Share

BDSJM 4 Bertemu Produser Genit

"Astaga Vi, ada apa?" jawab Rieta berlari menghampiri Viona dengan tergesa-gesa karena saat itu dirinya tengah sibuk mengangkat pakaian kering. Ia sangat khawatir jika terjadi sesuatu terhadap Viona yang berteriak begitu keras.

"Ya ampun Rieta, kamu itu benar-benar hebat," ucap Viona yang langsung memeluk tubuh Rieta dengan sangat erat.

"Uhuk uhuk. Vi, lepaskan pelukanmu," ucap Rieta memukul lengan Vioan dan berusaha melepaskan pelukan Viona yang begitu erat.

"Upss, sorry Ta. Aku terlalu bahagia."

"Memangnya ada apa Vi sampai kamu sebahagia ini?" tanya Rieta penasaran.

"Lirik lagu yang kamu buat itu langsung laku dan akan dibeli oleh produser Jason. Nanti malam aku mau bertemu dengan dia, kamu mau ikut tidak? Produser Jason ingin sekali bertemu denganku. Tapi kalau sendiri aku sedikit takut karena ini pertama kalinya bagiku datang menemui produser Jason. Biasanya aku kan mengirimkan karya kepada produser Ali."

"Boleh Vi kalau kamu mau mengajakku untuk menemanimu. Aku malah merasa sangat senang."

Sesuai dengan rencana, malam hari Viona dan Rieta datang ke sebuah hotel tempat dimana Viona dan produser Jason membuat janji.

Sebenarnya Viona tidak suka jika ada seseorang yang mengajaknya janjian di hotel. Apalagi ini pertemuan pertama. Rieta sudah memberi peringatan kepada Viona untuk berhati-hati. Bahkan Rieta juga sudah membawa semprot air cabai yang ia buat sendiri untuk berjaga-jaga.

Ternyata produser Jason adalah seorang lelaki yang tampan dan gagah. Dia sudah seperti seorang model. Produser Jason segera memperhatikan penampilan Rieta dan juga Viona yang terlihat begitu sederhana karena hanya menggunakan celana jeans dan juga kemeja. Pandangan produser Jason terhenti pada sebuah aset berharga milik Rieta yang menonjol meskipun tertutupi oleh kemeja yang kebesaran.

"Ehem, selamat malam produser Jason," ucap Viona yang membuat produser Jason menjadi tersadar.

"Ah ya, selamat malam. Mari silahkan duduk."

"Terima kasih."

Tidak beberapa lama kemudian pelayan datang untuk mengantarkan minuman dan juga makanan ringan.

"Silahkan di minum."

"Terima kasih."

"Jadi siapa diantara kalian berdua yang bernama Rieta, orang yang sudah mengirimkan lirik lagu yang begitu indah kepadaku?"

"Ini yang bernama Rieta tuan. Tetapi yang mengirimkan email kepada anda adalah saya Viona."

"Ohh begitu rupanya. Saya menyukai lirik lagu yang dibuat oleh Rieta. Saya akan membayar mahal lirik lagu tersebut sebesar 50 juta. Tapi ada syaratnya."

"Wah benarkah begitu tuan. Kalau saya boleh tahu apa syaratnya?" tanya Viona antusias dan penasaran.

"Seperti biasa, tawaran yang aku berikan kepada siapapun yang ingin bekerja sama denganku hanya perlu menemaniku satu malam saja. Dan kalau kalian berdua yang akan menemaniku maka kalian berdua akan mendapatkan bonus."

Plakk

"Dasar kurang ajar, Laki-laki b4ngs4t," ucap Viona yang langsung menampar pipi Jason dengan sangat keras.

"Shit." Umpat Jason memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari Viona.

"Ayo kita pergi saja dari sini Vi," ucap Rieta menarik tangan Viona agar segera pergi dari tempat tersebut.

"Enak saja kalian berdua mau pergi begitu saja," ucap Jason yang langsung memegang tangan Viona dan Rieta dengan sangat erat.

Terjadi sedikit perkelahian diantara mereka bertiga. Viona segera menendang aset berharga milik Jason tidak terlalu keras, sedangkan Rieta segera menyemprotkan air cabai yang ia bawa ke mata Jason.

"Argh, dasar kalian berdua wanita kurang ajar. Dasar wanita triplek," ucap Jason merasa kesakitan pada aset berharganya dan juga panas pada matanya.

"Apa kau bilang, wanita triplek? Makan itu timun," ucap Viona yang segera mengeluarkan timun dari dalam tasnya dan memasukkannya secara paksa ke dalam mulut Jason.

"Eee uuu," ucap Jason dengan tidak jelas.

Rieta dan Viona segera berlari cepat karena mereka khawatir nanti Jason memanggil orang untuk menangkap mereka berdua.

"Ayo lebih cepat sedikit Ta."

"Astaga Vi, kamu itu lari kencang sekali sih. Padahal kamu sedang memakai high heels," ucap Rieta ngos-ngosan mengejar Viona yang berlari seperti angin.

"Aissh. Kamu itu Ta, sudah sering lari sore saja tapi kenapa masih ngos-ngosan begitu?" ucap Viona menarik tangan Rieta agar berlari lebih cepat lagi.

"Hai, berhenti kalian berdua."

Wajah Rieta dan Viona menjadi panik kembali saat mendengar suara lelaki memanggil mereka. Dan bukannya berhenti mereka berdua justru berlari semakin kencang.

"Hah hah hah, aku tidak kuat lagi Vi. Tenaga dan nafasku rasanya sudah mau habis," ucap Rieta dengan nada terputus-putus.

"Berhenti." Ucap seorang lelaki berpakaian security menghentikan langkah kaki Rieta dan juga Viona.

Ternyata tanpa sadar Rieta dan Viona sudah sampai di depan pintu keluar hotel. Mereka berdua merasa sedikit lega karena suasana di luar yang ramai dan penuh dengan orang. Jadi tidak mungkin Jason akan berani berbuat jahat kepada mereka berdua.

"Hah hah hah, syukurlah sudah aman," ucap Rieta merasa lega.

"Kalian berdua itu kenapa lari-larian didalam loby hotel? Apa kalian tidak mendengar ada yang memanggil kalian dan mengejar?”

"Dia orang jahat pak. Dia mau menangkap kami berdua."

"Haa? Bagaimana bisa begitu nona-nona? Yang memanggil kalian berdua itu adalah security hotel ini," ucap security tersebut menunjuk kearah orang yang juga menggunakan seragam yang sama dengannya.

"Oh astaga, hahaha ternyata security ya," tawa Viona merasa malu.

Ternyata security tersebut menemukan ponsel milik Rieta yang ternyata terjatuh. Untung saja security tersebut masih mau rela berlari mengejar Rieta dan juga Viona hanya untuk mengembalikan ponsel milik Rieta.

Rieta merasa sangat bersyukur dan juga berterima kasih karena ternyata masih ada orang baik dan jujur seperti security tersebut.

"Sekali lagi saya benar-benar minta maaf dan terima kasih ya pak."

"Sama-sama nona. Tapi tadi kenapa kalian berlari saat mendengar suara saya?"

"Hehehe, itu karena tadi kami berdua sedang dikejar orang jahat pak."

"Oh begitu rupanya. Tapi kalau saya boleh tahu orang jahat tersebut masih berada di hotel ini?"

"Eee tidak ada pak seperti, dia sudah kabur karena tadi kami berdua sempat memukulinya."

"Syukurlah kalau begitu. Sebaiknya kalian berdua hati-hati saat pulang."

"Iya pak. Terima kasih banyak."

Diperjalanan pulang, Rieta bertanya kepada Viona darimana timun yang digunakan tadi untuk membungkam mulut busuk Jason. Rieta memang sangat penasaran karena tadi setahunya Viona itu tidak membawa timun sama sekali didalam tas.

“Hehehe, jadi aku itu tadi salah membawa barang Ta. Seharusnya aku tadi membawa payung lipat untuk berjaga-jaga jika hujan. Ehh ternyata yang aku bawa timun karena kedua barang itu berada di tempat yang sama.”

“Astaga, ternyata sifat ceroboh dan terburu-burumu sewaktu sekolah itu masih ada ya sampai sekarang Vi.”

“Hehehe, ingat saja kamu Ta,” ucap Viona merasa malu.

Dua minggu berlalu, Viona masih berharap agar produser Ali dapat segera sembuh dan kembali bekerja. Sehingga ia bisa menawarkan lirik lagu yang dibuat oleh Rieta.

"Aku iseng coba kirim email kepada tuan Ali saja ah. Siapa tahu kalau beliau sudah sembuh langsung segera membuka dan membalas email milikku," ucap Viona yang langsung mengirimkan email kepada produser Ali.

Dan ternyata hanya perlu menunggu waktu kurang lebih satu jam, produser Ali sudah membalas email yang dikirimkan oleh Viona.

Viona merasa deg-degan saat ingin membuka email dari produser Ali. Ia khawatir jika jawaban dari produser Ali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Yah, kok awalannya saja sudah kata maaf saja sih tuan Ali membalas pesanku."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status