Chapter 25Sexy!Jessie membuka matanya dan tidak mendapati Beck di tempat tidurnya, ia menduga Beck pergi ke rumah sakit setelah dirinya tertidur. Sudah pasti, pikirnya. Tidak ada alasan untuk Beck tinggal bersamanya sampai pagi, mereka juga belum membicarakan apa-apa yang berhubungan dengan tempat tinggal selama masih di Madrid. Jessie menatap sepreinya yang terlihat kusut dan kacau, penyebabnya tentu saja dirinya dan Beck yang bukan hanya satu kali melakukan percintaan yang erotis. Tangannya terulur menyentuh tempat Beck berbaring seraya memeluknya tadi malam dan menghela napasnya. Rasanya ia masih dapat merasakan aroma samar-samar parfum yang ditinggalkan Beck.Sialan. Jessie tidak tahu harus bagaimana nanti menghadapi Beck. Haruskah nanti bersikap selayaknya pasangan pengantin baru atau bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa di antara mereka. Jessie kembali menghela napasnya dan turun dari tempat tidur lalu menekan bel untuk memanggil pelayan. "Yang Mulai, apa yang Anda butuh
Chapter 26Your Ex-mistressBeck sedang berusaha untuk tidak mengetuk-ngetukkan jemarinya di meja kasir. Arnold tidak menjawab panggilannya dengan cepat padahal Beck sangat membutuhkan kopi yang tidak sempat diseduh sendiri di rumahnya dan kedai kopi di depan gedung kantornya selalu dipenuhi oleh pengunjung sudah lama menarik perhatiannya, meskipun sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk mencobanya.Ekor mata Beck mengikuti kasir yang mondar-mandir di konter kedai kopi untuk menyiapkan kopi pesanannya, tampaknya pegawai baru karena masih terlihat beberapa kali mengintip catatan yang tertera di balik meja. Beck menengadah, secara iseng membaca daftar menu yang terpajang di dinding belakang konter kasir kemudian merogoh ponselnya yang berada di dalam saku celana. Jessie belum membalas pesan teks yang Beck kirimkan sebelum berangkat ke kantor tadi, padahal kemarin Tatiana telah mewanti-wanti istrinya itu untuk bangun lebih pagi, nyatanya wejangan Tatiana tidak dihiraukan Jessie. Terser
Chapter 27My DreamDi Madrid, salju turun sepanjang hari dengan intensitas yang lumayan tinggi sehingga suhu menjadi sangat dingin. Jessie menekuk kakinya di sofa seraya memegangi cangkir berisi cokelat panas di tangannya dan menatap perapian listrik bergaya Eropa kuno di depannya. Sudah hampir pukul sepuluh dan Beck belum juga tiba padahal suaminya mengatakan akan kembali hari ini."Kau memikirkan Beck?" tanya Flowrencia, adik Jessie yang duduk di sampingnya.Jessie dengan perlahan mengalihkan pandangannya kepada Flow. "Mungkinkah dia terjebak badai salju?" "Tidak ada pemberitahuan akan ada badai salju hari ini." Flow mengambil cangkir di tangan Jessie dan melirik ke arah jam. "Pesawat terakhir dari Barcelona mendarat pukul sembilan, mungkin hanya terlambat." Jessie menatap Flow. "Bagaimana jika terjadi badai salju di langit?" Flow mengedikkan bahunya kemudian menyeruput cokelat panas yang dipegangnya lalu berucap, "Kenapa tidak kau telepon saja untuk memastikan?" Jessie kembali
Chapter 28Do You Want a HugDimitri telah dimakamkan, tentunya setelah melalui prosesi sesuai prosedur kerajaan dan berlangsung tertutup. Beck berada di kamar Val bersama Jessie, mereka berada di atas tempat tidur dengan posisi Val berada di tengah-tengah antara dirinya dan Jessie.Beck menatap Jessie yang meringkuk memeluk Val, mata Jessie terpejam tetapi Beck tahu jika wanita itu belum terlelap. Sepanjang masa berkabung Beck terus berada di sisi mereka karena dari seluruh anak-anak Dimitri sepertinya yang paling terpukul dan tidak siap kehilangan ayah mereka adalah Jessie dan Val. Sementara Nick, Lexy, dan Flow kelihatannya lebih kuat dan mampu menerima kenyataan. Jessie tidak segan-segan menangis setiap kali teringat ayahnya, sementara Val tidak menunjukkan kerapuhannya, tetapi gadis remaja itu sering berdiam diri dan mengurung diri di kamarnya. Beck tidak bisa untuk tidak melakukan apa pun apa lagi menurutnya, Val masih terlalu kecil untuk menerima fakta bahwa ayah mereka telah
Chapter 29IntimateBeck membopong Jessie, membawanya keluar dari kamar Val dengan terburu-buru, lengan Jessie melingkar di leher Beck dan bibir mereka bertaut seolah-olah mereka sangat membutuhkan ciuman itu dan tidak dapat digantikan oleh apa pun.Beck memutar gagang pintu kamar Jessie, kakinya menendang daun pintu kemudian menghempaskan bokongnya di sofa karena tempat tidur dirasa terlalu jauh untuk dijangkau. Ia menempatkan Jessie mengangkang di atas pangkuannya, tangannya menyusup di balik piama satin istrinya dan seperti dugaannya, Jessie tidak mengenakan bra. Setiap malam di kamar Val, Beck dapat menyaksikan puting payudara Jessie yang menyembul di balik piamanya, tidak seorang pun tahu betapa Beck mengutuk pakaian yang dikenakan Jessie karena membuatnya sangat tersiksa memikirkan puting payudara istrinya. Menginap di kamar Val dilakukan bukan semata-mata agar Val tidak sendirian melalui malam-malam yang penuh kesedihan, tetapi juga agar dirinya mampu menahan hasrat untuk tida
Chapter 30In the MorningPaginya Jessie terbangun dan mendapati lengan Beck masih melingkar di pinggangnya. Di hari pertama mereka menjadi sepasang suami istri, paginya Beck meninggalkannya di kamar sendirian, kemudian beberapa hari menginap di kamar Val, Beck juga selalu bangun lebih awal darinya dan meninggalkannya di bersama Val dan pelayanlah yang membangunkannya seperti biasa. Namun, hari ini Jessie dapat menyaksikan wajah suaminya di pagi hari. Mungkin Beck kelelahan karena malam yang mereka lalui cukup menguras tenaga.Jessie memiringkan tubuhnya agar dapat dengan leluasa mengamati wajah Beck, hampir tidak dapat menahan diri untuk menyentuh wajah Beck, merasakan jambangnya yang semalam bersentuhan dengan kulit di sekujur tubuhnya kemudian bibir Beck yang begitu lembut setiap kali mengecup setiap jengkal tubuhnya.Jessie menggigit bagian dalam bibirnya dan tersenyum mengingat bagaimana semalam mereka bercinta, Beck selalu luar biasa, tidak pernah mengecewakan hingga entah berap
Chapter 31Flower from my HusbandJessie menggamit lengan Beck dan mendekap buket bunga mawar merah, dua orang pelayan menyambut kedatangan mereka di depan pintu dan mempersilakan mereka memasuki kediaman Raja. Ketika salah satu pelayan membantunya melepaskan mantel, Beck sekilas mengamati ruangan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya dirinya akan berada di sana dan bahkan dirinya tidak pernah menyempatkan diri untuk mencari tahu di internet seperti apa kediaman Raja Spanyol."Di mana kakakku?" tanya Jessie kepada pelayan."Yang Mulia sudah menunggu Anda," jawab pelayan. Jessie menatap Beck. "Sepertinya dia sangat bersemangat bertemu kita." Beck tersenyum seraya meraih pinggang Jessie. "Ayo, temui dia." Jessie mengangguk dan mereka mengikuti langkah pelayan melewati ruangan yang biasa digunakan untuk menerima tamu undangan resmi, kemudian mereka melewati sebuah lorong yang terdapat beberapa pilar-pilar berwarna emas yang menempel di dinding. Beberapa lampu di dinding menyala mem
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 32Doesn't Need ReasonJessie memasuki sebuah ruangan berukuran 10m persegi, seekor harimau duduk di lantai dan matanya yang berwarna perak menatap daging merah di dalam mangkuk yang dipegang Sunshine."Apa pembicaraan kalian sudah selesai?" tanya Sunshine begitu menyadari kedatangan Jessie. Jessie mendekat dan duduk di kursi kayu di luar pagar besi yang memisahkan dirinya dan Sunshine. "Aku benci kakakku," gerutunya.Sunshine meletakkan mangkuk di tangannya ke lantai lalu mengusap-usap kepala harimau. "Leon, kau makanlah sendiri," ucapnya kepada harimau kemudian memberikan kode kepada penjaga hewan yang mendampinginya di dalam kandang untuk membuka pintu. "Lexy membuatmu kesal?" tanya Sunshine seraya melangkah melewati pintu besi. "Dia selalu menunjukkan sikap meremehkan suamiku," ucap Jessie dengan muram. "Kuharap Beck tidak mengambil hati sikap kakakmu itu," desah Sunshine. Menurut Jessie, siapa saja bisa tersinggung jika diperlakukan deng