Share

Bab 252

Penulis: Levin Sergio
"Benar-benar cari mati! Bocah ini pasti sudah kehilangan akal sehatnya!"

Liam tampak menyeringai.

"Aku sendiri bahkan nggak berani memprovokasi Edward. Pecundang ini pasti sudah bosan hidup."

Julian menyeringai sambil memasang ekspresi geli.

Yang lainnya juga ikut mentertawakan Nathan.

Bocah ini terlalu memandang tinggi dirinya sendiri!

Bocah ini muncul dari mana, beraninya mencari masalah dengan Keluarga Halim? Sudah pasti dia akan berakhir celaka!

"Tuan Roland, apa yang ingin dilakukan Tuan Nathan?"

Monika tertegun dan mulut kecilnya juga terbuka sedikit.

Roland tersenyum pahit dan berkata, "Mana mungkin aku bisa menebak apa yang ingin dilakukan Tuan Nathan?"

"Tapi dia pasti punya alasan melakukan hal seperti ini. Meski Edward punya pengaruh hebat, sepertinya dia bakal terjebak kali ini."

Monika terkejut dan bertanya, "Apa hanya Tuan Nathan yang bisa menekan Keluarga Halim?"

Dia tahu Nathan sangat hebat. Bagaimana pun, dia merupakan sosok yang bahkan disegani Roland.

Namun, jika hany
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Jono Hasibuan
Lanjut, makin seru...
goodnovel comment avatar
Muliadi
tambah babnya dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 253

    Menakutkan sekali!Teknik tapak tangan ini merupakan hasil kerja keras Tetua Keluarga Halim selama lima puluh tahun.Itu terlihat jelas di mata Julian dan master bela diri lainnya.Serangan kepala Keluarga Halim benar-benar termotivasi oleh niat membunuh.Sekalipun seekor sapi, juga akan langsung dibantai di tempat.Julian mencibir dan berkata, "Bocah ini memang punya kekuatan, tapi kali ini, dia sudah mengincar orang yang salah.""Tetua Keluarga Halim ini punya kekuatan setingkat Guru Besar junior. Nggak ada yang bisa menghentikannya!"Regina yang berada di bawah panggung itu tampak tegang. "Beri tahu semua orang. Kalau Dokter Nathan nggak mampu mengendalikan situasi, orang-orang kita akan segera turun tangan!"Sekretaris segera menjawab, "Baik, Nona."Tetua Keluarga Halim menyeringai dan berkata, "Anak muda, tapak tanganku ini sudah kulatih selama puluhan tahun. Apa kamu bisa menangkisnya?""Ada harga yang harus dibayar kalau kamu bersikap sombong."Banyak orang yang refleks menutup

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 254

    Tetua lain Keluarga Halim berkata dengan nada serius, "Tuan Edward, tutup tempat ini secepatnya dan jangan biarkan orang luar melihatnya""Bocah itu setidaknya punya kekuatan setingkat Guru Besar junior, jadi jangan sembarangan memprovokasinya lagi."Keringat dingin tiba-tiba muncul di dahi Edward.Nathan punya kekuatan setingkat Guru Besar junior?Sialan! Bukankah ini terdengar konyol sekali?"Dia punya kekuatan setingkat Guru Besar junior? Kalian pasti keliru.""Ayo semuanya, ikuti aku dan bunuh bocah itu secepatnya!"Edward sama sekali tidak percaya. Wajahnya tampak enggan. Dia juga langsung memberi perintah dengan nada kasar.Kekuatan setingkat Guru Besar junior merupakan sosok yang cukup disegani di Beluno.Nathan masih begitu muda, mana mungkin dia punya kekuatan setingkat Guru Besar junior?"Tuan Edward, sebaiknya kamu dengar nasihatku."Tetua Keluarga Halim kelihatan marah dan berteriak sambil memasang ekspresi kusut, "Kalau kamu benar-benar ingin mati dan jatuh di tangan lawan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 255

    Regina berkata dengan nada dingin, "Liam, buat apa kamu ikut-ikutan? Kembalilah dan nonton film pornomu sana."Begitu masa lalunya yang memalukan diungkit, Liam langsung malu sekaligus marah. "Regina, suruh gigolo yang kamu besarkan ini tunggu mati saja.""Mengingat sifat Edward, kalau dia bisa keluar hidup-hidup dari kediaman Halim hari ini, aku akan membiarkan dia menendang kepalaku seperti bola."Begitu selesai berbicara.Edward sudah muncul di atas panggung sambil memasang ekspresi muram.Dia menatap tajam Nathan sejenak. Sebagai kepala Keluarga Halim, dia pun memaksakan senyum di wajahnya. "Semuanya, mari kita akhiri sampai di sini saja.""Hari ini adalah hari pemakaman ayahku. Aku nggak ingin membuat keributan besar.""Tapi kemurahan hati Keluarga Halim hanya berlaku satu kali ini saja."Ada orang yang bertanya, "Tuan Edward, bagaimana kondisi Tetua Keluarga Halim? Dia barusan pergi terburu-buru dan wajahnya terlihat aneh."Wajah Edward berkedut. Dia bahkan ingin segera turun dar

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 256

    Kelopak mata Simon berkedut. Dia kemudian menarik Julian sambil berkata, "Tuan Julian, ayo kita mundur dulu.""Bocah ini benar-benar gila hari ini. Lebih baik kita nggak cari masalah dengannya."Melihat kondisi Liam yang menyedihkan, Julian sudah bergidik.Oleh karena itu, tanpa berpikir panjang lagi, dia langsung setuju dan buru-buru meninggalkan tempat itu.Sebaliknya, Liam yang saat ini benar-benar emosi dan ingin membunuh seseorang.Matanya memerah. Dia ingin melawan Nathan sampai mati.Namun, dia paling jelas dengan kemampuannya sendiri.Jika masih bersikeras maju sekarang, dia hanya akan dipukul sampai mati.Ditambah lagi, Master Satya tidak mengikutinya pergi ke kediaman Halim hari ini."Nathan, Regina, kalian tunggu saja."Sambil menutupi wajahnya, Tuan Liam langsung melarikan diri dengan panik.Regina bersiul dan berkata dengan keras, "Semuanya, dengarkan baik-baik.""Liam Suteja, tuan pertama Keluarga Suteja ini, hanya bisa bersenang-senang, minum-minum. berzinah, dan berjudi

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 257

    Tanpa menanyakan pendapat Nathan, kedua gadis itu langsung memesan anggur dengan antusias.Manajer restoran tersenyum dan datang untuk memperkenalkan anggur secara pribadi. "Nona Regina, Nona Tiara, kalian berdua adalah gadis yang lembut. Saya sarankan kalian minum anggur merah.""Bisa melembabkan tenggorokan, menyegarkan, manis, dan nggak membahayakan kesehatan tubuh."Menanggapi rekomendasi manajer restoran, Regina langsung mengerutkan bibirnya dan berkata, "Siapa yang kamu pandang rendah? Kalau mau minum, aku juga harus pesan anggur putih."Tiara memukul meja dan berkata, "Benar sekali, minum anggur putih lebih nikmat.""Anggur merah itu rasanya seperti air. Aku nggak pengin minum yang begituan."Manajer restoran tersenyum pahit. Dia terpaksa mengalihkan pandangannya ke Nathan, satu-satunya pria di ruangan itu.Entah dari mana tuan ini berasal. Dia begitu beruntung bisa ditemani oleh nona-nona dari dua keluarga besar di Beluno.Jika kabar ini disebarkan, entah berapa banyak orang ya

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 258

    Setelah memikirkannya, Nathan pun menelepon manajer dan memintanya membantu memanggil sopir pengganti untuk mengantar kedua wanita itu pulang.Manajer itu menatapnya dengan kaget. "Memanggil sopir pengganti untuk mengantar nona-nona ini pulang? Tuan, apa yang kamu pikirkan?"Nathan kebingungan. "Apa yang aku pikirkan? Mereka mabuk, tentu saja aku harus mengantar mereka kembali."Manajer itu tertegun, lalu berkata dengan ekspresi kecewa, "Kamu nggak boleh mengantar kedua wanita itu pulang begitu saja, mengerti?""Apa kamu nggak tahu alasan mereka bisa mabuk di depan pria dewasa sepertimu?""Ini berarti mereka sedang memberimu kesempatan. Aku benar-benar nggak tahu harus bilang apa lagi. Kalau kamu menyia-nyiakan dua gadis cantik ini, kamu benar-benar nggak bisa dimaafkan."Nathan tidak berdaya.Melihat manajer yang antusias, seakan-akan lebih khawatir daripada dirinya sendiri.Manajer itu tampak iri. Dia menelan ludah dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Tuan, harus kuakui pesonamu mema

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 259

    Brian tampak geram. "Apa maksudmu?"Nathan berkata dengan nada dingin, "Minggir. Aku antar Tiara ke kamarnya langsung."Brian menahan amarahnya dan berkata, "Serahkan saja Tiara padaku. Aku adalah kakak seperguruannya. Sudah seharusnya aku bertanggung jawab menjaga Tiara."Mulut Nathan memperlihatkan sedikit ejekan. "Maaf, aku tadinya mau menyerahkan padamu.""Tapi aku nggak percaya padamu sekarang. Jadi, lebih baik aku antar Tiara langsung ke kamarnya saja."Brian cemburu pada Nathan dan menciptakan permusuhan yang sulit untuk dijelaskan.Nathan juga bukannya mudah ditindas dan tidak punya emosi sama sekali!Saking geramnya, Brian sudah ingin menghabisi bocah di hadapannya itu.Namun, dia juga tidak bisa menoleransi Nathan terus menggendong adik seperguruan kesayangannya.Jadi, dia terpaksa harus mengalah.Nathan menggendong Tiara sampai ke kamarnya. Setelah membaringkan gadis itu, dia pun keluar.Brian berkata tanpa ekspresi, "Kamu sudah enyah sekarang!""Brian, jangan berangan-angan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 260

    Nathan mencibir dan berkata, "Nggak penting kapan aku kembali, tapi dilihat dari sikapmu barusan, sepertinya kamu tahu Dokter Bayu mengetahui masalah ini.""Benar juga. Kamu memanfaatkan adik seperguruanmu yang sedang mabuk untuk melakukan hal nggak senonoh. Kalau Dokter Bayu tahu masalah ini, sebagai murid pertamanya, kamu pasti akan dikeluarkan dari kediaman Wijaya!"Raut wajah Brian langsung dipenuhi kepanikan.Dokter Bayu masih tidak tahu bahwa dia mendambakan tubuh Tiara sepenuhnya.Namun, Dokter Bayu juga tidak pernah mendukung Brian dan Tiara menjalin hubungan.Itu sebabnya, Brian selalu menyimpan dendam, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.Jika Dokter Bayu tahu apa yang telah dia lakukan malam ini.Dia pasti akan berakhir diusir dari kediaman Wijaya dan reputasinya juga akan hancur.Ada berbagai pemikiran yang melintas di benak Brian. Bahkan, sempat terbersit keinginan untuk membunuh bocah di hadapannya."Nathan, karena kamu sudah melihat semuanya, jangan salahkan aku k

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 376

    Wajah Tuan Edgar berubah pucat. Dia mencibir. "Nak, aku hampir termakan omonganmu!""Haha. Kata-katamu barusan terdengar nyata sekali. Apa kamu kira aku begitu mudah ditipu?"Nathan merentangkan tangannya dan berkata, "Tuan Edgar, percaya nggak, kamu akan tahu jawabannya dalam tiga hari."Jantung Tuan Edgar berdebar kencang. Dia sudah hampir gila dibuat Nathan.Penyakit datang tak pandang bulu. Meski dia sangat berkuasa, dia juga tidak bisa menghindari yang namanya penyakit.Kalau benar seperti yang dikatakan bocah ini, dirinya menderita penyakit serius dan tidak berusia panjang, maka itu akan menyusahkan!Lebih baik memercayai bahwa sesuatu itu ada daripada memercayai bahwa sesuatu itu tidak ada. Berpegang pada prinsip itu, Tuan Edgar buru-buru berpamitan pada Nayana dan meninggalkan Analin bersama anak buahnya.Nayana menutup mulutnya dan tertawa, "Dasar bodoh! Bisa-bisanya dia percaya semua ini.""Dilihat dari kondisinya barusan, dia mungkin akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 375

    Nathan berkata dengan nada dingin, "Edgar, sepertinya kamu belum sadar kalau kamu sudah sakit parah!""Kalau kamu nggak mendapatkan pengobatan yang tepat dalam tiga hari, nyawamu pasti akan terancam!"Tuan Edgar mencibir, "Lantaran kamu nggak bisa melawanku, jadi sekarang kamu mencoba menipuku, 'kan?""Kamu mungkin nggak tahu, tapi keluargaku punya sejarah panjang dalam seni bela diri sejak aku masih kecil. Tubuhku ini bahkan lebih keras dari besi. Kamu bilang aku sakit parah? Apa kamu kira aku mudah dibodohi?"Nathan berkata dengan nada tenang, "Terserah kamu percaya atau nggak. Pokoknya dalam tiga hari, kamu pasti akan tersiksa dan penuh penderitaan, kemudian berakhir mati."Nayana terkejut. Dia pun berkata, "Tuan Edgar, Anda mungkin masih belum tahu. Tuan Nathan ini seorang dokter. Dia bilang ada yang salah dengan tubuh Anda, itu berarti benar.""Menurutku, sebaiknya kamu bicarakan baik-baik dengan Tuan Nathan. Lagi pula, kamu nggak akan rugi."Wajah Tuan Edgar tampak ragu dan bingu

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 374

    Edgar benar-benar salut dengan keberanian Nathan. Dari mana asal bocah ini? Beraninya berulang kali menentangnya?Ada kilatan dingin yang melintas di mata Nathan. Dia pun berkata dengan nada datar, "Bagaimana kalau aku bilang aku nggak percaya?"Saking kesalnya, emosi Tuan Edgar sudah hampir meledak. Dia langsung berkata pada Nayana. "Nayana, apa kamu nggak bisa menangani berengsek kecil ini?""Kalau kamu nggak bisa menanganinya, aku akan panggil orang untuk membunuhnya di jalan."Nayana memutar bola matanya ke arah Nathan. Bocah ini cukup keras kepala.Beraninya Nathan bersikap lancang pada Tuan Edgar. Bahkan, menyebutnya sebagai lelaki tua yang nggak tahu malu. Bukankah kelakuannya ini sudah kelewat batas? Apa dia tidak takut membuat Tuan Edgar tersinggung?Lantaran Nathan begitu menginginkan ramuan milik Edgar, bukankah seharusnya dia lebih bersabar?"Jangan marah, Tuan Edgar. Tuan Nathan masih muda dan gampang terbawa emosi. Aku mewakilinya minta maaf padamu."Nayana buru-buru mint

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 373

    Nayana dipenuhi dengan rasa malu dan marah, tetapi dia masih bisa menyembunyikannya dengan baik. Wanita itu pun berkata sambil tersenyum, "Tuan Edgar bisa tertarik dengan janda tua seperti saya merupakan suatu kehormatan bagi saya.""Tapi masalah kita nggak boleh dicampuradukkan dengan masalah Tuan Nathan. Sebaiknya kita bicarakan dulu tentang ramuan legendaris yang ada di tanganmu."Tuan Edgar tidak tertarik sama sekali. Dia menyipitkan matanya dan memandang Nathan. "Sudah kubilang, bocah ini bukanlah apa-apa. Berbisnis dengan orang kelas bawah sepertinya hanya akan membuat statusku ikut menjadi rendah.""Lantaran kalian begitu menginginkan ramuan di tanganku, jadi kalian kini hanya punya pilihan kedua. Nayana, asalkan kamu setuju untuk mengikutiku, aku bisa memberimu ramuan itu kapan saja dan nggak meminta bayaran sepeser pun."Wajah cantik Nayana berubah merah padam.Namun, bukan karena malu, melainkan marah.Mengingat kepribadiannya, jika mendengar perkataan seperti itu, Nayana pas

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 372

    Melihat Nathan tidak senang, Nayana segera berkata, "Sayangku, jangan marah. Aku sudah berusaha semampuku.""Tapi orang yang memiliki ramuan itu adalah Tuan Edgar Santoso dari ibu kota provinsi.""Lelaki tua ini ngotot mengatakan dia nggak akan menyerahkan barang sebelum dia tahu siapa yang membutuhkan ramuan itu.""Sebenarnya, aku juga tahu makna di baliknya. Dia adalah komoditas langka dan berpikir bahwa orang yang membutuhkan ramuan itu pastilah orang penting di Beluno, jadi dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjalin hubungan!"Raut wajah Nathan perlahan kembali normal. Dia pun bertanya, "Dari mana asal Tuan Edgar Santoso ini?"Arjun berkata dengan nada tegas, "Tuan Nathan, aku tahu si lelaki tua ini. Dia adalah putra ketiga dari Keluarga Santoso di ibu kota provinsi.""Mengandalkan reputasi Keluarga Santoso, Edgar sukses besar di wilayah Bimala. Dia juga berhubungan baik dengan orang-orang dari dunia bela diri dan komunitas bisnis.""Lantaran orang ini punya banyak kenalan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 371

    Nayana bertanya dengan ragu-ragu, "Sayang, apa ini pil ... ajaib?""Benar! Obat ini bisa merangsang semangat dalam waktu singkat dan membuat kekuatan meledak melampaui level," jawab Nathan dengan nada datar.Arjun berkata dengan gembira, "Tuan Nathan, bukankah barang bagus seperti itu hanya bisa diperoleh sekte seni bela diri dan keluarga bangsawan kuno?""Nggak juga. Meskipun pil ajaib sulit dimurnikan, metode rahasia pembuatannya masih berada dikuasai oleh orang-orang yang punya kekuatan besar," ujar Nathan dengan santai."Tapi di Isernia yang luas ini, bukan hanya sekte, tapi juga keluarga bangsawan kuno, serta orang-orang dari semua lapisan masyarakat yang berkuasa."Nayana meraih botol kecil itu dan enggan melepaskannya. Dia pun berkata, "Pil ini merupakan obat yang nggak bisa dijangkau oleh orang biasa. Aku pernah melihatnya di sebuah pelelangan.""Pil biasa saja harganya sudah hampir beberapa miliar, apalagi nggak ada pasar sama sekali. Sekalipun orang biasa punya uang, juga ngg

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 370

    "Aku dengar Penguasa Analin ini, karena sudah lama menjadi janda, dia suka mengincar pria muda yang tampan."Nathan tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku sudah mengerti.""Dia suka pria muda yang tampan, tapi aku bukan."Tiara menghentakkan kakinya dan berkata, "Percayalah, yang aku katakan itu nyata.""Reputasi Nayana nggak pernah bagus selama ini. Aku hanya takut kamu akan terpikat olehnya.""Tiara, kamu cantik dan punya tubuh yang bagus. Bukankah yang seharusnya bisa memikat pria itu kamu dan bukannya Nayana?" kata Nathan dengan nada bercanda.Wajah Tiara memerah. Dia berkata dengan nada canggung, "Nathan, kamu sekarang pintar ya. Kamu sudah bisa menggoda gadis dan menggombal.""Aku nggak peduli sama kamu lagi. Aku pergi!"Dia memegangi dadanya yang berdebar kencang dan berlari menjauh.Dia diam-diam mengumpat dalam hatinya, 'Tiara, apa kamu sudah gila? Meski Nathan baik, dia itu lelaki-nya sahabatmu. Kamu nggak boleh menyentuhnya. Kalau nggak, kamu akan dicap jalang!'Arjun dan Naya

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 369

    Rafel mengangguk berulang kali. "Benar. Kalau bukan karena Alice memfitnah Tuan Nathan, saya nggak mungkin berani menangkap Anda."Nathan melambaikan tangannya. "Ya sudahlah. Aku harap Pak Rafael tahu apa yang harus dia lakukan terhadap Alice."Wajah Rafel berubah muram. "Jangan khawatir, Tuan Nathan. Perempuan jalang ini hampir membuatku melakukan kesalahan besar. Aku pasti nggak akan melepaskannya dengan mudah."Nathan berkata sambil tersenyum, "Tapi aku dengar dari Pak Samuel, kamu masih ingin tidur dengan Alice."Rafel langsung berseru, "Tuan Nathan, itu hanya karena aku khilaf sesaat.""Sekarang aku sudah buang jauh-jauh pemikiran itu. Aku hanya ingin menampar perempuan jalang itu dan menarik batas dengannya."Nathan mengangguk. "Jangan sampai dikendalikan oleh nafsu. Pak Rafel, kamu harus waspada."Rafel pun pergi dengan takut-takut. Setelah itu, Regina tersenyum dan berkata, "Dokter Nathan, aku lega melihatmu baik-baik saja.""Kalau begitu, pulanglah bersama Tiara dan lainnya. A

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 368

    Rafel tertawa datar dan berkata, "Saya nggak berbudi luhur dan mulia seperti Anda, Pak Samuel.""Seperti kata pepatah, bunga liar lebih harum daripada bunga dalam rumah. Bunga di rumah nggak seindah bunga di luar.""Alice adalah wanita cantik dan berbakat dari Keluarga Sebastian di Naroa. Wajar saja aku tertarik dengannya.""Lagi pula ...."Melihat Rafel tampak ragu untuk berbicara, Samuel pun bertanya, "Lagi pula apa? Ceritakan secara rinci agar aku bisa membantumu berbicara."Rafel berkata dengan canggung, "Lagi pula, bisa meniduri wanita berstatus tinggi seperti Alice bukan hanya membuatku gembira, tetapi juga memberiku kepuasan tersendiri.""Selain itu, aku juga akan merekam video tanpa sepengetahuannya. Jadi, kelak aku bisa menontonnya lagi.""Pak Rafel, pikirkanlah, wanita seperti Alice bukanlah wanita yang bisa sembarangan diajak kencan. Asalkan berhasil sekali dan meninggalkan rekaman, aku bisa menggunakan rekaman ini untuk meminta Alice melayaniku lagi ...."Samuel menarik nap

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status