Nathan berkata dengan tegas, "Kalau kamu nggak bisa mengatasinya sendiri, seharusnya kamu katakan pada kami dan bukannya khawatir aku akan terlibat atau nggak.""Aku sudah memberitahumu di atap tadi. Kamu mungkin berpikir bahwa dewa pun nggak bisa menyelamatkanmu, tapi aku bisa membantumu.""Pak Steward, biarlah Dokter Nathan membantumu. Aku berani menjamin kalau kemampuan Dokter Nathan sungguh melampaui bayanganmu!" tambah Regina.Steward yang mendengar itu jelas sedikit goyah. Dia melirik Nathan dan bertanya dengan ragu, "Pak Nathan, identitasmu bukan hanya wakil kepala Rumah Sakit Perdana saja, 'kan?"Nathan tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Terus terang saja, dunia bawah tanah Beluno sekarang sepenuhnya berada di bawah kendaliku.""Kalau masalah Vivi melibatkan keluarga bangsawan ataupun yang klan lainnya, aku yakin aku bisa menyelesaikannya untukmu."Steward tampak terkejut dan berkata dengan antusias, "Pak Nathan, kamu serius?"Nathan tersenyum tipis. "Apa menurutmu aku perlu b
Nathan mengangkat alisnya dan berkata, "Baiklah. Lantaran Pak Liam sudah bilang begitu, kalau bonusnya bukan puluhan miliar atau ratusan miliar, bukankah terlalu aneh?"Seorang eksekutif yang berada di samping Liam berkata dengan marah, "Puluhan miliar? Ratusan miliar? Nathan, apa kamu sudah gila?"Liam mengangkat tangannya untuk membungkam mulut bawahannya, lalu berkata sambil tersenyum, "Regina, Pak Nathan, aku pergi dulu. Tolong beri jalan!"Regina tidak berniat mengalah, lalu berkata sambil memasang ekspresi datar, "Aku mau tahu, apa yang kamu lakukan di saat Pak Steward mau melompat dari gedung?"Liam memiringkan kepalanya, seakan-akan sedang berpikir. "Sebagai CEO perusahaan, aku punya banyak hal yang perlu aku tangani setiap hari, jadi tentu saja aku sedang bekerja."Regina mendengus dingin dan berkata, "Aku rasa kamu sedang sibuk melakukan hal yang memalukan dengan sekretarismu, 'kan? Menjijikkan!"Wajah Liam berubah gelap. Dia berkata dengan nada kejam, "Regina, jaga ucapanmu.
Saat ini, mereka melihat Nathan mengerahkan kekuatan lengannya, kemudian Steward pun terlempar kembali ke atap.Nathan sendiri bisa naik kembali ke atap dengan mudah."Pak Steward sudah diselamatkan. Pak Nathan juga sudah naik ke atas!"Para karyawan Grup Suteja yang melihat adegan itu sangat terkejut.Beberapa staf medis telah menahan Steward dan membawanya pergi.Regina melangkah maju, lalu memeriksa badan Nathan sambil bertanya dengan gugup, "Dokter Nathan, kamu baik-baik saja?"Nathan menepuk-nepuk noda di pakaiannya dan berkata sambil tersenyum, "Aku baik-baik saja!"Regina memeluknya erat dan menangis. "Bikin aku kaget saja. Aku kira kamu juga ikut melompat ke bawah.""Sekalipun kamu ingin bunuh diri bersama, seharusnya orang yang kamu pilih itu aku!"Suasana yang awalnya haru langsung dirusak oleh kata-katanya.Para karyawan perusahaan mengelilingi keduanya dan tertawa terbahak-bahak."Pak Nathan, aku benar-benar mengagumimu!""Kamu sudah melakukan apa yang kamu janjikan pada ka
Steward tersenyum getir. Ada air mata yang menetes di sudut matanya. "Pak Nathan, kamu orang yang baik dan juga berpikiran terbuka. Meski aku baru nggak lama mengenalmu, aku tulus mengagumi dan menghargaimu!""Sayangnya, bahkan dewa pun mengalami kesulitan untuk menyelamatkan manusia. Aku hanyalah orang malang yang jatuh ke dalam lumpur dan nggak bisa kembali lagi!"Berdiri di tepi atap dalam waktu lama telah membuatnya lelah baik secara fisik maupun mental.Saat itu, guncangannya makin hebat dan membuat orang-orang merasa dirinya akan runtuh dalam detik berikutnya.Kerumunan di belakang berteriak kaget. Bahkan, ada beberapa karyawan wanita yang mulai menangis.Selain itu, juga terdengar berbagai kutukan marah yang ditujukan pada Nathan.Nathan tidak menghiraukan mereka dan hanya menatap Steward sambil berkata, "Pak Steward, aku ingin memberi tahu sesuatu padamu.""Kamu bilang terkadang dewa pun mengalami kesulitan untuk menyelamatkan manusia. Tapi aku bisa beri tahu kamu di sini kalau
Regina berkata dengan nada cemas, "Dokter Nathan, jangan. Emosi Pak Steward lagi nggak stabil sekarang. Sebaiknya kita tunggu tim penyelamat saja."Dia tidak menjelaskan secara rinci, tetapi Nathan sudah mengerti maksudnya.Regina takut jika Nathan tidak berhati-hati saat mencoba menyelamatkan Steward dan membuat pria itu melompat dari gedung.Saat itu, Nathan tidak akan mampu menanggung konsekuensinya.Nathan memperlihatkan senyuman meyakinkan. "Nona Regina, percayalah. Aku akan membawa Pak Steward kembali.""Nathan, kamu masih sok jadi pahlawan dan ingin membuat masalah lagi, 'kan?" kata Clarisa dengan marah."Kalau gagal menyelamatkan Pak Steward, tahukah kamu apa akibatnya?""Karena nggak ada yang bisa menyelamatkannya, biarlah aku sendiri yang menanggung konsekuensinya," ucap Nathan dengan dingin.Sekarang tidak ada lagi yang berkomentar. Semua orang menatap Nathan yang berjalan mendekati Steward selangkah demi selangkah.Dahi Clarisa penuh dengan keringat dingin karena khawatir.
Kata-kata Steward penuh dengan kebencian saat ini. Pria itu sudah putus asa karena telah kehilangan dukungan dalam hidupnya dan kepercayaan pada pekerjaannya.Regina mengumpat dalam hati, 'Liam, si bajingan ini, kalau dia memaksa veteran perusahaan mati, aku mau lihat bagaimana dia menjelaskannya pada petinggi keluarga!'Dia memeras otaknya dan ingin membujuk Steward lagi, tetapi Nathan menghentikannya dan berkata, "Nona Regina, jangan bahas hal-hal menyedihkan seperti itu lagi.""Saat ini, emosinya nggak stabil. Dia nggak akan mendengar apa pun yang kamu katakan. Sebaliknya, hanya akan membuatnya bertambah emosi."Regina mengangguk berulang kali. "Dokter Nathan, kamu benar. Aku nggak boleh mengungkit hal itu lagi.""Clarisa, apa kamu sudah panggil polisi? Minta tim darurat untuk datang menyelamatkan Pak Steward."Sekretaris itu berkata, "Sudah aku panggil. Tim darurat sedang dalam perjalanan."Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sudah terlambat. Steward sudah bertekad untuk m