Home / Romansa / Balas Dendam Si Janda Mandul / BDSJM 4 Bertemu Produser Genit

Share

BDSJM 4 Bertemu Produser Genit

Author: Cancan
last update Last Updated: 2023-03-08 17:11:01

"Astaga Vi, ada apa?" jawab Rieta berlari menghampiri Viona dengan tergesa-gesa karena saat itu dirinya tengah sibuk mengangkat pakaian kering. Ia sangat khawatir jika terjadi sesuatu terhadap Viona yang berteriak begitu keras.

"Ya ampun Rieta, kamu itu benar-benar hebat," ucap Viona yang langsung memeluk tubuh Rieta dengan sangat erat.

"Uhuk uhuk. Vi, lepaskan pelukanmu," ucap Rieta memukul lengan Vioan dan berusaha melepaskan pelukan Viona yang begitu erat.

"Upss, sorry Ta. Aku terlalu bahagia."

"Memangnya ada apa Vi sampai kamu sebahagia ini?" tanya Rieta penasaran.

"Lirik lagu yang kamu buat itu langsung laku dan akan dibeli oleh produser Jason. Nanti malam aku mau bertemu dengan dia, kamu mau ikut tidak? Produser Jason ingin sekali bertemu denganku. Tapi kalau sendiri aku sedikit takut karena ini pertama kalinya bagiku datang menemui produser Jason. Biasanya aku kan mengirimkan karya kepada produser Ali."

"Boleh Vi kalau kamu mau mengajakku untuk menemanimu. Aku malah merasa sangat senang."

Sesuai dengan rencana, malam hari Viona dan Rieta datang ke sebuah hotel tempat dimana Viona dan produser Jason membuat janji.

Sebenarnya Viona tidak suka jika ada seseorang yang mengajaknya janjian di hotel. Apalagi ini pertemuan pertama. Rieta sudah memberi peringatan kepada Viona untuk berhati-hati. Bahkan Rieta juga sudah membawa semprot air cabai yang ia buat sendiri untuk berjaga-jaga.

Ternyata produser Jason adalah seorang lelaki yang tampan dan gagah. Dia sudah seperti seorang model. Produser Jason segera memperhatikan penampilan Rieta dan juga Viona yang terlihat begitu sederhana karena hanya menggunakan celana jeans dan juga kemeja. Pandangan produser Jason terhenti pada sebuah aset berharga milik Rieta yang menonjol meskipun tertutupi oleh kemeja yang kebesaran.

"Ehem, selamat malam produser Jason," ucap Viona yang membuat produser Jason menjadi tersadar.

"Ah ya, selamat malam. Mari silahkan duduk."

"Terima kasih."

Tidak beberapa lama kemudian pelayan datang untuk mengantarkan minuman dan juga makanan ringan.

"Silahkan di minum."

"Terima kasih."

"Jadi siapa diantara kalian berdua yang bernama Rieta, orang yang sudah mengirimkan lirik lagu yang begitu indah kepadaku?"

"Ini yang bernama Rieta tuan. Tetapi yang mengirimkan email kepada anda adalah saya Viona."

"Ohh begitu rupanya. Saya menyukai lirik lagu yang dibuat oleh Rieta. Saya akan membayar mahal lirik lagu tersebut sebesar 50 juta. Tapi ada syaratnya."

"Wah benarkah begitu tuan. Kalau saya boleh tahu apa syaratnya?" tanya Viona antusias dan penasaran.

"Seperti biasa, tawaran yang aku berikan kepada siapapun yang ingin bekerja sama denganku hanya perlu menemaniku satu malam saja. Dan kalau kalian berdua yang akan menemaniku maka kalian berdua akan mendapatkan bonus."

Plakk

"Dasar kurang ajar, Laki-laki b4ngs4t," ucap Viona yang langsung menampar pipi Jason dengan sangat keras.

"Shit." Umpat Jason memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari Viona.

"Ayo kita pergi saja dari sini Vi," ucap Rieta menarik tangan Viona agar segera pergi dari tempat tersebut.

"Enak saja kalian berdua mau pergi begitu saja," ucap Jason yang langsung memegang tangan Viona dan Rieta dengan sangat erat.

Terjadi sedikit perkelahian diantara mereka bertiga. Viona segera menendang aset berharga milik Jason tidak terlalu keras, sedangkan Rieta segera menyemprotkan air cabai yang ia bawa ke mata Jason.

"Argh, dasar kalian berdua wanita kurang ajar. Dasar wanita triplek," ucap Jason merasa kesakitan pada aset berharganya dan juga panas pada matanya.

"Apa kau bilang, wanita triplek? Makan itu timun," ucap Viona yang segera mengeluarkan timun dari dalam tasnya dan memasukkannya secara paksa ke dalam mulut Jason.

"Eee uuu," ucap Jason dengan tidak jelas.

Rieta dan Viona segera berlari cepat karena mereka khawatir nanti Jason memanggil orang untuk menangkap mereka berdua.

"Ayo lebih cepat sedikit Ta."

"Astaga Vi, kamu itu lari kencang sekali sih. Padahal kamu sedang memakai high heels," ucap Rieta ngos-ngosan mengejar Viona yang berlari seperti angin.

"Aissh. Kamu itu Ta, sudah sering lari sore saja tapi kenapa masih ngos-ngosan begitu?" ucap Viona menarik tangan Rieta agar berlari lebih cepat lagi.

"Hai, berhenti kalian berdua."

Wajah Rieta dan Viona menjadi panik kembali saat mendengar suara lelaki memanggil mereka. Dan bukannya berhenti mereka berdua justru berlari semakin kencang.

"Hah hah hah, aku tidak kuat lagi Vi. Tenaga dan nafasku rasanya sudah mau habis," ucap Rieta dengan nada terputus-putus.

"Berhenti." Ucap seorang lelaki berpakaian security menghentikan langkah kaki Rieta dan juga Viona.

Ternyata tanpa sadar Rieta dan Viona sudah sampai di depan pintu keluar hotel. Mereka berdua merasa sedikit lega karena suasana di luar yang ramai dan penuh dengan orang. Jadi tidak mungkin Jason akan berani berbuat jahat kepada mereka berdua.

"Hah hah hah, syukurlah sudah aman," ucap Rieta merasa lega.

"Kalian berdua itu kenapa lari-larian didalam loby hotel? Apa kalian tidak mendengar ada yang memanggil kalian dan mengejar?”

"Dia orang jahat pak. Dia mau menangkap kami berdua."

"Haa? Bagaimana bisa begitu nona-nona? Yang memanggil kalian berdua itu adalah security hotel ini," ucap security tersebut menunjuk kearah orang yang juga menggunakan seragam yang sama dengannya.

"Oh astaga, hahaha ternyata security ya," tawa Viona merasa malu.

Ternyata security tersebut menemukan ponsel milik Rieta yang ternyata terjatuh. Untung saja security tersebut masih mau rela berlari mengejar Rieta dan juga Viona hanya untuk mengembalikan ponsel milik Rieta.

Rieta merasa sangat bersyukur dan juga berterima kasih karena ternyata masih ada orang baik dan jujur seperti security tersebut.

"Sekali lagi saya benar-benar minta maaf dan terima kasih ya pak."

"Sama-sama nona. Tapi tadi kenapa kalian berlari saat mendengar suara saya?"

"Hehehe, itu karena tadi kami berdua sedang dikejar orang jahat pak."

"Oh begitu rupanya. Tapi kalau saya boleh tahu orang jahat tersebut masih berada di hotel ini?"

"Eee tidak ada pak seperti, dia sudah kabur karena tadi kami berdua sempat memukulinya."

"Syukurlah kalau begitu. Sebaiknya kalian berdua hati-hati saat pulang."

"Iya pak. Terima kasih banyak."

Diperjalanan pulang, Rieta bertanya kepada Viona darimana timun yang digunakan tadi untuk membungkam mulut busuk Jason. Rieta memang sangat penasaran karena tadi setahunya Viona itu tidak membawa timun sama sekali didalam tas.

“Hehehe, jadi aku itu tadi salah membawa barang Ta. Seharusnya aku tadi membawa payung lipat untuk berjaga-jaga jika hujan. Ehh ternyata yang aku bawa timun karena kedua barang itu berada di tempat yang sama.”

“Astaga, ternyata sifat ceroboh dan terburu-burumu sewaktu sekolah itu masih ada ya sampai sekarang Vi.”

“Hehehe, ingat saja kamu Ta,” ucap Viona merasa malu.

Dua minggu berlalu, Viona masih berharap agar produser Ali dapat segera sembuh dan kembali bekerja. Sehingga ia bisa menawarkan lirik lagu yang dibuat oleh Rieta.

"Aku iseng coba kirim email kepada tuan Ali saja ah. Siapa tahu kalau beliau sudah sembuh langsung segera membuka dan membalas email milikku," ucap Viona yang langsung mengirimkan email kepada produser Ali.

Dan ternyata hanya perlu menunggu waktu kurang lebih satu jam, produser Ali sudah membalas email yang dikirimkan oleh Viona.

Viona merasa deg-degan saat ingin membuka email dari produser Ali. Ia khawatir jika jawaban dari produser Ali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Yah, kok awalannya saja sudah kata maaf saja sih tuan Ali membalas pesanku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Balas Dendam Si Janda Mandul   BDSJM 75

    "Ayo kita pergi saja Vi, jangan hiraukan keberadaan Bima.""Rieta, tunggu sebentar," ucap Bima menahan tangan Rieta."Cukup Bim, jangan ganggu aku lagi. Aku bisa teriak dan security di mall ini akan menangkapmu.""Rieta, aku ingin kita berteman. Please, tolong kabulkan keinginanku ini. Aku janji tidak akan membuatmu sedih seperti dulu."Rieta hanya terdiam. Ia memang orang yang tidak tegaan. Apalagi Bima. ini pernah menjadi bagian dalam hidupnya."Aku yakin si Bima ini mau berteman dengan Rieta karena ada maunya," batin Viona merasa kesal."Beri aku waktu untuk memutuskan Bim. Aku tidak bisa secara mendadak seperti ini.""Baiklah. Nomer teleponku tidak berubah jika kamu ingin menghubungiku Ta.""Hmm. Aku pulang dulu Bim, maaf tidak bisa berlama-lama karena Arlo sudah menungguku.""Hati-hati Ta."Senang rasanya saat Rieta masih mau memberikan kesempatan kepada Bima. Ia yakin jika dirinya sudah berteman dengan Rieta nanti maka keberuntungan akan kembali berpihak kepadanya."Ta, kenapa k

  • Balas Dendam Si Janda Mandul   BDSJM 74

    Selama dua hari Viona benar-benar merawat Rieta dengan baik dan penuh perhatian. Rieta merasa bersyukur bisa mengenal dan memiliki sahabat seperti Viona."Ta, gawat. Ayo cepat cuci muka.""Ada apa Vi, kenapa kamu panik begitu?""Tuan Arlo datang. Dia membawa sebuah kotak besar juga.""Ehh. Arlo datang? Kok dia tidak menelponku dulu. Untung saja aku sudah sembuh hanya tinggal memulihkan energiku saja. Tolong temui Arlo dulu ya Vi, aku mau bersiap sebentar," ucap Rieta yang bergegas cuci muka dan berganti pakaian."Selamat siang Tuan Arlo.""Hmm, di mana Rieta. Dia tidak pergi kan hari ini?""Kenapa Tuan Arlo datang kemari tidak mengabari terlebih dahulu? Untung saja Rieta tidak pergi. Dia sedang berada di kamar mandi. Mari silakan masuk dan duduk dulu Tuan.""Terserah aku mau menemui calon istriku itu kapan saja, kenapa jadi kau yang cerewet.""Ohh bukan saya yang cerewet Tuan, tapi Rieta. Dia tadi sempat kaget dan mau marah saat melihat Tuan Arlo dari jendela.""Kau serius?""Buat apa

  • Balas Dendam Si Janda Mandul   BDSJM 73

    "Arlo, kenapa kamu mengajakku ke butik?" tanya Rieta merasa bingung."Aku ingin kau memilih gaun untuk pernikahan kita.""Gaun? Tapi aku belum menerima lamaranmu Sayang.""Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mempersiapkan semua persiapan pernikahan kita yang entah kapan akan dilaksanakan. Aku sangat mencintaimu Rieta, aku ingin membina rumah tangga denganmu.""Sayang, jangan memasang wajah bersedih seperti itu. Aku merasa sangat bersalah. Kalau kamu mau kita menikah ayo kita lakukan. Aku rasa saat ini aku sudah siap.""Serius sayang?""Iya Arlo, aku serius. Ayo kita menikah," ucap Rieta merangkul leher Arlo dan tersenyum dengan tulus."Wait. Aku belum melamarmu secara romantis sayang, jadi katakan kembali nanti saat aku sudah melamarmu.""Dengan senang hati sayang."Krekkk"Ehh, ada Tuan Arlo. Selamat siang Tuan.""Siang."Rieta segera melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada karyawan butik yang baru saja keluar."Apakah Tuan Arlo ingin mampir ke butik kami hari ini?""Rencananya begi

  • Balas Dendam Si Janda Mandul   BDSJM 72

    Plakkk"Bodoh kamu Jen. Kenapa juga kamu harus mengakui semua kesalahanmu dan mau meminta maaf kepada Rieta? Bikin malu saja. Kalau sudah niat ingin menghancurkan seharusnya kamu tidak perlu berbuat seperti ini.""Awww, sakit bodoh. Kenapa kamu harus menamparku segala. Lagi pula kalau aku tidak minta maaf dan mengakui semua kesalahan yang ada masa depanku akan hancur San," ucap Jenika memegang pipinya yang terasa perih."Argh, kenapa juga si Rieta itu punya kekasih seperti Arlo yang memiliki kekuasaan yang kuat. Sial.""Kalau kamu ingin marah ya sana marah saja. Aku sudah tidak mau berurusan dengan Rieta lagi. Sudah cukup aku dibuat malu olehnya. Dan aku sudah cukup puas bisa membuatnya terpuruk seperti saat ini. Yang penting semua orang sudah tahu kalau Rieta itu janda mandul.""Payah kamu Jen, baru segini saja kamu sudah merasa puas.""Terserah kamu saja. Aku sudah tidak mau ikut campur masalah ini. Yang penting aku tidak menyebutkan namamu jadi kamu aman. Kalau kamu ingin melanjutka

  • Balas Dendam Si Janda Mandul   BDSJM 71

    Setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya membuat Viona jadi tidak suka jika bertemu dengan orang tersebut. Tetapi Jacob melarang Viona untuk memberi tahu Rieta tentang orang tersebut karena ia harus mengumpulkan barang bukti yang lebih banyak lagi sebelum banyak orang tahu tentang pelakunya."Vi, aku rasa kamu jadi sering datang ke kantor Tuan Ali. Memangnya kamu sedang ada proyek apa?" tanya Rieta penasaran."Aku sedang tidak ada proyek apa-apa Ta. Aku hanya ingin menemanimu saja. Memangnya tidak boleh ya? Aku juga bosan berada di rumah terus.""Oh, aku pikir kamu sedang ada proyek dengan Tuan Ali. Tentu saja aku merasa senang karena kamu mau menemaniku setiap saat Vi. Maaf ya jika aku menyinggung perasaanmu."Didalam diri Viona ia berjanji akan menjaga Rieta sampai Arlo dan yang lainnya berhasil membongkar kebenaran yang ada. Ia tidak ingin sahabatnya itu jatuh terpuruk kembali.Beberapa hari ini Arlo memang tidak dapat menemui Rieta karena kesibukannya yang sedang menggarap proye

  • Balas Dendam Si Janda Mandul   BDSJM 70

    Tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, Rieta sadar jika kesedihannya ini hanya akan merugikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin terpuruk hanya karena masalah sepele seperti saat ini. Semua ini memang akan menyangkut masa depan dirinya di dunia entertainment tetapi jika Rieta hanya berdiam diri saja seperti ini ia rasa juga tidak ada gunanya sama sekali."Ta, kamu mau kemana?""Aku mau menemui Arlo Vi. Aku ingin meminta tolong kepadanya untuk membantuku. Aku harus keluar dari masalah ini. Masalah ini terlalu berat untuk aku lewati sendiri. Aku butuh Arlo untuk mengatasi semua ini. Aku ingin semua kabar berita tentangku dibekukan. Aku yakin Arlo pasti bisa membantuku.""Sabar ya Ta. Aku yakin semua ini akan segera berakhir dan kamu dapat hidup tenang lagi seperti semula.""Aku heran saja Vi kenapa ada orang yang tega berbuat jahat kepadaku. Padahal aku ini tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun.""Mungkin orang itu iri saja kepadamu Ta.""Padahal apa coba yang dia iri kan dariku ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status