva yang sejak tadi terganggu dengan pembicaraan antara ia dan ibu mertuanya.

Ketika Riska ingin keluar dari kamar untuk mengunci pintu di depan, suara Reva terdengar hingga langkahnya terhenti seketika.

Perempuan itu kembali melangkah ke tepi pembaringan di mana sang anak berada.

"Ya? Kakak mau sesuatu?" tanya Riska pada anak sulungnya.

"Nenek malah sama kita, ya?" tanya Reva yang menyebut 'marah' dengan sebutan 'malah' karena ia belum sempurna menyebut huruf R.

"Enggak, nenek enggak marah dengan siapapun, nenek cuma buru-buru ada pekerjaan yang harus diselesaikan nenek...."

Riska mencoba berbohong untuk menutupi rasa tidak suka sang ibu mertua pada dua anak perempuannya.

"Nenek enggak sayang sama kita...."

Bocah itu bicara lalu membalikkan tubuhnya memeluk guling seolah tidak mau mendengar bantahan sang ibu tentang perilaku neneknya yang tidak pernah menunjukkan kesan perhatian para mereka berdua.

Riska mengusap puncak kepala sang anak dengan perlahan, berusaha untuk membuat anaknya tidak bersedih atas apa yang dilakukan oleh ibu mertuanya belakangan ini pada dua putri kecilnya.

"Kakak istirahat dulu, ya? Enggak usah mikir yang berat-berat, nenek sayang kok sama kalian, tadi hanya buru-buru, Mami bersih-bersih rumah dulu, ya, kalau ada sesuatu yang Kakak mau minta tolong adik untuk kasih tau Mami, ya?"

Setelah bicara demikian Riska membenarkan selimut yang menutupi tubuh anaknya agar tubuh anaknya bisa berkeringat hingga demam yang dideritanya bisa segera turun.

Usai melakukan hal itu, wanita tersebut beranjak keluar kamar setelah sebelumnya memberi pesan pada Rara untuk tidak bermain yang berbahaya selama ia membersihkan rumah.

Di waktu yang sama, di kantor....

"Pekerjaan kamu tidak becus, Rifky! Kerjakan lagi, lalu kirimkan kepadaku!"

Seraya bicara demikian, Ronan melempar map yang baru saja diserahkan Rifky ketika ia sudah kembali ke kantor beberapa saat yang lalu setelah ke rumah sang kakak.

"Tapi, Kak-"

"Pak! Kamu pikir di kantor ini hubungan keluarga berlaku?!"

Ronan memotong ucapan Rifky dengan suara masih bernada tinggi hingga beberapa karyawan lain di ruangan itu memperhatikan mereka.

Miris, pikir mereka, Rifky adalah anak dari pemimpin pertama perusahaan itu, semenjak perusahaan mengalami krisis, dan pernikahan Ronan juga Riska mampu membuat perusahaan pulih, kepemimpinan yang awalnya dipimpin oleh Riska sebagai anak sulung yang menjadi pewaris ketika Rizky pewaris sebenarnya meninggal sedangkan Rifky merasa tidak sanggup mengambil alih perusahaan kini diambil alih oleh Ronan suami Riska.

Sejak Ronan menjabat sebagai pemimpin perusahaan, semua aturan jadi berubah. Karyawan merasakan aturan yang baru begitu memberatkan mereka dibandingkan saat Riska yang menjadi penerus ayahnya pemimpin pertama.

Namun, apa daya, mereka tidak bisa melakukan apa-apa, sebab butuh pekerjaan dan jangankan mereka yang orang lain, adik ipar bos baru mereka saja diperlakukan seperti itu.

"Pak Ronan kelewatan! Padahal, pekerjaan kamu itu sudah yang terbaik, Rif, tetap saja dianggap kurang dan kurang, kalau begini terus, bagaimana kita bisa bekerja dengan baik? Dia menekan kita dengan alasan yang tidak penting!"

Teman satu ruangan Rifky bicara demikian ketika bos mereka sudah kembali ke ruangannya setelah memperlakukan Rifky demikian.

Rifky menghela napas. Ia membuka map yang sudah ia kerjakan sebaik mungkin itu.

Memeriksa apa yang salah, hingga teman satu ruangannya kembali bicara dan ia menghentikan kegiatannya memeriksa map itu meskipun matanya tetap memperhatikan isi map seolah sedang membaca ulang pekerjaannya yang tidak membuat sang kakak ipar puas.

"Andai kamu jadi pengganti Ibu Riska, pasti perusahaan tentram, Rif, setidaknya kami yakin keluarga Pak Rizmawan itu sangat manusiawi memperlakukan orang!"

"Iya, aku minta maaf. Aku memang pernah berpikir tidak mau jadi pewaris perusahaan, karena aku merasa tidak punya kemampuan seperti almarhum kakakku dan Kak Riska, tapi sekarang, aku menyesal tidak belajar sejak dulu, padahal segala sesuatunya pasti bisa dikuasai asal kita mau belajar."

"Masih ada waktu jika kamu mau merebut perusahaan ayah kamu lagi, Rif, kami bertahan di sini karena kami menyayangi Pak Rizmawan, bukan si bule yang songong itu!"

Rifky ingin menjawab, namun niatnya terhenti ketika seorang perempuan seksi berhenti di pintu ruangan mereka yang tetap dibiarkan terbuka.

Perempuan itu Bella. Sekretaris yang menggantikan Riska ketika Riska diminta mengundurkan diri setelah hamil anak pertama, Reva.

Ronan ingin, Riska fokus menjadi ibu rumah tangga saja, itu sebabnya ia ingin sang istri mengundurkan diri, dan Bella adalah sekretaris baru yang menggantikan posisi sang istri di perusahaan yang awalnya pemimpin, lalu menjadi sekretaris dan akhirnya mengundurkan diri.

Rifky tidak pernah suka dengan Bella. Karena menurutnya, Bella wanita bermulut ular.

Perempuan itu bisa membalikkan keadaan hingga semua orang yang tidak disukainya mendapatkan masalah.

Dalam sekejap pun, ia menjadi wanita kepercayaan Ronan, dan hal itu membuat hubungan Ronan dengan perempuan seksi itu menjadi intim dan Rifky orang pertama yang menyaksikan sang kakak ipar berciuman di sebuah kesempatan, hingga Rifky ingin melaporkan hal itu pada sang kakak tadi pagi, namun akhirnya niat itu tidak jadi ia lakukan lantaran melihat keadaan sang kakak yang tidak stabil seperti itu sampai menurutnya berhalusinasi mengatakan melihat almarhum saudara mereka yang sudah meninggal.

Bella menghampiri meja di mana Rifky berada. Berdiri dekat dengan adik ipar bosnya itu hingga aroma parfum perempuan itu menyambar hidung Rifky.

Jemari lentik Bella meraba bagian paha Rifky namun dengan kasar Rifky menepis jemari itu sembari melotot galak ke arah wanita tersebut.

"Jaga sikap Anda! Ini kantor!" ketus Rifky dan ucapan Rifky justru membuat bibir merah Bella tersenyum.

Ia merundukkan tubuhnya, tanpa mempedulikan dadanya yang terlihat Rifky ketika ia melakukan hal itu.

"Apa kau ingin kita melakukannya di luar kantor, adik ipar bos? Agar kamu tidak berani macam-macam untuk apa yang sudah kamu lihat tadi malam...."

Bella berbisik demikian di telinga Rifky dengan suara menggoda!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Elpit
sungguh terlalu
goodnovel comment avatar
Mariska Stevy Rizmawan
dia gitu emang ...
goodnovel comment avatar
Elpit
kek nyari-nyari kesalahan karyawan aja ini si Ronan ya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    AIR MATA RONAN DAN BELLA

    "Tidak! Apa maksudmu?" Wajah Ronan terlihat tidak senang ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Bella."Hanya ingin membuktikan apakah aku ini bermasalah atau tidak!""Aku tidak mau!""Ya, sudah! Aku tidak tahan jika didesak ayah dan ibu kamu, lalu aku yang disalahkan, kita periksa bersama, kita buktikan bahwa kita memang benar-benar sehat.""Jika memang kita sehat, lalu kenapa kau tidak bisa hamil?""Berarti Tuhan ingin kamu istighfar, introspeksi diri, kamu sudah punya anak tiga perempuan dahulu tapi kau menelantarkan mereka, mungkin dengan minta maaf, dan mereka mau memaafkan kamu, kita bisa mendapatkan keturunan.""Kau percaya hal semacam itu? Yang benar saja. Itu hanya mitos. Tidak perlu dipermasalahkan. Lagipula, mereka selalu bilang kalau mereka sudah memaafkan aku, apalagi?""Mungkin memaafkan tapi masih sakit hati.""Sudahlah, kalau memang kamu tidak percaya aku tidak bermasalah, ayo kita periksa, aku berani menjamin, aku itu tidak bermasalah, aku berani bertaruh akan hal

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    KEMBALI DITOLAK ANAK

    "Bicara apa? Masalah kehamilan itu takdir dari Tuhan, kalau kita belum dikasih, artinya ada sesuatu yang indah dipersiapkan Allah untuk kita."Dengan bijak Rifky mengatakan hal itu pada sang istri dan ini membuat Aoi terenyuh. Meskipun mereka menikah bukan karena saling cinta, tapi hari demi hari Aoi merasa perlakuan Rifky semakin lembut dan perhatian. Tanpa kata-kata saja, Aoi sudah merasa perlahan tapi pasti hati sang suami mulai melunak. Aoi berdoa semoga saja ketika hati mereka sudah semakin bertaut erat, anugrah itu akan mereka dapatkan. Begitu doa Aoi setiap hari.***Kabar kelahiran anak Riska dengan Mark yang berjenis kelamin laki-laki membuat Ronan kesal dan marah. Berulang kali ia memastikan bahwa kabar itu tidak benar, namun bagaimana mungkin itu bisa ditampik, karena anak Riska dan Mark memang laki-laki.Sekarang, Ronan sedang menunggu Reva pulang dari sekolah, ketika ia habis bertengkar dengan Bella karena masalah sang istri yang belum hamil juga. Pertengkaran yang sa

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RISKA MELAHIRKAN!

    "Ya, tidak bisa dong, Sayang. Kita menikah memang tujuannya itu, kau paham, kan? Aku bercerai dari Riska, karena aku tidak mendapatkan anak laki-laki dari dia, jadi aku tidak mau kejadian serupa juga terjadi padamu.""Kejadian serupa?""Iya.""Kalo gitu, ayo dong ikut aku periksa! Kita periksa bareng-bareng! Aku sudah menunjukkan hasil pemeriksaan aku, sekarang tinggal kamu, beres, kan?""Aku bilang jangan bahas masalah itu lagi di hadapan aku! Aku sehat, Bella ingat itu! Tidak perlu periksa, kau saja yang harus ketat konsultasi dengan dokter!Kemarahan Ronan kembali terpancing.Ia meninggalkan Bella dan melangkah masuk ke kamar mandi, membanting pintunya membuat Bella hanya mengusap dada. Ronan benar-benar sudah membuat dirinya kesal.***"Mau kopi?" tanya Tedi, teman Ari ketika melihat Ari mampir ke rumahnya."Boleh."Tedi segera masuk ke dalam rumahnya setelah mempersilakan leader fans club GSB itu untuk duduk.Beberapa saat kemudian, Tedi keluar dengan kopi di tangan. Kopi itu i

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RISKA HAMIL!

    Ronan bicara demikian dan itu membuat Riska mengerutkan keningnya."Kamu ini bicara apa?" katanya dengan wajah tidak mengerti. "Kamu ke klinik ini agar kamu bisa hamil, kan? Lihat istriku, sudah hamil, anak kami laki-laki, tidak perlu program, karena aku dan dia sama-sama sehat, kamu hanya membuang waktu saja mengikuti program hamil, Riska. Buang uang."Ronan masih mengira Riska datang untuk mengikuti program kehamilan, hingga ia bicara demikian.Riska geleng-geleng kepala. "Aku ke sini untuk cek kandungan sudah jadwal, jadi bukan untuk ikut program kehamilan.""Apa? Kamu hamil?"Ronan seperti tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Riska hingga pria itu bicara demikian sambil menatap ke arah perut Riska yang masih ramping. "Iya, alhamdulillah, baru dua Minggu, bagaimana kandungan istrimu? Sehat? Jangan sering kau tinggalkan, cukup aku yang kamu perlakukan seperti itu Ronan, belajarlah untuk bertanggung jawab dengan anakmu sendiri.""Bohong! Kamu hanya akting bahwa sedang ham

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    TIDAK KUNJUNG HAMIL

    Ia ingin marah, tapi Riska segera menggamit lengan sang anak untuk mengikuti dirinya naik ke atas motor. Riska tidak peduli dengan wajah Ronan yang terlihat marah. Ia tidak mau terpancing kemarahan lagi, meskipun ia sudah dinyatakan sembuh oleh sang dokter setelah beberapa waktu lamanya berjuang melawan penyakit, Riska tetap harus menjaga kesehatannya jangan stress dan banyak pikiran karena dua hal itu akan memicu penyakit yang dideritanya kambuh kembali. Akhirnya, Ronan hanya bisa membiarkan Riska dan Reva meninggalkan dirinya. Kemarahan yang dirasakan oleh Ronan membuat pria itu bertekad akan hidup lebih bahagia bersama Bella, agar ia bisa memamerkan kebahagiaannya itu pada sang mantan istri. ***Beberapa bulan setelah Ronan menikah, Riska akhirnya menikah dengan Mark. Pernikahan mereka digelar tidak besar-besaran karena menurut Riska lantaran sekarang mereka sedang berusaha untuk membuat kehidupan mereka bangkit lagi, uangnya lebih baik digunakan untuk kehidupan mereka setelah

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    SINDIRAN RONAN

    "Aku akan berusaha, kau bisa percaya padaku, Bella."Ronan memberikan janji meskipun ia sendiri tidak yakin apakah ia bisa mengembalikan kehidupan seperti saat sebelum ia masuk penjara pada Bella, namun yang jelas Bella tidak boleh meninggalkan dirinya. Riska sudah tidak menerima dirinya kembali, jadi Ronan tidak boleh kehilangan Bella, jadi meskipun sedikit tidak yakin apakah ia bisa mengabulkan keinginan Bella yang menuntutnya tetap memberikan kehidupan yang mewah, Ronan tetap optimis ia bisa asalkan Bella tidak meninggalkan dirinya.***Pernikahan Ronan akhirnya berlangsung beberapa bulan kemudian semenjak Ronan keluar dari penjara. Meskipun dibantu orang tuanya yang kembali memberikan Ronan kesempatan untuk membangkitkan perusahaan bermodalkan pinjaman dan beberapa harta yang dijual namun, kembali hidup mewah memang belum bisa dilakukan lagi oleh Ronan dan Bella. "Bella, terima kasih, kamu mau menikah dengan Ronan, meskipun Ronan tidak sekaya dulu lagi, tapi kau harus percaya, s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status