Share

Difitnah

Anak-anak Regi melaporkan pada mama mereka kalau papi mereka sangat perhatian dan memanjakan Gemma, tidak memperbolehkan Gemma bekerja karena kehamilannya. Mendengar hal itu Erina merasa terbakar api cemburu. Ia datang  ke rumah Regi dengan alasan ingin melihat anak-anak mereka. Melihat Gemma sedang memasak kue di dapur ia menghampari Gemma dan mulai memprokasi.

“Kamu seperti induk gajah,” ledek wanita itu merendahkan  Gemma, ia melakukan itu di depan anak-anak mereka. Semua anak-anak itu hanya diam,s eolah-olah mengijinkan ibu mereka menghina fisik ibu tiri itu.

“Tidak apap gemuk yang penting anakku sehat,” ujar Gemma menyantap satu potongan buah.

“Kamu pikir kamu bisa jadi Nyonya di rumah ini?”

“Bisa, sebentar lagi aku akan jadi Nyonya, tenang saja dan lihat,” balas Gemma sambil mengusap perutnya, ia sibuk menyiapkan kue pesanan.

“Kamu cocoknya jadi babu. Lihat pakianmu seperti kain lap,” ujar Erina semakin menghina Gemma.

“Seorang ibu itu harus bisa masak, agar suami dan anak-anak kelaparan. Jangan hanya bisa mempercantik diri dengan cara permak sana permak sini,” sindiri Gemma.

Mendengar itu Erina emosi, ia melemparkan beberapa barang. Tapi Gemma tidak perlu, ia mempersiapkan kue  pesanannya dan  mengantarnya.

                 *

Mendengar ada Erina dirumahnya Regi pulang.

“Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu datang ke sini kamu akan merusak rencana kita,” ucap Regi setengah berbisik.

“Sayang, Gemma sudah berani merehkan aku,” regeknya manja.

“Ada apa?”

“Dia bilang aku tidak berguna jadi seorang ibu, mentang-mentang dia bisa masak. Dia juga melemparkan barang-barang itu ke kakiku.”

“Kurang ajar berani sekali wanita sialan itu,” mak Regi dengan marah. Erina memfitnah Gemma di depan suaminya dan anehnya anak-anak itu diajari untuk berbohong. Mereka sudah melihat apa yang sebenarnya terjadi tapi  mereka lebih memiih membela ibu mereka .

                         *

Gemma yang pulang mengantar kue pesanan. Tiba di rumah Regi dan Erina dan anak-anaknya sedang bercanda gurau di dalam rumah.

Gemma berjalan masuk lalu  ia melihat Erina  memeluk mesra suaminya, ‘Setahuku mereka sudah berpisah  bukan pasangan suami istri lagi. Lalu kenapa  bersikap mesra?’

 “M-Mas kenapa kalian berpelukan?” tanya Gemma dengan bigung.

“Tidak apa-apa.”

“Mas, katanya banyak kerjaan,” ujar Gemma.

 “Aku lagi malas, ingin bersantai di rumah bersama anak-anak dan istri.

“Istri …?”

“Apa kalian menikah lagi?” tanya Gemma dengan suara bergetar .

Regi marah setelah  Erina mengadu kalau Gemma menampar dan memaki-makinya, wanita itu memfitnah Gemma  melakukan pemukulan padahal semua itu kebohongan.

“Aku tidak melakukan apa-apa Mas, ada anak-anak saksinya,” ujar Gemma meminta bantuan sama anak-anak yang selama ini ia rawat dengan sepeuh hati.

Mereka diam dan tidak mengakan apa-apa, Gemma tidak meminta dibela. Ia hanya ingin anak-anak itu berkata jujur. Tapi mereka memilih pergi  Gemma merasa  sangat sakit di bagian ulu hatinya.

“Kamu hanya babu di rumah Ini Gemma tidak lebih.”

 “Aku seorang istri dan ibu, aku juga menyangi anak-anak dengan tulus,” ujar Gemma.

“Bohong, lalu kenapa kamu ngebet ingin punya anak. Kamu juga bilang tadi kalau kamu tidak perduli lagi dengan anak-anak.” Erina kembali memfitna Gemma.

Mendengar hal itu Regi semakin panas.

“Ya, kamu hanya babu di rumah ini. Kenapa? Kamu ingin mengadu sama keluargamu yang miskin itu?” ujar Regi terlihat sangat marah

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status