Viona segera membaca dengan seksama email balasan dari produser Ali.
"Waaaa, yes yes yes. Asikkkk," teriak Viona begitu keras."Astaga Vi, kamu kenapa teriak-teriak begitu? Apa kamu kesurupan?" ucap Viona terbangun dari tidur siangnya karena kaget mendengar suara teriakan Viona."Ihh, aku itu sedang bahagia tahu Ta.""Bahagia kenapa? Kamu itu ya Vi, senang sekali membuat orang jantungan.""Akhirnya produser Ali sembuh, dan beliau langsung mau menerima dan membeli lirik lagu milikmu Ta. Dan besok aku disuruh datang langsung ke kantornya. Aku disuruh ikut serta dalam memilih penyanyi yang pantas membawakan lagu tersebut.""Benarkah begitu Vi? Syukurlah kalau hadiah yang aku berikan kepadamu bisa berguna.""Jadi kamu mau ikut aku tidak besok Ta? Kalau kamu mau ikut, besok pagi-pagi sekali kita harus segera berangkat. Aku akan meminjamkan pakaian untukmu karena bertemu produser itu kita harus menggunakan pakaian yang rapi dan juga menarik supaya meyakinkan kalau kita ini menghargai hasil karya kita sendiri.""Boleh Vi kalau kamu mau mengajakku besok. Tapi kali ini produser yang kamu pilih aman kan? Tidak yang aneh-aneh seperti kemarin?" tanya Rieta merasa curiga."Aku jamin yang kali ini aman Ta. Beliau adalah orang yang baik. Karena aku sudah sering sekali berkomunikasi dengan beliau.”"Oke deh kalau begitu. Aku akan ikut kamu besok.”Viona segera mencari pakaian miliknya yang mungkin muat digunakan oleh Rieta. Tetapi hampir satu jam mencari tidak ada juga pakaian miliknya yang muat untuk Rieta."Padahal berat badanmu itu sudah mulai berkurang, tapi kok pakaian aku belum ada yang muat ya untukmu Ta," ucap Viona mengetuk-ngetuk dagunya sambil berpikir."Badan kamu itu kecil, tinggi kamu juga lebih pendek daripada aku. Jelas saja pakaianmu tidak ada yang muat meskipun aku sudah berusaha untuk melakukan diet Vi.""Kalau begitu sekarang kita pergi ke toko pakaian saja yuk. Kita beli pakaian baru untukmu.""Tapi uangnya bagaimana Vi?""Gampang. Uang aku masih banyak, kalau cuma membelikan kamu pakaian baru tidak jadi masalah."Viona segera mengajak Rieta ke sebuah butik. Di butik tersebut Viona memilihkan banyak pakaian baru untuk Rieta. Sebenarnya Rieta merasa tidak enak karena jumlah totalan belanjaan miliknya itu sangat banyak. Apakah lirik lagunya tadi terjual mahal sehingga Viona membelikan dirinya banyak pakaian? Itulah yang ada di dalam pikiran Rieta saat ini.Keesokan harinya sesuai dengan rencana, Rieta dan Viona berangkat ke kantor prosedur yang mau membeli lirik lagu yang dibuat oleh Rieta. Viona benar-benar merombak total penampilan Rieta hari ini, Rieta terlihat begitu cantik. Apalagi tubuh Rieta saat ini sudah mulai terlihat seksi meskipun masih sedikit gemuk.Sesampainya di kantor, produser Ali segera memperhatikan penampilan Rieta dari bawah hingga ke atas. Menurut produser Ali, tubuh Rieta tergolong menarik. Tetapi wajah Rieta masih kurang menjual jika ingin membawakan sebuah lagu.Ternyata Viona berencana ingin membuat Rieta menjadi seorang penyanyi dan juga seorang pembuat lagu. Tetapi karena produser Ali tidak tertarik dengan Rieta maka keinginannya untuk membuat Rieta menjadi penyanyi harus ia pendam."Besok kalian berdua bisa datang lagi kemari. Kalian berdua memiliki andil untuk memilih penyanyi yang akan membawakan lagu ini. Saya sangat menyukai lagu yang kamu tulis. Jika dinyanyikan oleh penyanyi yang tepat, saya yakin lagu ini pasti akan terkenal dan laku keras dipasaran.""Baik tuan Ali. Terima kasih."Sebenarnya Rieta tidak merasa kecewa dengan jawaban yang diberikan oleh produser Ali, justru Viona lah yang merasa kecewa karena gagal membuat Rieta menjadi seorang penyanyi. Saat sore hari ketika Rieta sedang mandi, ia iseng menyanyikan lagu yang ia tulis dan berikan kepada Viona. Dan tanpa sengaja Viona lewat dan mendengar suara Rieta. Naluri Viona dan kekagumannya terhadap suara Rieta semakin menjadi. Ia pun segera merekam suara Rieta secara diam-diam."Aku yakin setelah tuan Ali mendengar suara Rieta, dia pasti akan jatuh hati," batin Viona optimis.Hari ini penampilan Rieta dan Viona tidak seheboh kemarin. Mereka berdua hanya menggunakan pakaian casual tapi masih rapi dan sopan saat datang ke kantor produser Ali. Disana sudah ada 4 orang penyanyi yang memiliki suara yang indah dan juga merdu. Tetapi menurut produser Ali, Viona dan Rieta, suara keempat penyanyi tersebut belum cocok untuk membawakan lagu yang dibuat oleh Rieta."Sepertinya aku harus mencari penyanyi lagi karena keempat penyanyi yang baru saja datang belum ada yang sesuai dengan apa yang aku bayangkan.""Tuan Ali, bagaimana kalau anda mendengarkan suara seseorang yang aku rekam ini. Dia sedang menyanyikan lagu yang ada di lirik tersebut."Produser Ali segera mendengarkan rekaman yang berada di ponsel Viona. Suara Rieta terdengar begitu merdu dan menghayati saat membawakan lagu yang ia tulis sendiri."Siapa yang menyanyikan lagu ini? Suaranya begitu merdu dan juga sangat cocok membawakan lagu ini," tanya produser Ali penasaran."Yang menyanyikan lagu ini adalah Rieta sendiri tuan. Bagus kan suara Rieta? Sesuai dengan apa yang aku katakan kemarin kalau suara dia itu bisa dijual tuan.""Tapi aku sangat yakin kalau Rieta yang membawakan lagu tersebut tidak akan banyak orang yang akan melirik. Kamu tahu sendiri kan Viona, penikmat musik itu awalnya melihat dari covernya terlebih dahulu. Jadi meskipun suara Rieta bagus tetapi kalau wajahnya belum begitu menjual maka pasti tidak akan laku di pasaran.""Maaf tuan Ali, apakah saya boleh menyampaikan ide saya," ucap Rieta memotong pembicaraan diantara Viona dan produser Ali."Boleh Rieta, silahkan sampaikan pendapatmu.""Apakah saya masih boleh menyanyikan lagu yang saya buat ini lalu saya upload sendiri ke sosial media? Tetapi saya tidak akan menunjukkan wajah saya.""Maksudnya kamu ingin mengcover lagumu sendiri lalu video klipnya hanya menggunakan lirik lagu begitu?""Iya tuan Ali. Benar sekali, itu maksud saya karena kata Viona suara saya sangat sesuai dengan lagu tersebut. Jadi saya yakin suara saya tersebut akan laku di pasaran.""Iya tuan Ali. Bagaimana kalau kita coba cara ini. Siapa tahu saja suara Rieta benar-benar akan lagu keras di pasaran.""Baiklah kalau begitu ayo kita coba masuk ke dalam dapur rekaman terlebih dahulu, nanti aku akan menyuruh orang untuk membuat video klip dari lagu ini.""Maaf tuan Ali, saya juga sudah memiliki ide tentang video klip lagu ini.""Bagus kalau kamu sudah punya gambaran tentang video klip lagu ini. Nanti kita bahas semuanya dengan para tim supaya lagu ini dapat laku keras di pasaran dan cepat beredar."Rieta dan Viona merasa senang karena akhirnya tuan Ali setuju dengan ide mereka berdua. Viona dan Rieta yakin jika rencana mereka ini akan berhasil.Rieta mulai bernyanyi di dalam dapur rekaman. Suaranya begitu merdu dan ekspresi wajahnya benar-benar sangat menghayati lirik lagu yang dibuat olehnya sendiri. Sebenarnya lagi yang dibuat Rieta menggambarkan isi hatinya, ia merasa sakit hati karena diceraikan begitu saja oleh Bima.Produser Ali sangat puas dengan rekaman suara Rieta. Ia pun menyerahkan semuanya kepada tim untuk membuat video klip dari lagu tersebut agar terlihat semakin menarik."Satu minggu lagi lagu ini akan segera rilis. Kalian berdua bisa mempromosikan lagu ini. Dan jika lagu ini laku keras di pasaran maka kalian berdua akan mendapatkan bonus dari hasil kerja keras kalian. Dan kita tidak perlu mencari penyanyi lagi.""Terima kasih banyak tuan Ali," ucap Rieta dan Viona merasa bahagia."Rieta, kita mampir ke supermarket sebentar ya. Stok gula di rumah habis.""Oke, siap Vi."Rieta dan Viona segera berjalan menuju supermarket yang letaknya tidak begitu jauh dari kantor produser Ali.KlontangSebuah minuman kaleng tiba-tiba saja terlempar dari mobil silver yang melewati Rieta dan Viona."Hei, kalau melempar sampah lihat-lihat dong.""Ayo kita pergi saja Vi, jangan hiraukan keberadaan Bima.""Rieta, tunggu sebentar," ucap Bima menahan tangan Rieta."Cukup Bim, jangan ganggu aku lagi. Aku bisa teriak dan security di mall ini akan menangkapmu.""Rieta, aku ingin kita berteman. Please, tolong kabulkan keinginanku ini. Aku janji tidak akan membuatmu sedih seperti dulu."Rieta hanya terdiam. Ia memang orang yang tidak tegaan. Apalagi Bima. ini pernah menjadi bagian dalam hidupnya."Aku yakin si Bima ini mau berteman dengan Rieta karena ada maunya," batin Viona merasa kesal."Beri aku waktu untuk memutuskan Bim. Aku tidak bisa secara mendadak seperti ini.""Baiklah. Nomer teleponku tidak berubah jika kamu ingin menghubungiku Ta.""Hmm. Aku pulang dulu Bim, maaf tidak bisa berlama-lama karena Arlo sudah menungguku.""Hati-hati Ta."Senang rasanya saat Rieta masih mau memberikan kesempatan kepada Bima. Ia yakin jika dirinya sudah berteman dengan Rieta nanti maka keberuntungan akan kembali berpihak kepadanya."Ta, kenapa k
Selama dua hari Viona benar-benar merawat Rieta dengan baik dan penuh perhatian. Rieta merasa bersyukur bisa mengenal dan memiliki sahabat seperti Viona."Ta, gawat. Ayo cepat cuci muka.""Ada apa Vi, kenapa kamu panik begitu?""Tuan Arlo datang. Dia membawa sebuah kotak besar juga.""Ehh. Arlo datang? Kok dia tidak menelponku dulu. Untung saja aku sudah sembuh hanya tinggal memulihkan energiku saja. Tolong temui Arlo dulu ya Vi, aku mau bersiap sebentar," ucap Rieta yang bergegas cuci muka dan berganti pakaian."Selamat siang Tuan Arlo.""Hmm, di mana Rieta. Dia tidak pergi kan hari ini?""Kenapa Tuan Arlo datang kemari tidak mengabari terlebih dahulu? Untung saja Rieta tidak pergi. Dia sedang berada di kamar mandi. Mari silakan masuk dan duduk dulu Tuan.""Terserah aku mau menemui calon istriku itu kapan saja, kenapa jadi kau yang cerewet.""Ohh bukan saya yang cerewet Tuan, tapi Rieta. Dia tadi sempat kaget dan mau marah saat melihat Tuan Arlo dari jendela.""Kau serius?""Buat apa
"Arlo, kenapa kamu mengajakku ke butik?" tanya Rieta merasa bingung."Aku ingin kau memilih gaun untuk pernikahan kita.""Gaun? Tapi aku belum menerima lamaranmu Sayang.""Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mempersiapkan semua persiapan pernikahan kita yang entah kapan akan dilaksanakan. Aku sangat mencintaimu Rieta, aku ingin membina rumah tangga denganmu.""Sayang, jangan memasang wajah bersedih seperti itu. Aku merasa sangat bersalah. Kalau kamu mau kita menikah ayo kita lakukan. Aku rasa saat ini aku sudah siap.""Serius sayang?""Iya Arlo, aku serius. Ayo kita menikah," ucap Rieta merangkul leher Arlo dan tersenyum dengan tulus."Wait. Aku belum melamarmu secara romantis sayang, jadi katakan kembali nanti saat aku sudah melamarmu.""Dengan senang hati sayang."Krekkk"Ehh, ada Tuan Arlo. Selamat siang Tuan.""Siang."Rieta segera melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada karyawan butik yang baru saja keluar."Apakah Tuan Arlo ingin mampir ke butik kami hari ini?""Rencananya begi
Plakkk"Bodoh kamu Jen. Kenapa juga kamu harus mengakui semua kesalahanmu dan mau meminta maaf kepada Rieta? Bikin malu saja. Kalau sudah niat ingin menghancurkan seharusnya kamu tidak perlu berbuat seperti ini.""Awww, sakit bodoh. Kenapa kamu harus menamparku segala. Lagi pula kalau aku tidak minta maaf dan mengakui semua kesalahan yang ada masa depanku akan hancur San," ucap Jenika memegang pipinya yang terasa perih."Argh, kenapa juga si Rieta itu punya kekasih seperti Arlo yang memiliki kekuasaan yang kuat. Sial.""Kalau kamu ingin marah ya sana marah saja. Aku sudah tidak mau berurusan dengan Rieta lagi. Sudah cukup aku dibuat malu olehnya. Dan aku sudah cukup puas bisa membuatnya terpuruk seperti saat ini. Yang penting semua orang sudah tahu kalau Rieta itu janda mandul.""Payah kamu Jen, baru segini saja kamu sudah merasa puas.""Terserah kamu saja. Aku sudah tidak mau ikut campur masalah ini. Yang penting aku tidak menyebutkan namamu jadi kamu aman. Kalau kamu ingin melanjutka
Setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya membuat Viona jadi tidak suka jika bertemu dengan orang tersebut. Tetapi Jacob melarang Viona untuk memberi tahu Rieta tentang orang tersebut karena ia harus mengumpulkan barang bukti yang lebih banyak lagi sebelum banyak orang tahu tentang pelakunya."Vi, aku rasa kamu jadi sering datang ke kantor Tuan Ali. Memangnya kamu sedang ada proyek apa?" tanya Rieta penasaran."Aku sedang tidak ada proyek apa-apa Ta. Aku hanya ingin menemanimu saja. Memangnya tidak boleh ya? Aku juga bosan berada di rumah terus.""Oh, aku pikir kamu sedang ada proyek dengan Tuan Ali. Tentu saja aku merasa senang karena kamu mau menemaniku setiap saat Vi. Maaf ya jika aku menyinggung perasaanmu."Didalam diri Viona ia berjanji akan menjaga Rieta sampai Arlo dan yang lainnya berhasil membongkar kebenaran yang ada. Ia tidak ingin sahabatnya itu jatuh terpuruk kembali.Beberapa hari ini Arlo memang tidak dapat menemui Rieta karena kesibukannya yang sedang menggarap proye
Tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, Rieta sadar jika kesedihannya ini hanya akan merugikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin terpuruk hanya karena masalah sepele seperti saat ini. Semua ini memang akan menyangkut masa depan dirinya di dunia entertainment tetapi jika Rieta hanya berdiam diri saja seperti ini ia rasa juga tidak ada gunanya sama sekali."Ta, kamu mau kemana?""Aku mau menemui Arlo Vi. Aku ingin meminta tolong kepadanya untuk membantuku. Aku harus keluar dari masalah ini. Masalah ini terlalu berat untuk aku lewati sendiri. Aku butuh Arlo untuk mengatasi semua ini. Aku ingin semua kabar berita tentangku dibekukan. Aku yakin Arlo pasti bisa membantuku.""Sabar ya Ta. Aku yakin semua ini akan segera berakhir dan kamu dapat hidup tenang lagi seperti semula.""Aku heran saja Vi kenapa ada orang yang tega berbuat jahat kepadaku. Padahal aku ini tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun.""Mungkin orang itu iri saja kepadamu Ta.""Padahal apa coba yang dia iri kan dariku ini