Gemma Calista wanita sederhana yang berasal dari kampung, saat seorang dudu kaya beranak empat depan rumahnya melamarnya dan memberikan mahar yang tinggi . Karena orang tua Gemma miskin dengan cepat orang tuanya menerima dan setuju untuk menikah . Gemma menikah dan dibawa ke Jakarta ternyata selama berutangga Ema di jadikan layaknya pembantu di rumah sang suami. Tugasnya hanya menjaga dan merawat anak-anak sambungnya. Bukan hanya itu, kenyataan pahit juga harus ia terima, anak yang dilahirkan diberikan suaminya pada orang kaya dan ia akan dilenyapkan. Gemma berhasil selamat ia berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali. Hingga seorang tetangga menawarkan kerja sama padanya. “Jadilah Istri kedua untuk saya dan Lahirkan anak untukku, maka aku akan membantumu,” ujar pria tersebut. “Saya sudah menikah dan memiliki suami, mana mungkin jadi istri keduamu,” tolak Gemma. Maukah Gemma menerima tawaran tetangganya? Bisakah Gemma mendapatkan anaknya kembali? Ikuti kisahnya ya
View More“Apa kamu tidak bisa merawat dirimu?” ujar Regi menatap istrinya denga tatapan jijik.
“Aku sudah mandi kok, Mas,” balas Gemma sambil mencium pakaiannya sendiri.
“Kalau kamu sudah mandi kenapa kamu masih terlihat dekil seperti kainlap seperti itu?” ujar Regi menghela napas panjang
“Mas … jangan ngomong seperti itu. Kamu membuatku sakit hati,” ujar Gemma memelas dan memegang lengan sang suami, ia berharap dapat cinta dan perhatian dari sang suami.
Wanita bertubuh gemuk itu rela melakukan apapun untuk keutuhan rumah tangga mereka. Gemma sudah terbiasa hidup sederhana, makanya saat suaminya mengatakan kalau perusahaannya lagi krisis keuangan ia mencoba membantu beban suami dengan jualan kue online. Terkadang karena pesanannya ramai sehingga ia pun merasa kelelahan dan kurang istrirahat, belum lagi ia juga harus mengurus keempat anak sambungnya yang masih sekolah.
“Bun … baju olahragaku mana?” teriak Atika anak kedua suaminya, anak perempuan itu sangat dimanja bahkan untuk mengambil seragam sekolahnya saja ia tidak bisa. Ia maunya disediakan semua kebutuhannya.
“Ada di lemari Kak,” sahut Gemma dari dapur.
“Bun, buku gambar dedek mana?” teriak nomor tiga.
“Bun aku mau susu dong,” panggil si bontot.
Teriakan seperti itu sudah hal biasa untuk Gemma, ia menjalani perannya sebagai ibu sambung dengan iklas. Gemma mendengarkan nasihat orang tuanya untuk berbikap baik pada anak-anak sambungnya karena merawat anak-anak adalah tanggung jawab orang tua.
Gemma bergegas ke kamar anak-anak perempuan itu membuka lemari lalu menyodorkan pakaian olah raga Atika, lalu ia membuka laci Gemmasukkan buku gambar ke dalam tas anak nomor tiga, semua ia lakukan tanpa mengeluh lelah. Wanita bertubuh gemuk itu hanya berharap ia mendapatkan cinta yang tulus dari sang suami. Regi mangatakan belum cukup uang untuk mengaji asisten rumah tangga karena perusahaan miliknya sedang mengalami masalah, karena itulah Gemma melakukan semuanya sendiri.
Sementara Regi hanya duduk lalu membaca koran , ia sudah melihat Gemma mondar-mandir ke sana mengurus ke empat anaknya, tapi ia hanya untuk menyedu kopipun ia harus menunggu Gemma.
“Kopiku mana? Kenapa kau lelet sekali mengerjakan pekerjaan rumah.” ujar Regi sambil mendengus kesal.
“Tunggu ya Mas, aku buat susu dulu,” ucap Gemma menyendok beberapa bubuk susu ke dalam gelas dan menyodorkannya untuk si bontot, bergerak ke sana kemari membuat tubuhnya kembali berkeringat.
“Ini kopimu.” Gemma menyodorkan gelas berisi kopi di depan suaminya, karena lelah Gemma ingin duduk di kursi makan di samping Regi.
“Kamu mau keringat,” ujar lelaki itu mengibaskan telapak tangannya ke arah hidung.
“Nanti saja aku mandi setelah, setelah kalian pergi.”
“Menjjijikan,” sungut lelaki itu sembari menyerumput kopi di gelas.
Setelah tiga anak sambungnya sarapan, mereka pun berangkat ke sekolah bareng Regi karena kantor dan sekolah mereka satu arah. Gemma bergegas ke dalam untuk mengantar anak yang paling kecil ke sekolah TK, sehingga membuatnya tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri, jangankan untuk berdandan cantik seperti ibu-ibu kompleknya, hanya untuk istirahat saja ia tidak punya waktu. Tetapi Regi lelaki yang sudah menikahinya tidak pernah menganggap Gemma sebagai seorang istri, tapi Gemma wanita yang polos, ia berpikir suatu saat sang suami akan berubah.
**
Satu minggu kemudian.
Gemma bergegas ke dapur dan meminum sebuah pil penyubur.
“Apa kamu masih meminumnya?”
“Ya Mas.”
“Kamu ngeyel banget ya dibilangin. Aku sudah bilang kalau aku tidak sudi memiliki anak dari kamu.”
“Tapi Mas aku juga ingin punya anak yang aku lahirkan sendiri.”
“Oh … kamu mau bilang kalau mereka bukan anak-anakmu karena kamu yang bukan melahirkan.”
“Ya ampun Mas … Aku tidak bilang seperti itu. Aku juga sayang sama anak-anak, Aku mau bilang mereka juga tidak keberatan punya anak adik lagi. Setiap kali anak-anak kamu bawa ke rumah ibu mereka aku kesepian di rumah, kalau aku punya anak sendiri aku punya teman.’ tutur Gemma.
“Gemma, di rumah ini sudah ada empat anak. Masa kamu mau nambah lagi, dengar ya Aku tidak mau menambah anak lagi, jadi tak usah minum-minum obat itu lagi, empat orang anak saja sudah membuatku pusing bagaimana kalau lima,” ujar Regi berjalan ke lantai atas.
Gemma hanya diam berdiri, ia menatap tubuhnya di pantulan jendela rumah mereka, tubuh gemuk, daster lusuh dan warnanya hampir pudar. Sudah Lima tahun wanita itu menjadi ibu sambung untuk ke empat anak suaminya. Regi mengatakan padanya kalau ia dan istri pertamanya sudah bercerai. Gemma selalu percaya apapun yang dikatakan sang suami dan keluarganya, ia istri yang sangat penurut. Mendengar Gemma ingin menambah momongan ibu mertuanya menelepon.
“Gemma Regi bilang kamu ingin punya anak?”
“A-a iya Bu,” jawab Gemma dengan suara sedikit terbata-bata.
“Gemma, Ibu sudah pernah bilang, kalau aku tidak ingin menambah cucu lagi,” ujar wanita itu di ujung telepon.
“Tapi Gemma juga ingin merasakan melahirkan anak sendiri Bu.”
“Jangan dulu ya, kita akan ke Jakarta lagi tiga bulan lagi, kalau kamu hamil lalu siapa nanti yang mengurus kami saat di sana.” Gemma diam.
“Baik Bu,” jawabnya lemah.
Sedih, tidak berdaya itulah yang dirasakan Gemma saat itu.Setelah anak-anaknya berangkat ke sekolah dan suaminya juga berangkat ke kantor, Gemma mengantarkan kue ke langganannya. Tetangga sebelah rumah selalu memesan kue bikinan Gemma.
Saat sedang mengantarkan kue tersebut, tidak seperti biasanya, tidak ada asisten rumah tangga yang membuka gerbang walau sudah beberapa kali ia memencet bel.
“Pesanan Kue!” panggil Gemma dengan sopan.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah bel yang ada di depan pagar rumah tersebut.
“Masuk.” ujar suara dari bel tersebut.
Tanpa berpikir panjang Gemma berjalan masuk ke dalam rumah sesuai intruksi si pemilik suara. Ia merasa ragu dan diam selama beberapa saat sebelum memasuki pintu rumah. Ternyata di dalam dalam rumah keluar laki-laki yang telah menunggunya.
“Taruh saja di sana.” ujar lelaki itu sambil menatap Gemma dengan dingin. Laki-laki tersebut memiliki postur tubuh yang tinggi dan warna matanya mengingatkan warna biru laut. Ia berjalan menuju taman, di satu tangannya memegang gelas kopi dan satunya lagi memegang lembaran koran.
“Saya harus meletakkan kue ini dimana?” tanya Gemma, ia baru tahu kalau orang selama ini memesan kue bikinannya seorang lelaki berwajah tampan. Ia merasa malu karena yang punya rumah terlihat tampan dan bersih, sedangkan ia belum membasuh wajahnya dan pakainnya juga sedikit kotor terkena tepung, dilehernya masih tergantung clemek bermotif anak kucing.
‘Aduh ini memalukan … harusnya aku mencuci muka sebelum keluar rumah, pakai clemek pula’ batin Gemma, sambil mengutuk dirinya sendiri.
“Bawakan saja ke sini.”
Gemma berjalan menuju taman dan meletakkan bok kue di atas meja, setelah menyebutkan harga ia pun berdiri karena ingin segera kembali ke rumahnya.
“Duduklah ada yang ingin saya bicarakan dengan Anda.”
“Saya masih banyak pekerjaan Pak,” tolak Gemma.
Laki-laki itu menatap Gemma dengan dingin, hal itu membuat Gemma tidak bisa menolak permintaan laki-laki tersebut. Ia pun duduk di samping pria bertubuh atletis itu.
“Saya ingin memberikanmu penawaran,” ujar lelaki tersebut sambil menatap tajam ke arah Gemma. Sebelum Gemma sempat bertanya, lelaki tersebut melanjutkan perkataanya sambil menatap Gemma datar, “Jadilah istri keduaku, dan lahirkan anak untuk saya.”
“A---apa? Kenapa Anda berkata seperti itu? Saya sudah memiliki suami dan saya tidak akan menghianati suami saya.”
“Kalau kamu berubah pikiran, datanglah padaku,” ujar pria itu dengan tatapan misterius.
Bersambung.
Semua keluarga syok dan sedih melihat kemarahan Gemma, mereka bisa mengerti kemarahan sang menantu, dibohongin suami selama empat tahun itu tidak mudah. Deyra hanya bisa mengusap dada.Besok harinya setelah Gemma merasa sedikit tenang, ia menemui Zevan di ruang kerjanya Zevan duduk melamun. Sepanjang malam, ia bahkan tidak bisa memejamkan mata ia juga tidak makan. Gemma mengetuk pintu.“Masuk!”“Boleh aku bicara?”“Gemma ….” Zevan langsung berdiri dengan wajah khawatir.“Aku sudah memikirkannya. Saat di tenda penampungan kamu pernah bertanya apa hukumannya kalau aku tidak jujur. Aku ingin memberi jawabannya sekarang,” ucap Gemma.“Gemma … kamu terlihat sangat pucat kita ke dokter ya,” bujuk Zevan.“Aku ingin memberikan jawaban Zevan.”“Baiklah.”“Mari kita berpisah.”Zevan langsung mematung menatap Gemma dengan mata berkaca-kaca, ia mengeleng sambil mengusap air matanya.“Jangan lakukan itu Gemma, aku memang salah, tapi aku akan memperbaiki dan tidak melakukannya.”“Kamu yang menga
Beberapa Minggu kemudianSemua orang masih suasana bahagia.Deyra mengajak Gemma berbelanja dan kesalon kecantikan."Bu, kalau ibu ulang tahun kado apa yang ingin kamu minta?" tanya Gemma."Aku ingin cucu kembar," ucap Deyra tertawa."Baiklah. bagaimana kalau aku bilang Ibu sudah punya cucu." Deyra hanya tertawa ia berpikir kalau Gemma akan mengungkapkan tengtang Moes anaknya. Deyra tidak ingin salah, jadia ia mengalihkan pembicaraan.Saat tiba di rumah Gemma membawa kotak di tangannya, tapi ia ragu-ragu menunjukkanya pada Zevan dan Deyra, karena di sana ada Mahesa dan keluarga yang lain.Setelah rumah sakit berjalan normal , Mahesa mengmpulkan anak-anaknyanya. Ia mengumumkan menyerahkan rumah sakit secara resmi secara tertulis pada Zevan. Ia juga mewariskan hartanya dalam jumlah besar pada Moes Mahesa. Hal itu menimbulkan kemarahan pada kedua putri Mahesa, karena Moes bukan darah daging Zevan. Dalam rapat keluarga besar itu hadir juga pengacara dan saksi yang akan melihat.“Dia cucu
Tidak ingin terjadi hal buruk pada Gemma, Zevan meminta kakeknya mengirim helikopter. Namun, cuaca buruk tidak memungkinkan helikopter bisa datang.Saat Zevan bondar bandir, Kai datang.“Dok, Istrinya ditempatkan saja di tenda saya,” usul Kai.Zevan memincingkan kedua alis matanya saat Kai menyebut istri.“Apa Bapak tahu dia istriku?”“Dia mengatakannya. Oh jangan salah paham. Leo memang rada gila karena menjodohkan aku dengan istrimu, tapi aku dan Gemma sudah sepakat untuk berteman,” tutur Kai.Rasa panas dalam hati Zevan sedikit berkurang saat Kai memgatakan hal seperti itu, ia mengendong Gemma ke dalam tenda milik Kai, di sana lebih nyaman karena ada kasur lipat, setelah memberi infus dan pengobatan pada sang istri Zevan keluar. Ia dan Kai duduk mengobrol diluar tenda."Gemms wanita yang baik Pak, saya tidak begitu mengenalnya, tapi saya berteman sama Lian saudara laki-laki Gemma."Setelah mendengar langsung dari Kai tidak ada lagi kesalapahaman.“Besok pagi-pagi sekali saya akan
Karena Zevan masih marah padanya, Gemma akhirnya menghidari Zevan. Setiap kali ia melihat Zevan datang mendekat ia akan menjauh“Tidak seharusnya aku marah padanya, aku marah karena khawatir.” Zevan ingin mengajak Gemma pulang bersamanya. Tapi sayang setiap kali ia datang Gemma akan menghilang, akhirnya ia tidak melihat Gemma selama berjam-jam.Zevan panik mencari ke semua tempat, saat itu sedang hujan lebat di lokasi penampungan tenda-tenda pada bocor semua orang sibuk membantu. Sonia bersembunyi di dalam mobil petugas, Zevan juga tidak tahu harus berbuat apa, dia berteduh di dalam mesjid. Matanya sibuk mencari Gemma, ia sangat khawatir.“Gemma kamu dimana kamu membuatku gila,” ucap Zevan mencari ke dalam mesjid. Ia melihat Gemma dan team dokter dan para tentara menyelamatkan obat-obatan dan persedian makanan dari tenda yang bocor. Tanpa pikir panjang Zevan ikut menerobos hujan dan ikut membantu menyelamatkan persedian obat-obatan menyimpan di dalam mesjid. Setelah selesai Gemma
Zevan dan Deyra baru saja turun dari parkiran, tapi suasana berbeda terlihat dari rumah sakit. Semua orang tampak sibuk. Padahal beberapa minggu belakangan rumah sakit itu nyaris tutup karena kehabisan stok obat-obatan. Zevan harus mengimpor obat-obatan dari luar negeri dengan harga dua kali lipat agar rumah sakit bisa beroperasi. Namun, saat barang dalam pengiriman kembali terjadi masalah dibeacukai . Zevan dan kakeknya kehabian ide.Tapi kali ini, rumah sakit terlihat sangat sibuk .“Ada apa?” tanya Zevan.‘ Apa Gemma berhasil membujuk saudaranya untuk memasukkan pasokan obat?’ Deyra tersenyum.“Mari kita cari tahu.” Ibu anak itu berjalan ke lobby, parkiran pasien VIP yang tadinya kosong kini berisi walau tidak penuh.“Dok, selamat pagi.” Simon muncul dengan wajah sumbringah, dokter bertubuh tambun itu batal cari pekerjaan baru.“Ada apa?” tanya Zevan.“Kita dapat pasokan obat lagi,” ucapnya dengan senyum lebar.“Dari mana?”“Ceo baru Filan Farma setuju menjalin kerja sama dengan
Gemma menatap wajah sang suami, ingin rasanya ia memeluk Zevan dan meluapkan semua perasaannya, tapi Gemma takut iditolak lagi. Hanya menatap bebera denit ia kembali menunduk dan meremas jemari tangannya“Kenapa?” tanya Zevan, kali ini ia menatap Gemma dengan tatapan lembut.“Zevan, a-apa kamu masih percaya padaku kalau aku bicara terus terang?” tanya Gemma semakin meremas jemarinya. Gemma bukan tipe wanita yang lemah ataupun manja, ia wanita kuat, bahkan keras tetapi kali ini ia terlihat sangat takut bahkan tidak berani menatap Zevan.‘Apa yang sebenarnya yang kamu lakukan Gemma kenapa kamu ketakutan begitu’“Baiklah katakan.”“Sebenarnya-”“Gemma! Katanya mau bicara sama Ibu.” Deyra tiba-tiba datang membuyarkan semuanya.Gemma berdiri. “ Nanti saja, aku bicara sama ibu dulu.” Ia berjalan menghampiri Deyra dan meninggalkan Zevan.Zevan masih duduk di bangku taman, ia penasarn kenapa Gemma tiba-tiba bersikap aneh dan takut padanya. *Gemma duduk bersama ibu mer
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments