Share

3 - Pria Asing

Penulis: Paus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-27 16:41:09

Rosalie tidak punya tempat tujuan. Dirinya luntang-lantung di jalanan tanpa tahu harus pergi ke mana. Tidak jauh berbeda dengan seorang gelandangan. Hari sudah malam saat itu dan Rosalie semakin gelisah memikirkan di mana dirinya harus tidur.

Jalan-jalan sudah mulai sepi. Ramainya dunia mulai tenggelam dengan malam yang perlahan semakin sunyi. Sementara di sana Rosalie hanya duduk diam di sebuah halte bus sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Mungkin, Rosalie akan bermalam di situ. Besok, ia akan memikirkan langkah selanjutnya. Tidak ada yang bisa membantunya bangkit selain dirinya sendiri.

"Apa kau sedang menunggu seseorang?"

Rosalie terkesiap. Sejak tadi, dia tidak menyadari sekelilingnya karena kelelahan. Dua orang pria berpenampilan seperti preman telah berdiri di depannya.

Jantung Rosalie berdegup kencang, perasaan takut mulai memenuhi benaknya.

"Ya, aku sedang menunggu seseorang." Rosalie berbohong.

"Sepertinya tidak begitu." Dua pria itu tersenyum mengerikan, posisi mereka mengukung Rosalie yang duduk di sana hingga terpojok.

“A-apa yang kalian mau dariku?!” seru Rosalie.

"Tidak perlu takut begitu. Kami hanya ingin berbicara." Satu lainnya ikut berbicara.

"Maaf, saya ada urusan dan tidak ada waktu berbicara dengan kalian!" Rosalie langsung berdiri dari posisi duduknya. Bermaksud ingin langsung pergi dari sana.

Tapi tangannya dengan cepat dicengkeram oleh salah satu pria tersebut. Tubuh lemah Rosalie pun tertarik ke belakang. “Hei, jangan galak seperti itu, dong. Nona ini tidak tahu sopan santun rupanya.”

"Lepaskan aku! Aku mau pergi!" Rosalie memberontak, tetapi cengkeraman pada tangannya mengencang, membuatnya mengerang kesakitan. "Kumohon. Tinggalkan saja aku. Aku tidak punya uang atau apa pun yang kalian butuhkan."

Suara Rosalie bergetar, meminta belas kasihan dari dua orang berandalan itu. Tetapi permohonannya tidak didengar, tangan-tangan kasar itu justru menggerayangi tubuh Rosalie hendak menggeledahnya.

Ya Tuhan, Rosalie merasa hina dilecehkan seperti binatang liar. Air matanya berjatuhan.

"Dia benar-benar tidak memiliki apa pun," dengus salah satu pria itu setelah tidak menemukan apa pun pada pakaian Rosalie.

Pria itu menyeringai sangat lebar. Seperti binatang buas yang baru saja mendapatkan mangsanya. "Setidaknya wajahmu cantik, Nona. Kau pasti bisa mendapat banyak pelanggan."

Evelyn langsung membelalak. Dengan sisa tenaga, dia pun meronta-ronta dalam pegangan tangan-tangan preman itu.

"Tidak!" Rosalie berteriak memohon. "Tolong! Tolong!"

Dua pria itu malah tertawa. "Tidak akan ada orang yang peduli dengan gelandangan. Ayo, kau pasti akan merasa berguna bisa memuaskan orang-orang."

Satu pria preman itu mengangkat dagu Rosalie sambil menyeringai mengerikan. “Ah, tapi kau benar-benar cantik. Aku jadi ingin mencicipimu juga.”

Mulut Rosalie dibekap oleh tangan kekar itu. Teriakannya pun tidak bisa lagi terdengar. Tubuhnya terus dipaksa mengikuti langkah mereka.

Tiba-tiba, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan mereka. Dua orang itu saling pandang kebingungan.

Seorang pria turun dari pintu depan. Menggunakan setelan jas dengan sepatu pantofel yang mengkilap. Tubuhnya tinggi tegap. Rahangnya tegas, tatapan matanya tajam. Dari jarak ini saja, Rosalie bisa menangkap wajah yang tampak menawan itu.

Siapa dia? Rosalie bertanya-tanya dalam benaknya. Lalu....

Pria berjas itu menghampiri mereka. “Lepaskan wanita itu,” ucapnya, datar dan dingin.

Preman yang memegang Rosalie mendengkus keras. “Jangan seenaknya. Anda bisa mendapat mainan lain kalau mau. Yang ini milik kami.”

Tapi pria itu mengangkat ponsel di tangannya, lalu berkata mengancam. “Aku punya urusan penting dengannya. Kalau kalian tidak melepaskannya dalam hitungan ketiga, aku akan segera memanggil polisi.”

Satu pria preman menggeram kesal, melepaskan Rosalie dengan kasar, lalu maju menghampiri pria berjas itu.

"Hanya karena kau berseragam rapi seperti itu, bukan berarti aku takut kepadamu!" Preman itu langsung melayangkan pukulan, tapi si pria dengan setelan rapi langsung menghindari pukulannya dengan sangat baik.

Dia justru menangkap kepalan tangannya dan memutarnya. Dalam satu gerakan, terdengar suara bunyi kretek dari tulang yang patah. Disusul suara raungan memenuhi jalan sepi tersebut.

“AAARGH!”

Menyaksikan itu, Rosalie seketika gemetar. Pria itu dengan mudahnya mematahkan pergelangan tangan seseorang!

"Kurang ajar!" Satunya lagi maju mendekat dan turut menyerang juga, tapi serangannya ditangkis, dan dibalas dengan pukulan bertubi-tubi. Dua pria preman itu tergeletak di aspal.

Lalu, pria berjas itu menoleh ke Rosalie, dengan mata dingin dan tajam, membuat Rosalie beku di tempat saking takutnya. Bahkan, dia tidak bisa menggerakkan kakinya sendiri untuk kabur saat pria itu melangkah mendekatinya.

Tangan pria itu terangkat untuk menyentuh Rosalie, dan dia sontak mengangkat kedua tangan di depan wajah untuk melindungi diri. “Kumohon jangan sakiti aku!”

Tapi pria itu terdiam. Kemudian, dia bersuara, dengan nada bicara lembut yang justru mengejutkan Rosalie.

“Apa kau baik-baik saja?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    80 - Dendam Membara

    “Pak, Anda memiliki tamu di bawah. Orang itu tidak memiliki janji dan saya memintanya menunggu terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi apakah Anda bersedia menemuinya atau tidak.”Sekretaris pribadi Benjamin berbicara setelah membuka pintu ruang kerja Benjamin.“Siapa?” Benjamin mengerutkan dahi sambil menghisap pipa tembakau di tangan kanannya.“Pak Gilbert. CEO dari anak perusahaan Syl Hampton.”Suara tawa liar segera memenuhi ruangan. Benjamin menyandarkan tubuhnya, menemukan suasana hatinya berubah sangat baik. Lucu sekali mendapatkan hiburan di pagi itu.Benjamin menyimpulkan Gilbert pasti membutuhkan bantuannya tentang sesuatu sampai datang langsung ke kantornya tanpa menghubungi terlebih dahulu. Apa dia mengalami masalah?“Pria itu masih saja tidak tahu malu.” Benjamin berkomentar sinis.“Jadi apa Anda ingin menemuinya? Atau saya harus meminta petugas resepsionis untuk mengusirnya pergi saja?”“Tidak perlu.” Suara Benjamin terdengar halus. “Dia sudah datang jauh-jauh ke kantorku.

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    79 - Pemecatan

    Makan malam berlangsung seperti biasa. Semua orang berkumpul, dan setelah dimulai yang terdengar hanyalah suara garpu dan sendok saling beradu satu sama lain.Kebanyakan dari mereka penasaran dengan makan malam tersebut. Untuk acara kumpul di meja makan seperti sarapan dan makan malam, itu memang kegiatan wajib di kediaman Syl Hampton. Greyson yang membuat aturan itu. Agar kesibukan tidak memecah belah keluarga.Tapi malam itu, Greyson secara khusus meminta agar semua orang berkumpul. Dia tidak menyebutkannya langsung, Tapi beberapa orang nampak was-was. Kalau Greyson memerintahkan untuk berkumpul, artinya ada sesuatu yang ingin dibicarakan.Semakin tenang Greyson menikmati makan malamnya, Gilbert menjadi satu-satunya orang yang merasa semakin cemas.“Ah, benar, aku perlu membicarakan sesuatu dengan kalian semua.” Pria itu pun berbicara. Langsung menarik perhatian semua orang.Suara Greyson seperti sebuah perintah. Saat mulutnya sudah terbuka, semua orang wajib memperhatikannya.“Sela

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    78 - Kembalinya Sang Penguasa (2)

    Dari posisi Liam, sebenarnya itu adalah hal yang sulit untuk membongkar kejahatan Gilbert. Ada banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan olehnya. Karena sekarang keluarga ayah angkatnya itu tidak hanya membenci dirinya, tapi Rosalie juga.Membongkar kejahatannya sama dengan menambah kebencian Gilbert kepada dirinya. Bisa saja yang terjadi bukan malah membuat Gilbert menyadari kesalahannya, tapi justru sebaliknya. Dia bisa saja melakukan hal-hal jahat yang lebih parah lagi.Karena mereka yang sudah terbiasa melakukan hal buruk dan sudah terjerumus terlalu jauh, akan sulit untuk kembali.Memikirkannya lagi, tetap saja Liam tidak bisa mengabaikan apa yang sudah diketahui olehnya. Kejahatan yang dilakukan oleh Gilbert sangat banyak. Bahkan berhubungan dengan Rosalie juga.Tapi untuk sekarang, Liam hanya ingin membongkar satu bagian saja. Karena itu berurusan dengan kelangsungan hidup perusahaan juga.Langkahnya membawanya ke ruangan ayahnya. Dia mencengkeram berkas di tangan kirinya de

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    77 - Makan Malam Dengan Liam

    Tok tok tok!Suara ketukan dari arah luar membuat Rosalie mengalihkan matanya yang hanya terfokus pada komputer. “Masuk!” Rosalie berseru.Pintu ruangan yang tertutup pun segera terbuka. Ketika mendapati bahwa yang datang adalah Liam, Rosalie langsung menarik senyuman. Kali ini benar-benar sepenuhnya berlari dari komputer.“Ada apa?” Rosalie bertanya.“Apa kau masih sibuk bekerja? Ini sudah malam, Rose. Tidakkah kau ingin pulang?” Liam malah balik bertanya. “Jangan bekerja terlalu keras. Itu tidak baik untuk tubuhmu.” Selanjutnya dia berpesan.Rosalie tertawa mendengarnya. “Memangnya kau tidak pernah melakukan hal ini? Aku juga sering melihatmu pulang terlambat.”Pria itu mendelik padanya. “Sejak kapan kau jadi anak membantah?” Suara tawa tergelak-gelak pun datang dari Rosalie.“Beritahu saja padaku, ada apa?”Liam diam sejenak dan menyingkir dari ambang pintu yang masih terbuka. Tangannya mendorong pintu sampai tertutup dan masuk ke dalam ruangan lebih jauh.“Hanya ingin menawarkanmu

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    76 - Pembalasan Untuk Mantan Suami

    Untuk Rosalie, ruang kerja Liam sudah sangat besar. Kadang menurutnya itu terlalu luas karena memang hanya diisi oleh satu orang saja. Tapi ternyata ada ruang lain yang jauh lebih besar dari ruang kerja Liam, yaitu ruang kerja ayahnya.Desain interiornya terlihat sangat mewah. Konsep mewah itu terlihat dari dekorasi dan furniture yang sepertinya sangat mahal. Jendela kaca membentang sangat lebar, memperlihatkan pemandangan kota.Ada sebuah meja dan kursi di tengah ruangan. Di belakangnya terdapat sebuah rak sangat besar dengan celah kotak-kotak yang tidak beraturan. Setiap celahnya diisi tanaman kecil, sebuah piala, buku, dan hal-hal lainnya.Lukisan sangat besar di salah satu sisi menambah kesan elegan pada ruangan tersebut. Dengan tanaman di masing-masing sudut ruangan yang memberi kesan segar. Satu kali melihatnya dan kau akan tahu bahwa ruangan itu dimiliki pemegang tahta tertinggi di perusahaan.Pada salah satu sofa di ruangan tersebut, terdapat Greyson yang sedang duduk menyesap

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    75 - Kembalinya Sang Penguasa

    Sarapan di kediaman Syl Hampton tidak akan pernah menjadi rutinitas yang membuat Rosalie terbiasa. Semenjak ayahnya pulang dari rumah sakit, sarapan bersama menjadi rutinitas wajib keluarga tersebut.Bergabung dengan mereka—dengan tatapan asing yang tertuju kepadanya nyaris berasal dari sebagian besar penghuni memberikan rasa tidak nyaman yang berbeda.Pagi itu sama saja. Kebanyakan orang di sana berpura-pura. Berpura-pura menerimanya bersikap sopan kepadanya, berpura-pura membuat sarapan itu terasa normal. Yang mana itu malah terlihat cukup mengerikan dari sisi Rosalie.Rosalie benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana Liam bisa tahan dengan semua itu selama bertahun-tahun? Bisa dibilang dia hanyalah seorang anak yang dibawa oleh ayahnya dari jalanan, kemudian begitu saja diangkat sebagai seorang anak angkat. Diberi kepercayaan penuh.Tidakkah tatapan membunuh dari semua orang membuat Liam merasa ngeri? Atau pria itu sudah terlampau terbiasa?“Apakah Anda yakin untuk mulai pergi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status