Bunga memiliki seorang sahabat bernama Vera, mereka bersahabat sejak masih sekolah SMA,persahabatan keduanya sangatlah indah, hingga kejadian itu pun terjadi, Vera yang sudah enam tahun menikah dengan Reno namun belum memiliki keturunan. Vera sengaja menjebak Bunga dan juga Reno agar tidur bersama, dan Bunga akan mengandung anak dari suaminya itu. Akankah rencana Vera berhasil? Mau kah Reno menikahi Bunga yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu? Dan bagaimana akhir dari cerita ini?
View More"Bunga, kamu mau kan? Temani aku ke pesta malam ini?" tanya Vera.
"Tapi 'kan, kamu pergi sama Reno, masa iya aku harus jadi obat nyamuk untuk kalian," ujar Bunga.
"Pokoknya aku tidak mau tahu, kamu harus hadir, oke." Vera memberikan sebuah undangan kepada sahabatnya itu, dan langsung pergi meninggalkannya.
Bunga dan Vera, mereka sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku SMA, tetapi Vera memutuskan untuk menikah muda dengan kekasih tercintanya, yaitu Reno.
Berbeda dengan Bunga, yang masih saja setia untuk menyendiri.
Pernikahan Vera dan juga Reno sudah berjalan memasuki tahun ke enam. Namun hingga saat ini mereka masih belum memiliki momongan.
Malam ini, akan di adakan pesta reuni di sebuah hotel di Jakarta. Vera pun sudah menyiapkan rencananya matang-matang.
"Maaf kan aku Bunga, aku terpaksa melakukan ini semua," gumam Vera dalam hati.
Malam hari pun tiba, semua anak-anak sudah berkumpul untuk berpesta ria.
Vera datang bersama dengan suaminya dan juga sahabat terbaiknya itu.
"Mas, aku ambil minum dulu ya." Vera pergi meninggalkan mereka berdua.
Setelah berjalan beberapa meter, Vera mengambil 3 gelas minuman untuk dirinya dan juga dua orang yang sangat mereka sayangi.
Namun entah apa yang ada dalam pikirannya, Vera tiba-tiba memasukan obat tidur ke dalam gelas milik Bunga dan juga Reno.
Setelah semuanya selesai, Vera bergegas menghampiri mereka.
"Ini, minuman untuk kalian." Vera memberikan gelas yang berisi jus jeruk yang telah ia tambahkan obat di dalamnya.
"Trimakasih sayang," ucap Reni sambil melingkarkan lengannya ke pinggang Vera.
Mereka bertiga pun berbincang-bincang sambil bercanda dan tertawa. Namun tiba-tiba Bunga dan Reno merasakan sakit di bagian kepala.
"Kalian kenapa?" tanya Vera.
"Kepalaku terasa sangat sakit," ujar mereka berdua.
Bunga dan Reno akhirnya perlahan menutup kedua matanya dan mulai tidak sadarkan diri.
Vera memanggil dua orang suruhannya untuk membawa mereka berdua ke sebuah kamar hotel.
"Cepat laksanakan tugas kalian," perintah Vera.
Sesampainya mereka di dalam kamar, Vera menukar gaun yang ia gunakan dengan gaunnya Bunga.
Setelah tugas pertamanya selesai, Kini Vera tinggal menyaksikan secara langsung, apakah rencana akan berhasil atau justru sebaliknya.
Perlahan tangan Reno melingkar di punggungnya Bunga, dan Reno menganggap bahwa yang tidur di sampingnya itu adalah Vera, istri tercintanya.
Dan, perlahan-lahan adegan panas itu pun terjadi.
Vera menangis sejadi-jadinya karena merasakan sakit dari ulahnya sendiri.
Vera menjebak Bunga agar tidur bersama suaminya, setelah itu mereka pasti akan menikah, dan Bunga bisa memberikan Reno keturunan, tidak seperti Vera.
"Maafkan aku Mas." Vera menangis tersedu-sedu.
***
"Mas Reno, apa yang kamu lakukan?" Bunga sangat terkejut saat dia mengetahui bahwa ia tidur di samping suami sahabatnya itu, tanpa sehelai benang pun menempel di badannya.
"Bunga? kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Reno.
Reno dan bunga pun saling pandang, dan sepertinya mereka sadar, dengan apa yang baru mereka alami.
" Selamat pagi, kalian sudah bangun?"
BAB 1.
JEBAKAN UNTUK BUNGA."Bunga, kamu mau kan? Temani aku ke pesta malam ini?" tanya Vera.
"Tapi 'kan, kamu pergi sama Reno, masa iya aku harus jadi obat nyamuk untuk kalian," ujar Bunga.
"Pokoknya aku tidak mau tahu, kamu harus hadir, oke." Vera memberikan sebuah undangan kepada sahabatnya itu, dan langsung pergi meninggalkannya.
Bunga dan Vera, mereka sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku SMA, tetapi Vera memutuskan untuk menikah muda dengan kekasih tercintanya, yaitu Reno.
Berbeda dengan Bunga, yang masih saja setia untuk menyendiri.Pernikahan Vera dan juga Reno sudah berjalan memasuki tahun ke enam. Namun hingga saat ini mereka masih belum memiliki momongan.
Malam ini, akan di adakan pesta reuni di sebuah hotel di Jakarta. Vera pun sudah menyiapkan rencananya matang-matang.
"Maaf kan aku Bunga, aku terpaksa melakukan ini semua," gumam Vera dalam hati.
Malam hari pun tiba, semua anak-anak sudah berkumpul untuk berpesta ria.
Vera datang bersama dengan suaminya dan juga sahabat terbaiknya itu."Mas, aku ambil minum dulu ya." Vera pergi meninggalkan mereka berdua.
Setelah berjalan beberapa meter, Vera mengambil 3 gelas minuman untuk dirinya dan juga dua orang yang sangat mereka sayangi.
Namun entah apa yang ada dalam pikirannya, Vera tiba-tiba memasukan obat tidur ke dalam gelas milik Bunga dan juga Reno.Setelah semuanya selesai, Vera bergegas menghampiri mereka.
"Ini, minuman untuk kalian." Vera memberikan gelas yang berisi jus jeruk yang telah ia tambahkan obat di dalamnya.
"Trimakasih sayang," ucap Reni sambil melingkarkan lengannya ke pinggang Vera.
Mereka bertiga pun berbincang-bincang sambil bercanda dan tertawa. Namun tiba-tiba Bunga dan Reno merasakan sakit di bagian kepala.
"Kalian kenapa?" tanya Vera.
"Kepalaku terasa sangat sakit," ujar mereka berdua.
Bunga dan Reno akhirnya perlahan menutup kedua matanya dan mulai tidak sadarkan diri.
Vera memanggil dua orang suruhannya untuk membawa mereka berdua ke sebuah kamar hotel.
"Cepat laksanakan tugas kalian," perintah Vera.
Sesampainya mereka di dalam kamar, Vera menukar gaun yang ia gunakan dengan gaunnya Bunga.
Setelah tugas pertamanya selesai, Kini Vera tinggal menyaksikan secara langsung, apakah rencana akan berhasil atau justru sebaliknya.
Perlahan tangan Reno melingkar di punggungnya Bunga, dan Reno menganggap bahwa yang tidur di sampingnya itu adalah Vera, istri tercintanya.
Dan, perlahan-lahan adegan panas itu pun terjadi.
Vera menangis sejadi-jadinya karena merasakan sakit dari ulahnya sendiri.
Vera menjebak Bunga agar tidur bersama suaminya, setelah itu mereka pasti akan menikah, dan Bunga bisa memberikan Reno keturunan, tidak seperti Vera.
"Maafkan aku Mas." Vera menangis tersedu-sedu.
***
"Mas Reno, apa yang kamu lakukan?" Bunga sangat terkejut saat dia mengetahui bahwa ia tidur di samping suami sahabatnya itu, tanpa sehelai benang pun menempel di badannya.
"Bunga? kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Reno.
Reno dan bunga pun saling pandang, dan sepertinya mereka sadar, dengan apa yang baru mereka alami.
" Selamat pagi, kalian sudah bangun?"
Vera sangat terkejut dengan ucapan suaminya itu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa semuanya akan sesulit ini. “Kemungkinan selama satu Minggu ini, aku akan tinggal di rumah Bunga, karena dia belum siap untuk tinggal bersama kita disini, dan aku harap kamu akan terbiasa hidup dengan keadaan yang seperti ini, keadaan yang telah kamu buat rumit.” Reno kemudian pergi dengan membawa koper yang sudah berisi beberapa pakaian untuk ia bawa ke rumah istri barunya. 'Maafkan aku Vera, sebenarnya aku tidak tega melihatmu seperti ini, tetapi kamu harus sadar Ver, pernikahan bukanlah sebuah permainan' Reno berkata dalam hati, dan langsung pergi meninggalkan Vera. “Bik, saya minta tolong, Bibi,kalau bisa, menginap disini saja, saya akan menaikkan gaji Bibi, karena saya harus pergi ke rumah Bunga selama satu Minggu, d
Rembulan malam kini telah berganti dengan mentari pagi, Bunga terbangun dari tidurnya, dan ia masih terkejut saat melihat Reno memeluk tubuhnya itu, Bunga bangun tanpa menggunakan sehelai benang pun di badannya.“Hari ini, aku telah resmi menjadi istrimu Reno, dan ini adalah impianku delapan tahun yang lalu. Entah aku harus bahagia atau merasa sedih saat ini, aku bahagia karena bisa bersanding dengan laki-laki yang pernah aku cintai, tetapi aku juga merasa sangat sedih, karena aku telah menjadi madu dan juga duri dalam kehidupan sahabatku.”Bunga membelai pipi Reno dengan lembut, kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan diri di dalam kamar mandi.Saat Bunga selesai mandi, ia merias dirinya agar terlihat lebih segar saat suaminya terbangun dari tidurnya.Reno pun terbangun dan berjalan mendekati Bunga. Namun saat mereka semakin dekat tiba-tiba.“Huek, huek, huek.,” Bunga merasa sangat mua
Vera melepaskan diri dari pelukan sahabatnya itu lalu, mengusap air matanya.“Eh, aku enggak menyangka loh, kalau Bunga bisa menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya sendiri,” ucap seorang tamu undangan kepada temannya.“Iya, padahal 'kan mereka sudah lama bersahabat, kok bisa ya Bunga menikah dengan Reno, yang jelas-jelas suaminya Vera,” ujar tamu yang lain.Bunga menahan diri untuk tidak menangis di hadapan mereka, Bunga tahu, semua ini pasti akan terjadi jika ia menikah dengan Reno, semua orang akan menganggap Bunga adalah perusak rumah tangga orang.“Bunga, sudah jangan di dengarkan ucapan mereka.” Reno mengusap bahu Bunga dan menenangkannya.Vera pun beranjak pergi meninggalkan mereka dan tamu-tamu yang lain.Saat Reno akan mengejarnya, tiba-tiba Nathan datang untuk mencegahnya.“Reno, biarkan Vera menyendiri, mungkin dia butuh waktu untuk bisa menerima ini semua,” u
Hari ini adalah hari pernikahan Reno dan juga Bunga.Acara di gelar dengan sangat mewah dan begitu banyak tamu undangan yang hadir ke acara pernikahan tersebut.Namun ada sesuatu yang mengganjal di hati Bunga, Reno dan juga Nathan.“Mas, Vera mana? Apa dia tidak kesini?” tanya Bunga Kepada Reno.“Um .... Vera sepertinya tidak bisa hadir Bunga,” jawab Reno.Mendengar hal itu, Nathan pun langsung mengambil tindakan.“Aku akan membawa Vera kemari, dan aku pastikan dia akan menyaksikan pernikahan ini,” ujar Nathan dalam hati.“Kak, aku mohon, jangan paksa Vera, tolong jangan membuat dia semakin merasa sedih,” ujar Reno.Nathan kemudian melirik ke arah Bunga, dan Bunga pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda Nathan harus meng-iyakan. Perkataan Reno.“Baiklah!” ujar Nathan dengan sangat dingin.Namun saat baru melangkahkan kaki beberapa langkah,
“Vera ....” Bunga menghampiri Vera yang sedang duduk menyendiri di taman..“Eh, Bunga ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?” tanya Vera.“Ah, tidak, aku hanya ingin berbicara sama kamu,” ujar Bunga.“Oh, silakan duduk, mau bicara apa?” tanya Vera lagi.“Vera, aku mau minta maaf, soal ucapan kak Nathan tadi, aku tahu, kamu pasti sangat tersinggung dengan ucapannya,” ujar Bunga.“Sudahlah Bunga, kak Nathan benar, aku harus siap menerima risiko dari perbuatanku sendiri, aku harus siap untuk di madu, dan aku harus siap kehilangan perhatian dari Mas Reno. Kamu sedang mengandung anaknya sekarang, jadi otomatis Mas Reno akan lebih memperhatikan kamu.” Vera tersenyum, kemudian ia mengalihkan wajahnya, dan menggigit bibirnya dengan kuat, agar Bunga tidak mengetahui bahwa Vera meneteskan air mata. Sebagai sahabat sejati, Bunga sangat mengetahui apa yang di ra
Tuhan, wanita mana yang tidak ingin merasakan betapa bahagianya menjadi seorang ibu, tetapi apalah dayaku, semua cara Sudah aku lakukan demi mendapatkan momongan. Namun Tuhan berkehendak lain, Tuhan belum memberiku kepercayaan untuk memiliki momongan.Hingga pada akhirnya, aku merasa lelah, dan aku merasa, Bunga adalah wanita yang baik, dia adalah sahabatku dan juga Mas Reno.Menurutku Bunga adalah wanita yang pantas untuk menggantikan posisiku sebagai istrinya Mas Reno dan menjadi ibu dari anak-anaknya.“Mas, malam ini, kamu jadi 'kan? Temenin aku ke pesta reuni nanti malam,” tanyaku kepada Mas Reno.“Loh, bukannya kamu pergi sama Bunga, sayang?” tanya suamiku.“Iya, tapi 'kan aku juga mau berangkatnya Sama kamu Mas, soalnya Bunga ma
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments