Share

Putri Marino (2)

"Permak?"

"Oh." Seketika Sanad tergagap. Tanpa sadar ia telah  mengucapkan sesuatu.

“Mengapa?” lirih Hayati sendu.

Sanad menoleh.

“Mengapa kamu masih saja tertutup padaku?”

Sanad membuka mulutnya, tetapi keburu tertutup akibat ponsel di dalam saku jasanya bergetar. “Ya …. Paksa, kalau perlu seret.”

Hayati mengerutkan keningnya, melihat geraham suaminya yang mengeras.

***

“Namamu siapa tadi? Keane?”

Dari penampilan, Tera tahu Keane lebih tua darinya. Sikap Keane dari awal yang terus memaksanya, membuatnya hilang rasa segan.

“Gini, Keane! Untuk apa ke sini? Aku hanya seorang pembantu. Mau dipoles pakai porselen juga tetap pembantu. Tetap saja tempat ngumpulnya sama pembantu, makannya di emper atau pojokan. Rekreasinya paling mentok ke kebun. Ngapain coba habisin banyak uang? Mendingan kita sedekahkan uangnya?”

Keane menghem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status