Share

BDSJM 3 Bertemu Sang Penyelamat

Ternyata yang berteriak adalah lelaki pemilik cafe tersebut. Rieta hampir saja kejatuhan kotoran burung yang sedang berada diatas atap cafe.

"Selamat pagi. Maaf sudah mengagetkanmu."

"Selamat pagi tuan, saya kira siapa tadi yang berteriak. Tapi terima kasih karena tuan saya jadi tidak kena kotoran burung."

"Hahaha it's oke. Hmmm, saya mencium aroma kopi yang begitu nikmat. Apa ibu sedang membuat kopi?"

"Maaf jika saya sudah mengacak-acak dapur di cafe ini tuan. Kebetulan saya membuat secangkir kopi dan juga roti bakar untuk tuan sebagai ucapan terima kasih saya kepada tuan. Tetapi maaf karena semua bahannya berasal dari cafe milik tuan sendiri."

"Ya ampun Bu, kenapa pakai repot-repot segala membuatkan saya kopi. Saya kan jadi tidak enak. Tapi terima kasih banyak. Saya juga penasaran dengan kopi buatan ibu karena dari aromanya saja sudah sangat menggoda."

"Hehehe, silahkan dicoba tuan."

Lelaki tersebut segera meminum kopi buatan Rieta. Dan ternyata rasanya sesuai dengan aroma yang tercipta dari kopi tersebut. Ia juga mencicipi roti bakar buatan Rieta yang rasanya juga sangat enak dan sangat pas untuk dijadikan teman meminum kopi.

"Hmmm, semuanya benar-benar sempurna. Rasanya sangat nikmat dan juga pas," ucap lelaki tersebut memuji kopi dan roti buatan Rieta.

"Terima kasih atas pujiannya tuan. Oh iya tuan, kalau saya boleh tahu nama tuan ini siapa ya? Siapa tahu saja suatu saat nanti kita masih dapat bertemu kembali. Jadi saat saya ingin membalas budi saya sudah mengenal nama tuan."

"Nama saya Arlo Alexander. Ibu bisa memanggil saya Arlo saja. Kalau saya boleh tahu usia ibu saat ini berapa ya? Kebetulan kalau ibu butuh pekerjaan ada kenalan saya yang sedang mencari orang untuk menjadi asisten rumah tangga."

"Usia saya 33 tahun tuan Arlo. Dan untuk tawaran pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, mohon maaf sepertinya saya belum bisa menerimanya."

"Ya Tuhan, masih muda rupanya. Hahaha, maaf sekali kalau begitu. Sejak kemarin malam saya malah memanggil anda dengan sebutan ibu. Saya pikir usia anda sudah sekitar 40 tahun lebih."

"Tidak apa tuan. Hal seperti ini sudah biasa terjadi terhadap orang yang memiliki tubuh gemuk seperti saya. Selalu dipanggil ibu meskipun belum memiliki anak."

"Kalau boleh saya tahu nama kamu siapa?"

"Nama saya Rieta. Sekali lagi saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada tuan Arlo. Saya janji jika saya sudah memiliki uang, saya akan datang kesini untuk mengembalikan semua uang yang telah tuan Arlo berikan kepada saya. Dan saya harap tuan Arlo masih berada di cafe ini."

Dengan bermodal uang yang diberikan oleh Arlo, Rieta pun segera mencari taksi. Ia ingin mencari rumah temannya tersebut. Siapa tahu temannya itu memiliki info lowongan pekerjaan. Rieta memang tidak ingin terjerat dalam kontrak kerja yang mengharuskan dirinya tinggal di tempat tersebut. Seperti menjadi seorang asisten rumah tangga. Itulah sebabnya Rieta menolak tawaran pekerjaan yang diberikan oleh Arlo.

Taksi yang dipesan oleh Rieta akhirnya berhenti di sebuah rumah sederhana tetapi terlihat sangat estetik.

Tok tok tok

"Permisi."

"Iya, sebentar," jawab seseorang dari dalam rumah tersebut.

"Selamat pagi Viona," ucap Rieta saat pintu rumah tersebut terbuka.

"Pagi. Maaf, anda siapa ya?" tanya Viona mengerutkan keningnya.

"Astaga, kamu sudah lupa denganku Vi?"

"Maaf, bukannya aku sombong tapi aku benar-benar tidak ingat kamu ini siapa," ucap Viona sambil menggaruk tengkuknya karena ia benar-benar tidak ingat dengan orang yang berada di hadapannya saat ini.

"Aku Rieta Vi."

"Rieta?" ucap Viona mencoba mengingat-ingat nama tersebut.

"Iya Rieta, coba sekarang kamu ingat-ingat dulu. Kita ini dulu teman satu kelas bahkan teman sebangku di masa sekolah."

"Astaga, kamu Rieta Bonanza?" ucap Viona saat beberapa menit mencoba mengingat.

"Iya. Syukurlah kamu sudah ingat denganku."

"Tapi kok kamu terlihat sangat berbeda ya? tiga tahun yang lalu wujudmu tidak seperti ini," ucap Viona seakan tidak percaya.

"Hehehe, itu karena perkembangan tubuhku yang sekarang menjadi gemuk."

"Ya sudah deh, ayo masuk dulu. Ceritanya nanti didalam saja," ucap Viona mempersilahkan Rieta untuk masuk ke dalam rumahnya.

Viona kemudian membuatkan teh dan juga segera bertanya mengapa Rieta membawa koper besar ke rumahnya.

Dengan wajah bersedih, Rieta menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya. Dimana kemarin ia diceraikan dan diusir oleh suaminya karena ternyata dirinya adalah wanita mandul.

Viona yang mendengar cerita Rieta merasa sangat geram. Ia pun menyuruh Rieta untuk balas dendam kepada suaminya tersebut.

"Mandul bukanlah keinginan seseorang. Dan dengan mudahnya mantan suamimu itu langsung menceraikan dirimu begitu saja. Benar-benar laki-laki tidak tahu diri. Habis manis sepah dibuang. Kamu harus berubah Ta, kamu harus balas dendam dengan suamimu itu. Buat dia merasa menyesal karena sudah menceraikan dirimu," ucap Viona dengan nada menggebugebu.

"Sabar Vi. Kenapa malah jadi kamu yang emosi begini. Aku memang ingin berubah dan membuktikan kepada dia bahwa aku ini wanita yang masih bisa dibanggakan."

"Lelaki seperti mantan suamimu itu harus segera dibasmi Ta. Jangan diberi ampun."

"Iya, iya. Tapi bagaimana caranya aku bisa membalaskan dendamku Vi? Sekarang saja aku tidak memiliki pekerjaan. Tubuhku ini juga sudah tidak cantik lagi," ucap Rieta putus asa.

"Semuanya masih bisa dirubah. Umurmu juga masih muda Ta, kalau kamu mau berusaha aku yakin kamu pasti bisa kembali menjadi cantik. Masalah pekerjaan aku bisa membantumu, kamu bisa membantuku membuat lagu atau kalau tidak kamu saja yang menyanyi. Aku ingat betul kalau kamu itu juga memiliki suara yang bagus Ta."

"Tapi Vi, aku tidak percaya diri."

"Percayalah kepadaku Ta. Kamu harus berubah demi kebaikanmu sendiri dan juga demi membuktikan kepada mantan suamimu itu kalau kamu itu adalah wanita yang hebat," ucap Viona menatap tajam Rieta.

Rieta merasa bersyukur karena Viona mau menolong dirinya. Selama beberapa hari, Rieta dan Viona hanya sibuk di rumah. Viona mulai menyuruh Rieta untuk rajin berolahraga setiap pagi dan juga sore hari agar berat badan Rieta bisa cepat turun.

Viona benar-benar totalitas dalam merubah penampilan Rieta. Ia paling tidak suka dengan lelaki yang hanya menginginkan sesuatu yang indah dari seorang wanita kemudian membuangnya jika sudah merasa bosan.

Setiap hari Viona selalu mempoles krim pada wajah Rieta yang bertujuan agar kulit wajah Rieta menjadi lebih bercahaya dan tidak kusam.

Melihat kegigihan Viona yang ingin merubah dirinya, Rieta pun menjadi bersemangat. Setiap pagi ia mulai rajin berolahraga dan juga mempoles wajahnya dengan krim. Dia juga rajin membantu Viona membersihkan rumah dan juga membantu Viona mengetik di laptop.

Viona memang hanya bekerja freelance tetapi gajinya tidak main-main. Itulah sebabnya Viona memiliki cukup banyak tabungan untuk membantu melakukan perubahan pada diri Rieta.

Diam-diam selama berada di rumah Viona, Rieta membuatkan sebuah lirik lagu untuk ia berikan kepada Viona. Siapa tahu saja lirik lagu yang dibuatnya itu bisa menarik perhatian produser.

"Vi, aku punya hadiah untukmu. Selama sebulan ini aku merasa sangat terbantu oleh semua pertolonganmu. Berat badanku juga sudah turun 8kg dalam sebulan ini, wajahku juga tidak kusam lagi."

"Hadiah apa ini Ta? Selembar kertas?" tanya Viona tertawa menerima kertas pemberian Rieta.

"Coba kamu baca dulu kertas tersebut Vi. Siapa tahu isi yang berada di kertas tersebut bisa kamu jadikan uang."

Viona dengan teliti membaca tulisan yang berada di kertas tersebut, ternyata itu adalah sebuah lirik lagu. Viona merasa sangat bahagia karena akhirnya ia menemukan sebuah lirik lagu yang dapat ia jadikan uang. Lirik lagu yang dibuat oleh Rieta menurut Viona sangat dalam maknanya. Viona yakin jika lirik lagu tersebut dapat dijual dengan harga yang mahal.

Viona segera mengirimkan lirik lagu yang dibuat oleh Rieta kepada produser yang biasanya menerima hasil pekerjaannya melalui sebuah email.

Tetapi sangat disayangkan, produser tersebut sedang tidak bisa menerima karya dari manapun karena dirinya sedang sakit dan harus menjalankan operasi.

Viona tidak kehabisan akal, ia mencoba menghubungi teman-temannya yang memiliki kontak produser lain. Siapa tahu saja ada produser yang mau menerima hasil karya Rieta. Karena Viona sangat yakin jika hasil karya Rieta ini bisa menjadi uang yang banyak.

"Halo San, apakah nomer yang kamu berikan kepadaku ini dijamin akan menerima lirik lagu yang aku kirimkan?" tanya Viona ragu.

"Tenang saja Viona sayang, aku kan saat ini berada dibawah naungan produser Jason. Dia baik kok meskipun sedikit genit. Coba saja kirimkan dulu lirik lagu itu. Siapa tahu saja aku bisa menjadi penyanyinya. Hahaha."

"Oke deh San. Aku coba kirim email dulu dengan produser Jason. Thank's ya San atas informasinya."

"Sama-sama Vi," ucap Casandra menutup sambungan teleponnya.

Viona segera menghubungi produser Jason. Dan tidak butuh waktu lama produser Jason segera menjawab email yang dikirimkan oleh Viona.

"Rietaaaaa."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bahrul
Baik banget viona
goodnovel comment avatar
Kalila Firman
baik banget Viona... terhura aku, ada juga yang baik sama Rieta.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status