Share

laporan mata-mata

Arya menarik pinggang Inggit merapatkan tubuhnya. “Utututu ... masa sih ngiris bawang. Pekerjaan kantor mulai menumpuk, dan ada masalah yang sering membuat meeting dadakan. Jadi, maaf kalau akhir-akhir ini belum bisa mencintaimu sepenuhnya. Soalnya harus jaga stamina untuk menyelesaikan proyek lemburan dan meeting.”

‘Stamina untuk lemburan dan meeting atau buat memuaskan selingkuhanmu mas!’ batin Inggit.

Inggit tersenyum kecut. Tentu saja batinnya benar. Suaminya sedang butuh stamina lebih, untuk menggarap selingkuhannya. Dasar lelaki! Hidung kelabang. Ehk, belang!

“Iyaa, gak apa kok. Yang penting mas sehat aja udah alhamdulillah.”

‘Sial! Kenapa bisa aku menjadi wanita polos. Tidak bisa mengungkapkan bahwa dirinya sudah selingkuh! Dasar lelaki setan, yang penuh dengan tipu daya!’

**

Inggit membuka matanya, tangannya ingin bergerak meraba sebelahnya akan tetapi sudah tak ada. Dilirik jam yang ada di dinding, masih jam setengah enam pagi.

“Apakah rajin dalam bekerjanya selama ini, yang aku kira mencari nafkah tekun ada kaitannya!” Inggit sontak langsung bangun, menyibak selimutnya dan segera memakai jubah kimono untuk menutupi gaun tidur yang tipis, gaun yang dulu Arya suka. Gaun yang membuat Arya ingin berhubungan setiap memandang.

Namun, kini Arya seakan jengah memandang istrinya sendiri.

Inggit melangkah ke arah ruang tengah ternyata melihat suaminya yang sedang menelepon seseorang, terlihat sangat asyik. Terdengar juga sesekali tawa renyah yang menyelingi pembicaraan.

“Kamu itu cantik banget. Mas mau deh memiliki kamu seutuhnya.”

Inggit melangkah tanpa suara mendekati suaminya, ia ingin mendengar dengan siapa pangerannya berbicara.

“Sudah dulu ya, aku mandi dulu, mau ikut gak?”

Tangan yang mengepal ingin menghantam suaminya, karena Inggit yakin lawan bicara suaminya bukan teman bisnis. Masa teman bisnis mau diajak mandi segala.

“Oh ya, kamu itu selain masih sangat kenyal, bibir kamu manis, semanis jeruk nipis.”

Jleb,

Bahkan telinganya bisa mendengar Arya merayu lawan bicaranya.

“Cepet mandi, nanti kesiangan,” Inggit lembut menghampiri suaminya.

Bak kucing yang maling paha ayam, wajah Arya polos-polos menyebalkan.

“S-sayang ... sayang baru bangun ... s-sejak kapan ada di sana?” Arya gelagapan memasukkan ponsel ke dalam saku celananya.

“Baru aja kok,” balas Inggit menipu senyum, padahal hatinya berteriak, bila suaminya pandai berbohong, kenapa ia tidak! Meski ia rasanya ingin menangis menyaksikan sang pangerannya sudah menghianati.

Ternyata pangerannya buaya.

“Hmm ... oh ia ... tumben bangunnya pagi?"

"Apa aku salah Mas, berubah menjadi istri yang rajin?"

"Tidak salah, malah baik, tapi sekarang gak usah memaksakan diri untuk bangun pagi dan repot-repot masak, kasihan sayang nanti kelelahan, sudah repot ngurus rumah, ngurus suami juga.”

"Kalau aku cuma ngurus rumah, gak ngurus suami. Namanya pembantu, bambang?" ujar Inggit bernada pelan nyaris seperti suara semut.

“Gimana-gimana sayang?”

Terpaksa Inggit mengulas sebuah senyuman lebar di bibirnya. “Enggak, terima kasih ya, suamiku ternyata perhatian.”

“Barusan klien sudah menelepon, Mas mandi dulu ya,” Arya mengecup kening Inggit lantas meninggalkan istrinya sendiri di ruang tengah.

Tak berselang lama, Inggit menangis sejadinya, ia duduk di kursi yang ada di ruangan. Meratapi kehidupannya. Hatinya kembali sakit dihadapkan pada kebohongan baru yang Arya ciptakan. Apakah ia akan menjadi janda?

“Sampai kapan Mas harus bohong! Sampai kapan!” Inggit memukul-mukul dadanya yang sesak. Dipaksa harus menerima kenyataan yang menyebalkan.

Inggit juga sudah terlanjur masuk dalam bersandiwara, waktu belum tepat untuk menerima bila semuanya terbongkar. Ia harus bersabar lebih banyak lagi.

“Sayang, Mas berangkat dulu ya,” ucap manis Arya berpamitan. Mengecup kening istrinya. Lalu Inggit mencium punggung tangan sang suami.

“Semangat sayang ... hati-hati ya.”

“Ya, sayanggg ... sayang, Mas mencintaimu hari ini, esok selamanya.”

Jijik! Saat Inggit mendengar kalimat tersebut sambil melihat empunya melambaikan tangan. Ia menutup gerbang rumahnya dengan kesedihan yang sudah tidak tertahan.

Ketika hendak berbalik, seorang pria yang tidak asing di pandangannya tersenyum ramah. “Sayur mbak?” tawarnya.

“Sayur-sayur, kamu sini aku sayur,” ketus Inggit.

Mang sayur menelan salivanya susah payah. “Cantik-cantik kok galaknya kayak nenek lampir dari gunung berapi, mbak.”

Inggit berwajah kecut, memilih kembali ke dalam rumah. Dari pada ia harus benaran mengoreng Mang Ipul—tukang Sayur komplek.

Inggit membaringkan tubuhnya di kasur, ia menghabiskan waktunya untuk membaca novel online, sekedar membuang rasa marahnya kepada suaminya.

Di sisi lain, Inggit tidak ingin pernikahannya hancur begitu saja karena ada orang ketiga, yang pandai merebut hati suami tersayangnya.

Inggit, menghela napas panjang menatap langit-langit kamar. “Langit, Mas Arya bukan lelaki hidung belang kan?” tanya Inggit entah kepada siapa. Padahal sudah terbukti nyatanya suami yang ia miliki hanya seorang lelaki hidung belang.

“Entah sampai kapan aku harus pura-pura bego!” ujar Inggit yang selama ini menerima kelembutan yang bermaksud, kenyataan yang tak berpihak.

**

Menjelang malam Inggit setia menunggu suaminya pulang Makanan sudah tersaji di meja makan, ia sempatkan memasak meski repot sedang membaca novel kesukaannya.

“Mas Aryaaa?” Inggit menekan tombol hijau menjawab panggilan.

“Bukan! Aku Agam. Mas Arya buaya buntung seperti itu aja kamu agung-agungkan.”

Inggit tersadar dan membaca kontak siap yang meneleponnya. Ternyata nama Agam terpampang jelas di sana.

“Kenapaa? Ramalanmu salah, melainkan kamu yang menelepon aku.”

Agam terkekeh kemudian berkata, “Bukan masalah itu.” Ia menjeda sejenak. “Kayaknya kamu harus kemari, aku ada pertunjukan bagus nih! Kamu mau lihat gak wanita yang menggeser posisi kamu.” Laporan Agam sontak membuat Inggit naik pitam.

“What? Di mana?” Inggit histeris. Jantungnya berdebar cepat. Tubuhnya gemetar. Apa lagi yang harus ia lihat, luka separah apalagi yang akan ia dapatkan!

Sungguh! Dada Inggit penuh, dan terasa sesak.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yung
kalau bodoh dan lembek ya kayak gitu selalu di kadalin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status