Share

Titik Awal

Kehidupanku terasa baik-baik saja sebelum aku mengenal Hyunwoo. Meskipun aku berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan terkadang mendapat perlakuan yang tidak adil dari ayahku, namun aku masih bisa menikmati hidup karena keberadaan teman-temanku di sekolah. Aku bukanlah gadis yang penyindiri dan pemurung, aku sangat suka bersosialisasi dan ikut campur dalam permasalahan temanku, namun bukan dengan niat mengganggu melainkan membantu. Aku hanya tidak bisa membiarkan temanku terkena masalah dan menyuruhnya menyelesaikan sendiri, karena aku sendiri tahu betapa tidak menyenangkannya jika harus menghadapi sesuatu yang sulit itu sendirian. Namun, disitulah masalahku.

 

Hyunwoo dan aku merupakan murid di sekolah yang berbeda. Ia merupakan siswa di sekolahan Sungkyukhwan yang merupakan sekolah elite dan diisi oleh anak-anak dari keluarga kaya dengan latar belakang yang bagus, sedangkan aku adalah siswi di sekolah Gemhwa yang merupakah sekolah swasta di pinggiran kota. Perbedaan sekolah dan latar belakang seharusnya cukup kuat untuk tidak mempertemukan aku dengan Hyunwoo. Namun, kebiasaan Hyunwoo yang selalu bermain dari jalan ke jalan dan mengganggu murid dari sekolah lain yang ia jumpai adalah titik awal dari pertemuan kami.

Aku sangat ingat jelas dirinya saat pertama kali bertemu, tubuhnya yang tegap dan berotot dengan barang-barang branded yang menempel di tubuhnya sedang menghisap rokok di sebuah gang sempit pinggir kota yang merupakan area yang selalu aku lewati tiap kali pulang sekolah. Kulitnya terlihat mulus, tidak terdapat luka sedikitpun di wajah maupun tangannya, membuatku yakin bahwa ia bukanlah anggota gangster ataupun preman, dia hanya anak usil yang banyak gaya, matanya yang sipit menatap tajam Deok Kwon yang merupakan teman satu kelas ku, si ketua kelas yang baik hati dan dihormati anak-anak kelasku termasuk aku sendiri.

Hyunwoo mengedipkan matanya pada teman-temannya, lalu sedetik kemudian mereka langsung menghujani Deok Kwon dengan tendangan keras di tubuh dan wajahnya, sedangkan Hyunwoo hanya menyaksikan adegan kekerasan tersebut dengan seringaian. 

“Kurang ajar” batinku saat melihat adegan tersebut. Entah apa yang merasuki diriku saat itu, tiba-tiba saja keberanianku muncul dengan emosi yang membara membuatku merasa seperti superhero yang harus menyelamatkan ketua kelasku. Tanpa pikir panjang lagi, aku segera mengambil langkah untuk menghadapi kerumunan orang itu. Hyunwoo mengalihkan pandangannya padaku saat menyadari kehadiranku saat itu, ia melepaskan rokok dari mulutnya dan tersenyum

“Ada keperluan apa gadis cantik sepertimu datang kesini ?” Tanya nya sambil menyeringai

“Plaaak” tanpa banyak pikir lagi, aku langsung mendaratkan tamparan yang keras di wajahnya yang mulus hingga bercak merah timbul di kulitnya.

“Cih ! Brengsek ! apa-apaan kau ini ?!” bentak Hyunwoo, matanya melebar, dapat ku lihat ada api yang membara di dalam sorot matanya, wajahnya yang putih berubah menjadi merah padam, tangannya mengepal dengan urat-urat yang menonjol di permukaan kulit.

Aksi baku hantam terhenti saat suara Hyunwoo bergema, Semua mata mengarah padaku saat itu juga, termasuk Doek Kwon yang wajahnya sudah babak belur dengan darah yang mengalir dari hidungnya dan kaca matanya yang sudah terlepas dari tungkai hidung, mata Doek Kwon yang membengkak memandangiku dengan nanar, ia menggelengkan kepala dengan lemah. Seharusnya saat itu juga aku tahu bahwa aku sudah melakukan hal yang salah dan Doek Kwon sedang memperingatiku untuk kabur. Namun instingku tidaklah pernah tajam. Alih-alih kabur dari mereka, aku malah menasehati mereka seolah-olah mereka adalah sekelompok anak nakal yang masih mau mendengarkan nasehat dan bertobat.

“Itu yang ingin kutanyakan. Apa-apaan kalian ini, hah ?! Punya masalah apa kalian sampai harus memukuli orang seperti tadi ? dan Kau…” aku mengarahkan jari telunjuk tepat di depan wajah Hyunwoo “bisa-bisanya kau menyeringai melihat orang disakiti seperti itu. Kau ini manusia atau bukan ?!” lanjutku dengan nada yang meninggi.

“Hahahaha…” Hyunwoo tertawa terbahak-bahak, suara tawanya menggema ke seluruh sudut gang, namun tawanya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, melainkan lebih terdengar seperti sirena pertanda perang. Hyunwoo membuang puntung rokok dan menginjaknya dengan sepatu kets mahal miliknya. Ia berjalan mendekatiku membuatku mundur beberapa langkah. Kawanan Hyunwoo ikut berdiri, seperti akan mendukung pimpinan mereka dari belakang.

“Kalian diam saja disana. Gadis ini milikku” ucap Hyunwoo pada kawanannya.

“Apa-apaan kau…” ucapku 

“Greeeep” Hyunwoo meraih tanganku dan menarik tubuhku dengan kasar hingga tubuh kami berbenturan. Tubuh Hyunwoo yang lebih tinggi dariku membuatku harus mendongakkan kepala agar bisa memandang matanya. Lagi-lagi laki-laki itu menyeringai.

 “Choi Jungyeon…” ucap Hyunwoo, ia menyebutkan namaku yang tertera di name tag seragam sekolahku. Tangan Hyunwoo menyentuh wajahku namun aku segera menepisnya dengan kasar. Rasa ngeri mulai aku rasakan saat ia semakin menekan tanganku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga aku bisa mendengar deru nafasnya dengan jelas. Aku menggeliat, mencoba melepaskan diri darinya, namun semakin aku ingin melepaskan diri, semakin kuat cengkeraman tangannya hingga membuatku merasakan sakit hingga ke tulang.

“Tidak usah memberontak, karena aku akan melepaskanmu sebentar lagi” bisik Hyunwoo. 

“Haruskah aku percaya pada orang sepertimu ?” tanyaku. Bibir Hyunwoo melengkung, ia semakin mendorong tubuhku ke tubuhnya hingga aku bisa merasakan detak jantungnya saat itu. Tangan kanan Hyunwoo mengangkat wajahku dan seketika ia mencium bibirku. Ciuman pertama yang terasa menjijikan. Aku memukul-mukul tubuh Hyunwoo dengan keras, namun Hyunwoo tidak juga melepaskanku, ia malah semakin melumat bibirku dengan cepat, ciumannya terasa semakin panas dan detak jantungnya terdengar semakin keras. Tunggu. Apakah itu benar detak jantungnya, atau malah detak jantungku ? Ah, sialan !

*****

Deok Kwon mengerjapkan matanya, suara-suara bising dan bau obat-obatan segera menyerang inderanya. Ah, kepalanya masih bergeming, dan rasa nyeri masih berdenyut di beberapa bagian

“Aw” dia mengaduh kesakitan ketika akan menggerakan tubuhnya. 

“Jangan bergerak dulu” ucapku

“Jungyeon ?” tanyanya, penglihatannya yang masih kabur membuat dia tak mampu melihat keberadaanku dengan jelas. Tangannya meraba-raba tempat tidur di mana ia terbaring. Aku meraih tangan yang penuh memar itu dan menggengamnya dengan hangat

“Ya. Aku disini” jawabku. Tiba-tiba saja Deok Kwon menangis tersedu-sedu. Ia ingin menghapus air mata dengan tangan kananya namun tidak bisa karena tangannya sedang dipasang gips. Aku memabantunya membasuh pipi Deok Kwon yang basah dengan tisu.

“Sudahlah jangan menangis seperti orang cengeng” ucapku.

Deok Kwon mengeratkan genggaman tangannya “Ma-maafkan aku Jungyeon huhuhu” ucap Deok Kwon sembari tersedu, air matanya membuat suara bass yang ia miliki tidak terdengar jelas, malah sengau yang ada.

“Hei, kenapa kau meminta maaf padaku ? kau kan tidak melakukan kesalahan apapun” jawabku dengan geram. Melihat orang yang tidak bersalah meminta maaf memang seringkali membuat darahku naik pitam. Terlebih lagi melihat kondisi Deok Kwon yang babak belur. Ah, seharusnya yang meminta maaf adalah si brengsek Hyunwoo, bukan orang baik seperti Deok Kwon, terlebih lagi Deok Kwon adalah korban dari kekerasan yang dilakukan Hyunwoo dan kawanannya. Siapapun akan merasa tidak adil jika melihat situasi seperti itu.

“Jungyeon…”panggil Deok Kwon

“Ya ?” sahutku

“Se-baiknya kau jangan datang ke sekolah besok, dan segera pindahlah dari Gemhwa. Aku akan meminta ayahku untuk membantu mengurus kepindahan sekolahmu” jelas Deok Kwon dengan segenap tenaga dan tekadnya. Suaranya terdengar serius, khawatir juga ketakutan. Aku bisa merasakan suara Deok Kwon yang bergetar begitu pula dengan tangannya yang menjadi dingin.

Ya Tuhan…sebengis apa kah sosok Hyunwoo sampai membuat ketua kelasku yang dikenal tegar dan berani menjadi ketakutan seperti itu. Dan mengapa Deok Kwon sangat mengkhawatirkanku seperti itu ? apakah sesuatu yang buruk akan terjadi padaku jika aku tidak mengikuti perkataan Deok Kwon ?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status