"Wanita itu sungguh menjijikkan lebih daripada kita kita," bisik salah seorang Selir cap gundik yang membicarakan Ming Yuan.
"Ia hanya seorang gadis kecil, tetapi ia sukses menaklukan Pangeran Es yang digilai banyak wanita termasuk dari sini juga. Sungguh, gadis kecil itu pasti memiliki sihir yang dibawa dari desa terkutuknya.""Ia bukan gadis kecil, ia pasti Iblis berkedok gadis.""Karena Iblis itu, Kaisar harus menghukum Putra Mahkota, bukankah itu mengerikan?""Pagi ini, aku berdoa pada Buddha. Aku minta kematian untuk gadis itu, sehingga Pangeran bisa kembali ke Istana!"Ming Yuan berjalan mengekori Zhuge Yue. Ia tertunduk menelan segala ocehan busuk mereka."Gundik akan selamanya gundik meski dipungut seorang Pangeran sekalipun."Sejauh ini Zhuge Yue tidak memberikan tanggapan apapun. Namun, begitu pemimpin Istana Harem, yakni Ratu Agung Hongye turut memberi komentar pedas. Langkah Zhuge Yue seketika terhenti.Ming Yuan mengikuti dirinya. Ia turut berhenti lantas memandang punggung lebar Zhuge Yue yang seakan-akan menutupi tubuh kecilnya dari depan.Ratu Agung Hongye dan Zhuge Yue sama-sama memiliki derajat yang tinggi, tetapi keduanya tidak pernah saling akrab satu sama lain, walau secara perhitungan sah, Ratu Agung Hongye adalah Kakak dari ibu kandung Zhuge Yue."Seorang gundik yang naik ke ranjang suami adiknya tidak perlu merendahkan gundik lain, Wahai Ratu Agung Hongye!" Zhuge Yue akhirnya balas tak kalah pedas juga lebih dingin dan berat.Balasannya itu berhasil membuat beberapa Selir menahan tawa.Ratu Agung Hongye memicingkan mata. Sedetik lagi wanita itu akan mengeluarkan kalimat pedas lain, tetapi Zhuge Yue sukses mengunci mulutnya."Seorang Gundik tidak perlu banyak bicara padaku! Cukup fokus rawat tubuh saja agar tetap laku di ranjang Kaisar!"Sekarang sebagian Selir melebarkan tawa mereka. Dan Zhuge Yue melanjutkan langkah meninggalkan istana Harem, diikuti Ming Yuan.Hia hia hia …Zhuge Yue dan Ming Yuan telah meninggalkan kota bersama Shang Que.Tepat satu dupa setelah kepergian mereka, Kasim Li berlari tunggang langgang menghampiri Kaisar di aula pribadinya."Yang Mulia, Yang Mulia." Pria tua renta itu memanggil-manggil dengan nafas terpotong-potong sampai ia lupa unggah ungguh.Kaisar memberinya tatapan setajam golok. Maka Kasim Li menyadari, dan lekas bersujud meminta pengampunan."Ampuni kelancangan hamba, Yang Mulia."Kaisar menghela nafas, lanjut membuka petisi milik kota perbatasan di bagian Utara."Katakan apa yang membuatmu lupa etika, Kasim Li!"Kasim Li mengangkat punggung. Dalam duduk bersimpuh ia menjelaskan. "Yang Mulia, Pangeran Zhuge Yue dan abdi setianya telah meninggalkan Ibu kota. Akan tetapi, Pangeran Zhuge Yue justru membawa Nona Ming Yuan."Pandangan Kaisar spontan terangkat. Kemarahan menjadi-jadi dengan teramat jelas tercetak."Yang Mulia, kepergian mereka sekaligus membuat rakyat mengklaim bahwa Nona Ming Yuan adalah Istri Pangeran Zhuge Yue."Kaisar terbelalak. Beberapa detik setelah itu, ia menutup petisi, disusul memijat pelipis yang dirasa akan lepas dari tempatnya."Yang Mulia …" Kasim Li menunggu keputusan Kaisar.Kaisar lama bergeming. Setelah memasuki pergantian dupa lagi, pria paling berpengaruh di Negara ini lantas mengangkat tangan tanda tidak akan memberi perintah apapun.Kasim Li mengerti. Ia yang tak kalah tua dari Kaisar, pun melangkah mundur sebelum akhirnya balik badan meninggalkan aula sambil tersenyum kecil.***Tiga hari tiga malam tiga shichen kemudian.Sampailah Zhuge Yue, Ming Yuan dan Shang Que di hadapan Pagoda Angle, di tepi danau Angle, di pinggir hutan belantara yang nyaris tidak pernah diinjak satu orang pun karena rumor keangkeran tempat tersebut.Hanya Zhuge Yue seorang yang memiliki keberanian mendatangi Pagoda tersebut, dan hanya Zhuge Yue seorang yang melangkahkan kaki ke Pagoda setelah Pagoda tak pernah tersentuh manusia kurang lebih 20 tahunan lamanya."Pangeran! Bagaimana kalau di dalam ada Iblis yang menyerangmu!" seru Shang Que, ketar-ketir di luar Pagoda.Zhuge Yue tak menggubris. Pria itu masuk kian dalam, semakin dalam, sampai akhirnya ia tidak terlihat karena ditelan kegelapan."Pangeran!" Shang Que semakin gila kekhawatiran. Pria itu ingin menyusul masuk, tetapi nyalinya telah jauh menciut, bahkan sebelum mereka tiba di tempat ini sekalipun.Ming Yuan berdiri di belakang Shang Que. Berbeda dengan Shang Que yang ketakutan, Ming Yuan justru terlihat begitu tenang, jauh lebih tenang dari air danau di belakang mereka.Ming Yuan mendongak sampai ke ujung Pagoda. Ia lalu berkata lirih. "Tempat ini memiliki ketinggian lebih dari 50 chi tapi kurang dari 100 chi."Shang Que menoleh. Ia agak mengerutkan kening.Ming Yuan tak melirik pria itu sekilas pun. Ming Yuan tanpa berpikir panjang, menyusul Zhuge Yue dan itu sukses membuat Shang Que mau tak mau mengikuti dirinya masuk.Di lantai pertama Zhuge Yue tidak terlihat. Ming Yuan naik ke lantai dua, tiga, empat, lima … dan akhirnya mereka sampai di lantai paling ujung dengan nafas tersengal-sengal."Pangeran …" Shang Que berjalan sempoyongan sebelum memilih duduk, menetralkan nafas.Ming Yuan juga tak kalah berbeda dari pria itu. Hanya saja, Ming Yuan masih bisa berdiri tegak, atau tepatnya berusaha tegak.Ming Yuan memperhatikan punggung Zhuge Yue. Tak ia sangka, Zhuge Yue bisa sampai ke lantai terakhir ini dalam waktu singkat pun tanpa terlihat kelelahan sedikit pun.Ming Yuan penasaran tapi ia diam saja. Ia cukup mengikuti arah pandang Zhuge Yue yang lurus menuju tenangnya danau di hadapan mereka."Wahhh." Ming Yuan berdegup kagum dalam hati. Baru ia sadari, tempat ini terlihat begitu memukau bila dilihat dari ketinggian 50 chi lebih."Pangeran, semua lantai Pagoda ini sudah kita lalui, dan sekarang Pangeran yakin akan tinggal disini?"Zhuge Yue mengangguk. "Tidak ada tempat yang lebih baik untuk dijadikan tempat tinggal selain tempat ini, Shang Que."Shang Que menelan ludah. "Disini begitu gelap.""Kau bisa ke hutan seberang. Disana ada kayu cendana. Selain untuk penerangan, juga bagus untuk mengusir serangga."Shang Que gegas berdiri. Terbelalak lah ia ketika harus menyebrangi, atau mengelilingi tapi danau untuk sampai di hutan seberang danau."Aku menemukan perahu kayu yang masih bagus di bawah sana, kau bisa menggunakan itu, tetapi kau harus berhati-hati karena danau ini menyimpan berbagai binatang yang bisa jadi … haus darah."GlukkkShang Que dan Ming Yuan menelan ludah. Sedang Zhuge Yue balik badan, berjalan beberapa langkah seolah akan menghampiri Ming Yuan tapi siapa sangka pria itu rupanya kembali balik badan; keluar dari Pagoda melalui jalur udara.Ming Yuan tercengang. Di depan matanya sendiri, ia melihat Zhuge Yue mampu mendarati tiap dahan pohon untuk sampai ke bawah dan semua itu ia lakukan setenang mungkin, seakan-akan ia hanya daun yang tertiup angin musim gugur sebelum akhirnya mendarat di permukaan tanah.WushhhhAngin bagai menghentak bumi. Dedaunan kering di bawah pijakan Zhuge Yue serempak menyingkir, memperlihatkan tanah subur dan tulang tengkorak."HAH???"Berkat bantuan Zheng Xuan, Ming Yuan berhasil melarikan diri melalui jalan rahasia yang sebenarnya juga diketahui Ming Yuan oleh Zhuge Yue.Ming Yuan terbiasa menggunakan penyamaran. Gadis itu melewati beberapa hal sulit tapi bagusnya ia tidak tertangkap. Tempat pertama yang Ming Yuan datangi adalah pondok bambu, di sana ia mencari Zhuge Yue di danau yang dingin tapi Ming Yuan tidak menemukan apapun selain anak panah yang patah dan pedang miliknya.Sekarang adalah hari ketujuh setelah kejadian kali terakhir itu, kemungkinan besar Zhuge Yue telah dimakan binatang dalam danau. Entah buaya atau mungkin ikan besar.Ming Yuan hilang harapan. Gadis kecil itu kini merasa sendiri, dan ia juga tidak menemukan Shang Que. Ming Yuan pada akhirnya pergi ke kota Chang'an. Dengan sisa uang yang ia miliki, ia membeli sebuah rumah yang dijadikan sebagai penginapan, sekaligus ladang bisnisnya.Bulan demi bulan berlalu. Ming Yuan terlihat bahagia di depan semua orang tapi sebenarnya ia sangat menderit
Jenderal Song memberikan semua botol keramik yang didapat dari kediaman Zhuge Yue ke Tabib istana.Dalam waktu singkat, Tabib istana dapat mengemukakan kalau botol botol keramik itu berisi racun sekaligus penawaranya.Hal ini membuat Jenderal Song terkejut, karena seorang Zhuge Yue yang tidak pernah ingin terlibat urusan dengan orang lain, kenapa bisa membuat racun seperti ini.Fakta lain, saat bersamaan juga terkuak. Itu tentang obat penggugur kandungan yang dibuat oleh Zhuge Yue dari tanaman di hutan pagoda angle.Tentu saja Jenderal Song menjadi naik darah. Jenderal Song kemudian berpikir, kemungkinan besar Zhuge Yue dan Ming Yuan adalah dalang dibalik semua kekacauan. Jadi Jenderal Song mengerahkan banyak prajurit untuk menggeledah kediaman Zhuge Yue, dan tidak sampai satu hari, mereka menemukan banyak petunjuk mulai dari pakaian gelandangan yang pernah Zhuge Yue dan Ming Yuan pakai, bubuk pemerih mata yang juga pernah Ming Yuan tabur di rumah bordil, dan terakhir adalah sepasang
Zhuge Yue mengibaskan tangan. "Ah, ngomong-ngomong, aku telah mengambil keputusan, aku akan pergi mengasingkan diri di pondok bambu yang pernah aku buat.""Ini—" Shang Que hendak mengatakan sesuatu tapi mulutnya berakhir sedikit terbuka lalu mengatup rapat. Meski Shang Que tidak mengetahui isi pikiran Zhuge Yue yang paling dalam, tetapi Shang Que tahu jika Tuannya itu telah mendapat apa yang ia inginkan. Dalam artian, semua urusan sudah berakhir jadi wajar bila Tuannya ingin mengambil keheningan di tempat yang jauh. Hanya saja, Tuannya ini seorang Pangeran, apakah tidak terlalu aneh jika seorang Pangeran tidak menginginkan tahta? "Persiapkan keberangkatan kita, Shang Que," lanjut Zhuge Yue.Shang Que mengangguk patuh. "Baik, Pangeran.""Tolong siapkan kuda juga, aku ingin pergi ke istana.""Baik, Pangeran." Shang Que selalu patuh. Ia bergegas pergi mempersiapkan kuda milik Zhuge Yue.Dan sekitar satu shichen kemudian, Zhuge Yue tiba di istana atau tepatnya di aula pribadi Kaisar."P
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
KrietttttPintu paviliun dibuka terburu-buru. Melihat darah menetes dari ujung jari Ming Yuan, Zhuge Yue tidak tahan mengikis jarak dan ia langsung meraih tangan Ming Yuan."Sudah aku bilang, kamu jangan terluka!" lirih Zhuge Yue penuh penekanan. Ming Yuan menggeleng. "Ini harus dilakukan supaya mereka tidak curiga padaku."Zhuge Yue menyibakkan tudung merah yang menghalangi pandangannya pada wajah Ming Yuan. Dan begitu tudung merah itu dibuka, Zhuge Yue dibuat tertegun akan kecantikan Ming Yuan, sekaligus pada bibir merahnya yang mengembang tipis. Zhuge Yue lantas menatap intens bola mata indah milik gadis kecil yang telah menjadi istrinya itu. Zhuge Yue yang sudah cukup lama tertarik dengan gadis kecil itu, pun segera merangkul juga mencium keningnya agak lama.Zhuge Yue selalu dingin, tetapi hal seperti ini yang diberikan selalu sukses membuat Ming Yuan merasakan kehangatan tersembunyi pria itu. Ming Yuan tanpa ragu membalas pelukan Zhuge Yue. Berhubung tingginya hanya sepundak Zh
Jenderal Song dibantu pasukan bayangannya kembali menyelidiki Ming Yuan lebih lanjut tapi tidak ada hal apapun yang bisa memperkuat spekulasi Jenderal Song, hingga tibalah hari pernikahan Ming Yuan dan Zhuge Yue yang dilangsungkan di akhir pekan, pun dihadiri beberapa orang, termasuk Jenderal Song sendiri.Zhuge Yue tidak banyak mengundang tamu. Tamu yang diundang juga beberapa orang terdekat di istana. Perdana Menteri Keadilan beserta istri dan anaknya jelas ikut, begitu pula dengan Guru Zhuge Yue yang telah lama dilupakan tapi sebenarnya Zhuge Yue enggan berhubungan pada siapapun agar orang orang itu aman.Selain mereka, Zhuge Liang dan Lu Anxiao ikut datang meski awalnya tidak ingin Zhuge Yue undang.Sekarang, ketika matahari tidak terlalu tinggi, Zhuge Yue dan Ming Yuan melakukan tahap wajib pernikahan yang dilangsungkan dihadapan semua hadirin. "Pengantin memberi hormat pada langit! Pengantin memberi hormat pada orang tua! Pengantin saling memberi hormat satu sama lain!"Proses
Membayangkan bagaimana tampilannya setelah dikuliti menggunakan pisau berkarat itu, pelaku penyerangan tersebut menggeleng sambil memohon-mohon. "Ampun, Pangeran! Ampun! Akan hamba katakan yang sebenarnya!"Apa yang dikatakan salah satu pelaku itu tidak membuat Zhuge Yue menurunkan pisau berkaratnya. Ia malahan terlihat semakin tertarik pada pisau itu sehingga, ia mencoba menggunakannya untuk mengikis meja kayu tempat wei qi bertahta tapi karena berkata, menjadi sedikit kesulitan, sampai harus didorong kasar.Pelaku penyerangan itu menelan ludah kasar, disertai mata membulat membayangkan kulitnya yang jadi pelampiasan. "Tidak, aku tidak ingin mati mengenaskan seperti itu, tidak!" batinnya.Zhuge Yue mengangkat wajah. Dengan ekspresi tetap tenang, ia bertanya ketiga kalinya. "Siapa yang mengirim kamu?""Hamba … bukankah hamba sudah berkata sebelumnya, itu … itu Komandan Lu."Di kata akhir jawabannya, Zhuge Yue spontan melempar pisau berkarat itu ke arah si pelaku, sehingga pelaku yang
Ming Yuan tahu isi pikiran Zhuge Yue. Ming Yuan memberikan tusuk rambut miliknya pada Zhuge Yue. "Pangeran! Tunggu apalagi! Congkel salah satu matanya, dan lempar mata itu ke anjing liar di sudut sana!" Tunjuk Ming Yuan. Waktu dan keadaan sangat mendukung! Di tempat yang Ming Yuan tunjuk terdapat lentera salah satu bangunan sepi, dan dibawahnya terdapat anjing hitam terjaga yang terlihat kotor, menjijikkan dan kelaparan."Gila!" Shang Que tidak tahan bersuara. Itu dibalas tatapan dan senyuman mengerikan Ming Yuan, sehingga Shang Que berbalik memalingkan wajah, tanpa mengurangi energi menahan penyerang di bawah penahanannya.Pada saat bersamaan, Zhuge Yue menoleh ke arah belakang kereta yang gelap dan sepi. Pria itu melompat turun lalu hanya dengan sekali pukulan tengkuk, ia mampu membuat satu-satunya sisa penyerang itu tak sadarkan diri, serta meminta Shang Que lekas memasukkannya ke kereta."Bawa ke dalam!""Baik!"Shang Que mengangkat tubuh lebih kurus darinya itu ke dalam kereta.