Sepertinya, dia harus menyerah sekarang … dan menikmati apa yang bisa dia nikmati selagi bisa.
Di tengah keramaian pusat perbelanjaan yang elit di pusat kota Seoul, Raydan Han dan Yoona kini terlihat berjalan beriringan sambil menggenggam tangan satu sama lain. Pemandangan itu seperti gambaran dalam mimpi bagi Yoona, yang begitu bahagia diperlakukan oleh suaminya seperti seorang ratu. "Terima kasih, Raydan," ucap Yoona sambil tersenyum manis pada Raydan Han. "Tidak perlu terima kasih. Aku hanya ingin mengikuti kemauanmu," jawab Raydan Han sambil melihat beberapa pesan masuk yang masuk ke handphonenya. Mereka berjalan menuju toko-toko branded yang berjejer di sepanjang jalan, Raydan Han membelikan Yoona berbagai barang mewah yang disukainya. Setiap kali Yoona memilih baju atau aksesoris, Raydan Han dengan sabar menunggu di sampingnya dan mengiyakan segala keinginannya. Setelah puas berbelanja, mereka berdua menuju restoran mewah untuk makan malam. Raydan Han memilihkan tempat duduk yang paling romantis dan memesan hidangan terbaik untuk Yoona. Mereka bercakap-cakap santai sambil menikmati hidangan lezat di depan mereka. Namun, di tengah kebahagiaan itu, gosip tentang kedekatan Raydan Han dengan anak perdana menteri mulai menyebar di kalangan masyarakat tanpa mereka sadari. *** “Maukah Kau mampir?” Setelah seharian bersama-sama, Raydan Han mengantarkan Yoona pulang ke rumah utama mereka. Jadi, wajar jika Yoona meminta Raydan Han untuk masuk ke dalam rumah untuk istirahat sejenak, kan? Tapi, Raydan Han justru menatap wajah Yoona dengan intens. "Tidak. Aku memiliki urusan yang harus kuselesaikan malam ini," tegasnya. Yoona terdiam dan menahan pedih di hatinya. Namun anehnya sebelum Raydan masuk ke dalam mobil, tangan Raydan Han mendadak mengambang di pintu mobil. Tanpa ragu, pria itu memutarkan tubuhnya dan melangkah menghampiri Yoona yang masih berdiri di luar lalu memeluknya dengan erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Deg! Yoona terkejut namun segera tersenyum bahagia, merasa hangatnya pelukan suaminya. Dalam pelukan eratnya, Raydan Han seolah-olah menyiratkan rasa cinta dan sayang kepada Yoona, namun karena keegoisannya yang mengalahkan rasanya itu, Yoona merasa hancur dan terluka. "Jaga dirimu baik-baik, Yoona. Setelah ini aku akan mengurus perceraian kita. Nanti aku akan menghubungimu," ucap Raydan Han dengan dingin. Yoona terdiam, menahan air mata yang berlinang di wajahnya. Dia merasa seperti dunianya hancur berantakan. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak selain menerima kenyataan. "Terima kasih sudah menjadi adik angkatku dan menjalani pernikahan toxic ini. Selamat ulang tahun Yoona," kata Raydan Han sambil mencium kening Yoona. Perlakuan tiba-tiba yang tak pernah dia lakukan selama menjadi seorang suami. Setelah itu, Raydan Han pergi meninggalkan Yoona dengan sejuta rasa. Yoona menatap kepergian mobil Raydan Han sambil memegang keningnya, air matanya tak henti-hentinya mengalir. Dia mencoba menguatkan diri dan melangkah masuk kerumah menuju kamar tidurnya. Sambil menangis, Yoona membuka bingkisan ulang tahun yang telah diberikan oleh Raydan Han. Dia membuka bingkisan tersebut dengan gemetar, dan di dalamnya terdapat sepasang anting berlian cantik yang selalu Yoona inginkan. Dia terkejut karena ternyata Raydan Han masih memperhatikan keinginannya meskipun dalam situasi seperti saat ini. Hatinya terasa hangat dan sedikit terhibur oleh tindakan suaminya tersebut. "Apa-apaan ini kau selalu memusuhiku tapi kau ingat dengan anting ini." Malam itu, Yoona tidur dengan perasaan campur aduk. Dia merasa bingung, sedih, dan kecewa dengan keputusan Raydan Han. Namun, di sisi lain, hatinya juga terasa hangat karena masih ada perhatian kecil dari suaminya tersebut. Dia perlahan-lahan menyadari bahwa pernikahan mereka memang tidak lagi sehat dan bahagia. Sepertinya, dia harus menyerah sekarang ... Mungkin memang sudah saatnya mereka berpisah untuk mencari kebahagiaan masing-masing.Boy menyaksikan polisi memborgol Chloe. Suasana kafe sunyi, hanya terdengar suara langkah kaki polisi dan isakan Chloe yang teredam. Boy bergumam pada dirinya sendiri. "Selesai... akhirnya selesai." Ia menghela napas panjang, lega, namun terlihat kosong. "Aku... aku lega. Tapi..." Ia mengusap wajahnya, terlihat bingung. Rasanya aneh. Seperti kehilangan sesuatu. "Bukannya seharusnya aku merasa senang? Dia... dia adalah Chloe. Wanita yang pernah kucintai." Boy menyaksikan Chloe dibawa pergi, tatapannya dingin dan tenang. Tidak ada sedikitpun emosi yang terlihat di wajahnya. "Tersangka sudah diamankan, Tuan muda. Terima kasih atas kerjasamanya," ucap Yash. Boy dengan nada datar. "Bagus." Ia mengangguk pelan, tanpa ekspresi. "Semoga dia menda
Raydan Han, mantan seorang hakimketua yang snagat terkenal di korea. Pria sukses yang telah berusia lanjut, duduk di kepala meja makan bersama keluarga besarnya. Dia tersenyum bahagia melihat anak, menantu dan cucunya berbicara dan tertawa bersama. "Aku sangat bersyukur bisa memiliki keluarga yang bahagia dan sukses seperti ini. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa mencapai usia seperti ini dan masih bisa beraktifitas memegang perusahaan." Yoona Ri, istri Han, tersenyum dan memegang tangan suaminya. "Kamu telah melakukan yang terbaik, Han. Kamu telah membangun perusahaan yang sukses dan memiliki keluarga yang bahagia. Aku sangat bangga dengan kamu." Mereka semua menikmati makan malam bersama, berbicara dan tertawa bersama. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung aku selama ini. Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpa bantuan kalian semua." Semua orang di meja makan mengangguk dan tersenyum, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan me
Perjalanan bulan madu mereka di Rusia sangatlah indah dan penuh kenangan. Mereka berdua menikmati setiap momen bersama, dari mengunjungi tempat-tempat wisata hingga menikmati keintiman mereka. Cinta mereka semakin kuat dan dalam setiap hari, dan mereka berdua tahu bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya. Mereka berdua sangat bahagia dan puas dengan kehidupan mereka bersama. Sementara itu, Stevani dan Crush juga sangat bahagia bermain bersama. Mereka berdua seperti saudara yang terpisah, dan mereka sangat menyukai kebersamaan mereka. *** Stevani berlari ke arah Scot dan Preya dengan senyum lebar. "Ayah! Ibu! Selamat datang kembali!" Scot memeluk Stevani dengan h
Setelah tiba di Korea, Scot langsung melamar Preya dengan cincin yang indah dan lamaran yang romantis. Preya terkejut dan tersenyum, lalu menerima lamaran Scot. keluarga Preya pun menerima Scot dengan baik. Seminggu kemudian, mereka menikah dalam sebuah upacara yang indah dan romantis. Banyak tamu yang hadir, termasuk Maria dan Park, yang datang dari Dubai untuk merayakan hari bahagia Scot dan Preya. Raydan dan Yoona juga datang, mereka membawa hadiah yang indah dan menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan baru itu. Rayno dan Bella juga datang bersama anaknya, Crush, yang gendut dan lucu. Crush yang berusia tiga tahun itu, langsung berlari ke arah Stevani dan memeluknya. "Kakak Stevani!" teriak Crush dengan suara yang kencang. Stevani tersenyum dan memeluk Crush. "Adik Crush! Aku
Pagi harinya, Stevani memanggil-manggil ayahnya dengan suara yang keras sambil mengetuk-ngetuk pintu. "Ayah! Ayah!" Scot yang masih berbaring di tempat tidur, berpelukan dengan Preya dan selimut yang masih menutupi tubuhnya, tersentak kaget karena kesiangan. Dia membuka mata dan melihat jam di atas meja, lalu dia terkejut karena sudah terlambat. "Ahh, kita kesiangan!" Scot berkata dengan suara yang panik, sambil melempar selimut ke samping dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. Preya juga terbangun dan memandang Scot dengan senyum. "Pagi, Scot. Kita hanya kesiangan?" Scot mengangguk dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. "Ya, jangan terlambat. Kita harus pergi sekarang dan menikmati hari bersama Stevani!" Stevani masih memanggil-manggil ayahnya dari luar kamar. "Ayah! Ayah! Ayo kita sarapan! Kita bisa telati ke taman nasional Hulhumale!"
Scot dan Preya berjalan di pantai, menikmati pemandangan laut yang indah dan angin yang sejuk. Stevani berlari di depan mereka, bermain dengan pasir dan air laut. Scot memandang Preya dengan senyum dan membalas. "Aku senang bisa membuat Stevani bahagia," katanya. Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga senang, Scot. Stevani sangat menyenangkan dan aku senang bisa menjadi bagian dari hidup kalian." Scot memandang Preya dengan lebih serius dan berkata. "Aku juga senang kamu bisa menjadi bagian dari hidup Stevani, Preya. Kamu sangat baik dengan dia dan aku senang bisa melihatnya." Preya tersenyum menatap Scot. "Terima kasih, Scot. Aku senang bisa membantu dan menjadi bagian dari hidup Stevani." Scot memandang Preya dengan lebih dalam. "Aku rasa aku mulai menyukaimu, Preya. Kamu sangat berbeda dan aku senang bisa memiliki kamu di sampingku." Preya terkejut dan tidak siap untuk mendengar ungkapan cinta Scot. Dia memandang Scot dengan mata yang lebar dan tidak bisa mengucapkan ap