Share

4 - Liam Syl Hampton

Penulis: Paus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-27 16:41:53

"Biar aku bantu," kata pria itu masih dengan wajahnya yang tanpa ekspresi, tapi Rosalie malah mundur menjauh sambil menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kau mau dariku?" Rosalie cepat bertanya. Setelah apa yang dialami olehnya, rasanya mustahil untuk mempercayai orang lain.

Suaminya saja bisa mengkhianatinya. Orang yang begitu dicintai dan dipercaya olehnya, bisa menjadi begitu tega dan meninggalkannya begitu saja. Bahkan tanpa belas kasihan langsung mengusirnya dari rumah.

Jadi bagaimana Rosalie harus mempercayai orang lain yang bahkan belum dilihatnya sama sekali? Setelah dirinya nyaris dijadikan budak pemuas nafsu oleh orang asing.

"Tenang saja. Aku tidak akan melukaimu. Aku tidak akan melakukan hal mengerikan seperti dua pria tadi." Pria itu berbicara lagi.

Rosalie tidak tahu harus berkata apa. Jantungnya masih berdetak kencang, badannya masih gemetar. Kejadian tadi tentunya masih menghantuinya dengan perasaan takut.

"A-aku permisi …" Rosalie berbalik, benaknya segera berputar cepat dan berpikir untuk segera pergi mencari tempat yang lebih aman.

"Apa kau punya tempat tujuan?" Pria itu bertanya.

"I-itu bukan urusanmu,” jawab Rosalie cepat.

Pria itu tampaknya mengerti kalau sikap defensif Rosalie adalah caranya melindungi diri sendiri. Apalagi setelah kejadian tadi, dan semua hal yang telah dilaluinya sendirian sejak bangun di rumah sakit.

"Aku akan mencarikanmu tempat untuk tidur, setidaknya untuk malam ini," tawar pria itu.

Rosalie diam. Kenapa pria ini repot-repot menawarkan? Meskipun dia tampak tidak berbahaya, apalagi setelah menyelamatkannya tadi, pria itu tetap lah orang asing di matanya.

"Aku memang akan mencarinya. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku."

"Kalau begitu biar aku antar. Mungkin kau ingin mencari hotel atau sejenisnya. Aku akan mengantarmu sampai sana."

"Tidak perlu. Aku akan naik bus saja."

"Tapi sudah tidak ada bus yang beroperasi saat ini." 

"Kalau begitu aku akan naik taksi saja." Rosalie sudah berbalik ingin pergi lagi, tapi pria itu dengan cepat menyambar pergelangan tangannya.

"Ah, itu." Pria itu buru-buru melepaskan tangan Rosalie ketika Rosalie memandangi pergelangannya yang dicekal. "Aku tidak bermaksud menyentuhmu sembarangan. Aku hanya ingin menawarkan bantuan. Akan sulit mendapatkan taksi di waktu selarut ini. Ikutlah bersamaku. Aku akan mengantarmu."

Sudahkah Rosalie mengatakan bahwa cara bicara pria itu sangat kaku dan tegas?

Pria itu melakukan rencananya dengan sangat baik. Memberikan pendekatan dengan Rosalie sebegitu halus dan hati-hatinya. Seolah tidak tahu apa-apa dan dirinya hanya murni ingin membantu.

"Jadi?" Dia bertanya lebih jauh. 

Rosalie diam untuk sejenak sambil menggigit bibirnya. "Sebenarnya aku tidak punya tempat tujuan," akunya kemudian. "Aku juga tidak punya uang untuk naik taksi atau bayar hotel."

Tapi berikutnya Rosalie buru-buru menatap pria itu sambil menggelengkan kepalanya. "Ah, tidak! Aku mengatakan ini bukan karena ingin meminta uang dirimu. Jadi tolong pergi saja. Kau bisa meninggalkanku."

"Ini sudah malam dan kau tidak bisa berkeliaran di luar seperti ini. Bisa saja ada lebih banyak orang yang akan mengganggumu seperti tadi. Bagaimana kalau kau tidak bisa menanganinya?"

Hal itu refleks membuat Rosalie menoleh ke sana ke mari. Tiba-tiba merasa cemas. Tapi ikut dengan orang asing yang sama sekali tidak dikenalnya, bukankah sama buruknya?

Pria itu nampaknya bisa melihat kecemasan di wajah Rosalie. Jelas Rosalie tidak bisa mempercayainya begitu saja. Jadi akhirnya pria itu berkata kembali.

“Sebenarnya aku sudah mengenalmu.” Satu kalimat dan Rosalie sontak menoleh untuk menatap pria itu. “Dan aku sangat membutuhkan bantuanmu saat ini.”

“Bagaimana kau mengenal aku?” Rosalie bertanya. Terlihat waspada dengan pria itu.

“Rosalie Carter, bukan?”

Rosalie tertegun. Pria itu tahu namanya. Tapi, nama belakangnya bukan Carter lagi. “Dari mana kau …?”

“Aku telah mencari keberadaanmu di mana-mana. Ada hal yang sangat kubutuhkan darimu,” jelas pria itu. Nada bicaranya terkesan buru-buru, seolah ada hal genting yang harus diselesaikan.

“Kau pasti sudah tahu, aku sudah tidak punya apa-apa lagi setelah bercerai,” ucap Rosalie. Beritanya sudah tersebar kemana-mana, seperti kata perawat waktu itu di rumah sakit. Tentunya, pria ini pasti tahu berita itu jika ia tahu siapa Rosalie, bukan?

Pria itu menggelengkan kepalanya cepat-cepat. “Tidak, ada hal yang sangat aku butuhkan darimu. Aku akan membantumu dan aku akan menjelaskan semuanya juga nanti. Tentang bantuan yang kubutuhkan.”

Sungguh, Rosalie hanya semakin bingung saja. Tapi pria itu lantas berbicara lagi.

“Aku berjanji tidak akan melukaimu. Berbahaya untuk berada di luar sendirian. Setidaknya lebih aman kalau bersamaku. Jadi, bisakah kau ikut denganku?”

Rosalie tidak yakin sama sekali. Tapi, saat ini, dia juga tidak punya tujuan. Dan bermalam di luar bisa saja mempertemukannya pada bahaya lain.

"B-baiklah," sahut Rosalie akhirnya. 

Pria itu akhirnya tersenyum. Sangat tipis. Nyaris tidak terlihat. Dia mengulurkan satu tangannya pada Rosalie yang dibalas Evelyn dengan sedikit ragu-ragu.

"Namaku Liam." Dia menawarkan kepercayaan lebih dengan menyebutkan identitasnya. “Liam Syl Hampton.”

Bola mata Rosalie membulat, benar-benar terkejut. Nama itu … adalah nama seorang CEO muda dari perusahaan multinasional ternama!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    80 - Dendam Membara

    “Pak, Anda memiliki tamu di bawah. Orang itu tidak memiliki janji dan saya memintanya menunggu terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi apakah Anda bersedia menemuinya atau tidak.”Sekretaris pribadi Benjamin berbicara setelah membuka pintu ruang kerja Benjamin.“Siapa?” Benjamin mengerutkan dahi sambil menghisap pipa tembakau di tangan kanannya.“Pak Gilbert. CEO dari anak perusahaan Syl Hampton.”Suara tawa liar segera memenuhi ruangan. Benjamin menyandarkan tubuhnya, menemukan suasana hatinya berubah sangat baik. Lucu sekali mendapatkan hiburan di pagi itu.Benjamin menyimpulkan Gilbert pasti membutuhkan bantuannya tentang sesuatu sampai datang langsung ke kantornya tanpa menghubungi terlebih dahulu. Apa dia mengalami masalah?“Pria itu masih saja tidak tahu malu.” Benjamin berkomentar sinis.“Jadi apa Anda ingin menemuinya? Atau saya harus meminta petugas resepsionis untuk mengusirnya pergi saja?”“Tidak perlu.” Suara Benjamin terdengar halus. “Dia sudah datang jauh-jauh ke kantorku.

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    79 - Pemecatan

    Makan malam berlangsung seperti biasa. Semua orang berkumpul, dan setelah dimulai yang terdengar hanyalah suara garpu dan sendok saling beradu satu sama lain.Kebanyakan dari mereka penasaran dengan makan malam tersebut. Untuk acara kumpul di meja makan seperti sarapan dan makan malam, itu memang kegiatan wajib di kediaman Syl Hampton. Greyson yang membuat aturan itu. Agar kesibukan tidak memecah belah keluarga.Tapi malam itu, Greyson secara khusus meminta agar semua orang berkumpul. Dia tidak menyebutkannya langsung, Tapi beberapa orang nampak was-was. Kalau Greyson memerintahkan untuk berkumpul, artinya ada sesuatu yang ingin dibicarakan.Semakin tenang Greyson menikmati makan malamnya, Gilbert menjadi satu-satunya orang yang merasa semakin cemas.“Ah, benar, aku perlu membicarakan sesuatu dengan kalian semua.” Pria itu pun berbicara. Langsung menarik perhatian semua orang.Suara Greyson seperti sebuah perintah. Saat mulutnya sudah terbuka, semua orang wajib memperhatikannya.“Sela

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    78 - Kembalinya Sang Penguasa (2)

    Dari posisi Liam, sebenarnya itu adalah hal yang sulit untuk membongkar kejahatan Gilbert. Ada banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan olehnya. Karena sekarang keluarga ayah angkatnya itu tidak hanya membenci dirinya, tapi Rosalie juga.Membongkar kejahatannya sama dengan menambah kebencian Gilbert kepada dirinya. Bisa saja yang terjadi bukan malah membuat Gilbert menyadari kesalahannya, tapi justru sebaliknya. Dia bisa saja melakukan hal-hal jahat yang lebih parah lagi.Karena mereka yang sudah terbiasa melakukan hal buruk dan sudah terjerumus terlalu jauh, akan sulit untuk kembali.Memikirkannya lagi, tetap saja Liam tidak bisa mengabaikan apa yang sudah diketahui olehnya. Kejahatan yang dilakukan oleh Gilbert sangat banyak. Bahkan berhubungan dengan Rosalie juga.Tapi untuk sekarang, Liam hanya ingin membongkar satu bagian saja. Karena itu berurusan dengan kelangsungan hidup perusahaan juga.Langkahnya membawanya ke ruangan ayahnya. Dia mencengkeram berkas di tangan kirinya de

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    77 - Makan Malam Dengan Liam

    Tok tok tok!Suara ketukan dari arah luar membuat Rosalie mengalihkan matanya yang hanya terfokus pada komputer. “Masuk!” Rosalie berseru.Pintu ruangan yang tertutup pun segera terbuka. Ketika mendapati bahwa yang datang adalah Liam, Rosalie langsung menarik senyuman. Kali ini benar-benar sepenuhnya berlari dari komputer.“Ada apa?” Rosalie bertanya.“Apa kau masih sibuk bekerja? Ini sudah malam, Rose. Tidakkah kau ingin pulang?” Liam malah balik bertanya. “Jangan bekerja terlalu keras. Itu tidak baik untuk tubuhmu.” Selanjutnya dia berpesan.Rosalie tertawa mendengarnya. “Memangnya kau tidak pernah melakukan hal ini? Aku juga sering melihatmu pulang terlambat.”Pria itu mendelik padanya. “Sejak kapan kau jadi anak membantah?” Suara tawa tergelak-gelak pun datang dari Rosalie.“Beritahu saja padaku, ada apa?”Liam diam sejenak dan menyingkir dari ambang pintu yang masih terbuka. Tangannya mendorong pintu sampai tertutup dan masuk ke dalam ruangan lebih jauh.“Hanya ingin menawarkanmu

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    76 - Pembalasan Untuk Mantan Suami

    Untuk Rosalie, ruang kerja Liam sudah sangat besar. Kadang menurutnya itu terlalu luas karena memang hanya diisi oleh satu orang saja. Tapi ternyata ada ruang lain yang jauh lebih besar dari ruang kerja Liam, yaitu ruang kerja ayahnya.Desain interiornya terlihat sangat mewah. Konsep mewah itu terlihat dari dekorasi dan furniture yang sepertinya sangat mahal. Jendela kaca membentang sangat lebar, memperlihatkan pemandangan kota.Ada sebuah meja dan kursi di tengah ruangan. Di belakangnya terdapat sebuah rak sangat besar dengan celah kotak-kotak yang tidak beraturan. Setiap celahnya diisi tanaman kecil, sebuah piala, buku, dan hal-hal lainnya.Lukisan sangat besar di salah satu sisi menambah kesan elegan pada ruangan tersebut. Dengan tanaman di masing-masing sudut ruangan yang memberi kesan segar. Satu kali melihatnya dan kau akan tahu bahwa ruangan itu dimiliki pemegang tahta tertinggi di perusahaan.Pada salah satu sofa di ruangan tersebut, terdapat Greyson yang sedang duduk menyesap

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    75 - Kembalinya Sang Penguasa

    Sarapan di kediaman Syl Hampton tidak akan pernah menjadi rutinitas yang membuat Rosalie terbiasa. Semenjak ayahnya pulang dari rumah sakit, sarapan bersama menjadi rutinitas wajib keluarga tersebut.Bergabung dengan mereka—dengan tatapan asing yang tertuju kepadanya nyaris berasal dari sebagian besar penghuni memberikan rasa tidak nyaman yang berbeda.Pagi itu sama saja. Kebanyakan orang di sana berpura-pura. Berpura-pura menerimanya bersikap sopan kepadanya, berpura-pura membuat sarapan itu terasa normal. Yang mana itu malah terlihat cukup mengerikan dari sisi Rosalie.Rosalie benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana Liam bisa tahan dengan semua itu selama bertahun-tahun? Bisa dibilang dia hanyalah seorang anak yang dibawa oleh ayahnya dari jalanan, kemudian begitu saja diangkat sebagai seorang anak angkat. Diberi kepercayaan penuh.Tidakkah tatapan membunuh dari semua orang membuat Liam merasa ngeri? Atau pria itu sudah terlampau terbiasa?“Apakah Anda yakin untuk mulai pergi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status