Share

MENGGODA BOS

last update Last Updated: 2023-02-17 12:08:47

Rifky langsung memundurkan kursinya, karena bibir Bella nyaris mengenai daun telinganya.

Ia mendongak dan menatap wajah Bella dengan sorot mata tidak suka.

"Wanita murahan!"

PLAKK!!

Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut ketika Bella tiba-tiba menampar wajah Rifky, saat Rifky mengucapkan kata itu walau tidak terlalu tegas karena sadar banyak orang di ruangan tersebut.

Bella berdiri dengan tegak setelah menampar Rifky, lalu melotot ke arah beberapa karyawan satu ruangan Rifky pertanda ia tidak suka diperhatikan.

"Apa yang kalian lihat? Kerja dengan benar!" bentaknya, lalu mengarahkan pandangannya kepada Rifky kembali.

"Jaga mulut kamu, kalau kamu tidak menjaganya, kamu akan menyesal, Rifky!" ancamnya, dan ia berbalik dari hadapan Rifky setelah itu keluar dari ruang itu dengan perasaan kesal yang membara.

"Kamu tidak apa-apa?"

Salah satu teman satu ruangan Rifky bertanya demikian sesaat ketika Bella sudah pergi.

"Tidak apa-apa," sahut Rifky sambil mengusap sebelah pipinya.

"Lagian, semenjak Lampir itu masuk, Pak Ronan itu semakin aneh, masih mending Ibu Riska ke mana-mana, meskipun tegas tapi tidak membuat kita jadi bengek dengan sikapnya yang seperti itu."

Karyawan lain menimpali. Rifky menarik napas. Bukan yang pertama kalinya ia mendengar pendapat seperti itu oleh para karyawan yang satu ruangan dengan dirinya.

Berulang kali. Tidak ada yang suka dengan sikap Bella, karena menurut mereka, Bella seenaknya saat memberikan perintah. Berlagak seperti seorang pemilik perusahaan.

Padahal hanya seorang sekretaris. Rifky miris sebenarnya, tapi mau bagaimana? Apa yang bisa ia lakukan dengan kondisinya yang sekarang? Ia saja ditempatkan di bagian karyawan biasa oleh Ronan sang kakak ipar. Tidak punya kuasa sama sekali untuk merubah situasi yang ada.

"Kamu tidak merasa, sekretaris itu menatap kamu dengan tatapan ingin menelan? Dia sepertinya suka padamu, Rif...."

Suara teman yang paling dekat jaraknya dengan Rifky terdengar mengucapkan itu, membuat Rifky hanya mengusap wajahnya sesaat.

"Aku sudah menikah," katanya menanggapi perkataan temannya itu.

"Aku tahu, tapi zaman sekarang, wanita yang penuh obsesi seperti Mbak Bella itu bisa aja melakukan segala cara, hati-hati...."

Rifky hanya mengangguk, tidak lagi menanggapi, ia mengalihkan perhatiannya pada komputer di depannya padahal otaknya tidak tertuju pada komputer tersebut, namun pada ucapan temannya tadi.

Tidak mungkin dia suka sama aku, aku melihat sendiri dia berciuman dengan Ronan malam itu, mana mungkin aku salah lihat, tatapannya itu hanya tatapan nafsu aja, aku yakin itu, apa yang harus aku lakukan agar bisa melenyapkan perempuan itu dari sisi Ronan?

Hati Rifky bicara. Pikirannya sekarang benar-benar kalut. Yang utama adalah ia memikirkan kakaknya, Riska. Keadaan kakaknya itu sekarang benar-benar membuatnya prihatin, bagaimana ia bisa membuat keadaan kakaknya membaik seperti dulu?

Di waktu yang sama, Bella yang tadi sempat mendekati Rifky, langsung masuk ke ruang Ronan.

Wanita itu langsung mengunci ruangan itu dengan wajah cemberut.

Ronan yang terlihat sibuk dengan ponselnya meletakkan ponsel itu ketika sang sekretaris melangkahkan kakinya mendekati di mana ia sedang duduk.

"Kenapa dengan wajah kamu?" tanyanya dengan mata yang menyelidik.

"Aku lagi sebel, Beb!"

"Ssst, ini di kantor, tidak perlu memanggilku dengan sebutan itu, nanti ada yang mendengar, tidak baik."

"Aku sudah mengunci pintu, tidak akan ada yang mendengar."

Bella semakin berani mendekat, dan merangkul Ronan sambil mencondongkan tubuhnya hingga bagian atas dadanya menyembul, dan ini membuat Ronan menelan salivanya dengan kasar.

Karena tadi pagi ia dan sang istri Riska bertengkar, Ronan pun jadi merasa goyah melihat pemandangan di hadapannya, apalagi saat itu, satu tangan Bella merangkulnya, bertambah bergejolaklah birahi Ronan, hingga akal sehatnya mulai terpengaruh hal yang tidak baik untuk dilakukan, sebab, sudah beberapa hari ia dan Riska tidak melakukan aktivitas intim layaknya suami istri karena ia sedang kesal Riska tidak patuh padanya untuk meminta istrinya itu hamil lagi.

Ronan balas merangkul tubuh sintal Bella, mempermainkan jarinya yang menyentuh bokong perempuan tersebut, hingga Bella tersenyum menggoda, paham pria itu merespon apa yang ia tawarkan.

"Main?" tawarnya dengan nada suara yang genit.

Sebuah hal yang tidak pernah dilakukan Riska pada Ronan selama mereka berumah tangga, menggodanya seperti itu hingga gairahnya menjadi menggelegak.

Bella merunduk, dan tak segan duduk di pangkuan Ronan sampai bagian dadanya kini tepat di hadapan bosnya itu menantang meskipun masih tertutup kemeja yang dikenakan wanita tersebut.

"Aku sedang sibuk, Bella, nanti saja," tolak Ronan, tapi kedua matanya terus menatap bagian dada Bella seolah menginginkan bagian itu pada sang pemilik.

"Nanti aja? Tapi, mata kamu ke dadaku? Yakin, nanti aja?"

Godaan Bella semakin membuat gairah Ronan semakin tidak terkendali. Pria itu menelan salivanya kembali pertanda ia benar-benar sedang terangsang sekarang.

Satu tangannya meraih tengkuk perempuan itu hingga bibir mereka beradu, namun sebelum Ronan menikmati bibir sekretarisnya tersebut, Bella menarik diri.

"Aku minta uang, dong, bisa kan? Ada tas yang ingin aku beli."

Wanita itu bicara tepat di hadapan Ronan dengan jarak wajah dan bibir yang sangat dekat hingga hembusan napas mereka saling menyapa wajah satu sama lain.

"Uang? Oke, kamu minta berapa?" kata Ronan masih fokus pada bibir dan dua area sensitif Bella yang membusung di hadapannya.

"100 juta? Ada?" jawab Bella dengan senyum menggodanya kembali.

Ronan terdiam sesaat.

"Kenapa? Tidak punya?" tanya Bella sambil memajukan mulutnya seolah merajuk.

"Tapi bisa main?" tawar Ronan dan Bella mengangguk cepat.

"Ya, sudah, nanti aku transfer ke rekening kamu!"

Sambil bicara begitu, Ronan kembali menarik tengkuk Bella agar bibir mereka bertemu, tapi, wanita seksi itu lagi-lagi menahan.

"Transfer dulu, baru aku kasih," katanya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Ronan.

"Berikan dulu, kau pikir aku berbohong? Apa pernah aku berbohong?"

Ronan bertahan dengan keinginannya yang minta dipuaskan dahulu baru ada bayaran, mumpung sekarang hatinya sedang kesal dengan Riska sang istri.

"Enggak, sih! Tapi, nanti kamu bilang itu buat istri kamu, kan aku yang rugi!"

"Kalau kamu memberikan apa yang aku mau, meskipun itu jatah Riska, aku akan memberikannya padamu."

"Waaah, benarkah? Tumben? Kemarin kamu ngotot enggak mau ambil jatah istri kamu buat aku?"

"Hari ini aku sedang kesal dengan dia, jadi ini pengecualian."

"Sering-sering aja kalau gitu kesal sama dia, biar kalian cerai, terus kita bersama."

"Tidak bisa, meskipun kesal, aku dan dia tidak boleh bercerai."

Ronan menarik tengkuk Bella kembali agar mereka bisa segera berciuman namun Bella masih membuat pertahanan dengan menekan dua tangannya di dada pria itu karena ia masih ingin bicara.

"Meskipun dia tidak bisa memberikan anak untuk kamu? Maksudku, anak laki-laki?"

"Itu sedang diusahakan, asal dia mau hamil lagi, aku yakin anak laki-laki akan lahir."

"Terus? Apakah dia mau hamil lagi? Anak kalian masih kecil-kecil, aku yakin hari ini kamu badmood karena kamu dan dia bertengkar masalah itu, kan? Anak kalian masih kecil-kecil, aku yakin dia tidak akan mau hamil lagi untuk waktu dekat ini, apakah selama itu kamu akan terus menunggu? Terus, aku bagaimana? Hubungan kita ini seperti apa, Ronan?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Elpit
iya malah main tampar aja. wkwk iya komentar di dalam bab nggak bisa pake emot, jadinya titik titik
goodnovel comment avatar
Mariska Stevy Rizmawan
ternyata ed nggak bisa komen pake emot ...
goodnovel comment avatar
Mariska Stevy Rizmawan
harusnya dia yg ditampar ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    AIR MATA RONAN DAN BELLA

    "Tidak! Apa maksudmu?" Wajah Ronan terlihat tidak senang ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Bella."Hanya ingin membuktikan apakah aku ini bermasalah atau tidak!""Aku tidak mau!""Ya, sudah! Aku tidak tahan jika didesak ayah dan ibu kamu, lalu aku yang disalahkan, kita periksa bersama, kita buktikan bahwa kita memang benar-benar sehat.""Jika memang kita sehat, lalu kenapa kau tidak bisa hamil?""Berarti Tuhan ingin kamu istighfar, introspeksi diri, kamu sudah punya anak tiga perempuan dahulu tapi kau menelantarkan mereka, mungkin dengan minta maaf, dan mereka mau memaafkan kamu, kita bisa mendapatkan keturunan.""Kau percaya hal semacam itu? Yang benar saja. Itu hanya mitos. Tidak perlu dipermasalahkan. Lagipula, mereka selalu bilang kalau mereka sudah memaafkan aku, apalagi?""Mungkin memaafkan tapi masih sakit hati.""Sudahlah, kalau memang kamu tidak percaya aku tidak bermasalah, ayo kita periksa, aku berani menjamin, aku itu tidak bermasalah, aku berani bertaruh akan hal

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    KEMBALI DITOLAK ANAK

    "Bicara apa? Masalah kehamilan itu takdir dari Tuhan, kalau kita belum dikasih, artinya ada sesuatu yang indah dipersiapkan Allah untuk kita."Dengan bijak Rifky mengatakan hal itu pada sang istri dan ini membuat Aoi terenyuh. Meskipun mereka menikah bukan karena saling cinta, tapi hari demi hari Aoi merasa perlakuan Rifky semakin lembut dan perhatian. Tanpa kata-kata saja, Aoi sudah merasa perlahan tapi pasti hati sang suami mulai melunak. Aoi berdoa semoga saja ketika hati mereka sudah semakin bertaut erat, anugrah itu akan mereka dapatkan. Begitu doa Aoi setiap hari.***Kabar kelahiran anak Riska dengan Mark yang berjenis kelamin laki-laki membuat Ronan kesal dan marah. Berulang kali ia memastikan bahwa kabar itu tidak benar, namun bagaimana mungkin itu bisa ditampik, karena anak Riska dan Mark memang laki-laki.Sekarang, Ronan sedang menunggu Reva pulang dari sekolah, ketika ia habis bertengkar dengan Bella karena masalah sang istri yang belum hamil juga. Pertengkaran yang sa

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RISKA MELAHIRKAN!

    "Ya, tidak bisa dong, Sayang. Kita menikah memang tujuannya itu, kau paham, kan? Aku bercerai dari Riska, karena aku tidak mendapatkan anak laki-laki dari dia, jadi aku tidak mau kejadian serupa juga terjadi padamu.""Kejadian serupa?""Iya.""Kalo gitu, ayo dong ikut aku periksa! Kita periksa bareng-bareng! Aku sudah menunjukkan hasil pemeriksaan aku, sekarang tinggal kamu, beres, kan?""Aku bilang jangan bahas masalah itu lagi di hadapan aku! Aku sehat, Bella ingat itu! Tidak perlu periksa, kau saja yang harus ketat konsultasi dengan dokter!Kemarahan Ronan kembali terpancing.Ia meninggalkan Bella dan melangkah masuk ke kamar mandi, membanting pintunya membuat Bella hanya mengusap dada. Ronan benar-benar sudah membuat dirinya kesal.***"Mau kopi?" tanya Tedi, teman Ari ketika melihat Ari mampir ke rumahnya."Boleh."Tedi segera masuk ke dalam rumahnya setelah mempersilakan leader fans club GSB itu untuk duduk.Beberapa saat kemudian, Tedi keluar dengan kopi di tangan. Kopi itu i

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RISKA HAMIL!

    Ronan bicara demikian dan itu membuat Riska mengerutkan keningnya."Kamu ini bicara apa?" katanya dengan wajah tidak mengerti. "Kamu ke klinik ini agar kamu bisa hamil, kan? Lihat istriku, sudah hamil, anak kami laki-laki, tidak perlu program, karena aku dan dia sama-sama sehat, kamu hanya membuang waktu saja mengikuti program hamil, Riska. Buang uang."Ronan masih mengira Riska datang untuk mengikuti program kehamilan, hingga ia bicara demikian.Riska geleng-geleng kepala. "Aku ke sini untuk cek kandungan sudah jadwal, jadi bukan untuk ikut program kehamilan.""Apa? Kamu hamil?"Ronan seperti tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Riska hingga pria itu bicara demikian sambil menatap ke arah perut Riska yang masih ramping. "Iya, alhamdulillah, baru dua Minggu, bagaimana kandungan istrimu? Sehat? Jangan sering kau tinggalkan, cukup aku yang kamu perlakukan seperti itu Ronan, belajarlah untuk bertanggung jawab dengan anakmu sendiri.""Bohong! Kamu hanya akting bahwa sedang ham

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    TIDAK KUNJUNG HAMIL

    Ia ingin marah, tapi Riska segera menggamit lengan sang anak untuk mengikuti dirinya naik ke atas motor. Riska tidak peduli dengan wajah Ronan yang terlihat marah. Ia tidak mau terpancing kemarahan lagi, meskipun ia sudah dinyatakan sembuh oleh sang dokter setelah beberapa waktu lamanya berjuang melawan penyakit, Riska tetap harus menjaga kesehatannya jangan stress dan banyak pikiran karena dua hal itu akan memicu penyakit yang dideritanya kambuh kembali. Akhirnya, Ronan hanya bisa membiarkan Riska dan Reva meninggalkan dirinya. Kemarahan yang dirasakan oleh Ronan membuat pria itu bertekad akan hidup lebih bahagia bersama Bella, agar ia bisa memamerkan kebahagiaannya itu pada sang mantan istri. ***Beberapa bulan setelah Ronan menikah, Riska akhirnya menikah dengan Mark. Pernikahan mereka digelar tidak besar-besaran karena menurut Riska lantaran sekarang mereka sedang berusaha untuk membuat kehidupan mereka bangkit lagi, uangnya lebih baik digunakan untuk kehidupan mereka setelah

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    SINDIRAN RONAN

    "Aku akan berusaha, kau bisa percaya padaku, Bella."Ronan memberikan janji meskipun ia sendiri tidak yakin apakah ia bisa mengembalikan kehidupan seperti saat sebelum ia masuk penjara pada Bella, namun yang jelas Bella tidak boleh meninggalkan dirinya. Riska sudah tidak menerima dirinya kembali, jadi Ronan tidak boleh kehilangan Bella, jadi meskipun sedikit tidak yakin apakah ia bisa mengabulkan keinginan Bella yang menuntutnya tetap memberikan kehidupan yang mewah, Ronan tetap optimis ia bisa asalkan Bella tidak meninggalkan dirinya.***Pernikahan Ronan akhirnya berlangsung beberapa bulan kemudian semenjak Ronan keluar dari penjara. Meskipun dibantu orang tuanya yang kembali memberikan Ronan kesempatan untuk membangkitkan perusahaan bermodalkan pinjaman dan beberapa harta yang dijual namun, kembali hidup mewah memang belum bisa dilakukan lagi oleh Ronan dan Bella. "Bella, terima kasih, kamu mau menikah dengan Ronan, meskipun Ronan tidak sekaya dulu lagi, tapi kau harus percaya, s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status