Home / Romansa / BUNGA KEDUA / Bab 15. Rencana berbulan madu

Share

Bab 15. Rencana berbulan madu

last update Last Updated: 2021-10-01 08:04:32

Vera sangat terkejut dengan ucapan suaminya itu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa semuanya akan sesulit ini.

“Kemungkinan selama satu Minggu ini, aku akan tinggal di rumah Bunga, karena dia belum siap untuk tinggal bersama kita disini, dan aku harap kamu akan terbiasa hidup dengan keadaan yang seperti ini, keadaan yang telah kamu buat rumit.” Reno kemudian pergi dengan membawa koper yang sudah berisi beberapa pakaian untuk ia bawa ke rumah istri barunya.

'Maafkan aku Vera, sebenarnya aku tidak tega melihatmu seperti ini, tetapi kamu harus sadar Ver, pernikahan bukanlah sebuah permainan' Reno berkata dalam hati, dan langsung pergi meninggalkan Vera.

“Bik, saya minta tolong, Bibi,  kalau bisa, menginap disini saja, saya akan menaikkan gaji Bibi, karena saya harus pergi ke rumah Bunga selama satu Minggu, dan Bibi juga boleh membawa anak Bibi u tuk bermain dan menemani Vera di rumah,” ucap Reno saat akan pergi meninggalkan rumah tersebut.

“Baik Tuan,” jawab Bik Rumi.

Reno kemudian masuk ke dalam mobil dan langsung pergi menuju ke rumah Bunga.

Vera menatap kepergian suaminya itu dari atas berlakon sambil menangisi semua yang telah terjadi.

Sesampainya Reno di rumah Bunga, ia melihat Nathan dan juga istri barunya itu sedang berdebat.

“Enggak Kak, pokoknya Bunga enggak mau,” ujar Bunga.

“Assalamualaikum.” Reno mengucapkan salam dan membuat Nathan dan juga Bunga terkejut.

“Wallaikumsallam, Mas, kenapa kok balik lagi?” tanya Bunga.

“Enggak papa Bunga, bukannya satu Minggu ini saya harus bersama kamu ya” tanya Reno dengan ragu dan sangat berhati-hati.

“Lalu, bagaimana dengan Vera,  Mas?” Bunga kembali bertanya kepada Reno.

“Aku sudah bicara dengannya,” jawab Reno.

“Baiklah, kalau begitu, Reno. Saya sudah siapkan tiket bulan madu untuk kalian, karena Bunga sedang hamil, maka saya putuskan kalian bulan madu ke Bali saja, tidak perlu ke luar negeri,” ucap Nathan.

“Kak, sudah Bunga bilang, Kakak enggak usah melakukan itu semua, Bunga dan Mas Reno tidak ingin bulan madu ke mana-mana,” ujar Bunga dengan sedikit kesal.

“Bagaimana? Reno. Apa kamu setuju?” tanya Nathan.

“Jika memang kondisi Bunga memungkinkan untuk berlibur ke Bali, maka saya akan menyetujui ucapan Kakak,”  jawab Reno dengan sangat hati-hati.

Bunga yang merasa kesal itu pun pergi meninggalkan mereka berdua.

“Ingat Reno ... Kamu harus bisa membuat Adik saya  bahagia.” Nathan berucap seraya pergi meninggalkan Reno.

Kini Reno merasa sangat pusing, apakah ia harus meminta izin kepada Vera?

Reno memutuskan untuk pergi ke kamar dan menemui Bunga.

“Bunga.”

“Mas, kenapa kamu setuju dengan bulan madu yang disarankan oleh Kak Nathan, bagaimana jika Vera mengetahui semua ini? Apa yang harus aku katakan Mas,” ujar Bunga.

“Bunga, aku minta maaf, kamu tahu sendiri 'kan bagaimana sifat Kak Nathan, jika aku menolaknya maka dia pasti akan memarahiku habis-habisan. Soal Vera, dia harus bisa mengerti dan memahami semua ini Bunga, ini semua di luar kehendak kita, bahkan sampai saat ini pun aku belum bisa untuk mencintai kamu,” ucap Reno.

Disisi lain, Fiona datang ke rumah Vera untuk memperkeruh suasana.

Tok, tok, tok.

Bik Rumi segera membukakan pintu dan melihat siapa yang bertamu pagi-pagi begini.

“Selamat pagi Buk Fio, ada apa kok tumben pagi-pagi sudah bertamu ke mari?” tanya Bik Rumi.

“Vera nya ada Bik? Saya ingin bertemu dengannya,” ucap Fiona.

“Sebentar ya Buk, biar saya panggilkan.” Bik Rumi kemudian naik ke lantai atas untuk memanggil Vera.

“Non, di bawah ada Buk Fiona,” ujar Bik Rumi memberi tahu.

“Baiklah Bik, saya akan segera turun.”

“Fiona? Ada perlu apa kamu pagi-pagi begini sudah datang ke rumahku,” ucap Vera saat ia menemui Fiona.

“Aku kesini Cuma mau tanya sama kamu, kok bisa sih suami kamu yang tercinta itu menikah dengan Bunga? Bukannya dia itu sahabat kamu ya?” tanya Fiona penasaran.

“Bukan urusan kamu! Jika kamu kemari hanya untuk mencampuri urusan keluargaku, lebih baik, kamu pergi dari sini.” Vera mengisi Fiona karena tidak ingin berurusan dengannya.

“Dasar tidak tahu sopan santun, saya datang kemari dengan baik-baik tapi malah di usir, lihat saja nanti, aku akan pastikan hidupmu menderita! Dan kamu akan merasakan bagaimana rasanya menjadi aku, di talak karena perempuan lain,” ujar Fiona dan hendak berlalu pergi meninggalkan Vera.

“Tunggu! Apa maksud kamu berbicara seperti itu? Kemarin. Kamu mengatakan aku perempuan munafik, dan sekarang kamu berbicara seolah-olah aku adalah perusak rumah tangga kamu.” Vera berusaha untuk menahan kepergian Fiona.

“Eh, enggak usah pura-pura polos kamu, jangan kamu pikir aku enggak tahu, siapa kamu sebenarnya.”

Gawai milik Vera berbunyi, sebelum Fiona menyelesaikan ucapannya.

Melihat suaminya yang memanggil dirinya, Vera bergegas pergi untuk mengangkat telepon.

“Halo ...?”

“Halo, Vera. Mas mau bicara sama kamu, kemungkinan besok Mas, dan Bunga akan pergi berbulan madu ke Bali. Jika tidak halangan, Minggu depan Mas sudah kembali, jaga dirimu baik-baik ya!” Reno menelepon Vera untuk memberi tahu tentang bulan madu nya bersama Bunga.

“Iya Mas, semoga kamu bahagia bersama Bunga,” ujar Vera, kemudian ia menutup sambungan teleponnya.

Vera berusaha untuk tidak menangis dan harus belajar untuk menerimanya.

 “Kasihan sekali hidupmu Vera, harus rela berbagi suami karena mandul.” Fiona tersenyum mengejek.

“Pergi kamu dari sini! Pergi!” Vera mengusir Fiona dengan kasar.

Setelah Fiona keluar dari dalam rumahnya, Vera mulai meluapkan segala emosinya.

“Aaaaaaaaagggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhh, kenapa semua ini harus terjadi dalam hidupku? Kenapa Tuhan?  Kenapa engkau tidak memberikan aku kesempatan untuk memiliki anak? Kenapa? Aku benci semuanya, aku benci.” Vera berteriak dan mengacak-acak semua isi rumah.

Melihat keadaan Vera yang sangat terpuruk membuat Bik Rumi Tiak tega melihatnya.

“Yang sabar ya Non, Bibi yakin, semua ini pasti ada hikmahnya. Bik Rumi mendekati Vera dan berusaha untuk menenangkannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BUNGA KEDUA   Bab 15. Rencana berbulan madu

    Vera sangat terkejut dengan ucapan suaminya itu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa semuanya akan sesulit ini. “Kemungkinan selama satu Minggu ini, aku akan tinggal di rumah Bunga, karena dia belum siap untuk tinggal bersama kita disini, dan aku harap kamu akan terbiasa hidup dengan keadaan yang seperti ini, keadaan yang telah kamu buat rumit.” Reno kemudian pergi dengan membawa koper yang sudah berisi beberapa pakaian untuk ia bawa ke rumah istri barunya. 'Maafkan aku Vera, sebenarnya aku tidak tega melihatmu seperti ini, tetapi kamu harus sadar Ver, pernikahan bukanlah sebuah permainan' Reno berkata dalam hati, dan langsung pergi meninggalkan Vera. “Bik, saya minta tolong, Bibi,kalau bisa, menginap disini saja, saya akan menaikkan gaji Bibi, karena saya harus pergi ke rumah Bunga selama satu Minggu, d

  • BUNGA KEDUA   BAB 14. KEMARAHAN RENO

    Rembulan malam kini telah berganti dengan mentari pagi, Bunga terbangun dari tidurnya, dan ia masih terkejut saat melihat Reno memeluk tubuhnya itu, Bunga bangun tanpa menggunakan sehelai benang pun di badannya.“Hari ini, aku telah resmi menjadi istrimu Reno, dan ini adalah impianku delapan tahun yang lalu. Entah aku harus bahagia atau merasa sedih saat ini, aku bahagia karena bisa bersanding dengan laki-laki yang pernah aku cintai, tetapi aku juga merasa sangat sedih, karena aku telah menjadi madu dan juga duri dalam kehidupan sahabatku.”Bunga membelai pipi Reno dengan lembut, kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan diri di dalam kamar mandi.Saat Bunga selesai mandi, ia merias dirinya agar terlihat lebih segar saat suaminya terbangun dari tidurnya.Reno pun terbangun dan berjalan mendekati Bunga. Namun saat mereka semakin dekat tiba-tiba.“Huek, huek, huek.,” Bunga merasa sangat mua

  • BUNGA KEDUA   Bab 13.

    Vera melepaskan diri dari pelukan sahabatnya itu lalu, mengusap air matanya.“Eh, aku enggak menyangka loh, kalau Bunga bisa menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya sendiri,” ucap seorang tamu undangan kepada temannya.“Iya, padahal 'kan mereka sudah lama bersahabat, kok bisa ya Bunga menikah dengan Reno, yang jelas-jelas suaminya Vera,” ujar tamu yang lain.Bunga menahan diri untuk tidak menangis di hadapan mereka, Bunga tahu, semua ini pasti akan terjadi jika ia menikah dengan Reno, semua orang akan menganggap Bunga adalah perusak rumah tangga orang.“Bunga, sudah jangan di dengarkan ucapan mereka.” Reno mengusap bahu Bunga dan menenangkannya.Vera pun beranjak pergi meninggalkan mereka dan tamu-tamu yang lain.Saat Reno akan mengejarnya, tiba-tiba Nathan datang untuk mencegahnya.“Reno, biarkan Vera menyendiri, mungkin dia butuh waktu untuk bisa menerima ini semua,” u

  • BUNGA KEDUA   BAB 12.

    Hari ini adalah hari pernikahan Reno dan juga Bunga.Acara di gelar dengan sangat mewah dan begitu banyak tamu undangan yang hadir ke acara pernikahan tersebut.Namun ada sesuatu yang mengganjal di hati Bunga, Reno dan juga Nathan.“Mas, Vera mana? Apa dia tidak kesini?” tanya Bunga Kepada Reno.“Um .... Vera sepertinya tidak bisa hadir Bunga,” jawab Reno.Mendengar hal itu, Nathan pun langsung mengambil tindakan.“Aku akan membawa Vera kemari, dan aku pastikan dia akan menyaksikan pernikahan ini,” ujar Nathan dalam hati.“Kak, aku mohon, jangan paksa Vera, tolong jangan membuat dia semakin merasa sedih,” ujar Reno.Nathan kemudian melirik ke arah Bunga, dan Bunga pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda Nathan harus meng-iyakan. Perkataan Reno.“Baiklah!” ujar Nathan dengan sangat dingin.Namun saat baru melangkahkan kaki beberapa langkah,

  • BUNGA KEDUA   BAB 11. TASYA

    “Vera ....” Bunga menghampiri Vera yang sedang duduk menyendiri di taman..“Eh, Bunga ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?” tanya Vera.“Ah, tidak, aku hanya ingin berbicara sama kamu,” ujar Bunga.“Oh, silakan duduk, mau bicara apa?” tanya Vera lagi.“Vera, aku mau minta maaf, soal ucapan kak Nathan tadi, aku tahu, kamu pasti sangat tersinggung dengan ucapannya,” ujar Bunga.“Sudahlah Bunga, kak Nathan benar, aku harus siap menerima risiko dari perbuatanku sendiri, aku harus siap untuk di madu, dan aku harus siap kehilangan perhatian dari Mas Reno. Kamu sedang mengandung anaknya sekarang, jadi otomatis Mas Reno akan lebih memperhatikan kamu.” Vera tersenyum, kemudian ia mengalihkan wajahnya, dan menggigit bibirnya dengan kuat, agar Bunga tidak mengetahui bahwa Vera meneteskan air mata. Sebagai sahabat sejati, Bunga sangat mengetahui apa yang di ra

  • BUNGA KEDUA   BAB 10. POV VERA

    Tuhan, wanita mana yang tidak ingin merasakan betapa bahagianya menjadi seorang ibu, tetapi apalah dayaku, semua cara Sudah aku lakukan demi mendapatkan momongan. Namun Tuhan berkehendak lain, Tuhan belum memberiku kepercayaan untuk memiliki momongan.Hingga pada akhirnya, aku merasa lelah, dan aku merasa, Bunga adalah wanita yang baik, dia adalah sahabatku dan juga Mas Reno.Menurutku Bunga adalah wanita yang pantas untuk menggantikan posisiku sebagai istrinya Mas Reno dan menjadi ibu dari anak-anaknya.“Mas, malam ini, kamu jadi 'kan? Temenin aku ke pesta reuni nanti malam,” tanyaku kepada Mas Reno.“Loh, bukannya kamu pergi sama Bunga, sayang?” tanya suamiku.“Iya, tapi 'kan aku juga mau berangkatnya Sama kamu Mas, soalnya Bunga ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status