/ Romansa / BUNGA KEDUA / BAB 4. BERDEBAT

공유

BAB 4. BERDEBAT

last update 최신 업데이트: 2021-09-08 12:06:55

“Reno, Vera.” Bunga terkejut saat ia sadar, ternyata dua sahabatnya itu berada di sampingnya.

“Bunga, syukurlah kamu sudah sadar,” ujar Vera.

“Ada apa kalian menemuiku?” Tanya Bunga.

“Bunga, aku dan Mas Reno mau meminta maaf soal kejadian dua Minggu yang lalu,” ujar Vera.

“Aku sudah memaafkan kalian, sekarang lebih baik kalian pergi dari sini!” Bunga mengusir mereka berdua.

“Tapi Bunga, ada yang harus kita bicarakan sekarang,” ucap Vera.

Bunga pun membuang muka dan tidak ingin mendengarkan ucapan mereka.

“Bunga, kamu hamil.” Ucap Vera sambil menundukkan kepalanya.

Bunga kemudian menoleh dan menatap mata Vera dengan tajam.

“Rencana busuk apa lagi ini? Apa kurang puas kamu menghancurkan aku Vera?” tanya Bunga dengan nada yang sangat marah.

“Bunga aku serius, Mas Reno akan menikahi kamu,” ujar Vera menangis.

“Tapi Vera, bagaimana  mungkin itu terjadi,” ujar Reno yang mulai buka suara.

“Aku tidak akan menikah dengan suamimu, dan jika memang aku benar-benar hamil, aku akan menggugurkan bayi ini,” ucap Bunga.

Bunga kemudian berusaha untuk bangun dan berjalan sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

“Bunga, aku mohon jangan gugurkan bayi itu, itu adalah anak yang selama ini di impi-impikan oleh Mas Reno, aku mohon Bunga, aku tidak akan bisa memberinya keturunan.” Vera mengejar Bunga dan bersimpuh di lututnya.

Bunga tetap saja tidak bergeming, ia benar-benar merasa bingung, entah apa yang harus ia lakukan.

“Mas Reno, aku mohon, menikahlah dengan Bunga, aku tahu Mas, kamu sangat mendambakan kehadiran malaikat kecil dalam hidupmu, dan hanya Bunga yang mampu memberikan itu.” Vera berjalan mendekati Reno, dan menggenggam erat tangan suaminya itu.

“Vera, aku sangat mencintai kamu.” Reno memeluk erat tubuh mungil istrinya itu, dan 'tak mampu ia menahan air matanya.

“Vera, aku mohon, jangan biarkan aku menjalani kehidupan pahit seperti ini, aku tidak mau menjadi duri 9   dalam rumah tanggamu, aku juga tidak mungkin menjadi madumu Vera,” ucap Bunga.

Seketika Vera menoleh ke arah Bunga.

“Aku tidak akan menjadikanmu sebagai maduku Bunga, Aku akan bercerai dengan Mas Reno setelah kalian menikah,” ucap Vera dengan perasaan yang sangat bergemuruh di dalam dadanya.

“Tidak Vera, kamu tidak boleh pergi meninggalkan aku, karena kamu akan menjadi istriku untuk selamanya, Bunga benar, dia tidak mungkin menjadi madu kamu,” ucap Reno.

“Kalau begitu, ceraikan aku Mas. Setelah kita bercerai, aku akan pergi sejauh mungkin dari kehidupan kalian, karena aku sadar, aku hanyalah wanita mandul yang tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan, Aku mohon, menikahlah dengan Bunga Mas, aku hanya ingin melihatmu bahagia.” Vera terus menangis dan memohon.

“Vera, tolong. Jangan berikan aku pilihan yang sangat sulit seperti ini. Bunga sudah seperti adikku sendiri, bagaimana mungkin aku bisa menikahinya,” ujar Reno.

“Tetapi Bunga mengandung anakmu Mas, anak yang selama ini kamu idam-idamkan, dan aku  tidak akan pernah bisa memberikannya untuk kamu.”

Mereka terus saja berdebat sehingga membuat Bunga semakin pusing.

“Cukup! Biarkan aku menjalani kehidupan ini sendiri, dan aku akan merawat bayi ini, tanpa kalian berdua.”

Bab 4. BUNGA BEENIAT MENGGUGURKAN KANDUNGANNYA.

“Reno, Vera.” Bunga terkejut saat ia sadar, ternyata dua sahabatnya itu berada di sampingnya.

“Bunga, syukurlah kamu sudah sadar,” ujar Vera.

“Ada apa kalian menemuiku?” Tanya Bunga.

“Bunga, aku dan Mas Reno mau meminta maaf soal kejadian dua Minggu yang lalu,” ujar Vera.

“Aku sudah memaafkan kalian, sekarang lebih baik kalian pergi dari sini!” Bunga mengusir mereka berdua.

“Tapi Bunga, ada yang harus kita bicarakan sekarang,” ucap Vera.

Bunga pun membuang muka dan tidak ingin mendengarkan ucapan mereka.

“Bunga, kamu hamil.” Ucap Vera sambil menundukkan kepalanya.

Bunga kemudian menoleh dan menatap mata Vera dengan tajam.

“Rencana busuk apa lagi ini? Apa kurang puas kamu menghancurkan aku Vera?” tanya Bunga dengan nada yang sangat marah.

“Bunga aku serius, Mas Reno akan menikahi kamu,” ujar Vera menangis.

“Tapi Vera, bagaimana  mungkin itu terjadi,” ujar Reno yang mulai buka suara.

“Aku tidak akan menikah dengan suamimu, dan jika memang aku benar-benar hamil, aku akan menggugurkan bayi ini,” ucap Bunga.

Bunga kemudian berusaha untuk bangun dan berjalan sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

“Bunga, aku mohon jangan gugurkan bayi itu, itu adalah anak yang selama ini di impi-impikan oleh Mas Reno, aku mohon Bunga, aku tidak akan bisa memberinya keturunan.” Vera mengejar Bunga dan bersimpuh di lututnya.

Bunga tetap saja tidak bergeming, ia benar-benar merasa bingung, entah apa yang harus ia lakukan.

“Mas Reno, aku mohon, menikahlah dengan Bunga, aku tahu Mas, kamu sangat mendambakan kehadiran malaikat kecil dalam hidupmu, dan hanya Bunga yang mampu memberikan itu.” Vera berjalan mendekati Reno, dan menggenggam erat tangan suaminya itu.

“Vera, aku sangat mencintai kamu.” Reno memeluk erat tubuh mungil istrinya itu, dan 'tak mampu ia menahan air matanya.

“Vera, aku mohon, jangan biarkan aku menjalani kehidupan pahit seperti ini, aku tidak mau menjadi duri di dalam rumah tanggamu, aku juga tidak mungkin menjadi madumu Vera,” ucap Bunga.

Seketika Vera menoleh ke arah Bunga.

“Aku tidak akan menjadikanmu sebagai maduku Bunga, Aku akan bercerai dengan Mas Reno setelah kalian menikah,” ucap Vera dengan perasaan yang sangat bergemuruh di dalam dadanya.

“Tidak Vera, kamu tidak boleh pergi meninggalkan aku, karena kamu akan menjadi istriku untuk selamanya, Bunga benar, dia tidak mungkin menjadi madu kamu,” ucap Reno.

“Kalau begitu, ceraikan aku Mas. Setelah kita bercerai, aku akan pergi sejauh mungkin dari kehidupan kalian, karena aku sadar, aku hanyalah wanita mandul yang tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan, Aku mohon, menikahlah dengan Bunga Mas, aku hanya ingin melihatmu bahagia.” Vera terus menangis dan memohon.

“Vera, tolong. Jangan berikan aku pilihan yang sangat sulit seperti ini. Bunga sudah aku anggap seperti adikku sendiri, bagaimana mungkin aku bisa menikahinya,” ujar Reno.

“Tetapi Bunga mengandung anakmu Mas, anak yang selama ini kamu idam-idamkan, dan aku

tidak akan pernah bisa memberikannya untuk kamu.”

Mereka terus saja berdebat sehingga membuat kepala Bunga semakin pusing.

“Cukup! Biarkan aku menjalani kehidupan ini sendiri, dan aku akan merawat bayi ini, tanpa kalian berdua.”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • BUNGA KEDUA   Bab 15. Rencana berbulan madu

    Vera sangat terkejut dengan ucapan suaminya itu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa semuanya akan sesulit ini. “Kemungkinan selama satu Minggu ini, aku akan tinggal di rumah Bunga, karena dia belum siap untuk tinggal bersama kita disini, dan aku harap kamu akan terbiasa hidup dengan keadaan yang seperti ini, keadaan yang telah kamu buat rumit.” Reno kemudian pergi dengan membawa koper yang sudah berisi beberapa pakaian untuk ia bawa ke rumah istri barunya. 'Maafkan aku Vera, sebenarnya aku tidak tega melihatmu seperti ini, tetapi kamu harus sadar Ver, pernikahan bukanlah sebuah permainan' Reno berkata dalam hati, dan langsung pergi meninggalkan Vera. “Bik, saya minta tolong, Bibi,kalau bisa, menginap disini saja, saya akan menaikkan gaji Bibi, karena saya harus pergi ke rumah Bunga selama satu Minggu, d

  • BUNGA KEDUA   BAB 14. KEMARAHAN RENO

    Rembulan malam kini telah berganti dengan mentari pagi, Bunga terbangun dari tidurnya, dan ia masih terkejut saat melihat Reno memeluk tubuhnya itu, Bunga bangun tanpa menggunakan sehelai benang pun di badannya.“Hari ini, aku telah resmi menjadi istrimu Reno, dan ini adalah impianku delapan tahun yang lalu. Entah aku harus bahagia atau merasa sedih saat ini, aku bahagia karena bisa bersanding dengan laki-laki yang pernah aku cintai, tetapi aku juga merasa sangat sedih, karena aku telah menjadi madu dan juga duri dalam kehidupan sahabatku.”Bunga membelai pipi Reno dengan lembut, kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan diri di dalam kamar mandi.Saat Bunga selesai mandi, ia merias dirinya agar terlihat lebih segar saat suaminya terbangun dari tidurnya.Reno pun terbangun dan berjalan mendekati Bunga. Namun saat mereka semakin dekat tiba-tiba.“Huek, huek, huek.,” Bunga merasa sangat mua

  • BUNGA KEDUA   Bab 13.

    Vera melepaskan diri dari pelukan sahabatnya itu lalu, mengusap air matanya.“Eh, aku enggak menyangka loh, kalau Bunga bisa menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya sendiri,” ucap seorang tamu undangan kepada temannya.“Iya, padahal 'kan mereka sudah lama bersahabat, kok bisa ya Bunga menikah dengan Reno, yang jelas-jelas suaminya Vera,” ujar tamu yang lain.Bunga menahan diri untuk tidak menangis di hadapan mereka, Bunga tahu, semua ini pasti akan terjadi jika ia menikah dengan Reno, semua orang akan menganggap Bunga adalah perusak rumah tangga orang.“Bunga, sudah jangan di dengarkan ucapan mereka.” Reno mengusap bahu Bunga dan menenangkannya.Vera pun beranjak pergi meninggalkan mereka dan tamu-tamu yang lain.Saat Reno akan mengejarnya, tiba-tiba Nathan datang untuk mencegahnya.“Reno, biarkan Vera menyendiri, mungkin dia butuh waktu untuk bisa menerima ini semua,” u

  • BUNGA KEDUA   BAB 12.

    Hari ini adalah hari pernikahan Reno dan juga Bunga.Acara di gelar dengan sangat mewah dan begitu banyak tamu undangan yang hadir ke acara pernikahan tersebut.Namun ada sesuatu yang mengganjal di hati Bunga, Reno dan juga Nathan.“Mas, Vera mana? Apa dia tidak kesini?” tanya Bunga Kepada Reno.“Um .... Vera sepertinya tidak bisa hadir Bunga,” jawab Reno.Mendengar hal itu, Nathan pun langsung mengambil tindakan.“Aku akan membawa Vera kemari, dan aku pastikan dia akan menyaksikan pernikahan ini,” ujar Nathan dalam hati.“Kak, aku mohon, jangan paksa Vera, tolong jangan membuat dia semakin merasa sedih,” ujar Reno.Nathan kemudian melirik ke arah Bunga, dan Bunga pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda Nathan harus meng-iyakan. Perkataan Reno.“Baiklah!” ujar Nathan dengan sangat dingin.Namun saat baru melangkahkan kaki beberapa langkah,

  • BUNGA KEDUA   BAB 11. TASYA

    “Vera ....” Bunga menghampiri Vera yang sedang duduk menyendiri di taman..“Eh, Bunga ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?” tanya Vera.“Ah, tidak, aku hanya ingin berbicara sama kamu,” ujar Bunga.“Oh, silakan duduk, mau bicara apa?” tanya Vera lagi.“Vera, aku mau minta maaf, soal ucapan kak Nathan tadi, aku tahu, kamu pasti sangat tersinggung dengan ucapannya,” ujar Bunga.“Sudahlah Bunga, kak Nathan benar, aku harus siap menerima risiko dari perbuatanku sendiri, aku harus siap untuk di madu, dan aku harus siap kehilangan perhatian dari Mas Reno. Kamu sedang mengandung anaknya sekarang, jadi otomatis Mas Reno akan lebih memperhatikan kamu.” Vera tersenyum, kemudian ia mengalihkan wajahnya, dan menggigit bibirnya dengan kuat, agar Bunga tidak mengetahui bahwa Vera meneteskan air mata. Sebagai sahabat sejati, Bunga sangat mengetahui apa yang di ra

  • BUNGA KEDUA   BAB 10. POV VERA

    Tuhan, wanita mana yang tidak ingin merasakan betapa bahagianya menjadi seorang ibu, tetapi apalah dayaku, semua cara Sudah aku lakukan demi mendapatkan momongan. Namun Tuhan berkehendak lain, Tuhan belum memberiku kepercayaan untuk memiliki momongan.Hingga pada akhirnya, aku merasa lelah, dan aku merasa, Bunga adalah wanita yang baik, dia adalah sahabatku dan juga Mas Reno.Menurutku Bunga adalah wanita yang pantas untuk menggantikan posisiku sebagai istrinya Mas Reno dan menjadi ibu dari anak-anaknya.“Mas, malam ini, kamu jadi 'kan? Temenin aku ke pesta reuni nanti malam,” tanyaku kepada Mas Reno.“Loh, bukannya kamu pergi sama Bunga, sayang?” tanya suamiku.“Iya, tapi 'kan aku juga mau berangkatnya Sama kamu Mas, soalnya Bunga ma

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status