Share

Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda
Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda
Author: Layli Dinata

Bab. 1 Dingin dan Tampan

Author: Layli Dinata
last update Last Updated: 2024-06-11 17:54:55

“Siapa namamu?”

Gadis cantik nan manis itu mengangkat wajahnya yang tertunduk. “Sa-saya Qiara Azzahra, usia saya 21 tahun. Saya lulusan SMA.”

“Astaga, masih muda sekali. Apa kamu bisa menjaga cicit saya nantinya?”

“Saya ….” Entah mengapa, bibir Qiara seketika kelu di depan sang nyonya yang mewawancarainya.

Wajar sekali bila wanita itu khawatir. Tapi, Qiara membutuhkan pekerjaan ini setelah dipecat secara tiba-tiba. Tanpa sadar, gadis manis itu meremas jarinya–panik.

“Qiara memang belum pernah bekerja sebagai baby sitter, Oma. Tapi, Qiara anaknya cekatan dan juga sayang sama anak-anak!” ucap tetangga kost Qiara yang kebetulan menawarkan pekerjaan ini, “Dia bahkan sering membantu saya mengasuh anak di rumah.”

“Pokoknya, Mega jamin Qiara akan mahir merawat Alista nanti. Iya ‘kan Qia?”

Mendengar Mega memanggilnya, Qiara sontak tersadar dari lamunan. “Iya,” sahut gadis cantik itu pada akhirnya.

Entah bagaimana, ia berterima kasih pada wanita yang sudah dianggapnya kakak itu.

Kak Mega juga yang mengajukan Qiara untuk bekerja saat dirinya menangis setelah dipecat.

Setiap hari ia harus melihat ayahnya—Haris ditagih hutang oleh rentenir. Gadis itu bertekad untuk menerima tawaran dari Kak Mega. Ia menaruh harapan besar pada pekerjaan ini. Setidaknya, ia bisa membantu sang ayah untuk menyicil semua hutang-hutangnya, mengingat Haris juga baru terkena PHK dan kini berpindah tempat dari kost lama.

Alasannya jelas menghindari rentenir.

Hanya saja, Qiara masih tidak tenang saat menyadari bahwa Oma Hesty terdiam.

Wanita tua itu tampak memperhatikan Qiara sekilas.

“Oeeee!”

Suara tangis bayi memecah keheningan.

Tampaknya cicit sang Nyonya tiba-tiba terbangun.

Hesty menghampiri cicit perempuannya itu, lantas menggendongnya. Namun, bayi mungil itu masih terus saja menangis, meski ia sudah memberikan dot susunya. Hal itu tentu membuat Hesty menjadi pusing.

“Coba kamu diamkan dia kalau bisa,” pinta Hesty pada akhirnya.

Meski ragu, Qiara pun bangun.

Ia lalu mengambil alih bayi perempuan dengan pipi gembil tersebut.

Dengan gerakan sedikit mengayun dan bersenandung, Qiara menenangkan bayi itu.

Seperti yang biasa dilakukannya pada anak Kak Mega, Qiara langsung mengambil dot susu dan memberikannya kepada bayi yang ia gendong. “Haus, ya, Nak. Emmm kasihan. Mimik dulu, Sayang.”

Hesty hanya memperhatikan Qiara yang terlihat luwes.

Namun, senyum nyonya kaya itu perlahan mengembang kala melihat Alista tampak berhenti menangis!

Ini sebuah keajaiban.

Sebab, cicitnya itu rewel dan tidak mau dengan pengasuh manapun.

Mungkinkah Qiara adalah pengasuh yang cocok untuk cicitnya itu?

“Saya ada tawaran yang menarik buat kamu.”

Masih dengan gerakan mengayun pada gendongannya, Qiara berusaha memperhatikan Hesty. Wanita itu tak semenyeramkan tadi, meski masih terlihat tegas.

Qiara terlihat tegang kembali. Ia takut, persyaratan yang dikatakan oleh Hesty begitu berat.

“Kamu diterima!” ucap Oma Hesty tak lama setelahnya. Seolah wanita tua itu tak ingin kehilangan pengasuh potensial untuk sang cicit. “Gajimu 9 juta per bulan. Akan ada asuransi dan 12 hari cuti.”

Mendengar itu, mata Qiara membelalak. "Se--sembilan juta?"

"Iya! Apakah kurang? Kalau kurang, kamu bisa naik gaji tiap 6 bulan sekali. Hanya saja, kamu harus menandatangani kontrak selama 3 tahun."

“Oma, Richard harus kembali ke kantor.”

Suara bariton yang tiba-tiba terdengar membuat Qiara sontak menoleh.

Dia menemukan pria dalam balutan kemeja putih dan suit hitam yang terlihat sangat dingin dan juga kaku.

Meski demikian, pria itu begitu tampan, hingga Qiara terbengong!

“Richard, ini pengasuh Alista yang baru. Oma harap, kamu bisa cocok kalau dia kerja di sini,” ujar Oma Hesty.

Sekilas, Richard menoleh pada Qiara yang menggendong putrinya. “Jangan asal comot pegawai, Oma.”

“Tenang saja, Pak Richard. Saya yang bawa, mah aman,” sahut Mega.

Richard mengangguk singkat, lalu menyambar tangan Hesty dan mengecup punggung tangannya. “Jangan lupa, kasih tahu apa yang harus pengasuh baru Alista kerjakan.”

Tanpa menoleh pada putrinya, Richard langsung melenggang pergi.

Qiara merasa bingung karena calon majikannya itu benar-benar dingin.

Bahkan tidak menyapa sama sekali bayi yang dia gendong!

Apakah Qiara dapat bertahan sesuai kesepakatan dengan Oma Hesty?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab 97 Akan Indah Pada Waktunya

    Oma Hesty menangis dengan memeluk Inara. Ia sudah sangat takut atas apa yang telah menimpa Qiara. Diculik, dipaksa berlari dalam keadaan hamil pula. Air matanya menetes dengan tangan mengusap perut buncit Qiara. “Oma benar-benar takuy, Qiara,” rintih Oma Hesty. “Bersyukur sekali cicit oma dan kamu baik-baik saja.” Qiara mengulum senyuman. Ia terharu akan perhatian Oma Hesty. Kepalanua menggeleng dengan lemah dengan mata berkaca-kaca. “Semuanya sudah lewat, Oma. Qiara baik-baik saja, kok.” Oma Hesty menyeka air matanya sendiri. Ia tak menyangka, jika hati Qiara sebesar ini. Bahkan ia tak mau menuntut Hana lebih kejam lagi. “Mulai sekarang, kamu harus tinggal sama Oma. Oma seriusan takut kalau ada apa-apa sama kamu lagi, Qiara.” Belum sempat Oma membalas, pintu kamar terbuka perlahan. Richard masuk sambil menggendong Alista—bayi mungil berusia sembilan bulan dengan pipi tembam dan mata bulat besar yang langsung membesar begitu melihat Qiara. “Ma…” Alista mengoceh sambil me

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 96

    Mobil Richard berhenti dengan kasar di depan IGD rumah sakit. Richard langsung menggendong Qiara dan berlari menuju pintu masuk. Para petugas medis langsung menyambut mereka dan membawa Qiara ke dalam ruangan.Richard menjelaskan kepada dokter tentang apa yang terjadi pada Qiara, tentang penculikan dan pelarian yang menegangkan yang baru saja mereka alami. Dokter mendengarkan dengan saksama, lalu meminta Richard untuk menunggu di luar. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk Ibu Qiara," ujar dokter dengan tenang.Richard terdiam di kursi tunggu, tangannya mengepal erat. Dia merasa panik, takut, dan tidak berdaya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sesuatu terjadi pada Qiara dan calon bayinya.Richard terduduk lemas, matanya terpejam. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon agar Tuhan melindungi Qiara dan calon bayinya. "Ya Tuhan, tolong lindungi Qiara dan calon bayi kami. Berikan kami kekuatan untuk melewati masa-masa sulit ini," bisik Richard dalam h

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 95

    Dor Richard terperanjat. Bunyi ledakan membuatnya ternganga, tak percaya. Haidar tertembak di bagian lengan kiri. Namun, nampaknya pria itu tak menyerah, ia membalas dengan satu tembakan yang berhasil tepat sasaran. Buru-buru Richard menghampirinya. “Haidar, kamu enggak apa-apa?” Richard sangat panik. Suara sirene mobil aparat mulai terdengar, beberapa petugas turun dari mobil, mengejar para pelaku, termasuk Denis. Richard berjongkok di samping Haidar, tubuh sahabatnya itu terkulai lemas dengan darah yang mengalir dari luka tembak di lengannya. Detak jantung Haidar terdengar lemah, dan napasnya tersengal-sengal. Richard berusaha menenangkan Haidar, "Tenang, Haidar. Ambulans sudah dalam perjalanan."Polisi yang membantu mengevakuasi Haidar, segera mengamankan lokasi kejadian. Penjahat yang menembaki Haidar berhasil ditangkap. Richard merasa lega, tetapi keprihatinannya terhadap Haidar tetap tak tergoyahkan.Richard mengambil ponselnya dan menghubungi ambulans. "Halo, saya

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 94

    “Keluar kalian!” teriak ketiga pria yang mengejar Qiara, Richard dan Haidar. “Mas, aku sudah gak kuat lagi,” rintih Qiara sambil memegangi perutnya sendiri. “Stt, kamu harus bersabar sayang. Kita akan segera pergi dari sini.” Richard berbisik, seraya mengusap lengan sang istri. Menenggelamkan wajah Qiara di ceruk leher. Berharap, hal seperti ini bisa membuat Qiara lebih tenang. “Tuan, Anda bisa di sini. Biar saya yang maju. Setelah saya bisa mengalihkan. Anda bisa membawa Bu Qiara,” ucap Haidar pada akhirnya. Ia tidak berani mengambil tindakan sebelumnya, karena keadaan Qiara yang tidak memungkinkan. Wanita itu hamil besar. “Berhati-hatilah,” titah Richard. Haidar mengangguk. Ia mengambil posisi, mengintip berlebih dahulu. Dirasa aman, ia berguling untuk berpindah tempat. berguling lagi, hingga sampai pada tumpukan drum berisikan oli. Brak! Sengaja Haidar menjatuhkan sesuatu, untuk mengundang atensi ketiga pria yang mengejarnya. Ia memberikan anggukan pada Richard, untuk mengam

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 93

    Mobil Richard berhenti dengan bunyi decitan ban yang mengeras di atas aspal. Udara malam terasa dingin menusuk kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering. Richard melangkah keluar, tubuhnya tegap dan tangannya menggenggam erat pistol di pinggang. Di sampingnya, Hana, dengan wajah pucat pasi, mengikuti dengan langkah gontai."Kau yakin ini tempatnya, Haidar?" tanya Richard, suaranya berat dan berbisik.Haidar, dengan seragam polisi yang kusut, mengangguk pelan. "Ya, Tuan. Ini markas Denis. Aku pernah mengintai tempat ini beberapa kali. Dia sering keluar masuk dengan Hana."Richard mengerutkan kening. "Jadi, Hana memang terlibat?""Sepertinya begitu, Tuan. Aku tidak tahu pasti apa motifnya, tapi dia selalu terlihat bersama Denis kemarin."Richard menarik napas dalam-dalam. "Baiklah. Kita harus bergerak cepat. Qiara... Qiara mungkin dalam bahaya."Mereka bertiga memasuki halaman rumah yang gelap dan sunyi. Daun-daun kering berderit di bawah sepatu mereka. Richard menunjuk sebua

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 92

    “Hana,” desis Richard dengan mengepalkan tangan kuat-kuat. Pria bermata lebar itu melangkah dengan pasti, menghampiri wanita yang sedang berbincang dengan teman-temannya. menyadari keberadaan Richard, teman Hana menyikut wanita itu, menunjuk Richard dengan dagunya. “Richard, kamu datang lagi?” Hana melebarkan senyuman, seolah senang akan kehadiran pria itu. “Di mana Qiara?” tanya Richard dengan rahang mengeras. Andai Hana laki-laki, mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan. “Qiara? Kenapa bertanya kepadaku? Aku--” “Tidak usah berkelit, Hana! Kamu satu-satunya orang yang sama sekali tidak menyukai dia. Sebuah mobil membawa istriku pergi, aku yakin, ini ada hubungannya dengan kamu. Mengaku, atau kamu akan mendapatkan akibatnya dariku ” Hana menggelengkan kepalanya, bahkan wajahnya tampak terlihat bingung. “Aku memang berencana untuk menjauhkan dia dari kamu. Tapi, mengenai hilangnya dia sekarang, sih, aku sama sekali tidak tahu.” “Bohong! Katakan, atau kau akan merasakan aki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status