Share

Bab 264

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-09-11 23:43:35

Video yang dikirim oleh pengirim misterius dengan nama “A Friend” masih berputar di layar laptop ketika Arvino kembali dari dapur membawa segelas air. Wajah Nayla pucat, tangannya bergetar saat menekan tombol pause.

“Nayla? Ada apa—” Arvino terdiam begitu melihat ekspresi terkejut di wajahnya. “Kamu lihat apa?”

Nayla menelan ludah, suaranya hampir berbisik. “Ini… rekaman kamera pengawas dari hotel tempat aku dan Galan menginap di Bali. Dua tahun lalu. Video yang… seharusnya tidak pernah ada.”

Arvino segera duduk di sampingnya. Matanya ikut tertuju pada layar yang menunjukkan timestamp: 15 Februari 2023, pukul 23:47. Lokasi: Villa Seminyak.

“Siapa yang kirim?” tanyanya tegang.

“Aku tidak tahu. Tapi waktunya… tepat sebelum aku bersaksi di pengadilan.” Nayla menutup laptop dengan cepat. “Ini pasti bagian dari strategi pembunuhan karakter yang Catherine bilang.”

“Apa isinya?”

Nayla diam cukup lama sebelum menjawab. “Momen pribadi. Sangat intim. Yang bisa diputarbalikkan kalau mereka ingin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 286

    "Daniel," ucap Nayla dengan suara tenang namun tegas, sambil memberi isyarat kepada Arvino untuk memanggil detektif polisi yang sudah menunggu di pintu. "Kamu seharusnya tidak menghubungi aku.""Tolong, Nayla. Dengarkan sebentar saja. Lima menit. Aku tahu aku tidak punya hak untuk meminta ini, tapi…"Ada sesuatu dalam suaranya. Bukan kemarahan, bukan ancaman, melainkan… kelelahan. Kekalahan yang terdengar begitu dalam."Lima menit," kata Nayla akhirnya. Arvino hanya menggeleng dengan wajah tak setuju. "Tapi percakapan ini akan direkam, dan polisi sedang melacak lokasi panggilanmu.""Aku tidak berniat mengancammu. Aku menelepon untuk… meminta maaf. Dan juga untuk memperingatkanmu.""Peringatkan? Tentang apa?""Nayla, aku bukan orang yang membuat video palsu itu. Aku juga bukan orang yang mengatur kampanye untuk menjatuhkan bukumu."Yang dirasakan Nayla bukan kelegaan, melainkan kebingungan. "Kalau begitu, siapa?""Orang-orang yang jauh lebih berkuasa dan lebih terhubung daripada aku. O

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 285

    “Kita harus pulang. Sekarang,” kata Nayla dengan suara terkendali, tapi ada nada mendesak di dalamnya.Perjalanan kembali dari danau berlangsung dalam keheningan yang penuh arti. Masing-masing larut dalam pikirannya sendiri. Harra duduk di kursi belakang, sibuk meneliti video palsu yang sedang viral lewat ponselnya. Arvino menatap jalan dengan serius, pikirannya sudah menyusun langkah hukum yang mungkin mereka ambil. Sementara itu, Nayla berusaha menjaga ketenangan yang baru saja ia temukan, agar tidak runtuh begitu saja.“Ibu,” suara Harra memecah sunyi, “video ini jelas-jelas rekayasa. Lihat deh—audionya nggak sinkron sama gerak bibir, dan pencahayaan di latar belakang juga nggak konsisten.”“Tapi,” timpal Arvino dengan nada berat, “sebelum para ahli menganalisis dan membuktikan kepalsuannya, kerusakan sudah terjadi. Kesaksianmu di European Parliament bisa terancam.”Harra menunduk. “Jadi… apa langkah kita?”“Kita lawan. Tapi bukan asal melawan—harus terarah, strategis,” jawab Nayla

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 284

    “Siapa yang mengancam pekerjaanmu?” tanya Nayla dengan suara tenang namun tegas kepada perempuan di ujung telepon.“Saya tidak tahu pasti. Ada seseorang yang menelepon bagian HR di kantor. Mereka bilang saya terlibat dalam ‘aktivitas politik kontroversial’ dan mengancam akan menghubungi klien besar kalau perusahaan tetap mempekerjakan saya.”Nayla merasakan simpul yang familiar di perutnya. Kali ini bukan ketakutan, melainkan amarah yang adil—dan tekad untuk melindungi.“Dengar aku baik-baik,” ucap Nayla dengan suara mantap sekaligus menenangkan. “Kau tidak melakukan kesalahan apa pun. Kau hanya menceritakan kebenaranmu demi membantu perempuan lain. Dan aku tidak akan membiarkanmu menanggung akibat hanya karena keberanian itu.”“Tapi Nayla, aku tidak bisa kehilangan pekerjaan. Aku punya dua anak—”“Kau tidak akan kehilangan pekerjaanmu. Beri aku kontak direktur HR-mu, dan izinkan tim hukumku langsung menghubungi perusahaanmu.”Begitu telepon ditutup, Nayla segera mengumpulkan Arvino d

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 283

    “Kita harus segera merespons bukti palsu ini,” ujar Arvino sambil membuka laptop dan mulai menyusun draf pernyataan hukum. “Kalau kita terlambat, media bisa menafsirkannya sebagai pengakuan bersalah.”“Tunggu dulu.” Nayla mengangkat tangannya. “Sebelum bereaksi, aku ingin melihat dulu persis apa yang mereka tuduhkan.”Elena Rodriguez mengirimkan tautan artikel yang sudah dimuat di tiga media internasional besar. Nayla membaca seksama, sementara Harra dan Arvino ikut menunduk membaca dari balik bahunya.“Mereka menulis bahwa testimoni para perempuan dalam bukuku itu rekayasa,” kata Nayla setelah selesai. “Dan mereka mengklaim punya ‘sumber’ yang bisa membuktikan kalau aku tidak pernah benar-benar mewawancarai mereka.”“Itu jelas bohong,” sergah Harra, wajahnya memerah karena kesal. “Aku masih ingat Ibu melakukan wawancara lewat telepon dengan beberapa perempuan itu. Bahkan aku sempat membantu mengetik hasil transkripnya.”“Aku juga masih menyimpan semua rekaman wawancara, surat persetu

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 282

    “Dr. Chen,” suara Nayla terdengar tenang, meski tegas, “saya akan memberikan jawaban besok pagi. Saya perlu berdiskusi dulu dengan keluarga saya.”“Mrs. Kusuma, saya mengerti,” jawab Dr. Chen, “tapi komite Parlemen Eropa akan bersidang lusa. Waktunya sangat terbatas.”“Dan justru karena pentingnya keputusan ini, saya tidak akan mengambil pilihan terburu-buru. Selamat malam, Dr. Chen.”Nayla menutup telepon. Tatapannya beralih pada Arvino dan Harra yang sudah berkumpul di ruang kerja. Wajah keduanya memancarkan kekhawatiran, tapi juga penuh dukungan.“Mereka ingin aku memberikan kesaksian di Parlemen Eropa, tentang rekomendasi kebijakan perlindungan penyintas kekerasan,” ujar Nayla, duduk di antara suami dan anaknya. “Tapi ada kampanye terorganisir yang mencoba merusak reputasiku dan mengacaukan setiap penampilan publik.”Harra menggenggam tangan ibunya erat. “Apa pun yang Ibu putuskan, aku akan mendukung. Tapi aku ingin Ibu tahu… aku bangga. Kesempatan ini bisa membuat undang-undang y

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 281

    “Jurnalis internasional?” tanya Nayla sambil menatap satpam dengan ekspresi waspada, meski nada suaranya tetap tenang. Pengalaman beberapa bulan terakhir telah mengajarkannya untuk tidak reaktif setiap kali ada tamu tak terduga.“Betul, Bu. Dia mengaku bernama Elena Rodriguez dari The Guardian. Identitas persnya tampak sah, tapi saya tetap perlu konfirmasi pada Ibu terlebih dahulu.”Arvino melepaskan pelukan di pinggang Nayla, lalu bergerak ke posisi yang protektif tanpa terlihat mencolok.“Nayla, kamu memang ada janji dengan The Guardian?”“Tidak. Tapi agen literasiku sempat bilang kalau mereka tertarik menulis liputan internasional tentang bukuku. Mungkin ini kelanjutannya.”Harra, yang tadinya santai membaca, kini duduk lebih tegak. “Bu, apa kita perlu khawatir? Maksudku… setelah semua yang terjadi dengan Daniel—”“Nak, kita tidak bisa hidup dengan rasa takut selamanya. Tapi kita juga tidak boleh lengah.” Nayla menoleh pada satpam. “Tolong minta Nona Rodriguez menunggu di lobi. Per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status