Share

5 - Rumah Sakit

Penulis: Paus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-27 16:42:25

Rosalie sebenarnya sudah bisa menduga sejak awal melihatnya, bahwa pria itu bukan dari kalangan biasa.

Terkenal karena kerupawanan wajahnya, ketegasan cara bicaranya, dan dingin sikapnya. Semua orang mengenalnya. Pertanyaannya, kenapa pria sekelas Liam Syl Hampton menginginkan seseorang seperti Rosalie?

Mobil yang dikendarai oleh Liam berhenti di sebuah rumah yang sangat besar. Sebuah Mansion. Rumah yang dua kali lebih besar daripada rumah yang ditempatinya bersama Alex sebelumnya.

Liam berhenti di halaman rumah tersebut dan langsung turun dari mobil. Membuat Rosalie buru-buru turun juga sebelum Liam membukakan pintu untuknya.

"Kau bisa ikut denganku," kata Liam kemudian dan Rosalie pun hanya menganggukkan kepala.

Mereka menyusuri halaman depan menuju pintu utama, melewati sebuah air mancur di bagian tengah halaman.

Saat Liam mendorong dua pintu besar pada rumah tersebut, bagian interior yang sangat mewah menyapa Rosalie. 

"Masuklah." Pria itu mengundangnya masuk, tapi Rosalie hanya diam tidak bergerak di depan pintu.

Rosalie memandangi kakinya yang tidak memakai alas apa pun. Khawatir itu akan membuat kotor seisi rumah.

Liam memperhatikan hal itu dan masuk lebih jauh untuk mengambil sandal yang berbaris di rak sepatu. Biasanya dipakai di dalam rumah. Dia meletakkannya tepat di hadapan Rosalie.

Liam bertanya. "Bagaimana dengan sekarang?"

Rosalie memandangi sendal berwarna putih itu dan langsung memakainya. "Terima kasih," ucapnya halus dan Liam pun hanya menganggukan kepalanya.

Setelah Rosalie memasuki rumah, Liam kembali menutup pintu rumah tersebut. "Semua orang pasti sudah beristirahat sekarang, tapi kau bisa bertemu dengan mereka semua besok pagi," kata Liam mulai berjalan masuk lebih jauh. Diikuti Rosalie di belakangnya.

"Apa ini rumahmu?" Rosalie ragu-ragu bertanya saat mereka mulai menaiki anak tangga menuju lantai dua.

"Tidak. Ini rumah Ayahku," jawab Liam.

Setelahnya, Rosalie diarahkan menuju salah satu kamar yang ada di lantai dua. Liam membuka pintunya dan mempersilahkan Rosalie untuk masuk. 

"Ini adalah kamar tamu. Kau bisa tidur di sini untuk sementara."

Rosalie tidak menjawabnya dan hanya memperhatikan keseluruhan kamar itu. Terlalu besar dan sangat rapi. Sampai dirinya merasa tidak pantas untuk berada di sana, padahal hanya menumpang.

"Kamarku berada tepat di bagian sisi kiri kalau kau keluar dari kamar ini. Kamar paling ujung. Kau bisa datang ke sana kalau membutuhkan sesuatu."

Rosalie hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu beristirahatlah. Aku akan meninggalkanmu," kata Liam langsung memutar tubuhnya ingin pergi berlalu.

"Ah, itu." Tapi Rosalie berhasil menghentikan langkahnya sampai Liam menatapnya lagi. "Bagaimana dengan bantuan yang kau butuhkan itu?”

“Kita akan bahas besok pagi. Sekarang sudah larut. Istirahatlah,” sahut Liam singkat. Dan kali ini Rosalie membiarkannya untuk berlalu pergi tanpa menyela langkahnya lagi.

***

Setelah luntang-lantung di jalan semalaman, Rosalie sangat beruntung bisa tidur nyenyak di atas kasur yang empuk dan bangun dengan segar.

Pagi itu, Liam menghampiri kamar Rosalie dan mengetuk pintunya. Seperti biasa, tubuhnya sudah rapi berbalut jas dengan aroma harum yang menguar ke mana-mana.

"Bagaimana dengan tidurmu?" Itu adalah pertanyaan pertama yang diajukan oleh Liam.

"Aku baik-baik saja." Rosalie menjawabnya singkat. “Terima kasih atas bantuanmu.”

Liam langsung menganggukan kepalanya pelan. "Aku perlu mengajakmu ke suatu tempat hari ini. Soal bantuan itu."

Rosalie cukup tahu diri. Keberadaannya di sini bukan sekadar menumpang, tapi karena ada hal yang harus dilakukannya. Meski dirinya tidak tahu akan dibawa ke mana, Rosalie tetap menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu ikutlah denganku. Kita akan sarapan terlebih dahulu sebelum pergi."

Rosalie langsung mengikuti Liam yang mulai berjalan menjauh. Dirinya segera bergerak setelah menutup pintu. Berjalan beriringan dengan Liam.

Meja makan itu sangat besar. Dengan beberapa pelayan yang sedang menyiapkan makanan. Rosalie diminta untuk duduk di salah satu kursi dan Liam memilih kursi di seberangnya.

Ada banyak sekali makanan tersaji. Memenuhi meja persegi panjang itu. Tapi yang dirasakan Rosalie hanya satu hal. Tentang betapa sepi dan hampanya rumah tersebut. Dirinya dan Liam hanya makan berdua di sana.

Rumah itu sangat besar dan mewah, tapi nuansa yang dihadirkannya begitu dingin dan kosong.

Sarapan itu berlangsung cepat. Dengan keheningan yang menggantung tanpa pembicaraan apa pun. Setelah selesai dengan sarapan, Liam meminta Rosalie untuk mengikutinya dan mereka pun keluar dari area meja makan.

Di sanalah Rosalie tertarik dengan sesuatu ketika mendengar suara langkah kaki dari arah tangga.

Seorang wanita setengah baya turun beriringan dengan seorang pria. Mereka berhenti di lantai dasar dan memandangi Rosalie dengan wajah penasarannya.

"Siapa ini? Kekasihmu?" Si wanita paruh baya bertanya langsung. Matanya dengan cepat melirik Rosalie dari atas ke bawah, menilai penampilannya dengan rinci.

"Apa kau kebetulan memungut gelandangan di pinggir jalan dan membawanya ke rumah ini?" Rosalie hanya berdiri diam sementara wanita itu terang-terangan menghina Rosalie hanya lewat tatapan.

"Maaf, ini bukan urusanmu." Liam membalas datar.

"Menurutmu apa yang akan terjadi kalau Tuan Besar tahu kau membawa seorang wanita seperti ini? Dia tidak terlihat seperti wanita dari kalangan kita. Kenapa kau membawanya ke rumah kalau dia bukan kekasihmu?" Satu lainnya berbicara. Pria yang sepantaran dengan Liam.

"Abaikan mereka. Kita harus pergi. Aku harus memberitahumu sesuatu." Liam menarik tangan Rosalie dan membawanya bersamanya. Hanya dibalas anggukan kepala oleh Rosalie yang tidak berani mengatakan apa-apa. Bahkan Rosalie tidak berani untuk menatap semua orang yang sejak tadi berbicara.

Terlalu takut.

"Sepertinya mereka sama sekali tidak menyukaiku," kata Rosalie setelah menjauh.

"Tidak. Mereka tidak menyukai siapa pun yang mereka anggap buruk. Terutama yang mengancam posisi mereka. "

Rosalie tidak mengerti maksud dari perkataan Liam, tapi dirinya tidak bertanya lebih jauh dan hanya diam sambil terus mengikuti Liam.

Setelah keluar dari rumah, mereka berjalan menuju mobil. Rosalie hanya menurut ketika Liam memintanya untuk masuk ke dalam mobil. Gerbang besar itu kembali terbuka hanya dengan satu perintah kecil lewat klakson yang dilakukan oleh Liam. Setelahnya, mobil bergerak melewati halaman rumah menuju jalan raya.

Rosalie tidak memiliki ide apa pun tentang tempat tujuan yang akan didatangi olehnya. Tapi setelah cukup lama berjalan, mobil berhenti di sebuah rumah sakit besar. Rumah sakit terbesar di kota tersebut.

Liam memarkirkan mobilnya dan mereka langsung keluar dari mobil menuju pintu masuk rumah sakit. Dengan Rosalie yang dipenuhi rasa penasaran.

"Apa kita akan menjenguk seseorang?"

"Ya," jawab Liam singkat.

Semakin bingung saja Rosalie. Ada banyak pertanyaan berkumpul di kepalanya, tapi Rosalie membiarkannya tetap di sana.

Mereka memasuki area rumah sakit lebih jauh dan berjalan menuju lift. Liam menekan satu angka di sana dan lift pun langsung bergerak setelah pintunya tertutup. Setelah berhenti, Rosalie lagi-lagi hanya bisa mengikuti Liam yang berjalan dengan langkah lebar.

Pria itu berhenti di salah satu pintu ruang rawat dan Liam langsung membukanya. Rosalie dibiarkan masuk. Dibuat bungkam sepenuhnya ketika melihat seorang pria paruh baya terbaring di sebuah ranjang yang ada di tengah-tengah ruangan. Dengan banyaknya alat yang menempel di tubuhnya.

"Itu ayahku. Dia sedang sekarat sekarang," kata Liam memandangi Rosalie dan Rosalie balas memandangnya.

"Hanya kau yang bisa membantuku untuk menyelamatkannya.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    8 - Ancaman Dari Masa Lalu

    Perasaan itu adalah jenis perasaan yang sama yang pernah Rosalie temui. Bukan hal yang baru, tapi tetap terasa asing. Plafon ruangan yang begitu bersih, sekelilingnya yang terasa sepi, serta senyap yang begitu mencekik.Rosalie akhirnya sadar berjam-jam setelah operasi. Tubuhnya terasa kaku di atas ranjang. Ingatan mengerikan dari berbulan-bulan lamanya sendirian, kesepian di rumah sakit tanpa ada yang menjenguknya menghantuinya.Kedua matanya begitu saja terasa basah. Teriakan tertahan di tenggorokannya.Sampai akhirnya sebuah langkah menyapa telinga Rosalie. Suara kecil itu menjadi irama yang menyenangkan untuknya. Ada seseorang di sana!Lalu….“Apa kau sudah sadar?” Sebuah suara yang masih terasa asing pun menyapa. Membuat Rosalie mengalihkan matanya ke sumber suara.Liam di sana. Berdiri di tepi ranjang.“K-kau—” Suara Rosalie tercekat. Terdengar serak. Tapi pandangannya melihat semakin jelas. Wajah itu begitu dekat dengannya. Terlihat cemas.“Tidak perlu berbicara dulu. Tunggulah

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    7 - Kontrak Kesepakatan

    Sebuah gedung besar yang terlihat sangat megah berdiri kokoh di hadapan Rosalie. Ketika Rosalie membaca sebuah tulisan besar mengkilap yang ada di bagian depan gedung tersebut, barulah Rosalie tahu dugaannya tidak salah. Syl Hampton Company adalah salah satu perusahaan multinasional terbesar. Semua orang tahu tentang perusahaan tersebut. Seseorang yang menduduki jabatan sebagai CEO dari Syl Hampton Company. Orang itu adalah Liam. Mustahil tidak ada yang mengenalnya saat nama itu disebut di tengah keramaian. "Mari. Ikutlah denganku. Kita akan segera mengurus kontraknya." Liam yang baru turun dari mobil langsung meminta Rosalie untuk ikut bersamanya. Tidak ada bantahan dan Rosalie hanya mengikuti pria itu menuju pintu utama perusahaan. Semua orang membungkuk ketika Liam berjalan, mulai dari pintu masuk sampai ke bagian dalam perusahaan. Mereka semua terlihat begitu menghormatinya. Rosalie merasa tidak enak berada di sana. Karena dirinya berjalan beriringan bersama Liam, orang-or

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    6 - Penawaran

    Rosalie adalah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan ayah Liam?Itu tidak masuk akal. Dirinya bukan dokter yang bisa memberi diagnosis mengenai sebuah penyakit, bukan juga Tuhan yang bisa memberi keajaiban untuk menyembuhkan seseorang. Tapi kenapa Liam mengatakan hal demikian?"Aku akan menjelaskannya di luar," kata Liam kemudian. Mempersilahkan Rosalie lewat gerakan tangannya untuk menuju pintu. Dan Rosalie pun akhirnya hanya mengikuti Liam untuk kembali keluar dari ruangan tersebut.Mereka berdua berdiri tepat di samping pintu ruangan ayah Liam. Wajah Liam, seperti biasa, terlihat kaku tanpa ekspresi."Ayahku sudah lama didiagnosis memiliki penyakit kanker darah. Tapi belakangan, keadaannya cenderung menjadi jauh lebih buruk. Dokter menyarankan operasi dengan donor yang tepat."Tentu Rosalie tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti setiap kalimat yang barusan diucapkan oleh Liam. Kata penyakit dan donor cukup untuk membuat Rosalie mengaitkannya dengan semua hal yang terjadi. Itu

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    5 - Rumah Sakit

    Rosalie sebenarnya sudah bisa menduga sejak awal melihatnya, bahwa pria itu bukan dari kalangan biasa.Terkenal karena kerupawanan wajahnya, ketegasan cara bicaranya, dan dingin sikapnya. Semua orang mengenalnya. Pertanyaannya, kenapa pria sekelas Liam Syl Hampton menginginkan seseorang seperti Rosalie?Mobil yang dikendarai oleh Liam berhenti di sebuah rumah yang sangat besar. Sebuah Mansion. Rumah yang dua kali lebih besar daripada rumah yang ditempatinya bersama Alex sebelumnya.Liam berhenti di halaman rumah tersebut dan langsung turun dari mobil. Membuat Rosalie buru-buru turun juga sebelum Liam membukakan pintu untuknya."Kau bisa ikut denganku," kata Liam kemudian dan Rosalie pun hanya menganggukkan kepala.Mereka menyusuri halaman depan menuju pintu utama, melewati sebuah air mancur di bagian tengah halaman.Saat Liam mendorong dua pintu besar pada rumah tersebut, bagian interior yang sangat mewah menyapa Rosalie. "Masuklah." Pria itu mengundangnya masuk, tapi Rosalie hanya d

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    4 - Liam Syl Hampton

    "Biar aku bantu," kata pria itu masih dengan wajahnya yang tanpa ekspresi, tapi Rosalie malah mundur menjauh sambil menggelengkan kepalanya."Apa yang kau mau dariku?" Rosalie cepat bertanya. Setelah apa yang dialami olehnya, rasanya mustahil untuk mempercayai orang lain.Suaminya saja bisa mengkhianatinya. Orang yang begitu dicintai dan dipercaya olehnya, bisa menjadi begitu tega dan meninggalkannya begitu saja. Bahkan tanpa belas kasihan langsung mengusirnya dari rumah.Jadi bagaimana Rosalie harus mempercayai orang lain yang bahkan belum dilihatnya sama sekali? Setelah dirinya nyaris dijadikan budak pemuas nafsu oleh orang asing."Tenang saja. Aku tidak akan melukaimu. Aku tidak akan melakukan hal mengerikan seperti dua pria tadi." Pria itu berbicara lagi.Rosalie tidak tahu harus berkata apa. Jantungnya masih berdetak kencang, badannya masih gemetar. Kejadian tadi tentunya masih menghantuinya dengan perasaan takut."A-aku permisi …" Rosalie berbalik, benaknya segera berputar cepat

  • Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa    3 - Pria Asing

    Rosalie tidak punya tempat tujuan. Dirinya luntang-lantung di jalanan tanpa tahu harus pergi ke mana. Tidak jauh berbeda dengan seorang gelandangan. Hari sudah malam saat itu dan Rosalie semakin gelisah memikirkan di mana dirinya harus tidur.Jalan-jalan sudah mulai sepi. Ramainya dunia mulai tenggelam dengan malam yang perlahan semakin sunyi. Sementara di sana Rosalie hanya duduk diam di sebuah halte bus sambil memeluk tubuhnya sendiri.Mungkin, Rosalie akan bermalam di situ. Besok, ia akan memikirkan langkah selanjutnya. Tidak ada yang bisa membantunya bangkit selain dirinya sendiri."Apa kau sedang menunggu seseorang?"Rosalie terkesiap. Sejak tadi, dia tidak menyadari sekelilingnya karena kelelahan. Dua orang pria berpenampilan seperti preman telah berdiri di depannya.Jantung Rosalie berdegup kencang, perasaan takut mulai memenuhi benaknya."Ya, aku sedang menunggu seseorang." Rosalie berbohong."Sepertinya tidak begitu." Dua pria itu tersenyum mengerikan, posisi mereka mengukung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status