Share

TERIKAT

Sekarang Lingga sedang menatapku tajam. Ia tidak mengatakan apapun tetapi tatapan wajahnya itu seolah mengisyaratkan kalimat kau mau mati. Tapi keputusanku sudah bulat jadi aku tetap melanjutkan kalimatku itu walaupun nanti akhirnya aku akan benar - benar mati.

"Terima kasih atas kerja samanya dua hari terakhir ini, saya pamit untuk pergi!" ucapku terakhir dengan tersenyum lembut kepadanya mengisyaratkan tidak apa - apa kau melakukan yang tadi tapi sekarang biarkanlah aku pergi.

Lingga masih juga tidak berkata apapun. Ia hanya terus menatapiku tajam tanpa berkedip sekali pun.  Tatapannya kali ini lebih seram dari tatapannya sewaktu marah tadi.  Rasanya aku benar - benar terintimidasi walaupun ia hanya menatapku. Cukup lama Lingga seperti itu dan aku pun tidak bisa langsung beranjak pergi karena menunggu jam pulang bekerja.

Sementara itu kulihat wajah Pak Pram memperhatikan Lingga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status