Home / Urban / Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya / Bab 95. Ketakutan dan Harga Diri

Share

Bab 95. Ketakutan dan Harga Diri

Author: Romero Un
last update Last Updated: 2025-06-26 23:07:34

“Nat? Kau ada di sini?”

Max terkejut melihat Natasya ada di mansion Mediterranean. Setelah puas menguping ruang rapat dosen, Max memutuskan untuk pulang ke sana.

“Pak Max!” seru Natasya terlihat girang. “Sekalian join, Pak? Saya nemenin Sokha. Katanya Pak Mozart minta dia datang. Mungkin mau bahas bahan sidang selanjutnya.”

Wajah Max terlihat bersemangat mendapat ajakan itu. Ia pun mengangguk. “Boleh.”

Max segera mengekor di belakang Natasya, menuju ruang tengah. Mozart dan Arienna tengah mendengarkan penjelasan Sokha yang sudah sejak tadi datang.

Setelah bergabung dan mendengar percakapan mereka, Max mulai bertanya kondisi persidangan. “Apa ada tanda-tanda hakim menerima suap?”

Natasya dan Sokha sama-sama menggeleng. Tidak hanya itu, mereka bahkan terlihat bangga.

“Sebenarnya sih, ada upaya itu, Pak Max.” Natasya menjelaskan sedikit. “Tapi Tuan Henry Lou menemui hakim ketua dan meminta pria tua itu untuk menjalankan persidangan sejujur mungkin.”

Netra Max membulat sempurna. Ia tak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 96. Berita Paling Eksklusif!

    “Bos, ada masalah?!” tanya Lucas dengan wajah panik. Ia melihat Max langsung berdiri begitu rapat mingguan dinyatakan selesai. Sekarang, ia tengah mengekor Max menuju lift. “Aku ke pengadilan dulu, Cas. Ini sambil nonton sidang Tantambang. Aku sudah minta Mom untuk video call.”5 bulan sudah berlalu sejak Tantambang melayangkan gugatan pada Golden Coal. Bahkan Max sudah menyelesaikan skripsi dengan nilai baik. Keseluruhan IPK Max hampir mencapai cumlaude. 3,98. Ia dijadwalkan mengikuti wisuda minggu depan. “Astaga! Saya sudah panik, karena wajahmu terlihat pucat, Bos.” Lucas mengelus dada, menenangkan diri. Mereka tiba di lantai lobi. Max mempercepat langkahnya menuju mobil yang sudah menunggu di teras lobi.“Lucas, titip kantor ya,” ujar Max sambil menutup pintu mobil dan membuka jendela. “Sorry, aku lupa infokan kemarin.”Lucas terkekeh. “No problem, Bos! Semoga lancar!” Max mengangguk, kemudian menaikkan lagi jendela mobilnya. Ia meminta supir segera menjalankan kendaraan itu

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 95. Ketakutan dan Harga Diri

    “Nat? Kau ada di sini?”Max terkejut melihat Natasya ada di mansion Mediterranean. Setelah puas menguping ruang rapat dosen, Max memutuskan untuk pulang ke sana. “Pak Max!” seru Natasya terlihat girang. “Sekalian join, Pak? Saya nemenin Sokha. Katanya Pak Mozart minta dia datang. Mungkin mau bahas bahan sidang selanjutnya.”Wajah Max terlihat bersemangat mendapat ajakan itu. Ia pun mengangguk. “Boleh.”Max segera mengekor di belakang Natasya, menuju ruang tengah. Mozart dan Arienna tengah mendengarkan penjelasan Sokha yang sudah sejak tadi datang. Setelah bergabung dan mendengar percakapan mereka, Max mulai bertanya kondisi persidangan. “Apa ada tanda-tanda hakim menerima suap?”Natasya dan Sokha sama-sama menggeleng. Tidak hanya itu, mereka bahkan terlihat bangga. “Sebenarnya sih, ada upaya itu, Pak Max.” Natasya menjelaskan sedikit. “Tapi Tuan Henry Lou menemui hakim ketua dan meminta pria tua itu untuk menjalankan persidangan sejujur mungkin.”Netra Max membulat sempurna. Ia tak

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 94. Turun Gunung

    Satu minggu kemudian. “Eh! Itu dia yang kemarin lari-lari nggak pakai baju!”Max mengerjapkan matanya. Diam-diam mendengarkan percakapan di meja kantin sebelah. Ia mendapati 5 mahasiswi duduk di sana sambil berbisik-bisik. Setidaknya, mereka pikir suara mereka sudah sangat pelan dan tidak terdengar. Padahal Max dan Paul yang sedang menunggu jam kuliah statistik itu, bisa mendengar pembicaraan mereka.“Badannya oke sih! Aku suka yang nggak terlalu berotot, tapi juga nggak gendut.”“Ada yang denger katanya dia berantem sama Franky.”“Ugh! Senior itu dari dulu bikin ulah!”Paul menutupi mulutnya dengan kepalan tangan. Ia sudah tidak bisa menahan seringai yang menarik ujung-ujung bibirnya. Karena, jelas sekali mereka sedang membicarakan Max yang kemarin berlarian tanpa baju dari toilet ke mobil.“Kau populer sekarang, Max!” bisik Paul, benar-benar tak terdengar selain oleh Max. Max mendengus dalam hati. “Thanks to Franky and the team!”Bersamaan dengan itu, Yerhan dan Tara muncul di pi

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 93. Mulai Menyerang!

    “Tuan muda!” seru Landy ketika akhirnya sang majikan menghubungi. Max terkekeh. “Tenang, Paman.”“Bagaimana bisa, Tuan muda? Tuan besar sudah panik dan langsung melancarkan rencananya.”Tawa Max memudar dan keningnya mengernyit tak mengerti. “Apa maksudnya, Paman? Apa yang Grandpa lakukan?”Terdengar hembusan napas berat dari Landy kala ia berkata, “Tuan besar bermaksud membocorkan sedikit tentang keberadaan Anda ke media, Tuan muda.”Netra Max langsung membelalak. “Ha?! Kenapa bisa begitu?!”“Tentu saja karena Tuan Henry tidak rela Anda diperlakukan seperti itu, Tuan Max.” Landy terlihat kesulitan, karena Max seolah tidak menyadari posisi pentingnya di dalam keluarga Lou. “Di samping Anda adalah anggota keluarga Lou, Anda juga cucu kesayangan Tuan Henry.”Max terdiam. Ia tak punya alasan lagi untuk mundur kalau sudah begini. Lagi pula, mungkin ini yang ia butuhkan sekarang. Golden Coal jelas lebih kaya dan berpengaruh dibandingkan Tandjaya. Max tak akan punya cukup kekuatan kalau

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 92. Out of The Closet

    “Ho … ternyata anak manja dari Golden Coal.” Max terkekeh geli. Ia kembali memasukkan ponselnya dan bersiap menyerang. Namun, pintu toilet tiba-tiba terbuka. “Max!”Paul dan Yerhan yang dibawa oleh Tara. Tidak ada satpam atau dosen yang berhasil diyakinkan Tara untuk datang menolong.“Hahaha! Cuma ini bala bantuanmu, hm?” ledek Franky puas.“Tuan muda Tandjaya memang tiada duanya! Nggak punya bodyguard! Hahaha!”Max mendengus geli. “Aku nggak perlu bodyguard kalau hanya menghadapi cecunguk macam kalian.”Murka dengan ucapan Max, mereka langsung menyerang. Namun, Max sudah memberi aba-aba agar mereka semua lari keluar. Sekejap, Max dan 3 temannya lari keluar dari toilet pria itu langsung menuju mobil. “Sialan! Untuk sementara ngehindar dulu,” seru Yerhan yang paling panik. Namun, Max malah tergelak mendapat pengalaman itu. “Kayaknya, aku memang harus belajar bela diri yang serius.”“Atau kau punya bodyguard, Max,” usul Tara, terinspirasi dari ledekan Franky dan teman-temannya tadi

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 91. Siapa Franky?

    “Kau kenal si Franky itu?” tanya Max berbisik sangat pelan. Paul dan dua teman lainnya menggelengkan kepala. Kemudian Tara menambahkan, “Tapi aku tahu dia cuti satu semester. Katanya dia bikin masalah di kampus.”Max mengangguk, menerima informasi dari Tara. Namun, ia masih tidak bisa mendapatkan jawaban, apa alasan orang itu mengganggunya tiba-tiba. Padahal Max tidak mengenal Franky. Ia yakin, mereka tidak pernah bersinggungan sebelumnya. Sibuk mengetik sambil menahan rambut yang lengket karena kue, agar tak turun ke dahinya, Max terkejut ketika seseorang di depannya meletakkan tisu basah di meja.Max mendongak sedikit dan melihat punggung seorang gadis berambut pendek di bawah telinga, duduk di sana. Paul, Tara dan Yerhan langsung menoleh ke arah Max. Senyum tertahan terlihat jelas menggodanya. Tak bisa memprotes kejahilan mereka, Max hanya memutar bola matanya sambil mulai membersihkan beberapa gula kue yang ternyata masih menempel di pelipis dan juga telinga. Satu jam akhirn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status